Anda di halaman 1dari 30

A.

Pengertian Filsafat, Ilmu dan Ilmu Pengetahuan Sosial


1. Deskripsi Filsafat
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan
sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan.
Secara etimologi Filsafat tersusun dari kata Philein = mencintai; sophos =
kearifan/kebijaksanaan. Maka, arti dari filsafat adalah usaha untuk mencintai kearifan.
Menurut Aristoteles ( (384 322 SM) filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas
segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Sedangkan menurut Imanuel Kant ( 1724 1804 ) Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya
tercakup empat persoalan.
1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Tidak hanya itu, masih banyak pendapat para ahli yang menjelaskan tentang
deskripsi filsafat itu sendiri:
Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Cicero ( (106 43 SM ) : filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni ( the mother of all
the arts ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari
ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu
bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis
ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak
menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama,
yang memikul sekaliannya .
Harold H. Titus (1979 ) : (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2)
Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat
adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian

( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry : Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah
mencapai pengetahuan itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin : Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia
menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.

2. Deskripsi Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab "ilm" yang artinya mengerti, paham, serta mengetahui.
Ilmu biasanya disandingkan dengan kata Pengetahuan. Ilmu Pengetahuan dapat diartikan
memahami suatu pengetahuan, ilmu hukum artinya mengetahui tentang hukum, ilmu
ekonomi artinya memahami persoalan ekonomi, dan sebagainya.
Menurut CHARLES SINGER ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan
(science is the process which makes knowledge). Sedangkan menurut FRANCIS
BACON ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang
dapat menjadi objek pengetahuan
Dan menurut MINTO RAHAYU ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat
pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji

Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa
penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai
ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu
alam yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya
dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan
objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti
atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
Metodos yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,


ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari
kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

3. Deskripsi Ilmu Pengetahuan Sosial


Paul Mathias dalam buku The Teachers Handbook for Social Studies memberikan
penjelasan bahwa Studi Sosial merupakan pelajaran tentang manusia dalam masyarakat
pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Karena itu Studi Sosial membahas ciri
kemasyarakatan yang mendasar dari manusia, meliputi studi banding tentang perbedaanperbedaan rasial dan lingkungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, dan
memerlukan penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi
manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu dengan
lainnya.
Diana Nomida Musnir dan Maas DP (1998) menjelaskan hakikat pendidikan IPS
adalah berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial, misalnya
tentang kependudukan, kriminalitas, korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas
untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya pencapaian tujuan di berbagai jenjang
pendidikan. Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah
dalam melakukan berbagai prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial
seperti sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik.
Kita harus mengakui bahwa manusia merupakan mahluk sosial karena manusia tidak
bisa hidup tanpa berhubungan dengan manusia yang lain bahkan untuk urusan sekecil
apapun kita tetap membutuhkan orang lain untuk membantu kita.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sosial menurut beberapa ahli:

# LEWIS
Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi seharihari antara warga negara dan pemerintahannya

# KEITH JACOBS
Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas
# RUTH AYLETT
Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren
dan terintegrasi

# PAUL ERNEST
Sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat
dalam berbagai kegiatan bersama

# PHILIP WEXLER
Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia

# ENDA M. C
Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan

# LENA DOMINELLI
Sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia
sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya.

# PETER HERMAN
Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap
merupakan sebagai satu kesatuan

# ENGIN FAHRI. I
Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun masih
juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut

B.Macam-macam Ilmu Sosial


- Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi
budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat
- Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat

- Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan
manusia di atas permukaan bumi
- Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan
- Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa
- Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran,
serta pembentukan karakter dan moral
- Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara)
- Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
- Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia
- Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di dalamnya

C.Tujuan Mempelajari Ilmu Sosial Dasar


1. Tujuan Umum
Tujuan umum diselenggarakannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah
pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian,
pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam
lingkungannya, khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar
daya tanggap, presepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan social dapat
dipertajam.
2. Tujuan khusus
1). Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan social dan masalah-maslah
social yang ada dalam masyarakat.
2). Peka terhadap masalah-maslah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha
menanggulanginya.
3). Menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat
kompleks dan hanya dapat mendekatinya (mempelajarinya).
4). Memahami jalan pikiran para ahli dalalm bidang ilmu pengetahuan lalin dan dapat
berkomunikasi dengan mereka dalalm rangka penanggulangan maslah social yang timbul
dalam masyarakat.

D. Kegunaan Mempelajari Ilmu Sosial Dasar


1. Di keluarga, Fungsi Sosial
Menurut buku Ilmu Sosial Dasar fungsi keluarga dapat dinyatakan sebagai berikut:
pembentukan kepribadian
sebagai alat reproduksi kepribadian.
keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
keluarga juga sebagai perkumpulan perekonomian
keluarga juga sebagai tempat pengasuhan dan pendidikan.
2. Individual
-

Untuk membantu individu lebih peka terhadap wawasan pemikiran dan


kepribadiannya agar lebih luas dan memiliki ciri-ciri kepribadian mahasiswa
yang dibutuhkan oleh lingkungan social di sekitarnya, khusunya berkenaan
dengan sikap tingkah laku individu tersebut terhadap manusia lainnya dan
tingkah laku terhadap dirinyasendiri.
Karna manusia adalah makhluk social yang membutuhkan pula pelajaran
tentang social, agar menjadi makhluk yang dibutuhkan oleh lingkungan social
sekitar.

3. Masyarakat
- Agar bisa berfikir secara luas akan masalah-masalah sosial yang terjadi di sekitar
lingkungan bermasyarakat
- Setelah memamahaminya, mewujudkannya dengan cara bagaimana meminimalkan
banyaknya masalah-masalah sosial tersebut secara bersama, baik itu dalam
musyawarah, diskusi ringan dan sebagainya.
- Menjalin kerja sama yang baik antar makhluk bermasyarakat yang tentunya saling
membutuhkan satu sama lainnya.
4. Negara/Pemerintah
Berikut adalah 8 pokok bahasan yang harus di perhatikan oleh pemerintah mengenai
hubungannya dengan Ilmu Sosial Dasar:
1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan
masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.

4. Masalah hubungan warga Negara dan Negara


5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat
6. Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan Integrasi
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat
E. Kebudayaan
pengertian, wujud, unsur unsur, faktor terjadinya perubhan kebudayaan
(determinasi,akulturasi, asimilasi, sosialisasi, struktural fungsional, imitasi, inovasi),
fungsi kebudayaan, lembaga lebudayaan (kekerabatan, politik, ekonomi, ilmu
pengetahuan, keolahragaan, kecantikan, agama/religi, kesenian)

1. Pengertian Manusia dan Kebudayaan


Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin
yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat
majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya
untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata
culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang

berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni.Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan itu ibarat sebuah lensa dimana seperti hal nya saat kita menggunakan
lensa, untuk meneropong sesuatu kita harus memilih suatu objek tertentu yang akan
dilihat secara fokus. Beberapa orang awam mengartikan kebudayaan merupakan sebuah
seni. Padahal sebenarnya kebudayaan itu bukan hanya sekedar seni. Kebudayaan
melebihi seni itu sendiri karena kebudayaan meliputi sebuah jaringan kerja dalam
kehidupan antar amnusia .
Berikut ini adalah definisi dan pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli:
# EDWARD T. HALL
Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan
# IRIS VARNER & LINDA BEAMER
Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari,
yang dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang
# LARRY A. SAMOVAR & RICHARD E. PORTER

Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman,


kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang,
konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan
oleh sekelompok orang atau suatu generasi.
# GUDKUNTS & KIM
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam
sebuah kelompok yang besar
# LEVO - HENRIKSSON
Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup
- apapun bentuknya - baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat
# ROOS
Kebudayaan merupakan sistem gaya hidup dan merupakan faktor utama bagi
pembentukan gaya hidup
# RENE CHAR
Kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat
# IGNAS KLEDEN
Kebudayaan adalah nasib dan baru kemudian kita menanggungnya sebagai tugas
# C.A VAN PEURSEN
Kebudayaan merupakan gejala manusiawi dari kegiatan berfikir (mitos, ideologi, dan
ilmu), komunikasi (sistem masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan kegiatankegiatan lain yang lebih sederhana
# GEERTZ
Kebudayaan adalah yang mengitari kita, yang menyerbu setiap aspek kehidupan. Budaya
serentak konkret dan tersebar, dalam dan dangkal
# KARL MARX
Kebudayaan adalah teori anti kebudayaan
# SELO SOEMARDJAN & SOELAIMAN SOEMARDI
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide yang ada dalam pikiran
manusia dalam pengalaman sehari hari yang sifatnya abstrak

2. Unsur-unsur kebudayaan
Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon terdiri
atas 7 bagian yaitu:
1. Sistem religius (homo religius)
Merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat
kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)
Merupakan prodak manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa
tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan
dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan (homo safiens)
Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens. Pengetahuan dapat diperoleh
dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat
kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)
Merupakan produk manusia sebagai homo faber.Bersumber dari pemikirannya
yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan
alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi
kebutuhannya .
6. Sistem bahasa (homo longuens)
Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.

3. Wujud Kebudayaan
Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam
yaitu:

Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,


peraturan dan sebagainya.

Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba
dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak
tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan
manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat.
Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu
sistem, disebut sistem budaya atau cultural, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat
istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai
tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola
tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya
manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba,
difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan adatistiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan, tindakan dan karya
manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik
membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan
alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.

4. Unsur-unsur Kebudayaan
Adapun unsur kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi
pokok tiap kebudayaan di dunia ini, ialah:
-

Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari misalnya; pakaian, perumahan,


alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
Sistem mata pencaharian dan sistem ekonom. Misalnya; pertanian perternakan, sistem
produksi
Sistem kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, sistem warisan
Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis
Ilmu pengetahuan
Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak
Sistem religi.

Masing-masing unsur kebudayaan universal ini pasti menjelma dalam ketiga wujud
budaya tersebut di atas, yaitu wujud sistem budaya, sistem sosial, dan unsur budaya fisik.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat. Dari
hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan. Hanya saja karena manusia
yang hidup bermasyarakat itu terpencar-pencar di segala penjuru dunia, maka
kebudayaan yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula.
Misalnya; semua bangsa menginginkan pakaian, rumah dan makanan. Tetapi
pakaian, rumah dan makanan yang diinginkannya itu bagaimana bentuknya, masingmasing bangsa berbeda-beda.
Contoh; pakaian nasional bangsa Eropa berbeda dengan pakaian bangsa Arab, dan
berbeda pula dengan bentuk pakaian bangsa Indonesia. Begitu pula bentuk rumah dan
jenis makanan.
Apakah yang mempengaruhi perbedaan itu? Dengan kata lain: faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan itu?
Jelas ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
(+) Faktor alam (lingkungan geografis)
Yang dimaksud faktor alam atau lingkungan geografis adalah faktor letak tata
bumi, termasuk iklim, alam fisis seperti kayu, batu dan sebagainya. Faktor alam ini
umumnya mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan suatu kebudayaan.
Pengaruh Islam ini tidak saja nampak pada kebudayaan kebendaan, tetapi juga pada
kebudayaan kerohanian.
Misalnya;
Bangsa-bangsa di daerah sekitar kutub utara, berhubungan keadaan alamnya,
mereka makan lemak, atau beruang es. Pakaian mereka dibuat dari kulit binatang dan
tebal-tebal. Rumah-rumah dibentuk dari es. Demikian pula kepercayaan, perkawinan,
kehidupan keluarga, semuanya disesuaiakn dengan alam sekelilingnya.
Sedang bangsa-bangsa di daerah tropic, mereka makan daging, sayur-sayuran dan
hasil bumi. Alat-alat dibuat dari batu, kayu, besi dan lain-lain. Pakaian mereka tipis.
Rumah-rumah mereka dibuat dari kayu, bambu besi, batu dan lain-lain. Demikian pula
kehidupan keluarga, kepercayaan, perkawinan, upacara-upacara
Jelaslah kiranya, bahwa makan, pakaian dan hasil-hasil bumi lainnya yang
terdapat pada bangsa-bangsa di daerah kutub berlainan sekali dengan di daerah tropic,
dan juga dipadang pasir, dan seterusnya. Kepandaian membuat rumah dari kayu tentu
terdapat pada daerah yang banyak kayu. Kepandaian berburu terdapat pada daerah yang
banyak binatangnya. Begitu seterusnya.

6. Orientasi Nilai Budaya


Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in Value Orientation sistem
nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu:
- Hakekat Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap kebudayaan berbeda secara exstern.
Seperti bcrusaha memadamkan hidup,menganggap kelakuan hidup tertentu sebagai suatu
hal yang baik.
- Hakekat karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya berbeda-beda ada yang bertujuan untuk hidup,dan lain sebagainya.
- Hakekat waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya berbeda,ada yang
mementingkan orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi masa kini.
- Hakekat Alam Manusia, Manusia memiliki anggapan yang berbeda,ada yang
beranggapan kebudayaan harus mengeksploitasi alam dan ada pula yang beranggap
manusia harus harmonis dengan alam.
- Hakekat Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan antar sesamanya dan orientasi
pada tokoh,yang berpandanga individualis ditinggalkan saja.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial dan


Budaya
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor
yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar
masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
budaya.
Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1. Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang sering melakukan kontak
dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan
kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2. Sistem pendidikan formal yang maju. Pada jaman modern sekolah semakin
memegang peran penting dalam melakukan perubahan-perubahan pada para murid yang
juga merupakan anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang

diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna bagi manusia, terutama
untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
3. Toleransi. Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat
yang sangat toleran terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang,
baik yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum.
Masyarakat yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.
4.Sistem stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan sosial terbuka pada masyarakat
akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial
yang lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
5. Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat
yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi yang beragam akan mudah
mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan
mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6.Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan. Ketidakpuasan
ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan
mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan
sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
7. Orientasi ke masa depan. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa
yang akan datang berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha
menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang buruk
sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa
depan.
8. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki
hidupnya. Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa
yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu
sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin berubah niscaya ia harus
berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup atau
pun pola interaksi di masyarakat.
Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat
dari perubahan sosial budaya diantaranya :
1. Kurang berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang kurang memiliki
hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil.
Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan
yang terjadi pada masyarakat lain.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu


pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut
berada di wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah)
oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang mengagung-agungkan
tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat
jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila
masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat,
selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari
kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak
istimewa.
5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada. Integrasi sosial
mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan
integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam
masyarakat.
6. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Di dalam masyarakat menganggap
pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka
dalam waktu lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
7. Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup). Prasangka seperti ini
umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing,
mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki
pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru yang
masuk berasal dari dunia barat.
8. Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku
anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian polapola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis
adat atau kebiasaan, yang mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan
rumah dan cara berpakaian.
Faktor terjadinya perubahan kebudayaan:
determinasi,
akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya,
bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara
kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah
bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.

asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk


kebudayaan baru.
sosialisasi,
struktural fungsional,
imitasi,
inovasi,

8. Fungsi Kebudayaan Bagi Manusia


Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani
kehidupannya. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaanyang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Mengapa sebagian besar? .....
Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan
hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi ataukebudayaan kebendaan yang
mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan
dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
1. Alat-alat produktif.
2. Senjata.
3. Wadah.
4. Makanan dan minuman.
5. Pakaian dan perhiasan.
6. Tempat berlindung dan perumahan.
7. Alat-alat transport.

Dalam rangka melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan
manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk
melindungi dirinya. Taraf seperti ini masih dijumpai pada masyarakat yang sampai

sekarang ini masih rendah taraf kebudayaannya. Taraf teknologi mereka belum mencapai
tingkatan kemungkinan- kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan
alamnya.
Masyarakat yang sudah kompleks yang taraf kebudayaannya lebih tinggi,
kondisinya sudah berlainan dengan taraf permulaan. Hasil karya manusia yaitu teknologi,
memberikan kemungkinan- kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasilhasil alam dan apabila memungkinkan ---- akan menguasai alam. Perkembangan
teknologi di negara- negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman dan sebagainya,
merupakan contoh di manamasyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam
sekitarnya.
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu
untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya
upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di
dalammasyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia terpaksa
melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya
merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di
dalam pergaulan hidup.
Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain.
Setiap orang --- bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya
sendiri. --- Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi --- yang berarti kebiasaan
orang seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu
rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakantindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya

9. Lembaga Kebudayaan
Lembaga Kebudajaan Rakjat (EYD: Lembaga Kebudayaan Rakyat) atau dikenal
dengan akronim Lekra, merupakan organisasi kebudayaan sayap kiri di Indonesia. Lekra
didirikan atas inisiatif D.N. Aidit, Nyoto, M.S. Ashar, dan A.S. Dharta pada tanggal 17
Agustus 1950. D.N. Aidit dan Nyoto saat itu adalah pemimpin Partai Komunis Indonesia
yang baru dibentuk kembali setelah kegagalan gerakan Musso dalam Peristiwa Madiun.

Lekra bekerja khususnya di bidang kebudayaan, kesenian, dan ilmu pengetahuan.


Lekra bertujuan menghimpun tenaga dan kegiatan para penulis, seniman, dan pelaku
kebudayaan lainnya, serta berkeyakinan bahwa kebudayaan dan seni tidak bisa
dipisahkan dari rakyat. Anggota Lekra yang terkenal adalah Pramoedya Ananta Toer dan
Rivai Apin.

Contoh Lembaga lebudayaan


1. Politik
Pengertian budaya politik
1. Budaya politik adalah hasil akal budi manusia berupa kepercayaan, kebiasaan,
dan adat istiadat yang sudah baku dan menjadi pedoman dalam merumuskan
tujuan dan cara-cara mencapai tujuan.
2. Dari tinjauan antropologi, budaya politik adalah suatu system gagasan, rasa,
tindakan, dan karya yang dihasilkan manusia, dalam kehidupan bermasyarakat
yang dijadikan miliknya dengan belajar dalam merumuskan tujuan dan cara-cara
mencapai tujuan.
Point-point penting dari pengertian ini adalah masyarakat merujuk kepada Negara
karena organisasi kemasyarakatan terbesar adalah Negara. Budaya politik berarti system
gagasan dan tindakan dalam merumuskan dan mewujudkan tujuan Negara. Kehidupan
bernegara dikenal ada 3 macam system politik, yaitu:
1.Sistem politik liberal
Tujuan sistem politik setiap Negara pada dasarnya sama, yaitu mewujudkan
tujuan negaranya masing-masing, yakni mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, dan
ketentraman masyarakat Negaranya. Cara masyarakat liberal mewujudkan kebahagiaan,
kesejahteraan, dan ketentraman adalah dengan mengutamakan kesejahteraan individual.
Cara agar setiap individu sejahtera yaitu dengan memberi kebebasan kepada setiap orang
untuk melakukan apa saja, sesuai keinginannya untuk mencapai kesejahteraannya.
2.Sistem politik komunis
Cara System politik ini mewujudkan masyarakat yang bahagia, sejahtera, dan
tentram adalah dengan mengutamakan kesejahteraan maasyarakat bila masyarakat
sejahtera maka dengan sendirinya setiap individu akan hidup sejahtera. Sistem ini sangat

mengutamakan masyarakat dan mengabaikan individu. Tugas Negara adalahmewujudkan


kesejahteraan masyarakat, Negara berperan sangat dominan dalam pencapai tujuan ini,
untuk itu perlu ada penekanan terhadap kebebasan individu karena di khawatirkan dapat
mengganggu usaha Negara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
3.Sistem politik pancasila
Cara System politik ini mewujudkan masyarakat yang bahagia, sejahtera, dan
tentram adalah dengan menggunakan keseimbangan antara kesejahteraan individu dan
masyarakat. Sistem ini beranggapan, baik individu maupun masyarakatmemiliki peran
yang sama dalam mewujudkan kesejahteraan.
2. Ekonomi
SEKITAR 50 tahun lalu, Cornell University Monograph Series menerbitkan karya
cendekiawan Soedjatmoko (1922-1989), Economic Development as a Cultural Problem.
Soedjatmoko mengamati pentingnya nilai-nilai budaya sebagai bagian integral
pembangunan ekonomi
Lekra dibubarkan berdasarkan Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang
Pelarangan Ajaran Komunisme, Leninisme, dan Pembubaran Organisasi PKI beserta
Organisasi Massanya

F. Patologi Sosial
Zaman pertemuan banyak kebudayaan sebagai hasil dari semakin padatnya jaringan
komunikasi daerah, nasional, dan internasional. Amalgamasi antara bermacam-macam
kebudayaan itu kadangkala bisa berlangsung lancar dan lembut. Tetapi, tidak jarang pula
sebagiannya berlangsung melalui konflik-konflik hebat. Terjadilah konflik-konflik budaya
dengan kemunculan situasi sosial yang khaotis dan kelompok-kelompok sosial yang tidak
bisa dirukunkan sehingga mengakibatkan banyak kecemasan, ketegangan dan ketakutan
dikalangan rakyat banyak, yang semuanya tidak bisa dicernakan dan diintegrasikan oleh
individu. Situasi sosial seperti ini pada akhirnya mudah mengembangkan tingkah laku
patologis/sosiopatik yang menyimpang dari pola-pola umum. Timbullah kelompok-kelompok

dan fraksi-fraksi ditengah masyarakat yang terpecah-pecah, masing-masing menaati normanorma dan peraturannya sendiri, dan bertingkah semau sendiri. Maka muncullah banyak
masalah sosial, tingkahlaku sosiopatik, deviasi sosial, disorganisasi sosial, disintegrasi sosial,
dan diferensiasi sosial. Lambat laun, hal itu menjadi meluas dalam masyarakat. Maka dengan
tidak mengabaikan faktor-faktor manusia dan psikologisnya, kita akan sedikit mencoba
menganalisis terlebih dahulu pengertian, latar belakang dan sejarah patologi sosial yang
diharapkan kita mendapatkan gambaran tentang maksud dari konsep patologi sosial itu
sendiri.
1. Pengertian Patologi Sosial
Pada awal ke-19 dan awal abad 20-an, para sosilog mendefinisikan patologi sosial
sebagai semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas local,
pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga,
disiplin, kebaikan, dan hukum formal.
Secara etimologis, kata patologi berasal dari kata Pathos yang berarti
disease/penderitaan/penyakit dan Logos yang berarti berbicara tentang/ilmu. Jadi,
patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit.
Maksud dari pengertian diatas bahwa patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang
asal usul dan sifat-sifatnya penyakit. Konsep ini bermula dari pengertian penyakit di
bidang ilmu kedokteran dan biologi yang kemudian diberlakukan pula untuk masyarakat
karena menurut penulis google bahwa masyarakat itu tidak ada bedanya dengan
organisme atau biologi sehingga dalam masyarakatpun dikenal dengan konsep penyakit.
Sedangkan kata sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia
yang perwujudannya berupa kelompok manusia atau organisasi yakni individu atau
manusia yang berinteraksi / berhubungan secara timbal balik bukan manusia atau
manusia dalam arti fisik. Tetapi, dalam arti yang lebih luas yaitu comunity atau
masyarakat.
Maka pengertian dari patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang
dianggap sakit disebabkan oleh faktor-faktor sosial atau Ilmu tentang asal usul dan
sifat-sifatnya, penyakit yang berhubungan dengan hakekat adanya mnusia dalam hidup
masyarakat.

Sementara itu menurut teri anomi bahwa patologi sosial adalah suatu gejala
dimana tidak ada persesuaian antara berbagai unsur dari suatu keseluruhan, sehingga
dapat membahayakan kehidupan kelompok, atau yang sangat merintangi pemuasan
keinginan fundamental dari anggota anggotanya, akibatnya pengikatan sosial patah sama
sekali. ( Koe soe khiam. 1963 ).
2. Sejarah dan Latar Belakang Patologi Sosial
Manusia sebagai makhluk yang cenderung selalu ingin memenuhi kebutuhan
hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat sehingga
melahirkan masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan
teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi, dll. Hal ini disamping mampu
memberikan berbagai alternative kemudahan bagi kehidupan manusia juga dapat
menimbulkan hal-hal yang berakibat negatif kepada manusia dan kemanusiaan itu sendiri
yang biasa disebut masalah sosial. Adanya revolusi industri Menunjukan betapa cepatnya
perkembangan ilmu-ilmu alam dan eksakta yang tidak seimbang dengan berkembangnya
ilmu-ilmu sosial telah menimbulkan berbagai kesulitan yang nyaris dapat menghancurkan
umat manusia. Misalnya, Pemkaian mesin-mesin industri di pabrik-pabrik, mengubah
cara bekerja manusia yang dulu memakai banyak tenaga manusia sekarang diperkecil,
terjadinya pemecatan buruh sehingga pengangguran meningkat (terutama tenaga kerja
yang tidak terampil), dengan timbulnya kota-kota industri cenderung melahirkan
terjadinya urbanisasi besar-besaran. Penduduk desa yang tidak terampil dibidang industri
mengalir ke kota-kota industri, jumlah pengangguran di kota semakin besar, adanya
kecenderungan pengusaha lebih menyukai tenaga kerja wanita dan anak-anak (lebih
murah dan lebih rendah upahnya). Pada akhirnya, keadaan ini semakin menambah
banyaknya masalah kemasyarakatan (sosial problem) terutama pada buruh rendah yang
berkaitan dengan kebutuhan sandang pangannya seperti, perumahan, pendidikan,
perlindungan hukum, kesejahteraan sosial, dll. Kesulitan mengadakan adaptasi dan
adjustment menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan konflik-konflik. Baik yang
bersifat internal dalam batinnya sendiri maupun bersifat terbuka atau eksternalnya
sehingga manusia cenderung banyak melakukan pola tingkah laku yang menyimpang dari

pola yang umum dan melkuikan sesuatu apapun demukepentingannya sendiri bahkan
cenderung dapat merugikan orang lain.
Sejarah mencatat bahwa orang menyebut suatu peristiwa sebagai penyakit sosial
murni dengan ukuran moralistic. Sehiongga apa yang dinamakan dengan kemiskinan,
pelacuran, alkoholisme, perjudian, dsb adalah sebagai gejala penyuakit sosial yang harus
segera dihilangkan dimuka bumi. Kemudian pada awal abad 19-an sampai awal abad 20an, para sosiolog mendefinisikan yang sedikit berbeda antara patologi sosial dan masalah
sosial.
Masalahnya adalah kapan kita berhak menyebutkan peristiwa itu sebagai gejala
patologis atau sebagai masalah sosial? Menurut kartini dalam bukunya patologi sosial
menyatakan bahwa orang yang dianggap kompeten dalam menilai tingkah laku orang lain
adalah pejabat, politisi, pengacara, hakim, polisi, dokter, rohaniawan, dan kaum ilmuan
dibidang sosial. Sekalipun adakalanya mereka membuat kekeliruan dalam membuat
analisis dan penilaian tehadap gejala sosial, tetapi pada umumnya mereka dianggap
mempunyai peranan menentukan dalam memastikan baik buruknya pola tingkah laku
masyarakat. Mereka juga berhak menunjuk aspek-aspek kehidupan sosial yang harus atau
perlu diubah dan diperbaiki.
Ada orang yang berpendapat bahwa pertmbangan nilai (value, judgement,
mengenai baik dan buruk) sebenarnya bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang
objektif sebab penilaian itu sifatnya sangat subjektif. Larena itu, ilmu pengetahuan murni
harus meninggalkan generalisasi-generalisasi etis dan penilaian etis (susila, baik dan
buruk). Sebaliknya kelompok lain berpendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari,
manusia dan kaum ilmuan tidak mungkin tidak menggunakan pertimbnagan nilai sebab
opini mereka selalu saja merupakan keputusan yang dimuati dengan penilaian-penilaian
tertentu.
Untuk menjawab dua pendirian yang kontroversial tersebut, kita dapat meninjau
kembali masalah ini secara mendalam dari beberapa point yang disebutkan oleh Kartini
Kartono dalam bukunya yang berjuduk Patologi sosial, sebagai berikut:
1. Ilmu pongetahuan itu sendiri selalu mengandung nilai-nilai tertentu. Hal ini dikarenakan
ilmu pengetahuan menyangkut masalah mempertanyakan dan memecahkan lesulitan
hidup secara sistematis selalu dengan jalan menggunakan metode dan teknik-teknik yang

berguna dan bernilai. Disebut bernilai karena dapat memenuhi kebutuhan manusiawi
yang universal ini, baik yang individual maupun sosial sifatnya, selalu diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang bernilai.
2. Ada keyakinan etis pada diri manusia bahwa penggunaan teknologi dan ilmu
pengetahuan modern untuk menguasai alam (kosmos,jagad) sangatlah diperlukan demi
kesejahteraan dan pemuasan kebutuhan hidup pada umumnya. Jadi ilmu pengetahuan
dengan sendirinya memiliki system nilai. Lagi pula kaum ilmuan selalu saja memilih dan
mengembangkan usaha/aktivitas yang menyangkut kepentingan orang banyak. jadi
memilih masalah dan usaha yang mempunyai nilai praktis.
3. Falsafah yuang demokratis sebagaimana tercantum dalam pancasila menyatakan bahwa
baik individu maupun kelompok dalam masyarakat Indonesia, pasti mampu
memformulasikan serta menentukan system nilai masing-masing dan sanggup
menentukan tujuan serta sasaran yang bernilai bagi hidupnya.
Seperti apa yang dikatakan george lundberg salah seorang tokoh sosiolog yang
dianggap dominan terhadap aliran neo-positivisme dalam sosiologi menyatakan bahwa
ilmu peneteahuan itu bersifat otoriter, karena itu ilmu pengetahuan mengandung dan
harus memilki moralitas ilmiah atau hukum moral yang conform dan seimbang dengan
hukum alam. Dan diperkuat oleh C.C. North, seorang sosiolog lain dalam bukunya Soial
Problems and Sosial Planning, menyatakan bahwa dalam usaha pencapaian tujuan dan
sasaran hidup yang bernilai bagi satu kebudayaan atau satu masyarakat, harus disertakan
etik sosial guna menentukan cara pencapaian sasaran tadi. Jadi, cara atau metode
pencapaian itu secara etis-susila harus bisa dipertanggungjawabkan sebab manusia
normal dibekali alam dengan budi daya dan hati nurani sehingga ia dianggap mampu
menilai baik dan buruknya setiap peristiwa.
Adapun Istilah / konsep lain untuk patologi sosial adalah, Masalah sosial,
disorganisasi sosial / sosial disorganization / disintegrasi sosial, sosial maladjustment,
Sociopathic, Abnormal, Sociatri.
Tingkah laku sosiopatik jika diselidiki melalui pendekatan (approach), sebagai berikut:
1) Approach Biologis
Pendekatan biologis tentang tingkahlaku sosiopatik dalam biologi biasanya
terfokus pada bagian genetik.

1. Patologi itu menurun melalui gen/plasma pembawa sifat di dalam keturunan, kombinasi
dari gen-gen atau tidak adanya gen-gen tersebut
2. Ada pewaris umum melalui keturenan yang menunjukkan tendesi untuk berkembang
kearah pathologis (tipe kecenderungan yang luaar biasa abnormal)
3. Melaui pewarisan dalam bentuk konstitusi yang lemah, yang akan berkembang kearah
tingkahlaku sosiopatik.
Bentuk tingkahlaku yang menyimpang secara sosial yang disebabkan oleh ketiga hal
tersebut diatas dan ditolak oleh umum seperti: homoseksualitas, alkoholistik, gangguan
mental, dll.
2) Approach Psychologist dan Psychiatris
a) Pendekatan Psikologis
Menerangkan tingkahlaku sosiopatik berdasarkan teori intelegensi, sehingga individu
melanggar norma-norma sosial yang ada antara lain karena faktor-faktor: intelegensi, sifatsifat kepribadian, proses berfikir, motivasi, sifat hidup yang keliru, internalisasi yang salah.
b) Pendekatan Psychiatris
Berdasarkan teori konflik emosional dan kecenderungan psikopatologi yang ada di balik
tingkahlaku menyimpang
c) Approach Sosiologis
Penyebab tingkahlaku sosiopatik adalah murni sosiologis yaitu tingkahlaku yang berbeda
dan menyimpang dari kebiasaan suatu norma umum yang pada suatu tempat dan waktu
tertentu sangat ditentang atau menimbulkan akibat reaksi sosial tidak setuju. Reaksi dari
masyarakat antara lain berupa, hukuman, segregrasi (pengucilan / pengasingan), pengucilan,
Contoh: mafia (komunitas mafia dengan perilaku pengedar narkoba)
Menurut St. Yembiarto (1981) bahwa studi patologi sosial memilki fase-fase tersendiri.
Adapun perkembangan patologi sosial ada melalui tiga fase,
Fase masalah sosial (sosial problem). Pada fase ini menjadi penyelidikan patisos
action masalah-masalah sosial seperti pengangguran, pelacuran, kejahatan, masalah
penduduk, dst
Fase disorganisasi sosial. Pada fase ini menjadi objek penyelidikan peksos adalah
disorganisasi sosial, fase ini merupakan koreksi dan perkembangan dan fase masalah
sosial

Fase sistematik. Fase ini merupakan perkembangan dari dua fase sebelumnya. Pada
fase ini patsos berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang memiliki sistem yang
bulat.
G.

Berbagai Masalah Sosial

Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau


masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan
antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial
yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat
ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat,
pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara
lain :
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Budaya
3. Faktor Biologis
4. Faktor Psikologis

: Kemiskinan, pengangguran, dll.


: Perceraian, kenakalan remaja, dll.
: Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
: penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung


terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat
tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan
pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk
miskin.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan
reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan
tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk
miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan
jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan
sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di
Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan
kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan
program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program
penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran

bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin
dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan
sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk
pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini
justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan
untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi
produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen.
Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi
dalam penyalurannya. Hal ini lah yang menjadi penyebab lambannya pengetasan
kemiskinan di Indonesia.
Sebagai negara berkembang yang memiliki tingkat populasi yang sangat tinggi,
Indonesia memiliki segudang masalah sosial yang sangat kompleks. Harus diakui bahwa
tidak mudah untuk menyelesaikan masalah sosial Indoensia karena dibutuhkan konsep
serta pelaksanaan yang sangat matang. Masalah sosial Indoensia berakar dari hal - hal
yang sangat krusial, seperti kemiskinan, kesehatan, dll. Oleh karena itu, pemerintah
harus bisa dengan cermat menyelesaikan masalah sosial Indonesia dengan cara
membereskan akar dari permasalahan - permasalahan sosial tersebut.
Berikut ini adalah beberapa masalah sosial Indonesia:
1. KEMISKINAN
Kemiskinan merupakan sebuah masalah krusial yang mengakibatkan munculnya
masalah - masalah sosial yang lain. Kesenjangan sosial di Indonesia semakin parah. Yang
kaya terlihat menjadi semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin kesulitan untuk
sekedar memenuhi kebutuhan pokok mereka. Masalah sosial ini tidak hanya terjadi di
Indonesia. Namun, secara mayoritas, negara - negara di wilayah Asia mengalami
permasalahan yang sama tentang kemiskinan ini
2. KEJAHATAN
Tingginya angka kejahatan di suatu wilayah dipicu oleh tingginya tingkat kemiskinan di
wilayah tersebut pula. Terlebih disaat menjelang Ramadhan dan lebaran, tingkat
kejahatan meningkat dengan drastis karena para penjahat menjadi lebih nekat untuk
melakukan aksi kejahatan.
3. TENAGA KERJA
Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang tinggi membuat Indonesia harus
menghadapi permasalahan tenaga kerja berupa tingginya tingkat pengangguran. Jumlah
tenaga kerja usia produktif yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah ketersediaan
lapangan pekerjaan.

4. MASALAH KEPENDUDUKAN
Tingginya jumlah populasi di Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam
masalah serius lainnya. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk menyelesaikan
masalah kependudukan ini dengan menjalankan beberapa program, diantaranya adalah
menggalakkan KB, sensus penduduk, e-KTP, dll. Semua program tersebut dijakankan
dengan tujuan supaya pemerintah memiliki data kependudukan yang valid sehingga bisa
memudahkan pemerintah dalam mengambil keputusan untuk menangani masalah masalah kependudukan.
5. PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Indonesia merupakan negara yang menarik bagi para pengedar narkoba. Hasil studi
terakhir menunjukkan bahwa anak anak usia SD dan SMLTP di Indonesia ternyata
sebagai pemakai aktif narkoba. Bahkan beberapa kali berita tertangkapnya pemakai
narkoba di dalam rutan yang melibatkan petugas sipir telah berhasil menjadi headline
surat kabar lokal dan nasional.

H . hubungan peranan ilmu sosial dalam pembangunan


Mengikuti perkembangan dunia secara global peran serta setiap ilmu untuk turut
andil dalam pembanguan kualitas sumber daya masyarakat secara keseluruhan haruslah
lebih mengarah kepada suatu perubahan yang lebih baik dan berdasarkan fakta-fakta
sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat indonesia.
Dalam mengkaitkan dengan peranan ilmu sosial dengan ilmu pembangunan,
disini diambil salah satu contoh dari bagian ilmu sosial agar ruang lingkup pembahasan
menjadi lebih sempit, yaitu ilmu sosiologi.
Peranan ilmu sosiologi dalam pembangunan kualitas sumber daya masyarakat
tentunya sangat penting dilihat dari segi pengertian dari sosiologi itu sendiri. dimana
fakta-fakta sosial dapat dikumpulkan dengan pemahaman dan juga menguasai ilmu-ilmu
pada cabang ilmu sosial. Adapun suatu pengertian dasar dari ilmu tersebut.
Sosiologi merupakan pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial
yang mempelajari masyarakt dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai
cabang ilmu, sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwa Perancis, August Comte.
Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat
bahwa Emile Durkheim seorang ilmuwan perancis yang kemudian berhasil
melembagakan sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi
merupakan pengetahuan kemasyarakatan yag tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah
dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Dalam buku August Comte yang pertama kalinya berjudul Cours De Philosophie
Positive pada tahun (1798-1875), terdapat tiga tahap perkembangan intelektual, yang
masing-masing merupakan perkembangan tahap sebelumnya. Tiga tahapan itu adalah :
1.Tahap teologis, adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia
mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
2.Tahap metafisis, pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala
terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat
diungkapkan. Oleh karena itu adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada
suatu realits tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang
seragam.
3.Tahap positif, merupakan tahap dimana manusia mulai berfikir secara ilmiah.
Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis.
Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar
adanya masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian terhadap perkembangan
masyarakat dalam arti pembangunan.
Guna pembangunan kualitas sumber daya masyarakat untuk meningkatkan
produktifitas sumber daya masyarakat itu sendiri diperlukan beberapa pendekatan untuk
perkembangan dan peningkatan kualitas mutu sumber daya masyarakat secara
menyeluruh. Adapun beberberapa pendekatan yang telah diuraikan oleh para ilmuwan
eropa yang merupakan kesimpulan yang di ambil dari tiga tahapan yang dirintis oleh
Comte pada bukunya.
Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami
masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagianbagian yang tergantung satu sama lain. Pendekatan seperti ini dapat diterapkan dalam
meningkatkan kualitas masyarakat untuk saling berkerja sama dalam kehidupan
berorganisasi.
Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang
mengaanggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan
masyarakat. Dengan pendekatan seperti dapat dijadikan suatu strategi untuk menjadikan
motivasi terhadap masyarakat untuk bersaing dan perbedaan status sosial menjadi suatu
pemicu semangat terhadap perkembangan kualitas pribadi.
Emile durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya
menelurusi fingsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara
keteraturan sosial. Pendekatan yang dikenalkan oleh emile durkheim dapat menjadi

pembatas dan menciptakan keteraturan dalam hidup bermasayarakat dengan sistem yang
teratur dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat.
Max weber memperkenalkan pendekatan verstehen(pemahaman) yang berupaya
menelusri nilai, kepercayaan, tujuan dan sikap menjadi penuntun perilaku manusia.
Dengan pendekatan ini jelas bahwa nilai, kepercayaan dan sikap masyarakat akan
menenentukan kualitas sumber daya masyarakat maka dari itu diperlukan suatu upaya
untuk membatasinya agar tetap didalam batas normal.
Dalam pembangunan kualitas sumber daya masyarakat indonesia tentunya tidak
luput dari fakta sosial, tindakan sosial, Khayalan sosilogis, dan realitas sosial yang terjadi
dalam masyarakat indonesia secara umum ataupun khusus untuk membuat suatu
pemecahan terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kualitas sumber daya masyarakat.
Perubahan masyarakat dapat dipelajari muali dari fakta sosial demi fakta sosial yang
muncul. Berdasrkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat
secara menyeluruh.
Dengan adanya suatu research mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang
terjadi dimasyarakat melalui pendekatan-pendekatan sosial maka akan terlihat perubahan
pada masyarakat secara keseluruhan guna mengetahui aspek-aspek sosiologis pada
masyarakat akan bisa menjadi suatu pemecahan terhadap penghambat pembangunan
kualitas sumber daya masyarakat indonesia.
Maka dari itu untuk melakukan researh terhadap fakta-fakta sosial di butuhkan
pemahaman terhadap ilmu sosiologi guna meningkatkan pembangunan kualitas
masyarakat indonesia.

I. Daftar Pustaka
http://www.tuanguru.com/2012/07/pengertian-ilmu-pengetahuan-sosial-ips.html
http://ucupbara.wordpress.com/2011/01/06/pengertian-dan-tujuan-ruang-lingkup-isd-ilmu-sosialdasar/
http://carapedia.com/pengertian_definisi_sosial_menurut_para_ahli_info516.html
http://herydotus.wordpress.com/2012/03/03/wujud-kebudayaan/
http://robertusbeny.blogspot.com/2012/01/unsur-unsur-kebudayaan.html
http://fajar-muharam.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
http://vidi1702.blogspot.com/2012/06/tugas-ibd-fungsi-kebudayaan-bagi.html
http://revolusioner-pribadi.blogspot.com/2009/08/peran-sosiologi-dalam-pembangunan.html

Anda mungkin juga menyukai