1. MANUSIA
a) Makna menjadi manusia
Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah makhluk yang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain.
Manusia adalah makhluk yang sangat sosial dan cenderung hidup
dalam struktur sosial yang kompleks yang terdiri dari banyak kelompok
yang saling bekerja sama dan bersaing, mulai dari keluarga dan jaringan
kekerabatan hingga negara politik. Oleh karenanya, interaksi sosial antara
manusia telah membentuk berbagai macam nilai, norma sosial, bahasa,
dan ritual, yang masing-masing menopang komunitas manusia. Keinginan
untuk memahami dan mempengaruhi fenomena telah memotivasi manusia
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, hukum,
mitologi, agama, dan bidang studi lainnya. (Wikipedia). Menjadi manusia
berarti berada di pusat alam semesta kita sendiri, mengalami kehidupan
dengan segala warna dan potensinya .
b) hubungan manusia dan berpikir
KBBI mendefinisikan berpikir sebagai cara teratur yang digunakan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki. Proses berpikir terdiri dari menerima informasi, mengolah,
dan menyimpannya dalam ingatan.
Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, manusia dibekali dengan
akal dan hasrat ingin tahu tentang hal-hal serta peristiwa yang terjadi di
sekelilingnya. Untuk menjawab keingintahuan itu, mereka harus berpikir.
Dijelaskan dalam situs Study Master, berpikir melibatkan seluruh
proses belajar, mengingat, dan mengatur mental untuk memahami
informasi dengan lebih baik dan mengingatnya nanti. Dengan berpikir,
manusia mampu memecahkan masalah, mempelajari hal baru, memahami
konsep, dan memproses pengalaman diri.
Manusia butuh berpikir untuk menelaah masalah yang tengah
dihadapi. Tanpa melibatkan proses ini, masalah tersebut tidak akan
terselesaikan dengan baik atau bahkan benar-benar terabaikan
c) hubungan manusia dan pengetahuan
Manusia mendapatkan ilmu pengetahuannya dari pengalaman-
pengalaman yang didapatkannya dan logika yang dimiliki. Dari
pengalaman-pengalaman tersebut manusia terus mengolahnya dengan
cara berpikir sehingga menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. manusia
tidak saja mampu memperoleh pengetahuan yang diperlukan dalam
hidupnya, tetapi juga mengembangkannya menjadi beraneka ragam
pengetahuan. Berkat pengetahuannya, manusia dapat mengenali dan
menguasai dan mengolah berbagai daya isi dunia untuk kehidupannya.
2. HAKIKAT FILSAFAT
Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“philosophia”, yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”.
Philo berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan
atau pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk
mencapai cita pada kebijakan (Gramedia).
Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang menggunakan logika,
metode, serta juga sistem dalam mengkaji masalah umum serta mendasar
tentang segala macam persoalan, seperti misalnya; pengetahuan, akal, pikiran,
eksistensi, serta juga bahasa. Philosophia, yang secara harfiah berarti cinta
terhadap kebijaksanaan (love of wisdom), merupakan sebuah cara baru untuk
memahami dunia secara masuk akal.
Ciri-Ciri Filsafat
Suprapto wirodiningrat dalam surajiyo ( 2012 : 13 ) menyebutkan ciri-ciri
filsafat ada 3 ( tiga ) yakni sebagai berikut :
1) Menyeluruh Artinya, pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri
dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran
kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan
ilmu-ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral, seni dan tujuan hidup
2) Mendasar Artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang
fundamental atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat
dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Jadi tidak
hanya berhenti pada periferis (kulitnya) saja, tetapi sampai tembus ke
dalamannya.
3) Spekulatif Artinya, hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar sebagai
pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya seslalu dimaksudkan sebagai
dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru. Miskipun
demikian, tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan,
karena tidak pernah mencapai penyelesaian
Persoalan-persoalan filsafat
Objek Filsafat
4. FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu adalah kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan
pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia
a. Teori kebenaran ilmiah
Teori kebenaran ilmiah adaah Keadaan yang benar, cocok dengan hal
atau keadaan yang sesungguhnya dan betul-betul ada, dan benar apabila
kebenaran-kebenaran tersebut kebenaran yang diajarkan agama. Kebenaran
yang diperoleh melalui penelitian disebut kebenaran ilmiah
Yang tampak adalah dapat dilihat, kelihatan contoh: Mobil itu sudah tampak
dari sini. Sedangkan yang nyata adalah benar-benar ada, ada buktinya,
berwujud, terang (kelihatan, kedengaran)
Contoh:
huruf dalam buku itu tidak nyata sehingga sukar dibaca
tunjukkan kasih sayangmu dengan tindakan nyata,
Singkatnya Tampak itu bisa di lihat (berwujud), kalau nyata belum tentu
bisa di lihat