PENDAHULUAN
1
bagaimana cara berhubungan antara sesama manusia, sehingga dengan
ilmu tersebut manusia akan dapat menjalin hubungan dengan manusia
yang lainnya dengan menjalin hubungan yang baik.Berikut ini akan
dibahas materi pengenalan filsafat dalam matakuliah humaniora
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu ilmu pengetahuan?
2. Apa saja fenomologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan?
3. Apa itu filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan?
4. Apa saja fokus ilmu pengetahuan?
5. Apa saja manfaat belajar filsafat ilmu pengetahuan?
6. Ruang lingkup dan kedudukan apa saja dalam ilmu filsafat?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui ilmu filsafat
2. Mengetahui ilmu pengetahuan
3. Mengetahui filsafat pengetahuan
4. Mengetahui manfaat filsafat
5. Mengetahui ruang lingkup dan kedudukan filsafat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam menjalin hubungan sosial
diantara sesamanya dan bersifat kondisionalitas. Dengan kata lain objek
tersebut sebagai gejala sosial.
B. Pengertian Filsafat
Kata Filsafat berasal dari kata Yunani fuilosof, yang berasal dari
kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut
juga berasal dari Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja
pheilein yang berarti mencintaiatau philia yang berarti cinta, dan
Sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut kahirlah kata Inggris
philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.
Al Farabi
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia
juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
4
Paul Nartorp (1854 – 1924 )
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.Apakah
yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang
mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Driyakarya
Sidi Gazalba
5
Hasbullah Bakry
Mr.Mumahamd Yamin
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan
menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau
kebenaran yang sejati.
Bertrand Russel
C. Filsafat Pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuan adalah cabang filsafat yang
mempersoalkan dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan
ilmu pemgetahuan. Kegiatan kajian ini dalam filsafat ilmu pengetahuan
berupa upaya pencarian kebenaran dalam bentuk sikap kritis yang ingin
meragukan terus kebenaran yang telah ditemukan.
Filsafat ilmu pengetahuan atau filasafat ilmu secara historis, telah
diperkenalkan oleh bangsa Yunani, diawali oleh filsuf Aristoteles pada
abad VI sebelum masehi. Dan dalam tradisi filsafat Barat telah dikenal
pula adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema-tema
tertentu. Tema-tema besar itu berupa ontologi, epistemology, dan
6
aksiologi. Tema kedua, epistemology yaitu tema yang mengkaji tentang
pengetahuan (episteme adalah pengetahuan).
Dalam pembahasan tentang epistemology (pengetahuan) dibahas
berbagai hal seperti batas pengetahuan, sumber pengetahuan, serta
criteria tentang kebenaran. Batas pengetahuan adalah pengalaman
manusia dalam mengkaji sesuatu yang menjadi minat penelitiannya. Oleh
karena itulah setiap ilmu pengetahuan, misalnya ilmu kedokteran dengan
psikologi sangat berbeda, karena masing-masing ilmu memiliki ruang
lingkup tersendiri (objek forma yang berbeda).
7
Pengertian Ilmu Pendidikan
8
Dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan ilmu pendidikan itu,
ilmu pendidikan sebagai salah satu bidang ilmiah memiliki metode
penelitian yang disesuaikan dengan objek-objek kajian pendidikan.
Metode-metode penelitian pendidikan itu antara lain adalah:
9
1993). Tujuan penelitian kritis adalah untuk melakukan pemberdayaan
(empowerment) berupa: pengembangan kesadaran kritis dan
pengembangan tindakan (action) pada individu-individu atau
kelompok-kelompok yang tertindas (perempuan, buruh, dan siswa).
Contoh aliran pendidikan yang menggunakan metode penelitian kritis
adalah pendidikan kritis.
10
C. Manfaat Belajar Filsafat dalam Kehidupan
1. Dengan berfilsafat, seseorang akan lebih menjadi manusia, karena
terus
melakukan perenungan akan menganalisasi hakikat jasmani dan
hakikat rohani manusia dalam kehidupan di dunia agar bertindak
bijaksana.
2. Dengan berfilsafat seseorang dapat memaknai makna hakikat
hidupmanusia, baik dalam lingkup pribadi maupun social.
3. Kebiasaan menganalisis segala sesuatu dalam hidup seperti yang
diajarkan
dalam metode berfilsafat, akan menjadikan seseorang cerdas, kritis,
sistematis, dan objektif dalam melihat dan memecahkan beragam
problema kehidupan, sehingga mampu meraih kualitas keunggulan.
4. Dengan berfilsafat manusia selalu dilatih, dididik untuk berfikir
secara
universal, multidimensional, komprehensif, dan mendalam.
5. Belajar filsafat akan melatih seseorang untuk mampu meningkatkan
kualitas berfikir secara mandiri keberagaman dan keunggulan orang
lain.
6. Belajar filsafat akan memberikan dasar-dasar semua bidang kajian
pengetahuan, memberikan pandangan yang sistematis atau
pemahaman atas hakikat kesatuan semua pengetahuan dan
kehidupan manusia lebih dipimpin oleh pengetahuan yang baik.
11
kenyataan, yang penting ialah pengembangan suatu metode yang
tidak memalsukan fenomena, melainkan dapat mendeskripsikannya
seperti penampilannya tanpa prasangka sama sekali.
Filsafat fenomenologi berusaha untuk mencapai pengertian
yang sebenarnya dengan cara menerobos semua fenomena yang
menampakkan diri menuju kepada bendanya yang sebenarnya.
Usaha inilah yang dinamakan untuk mencapai “Hakikat segala
sesuatu”.
Dalam hal ini pengetahuan dan ilmu pengetahuan, subyek
adalah manusia dengan akal budinya, sedangkan obyek adalah
kenyataan yang diamati dan dialami di alam semesta ini. Suatu
kenyataan bahwa supaya ada pengetahuan, subyek harus terarah
kepada obyek, dan sebaliknya obyek harus terbuka dan terarah
kepada subyek.
Pengetahuan adalah peristiwa yang terjadi dalam diri
manusia. Maka tanpa ingin meremehkan peran penting dari obyek
pengetahuan, manusia sebagai subyek pengetahuan memegang
peranan penting. Keterarahan manusia terhadap obyek jadinya
merupakan faktor yang sangat menentukan bagi munculnya
pengetahuan manusia.
Pengetahuan terwujud kalau manusia sendiri adalah bagian
dari obyek. Dari realitas alam semesta ini, berkat unsure jasmaniyah,
manusia mampu menangkap obyek yang ada di sekitarnya karena
tubuh jasmani manusia adalah bagian dari realitas alam semesta ini,
serta dengan bantuan jiwa dan akal budinya, manusia mampu
mengangkat pengetahuan abstrak tentang berbagai obyek lain serta
bersifat temporal, konkrit, jasmani-inderawi tadi ke tingka abstrak
dan karena itu universal.
Pengetahuan manusia yang bersifat umum dan universal
itulah memungkinkan untuk dirumuskan dan dikomunikasikan
dalam bahasa yang bersifat umum dan universal untuk bias dipahami
oleh siapa saja dari waktu dan tempat mana saja. Berkat refleksi ini
12
pula pengetahuan yang semula bersifat langsung dan spontan,
kemudian diatur dan dilakukan secara sistematis sedemikian rupa,
sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan, atau dapat pula
dikritik dan dibela, maka lahirlah apa yang kita kenal sebagai Ilmu
Pengetahuan.
Jadi Ilmu Pengetahuan muncul karena apa yang sudah
diketahui secara spontan dan langsung tadi, disusun dan diatur
secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu yang bersifat
baku.
13
hakekat keilmuan, pengetahuan model praktik ilmiah dari pola pikir,
pengetahuan dari berbagai sarana ilmu, dan serangkaian nilai yang
bersifat etis.
1. Ontologi
2. Landasan Ontologi
14
menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang
dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama,
kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan
yang berupa rohani (kejiwaan).
3. Kosmologi
15
a. Monoisme
b. Materialisme.
16
pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya itu
memperkuat dugaan bahwa yang merupakan haklekat adalah benda.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Anidar Aprilia, (2014). Fokus Filsafat Ilmu Pengetahuan dan
Manfaat Belajar Filsafat Ilmu Pengetahuan.
2. Muslih, Moh., 2005, Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi Dasar,
Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta:
Belukar.
3. http://oktasariya.blogspot.co.id/2015/10/filsafat-ilmu-dan-
pengetahuan-dalam.html
4. http://nurthahara.blogspot.co.id/2014/11/konsep-dasar-filsafat.html
5. A.Wattimena, Reza A , Filsafat dan Sains Kata Pengantar, Grasindo.
6. Bertenes. K, 2005, Panorama Filsafat Modern, Jakarta: Teraju
18
MAKALAH HUMANIORA
PENGENAKAN FILSAFAT
KELOMPOK 2 :
1.AWWAL ALFAUZIA.N
3.HELMIA MEINIKA
4. KRISE YUSIANA
5.LOVIA ANGGRAINI
DOSEN PEMBIMBING :
ANDIK PURWANTO,Msi
SERILAILA, SKM.MPH
19
20