Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN

Pemikiran Barat

Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang
didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang
bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal
teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat
sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Menurut paham ini, manusia sejak
zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-
mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda.

Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula
yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang
berbeda-beda, seperti mana , tuah , dan syakti . Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat
dilihat atau diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang
misterius.

Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh


dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu, roh
dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang, serta
mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Saji-sajian yang sesuai dengan advis dukun adalah salah
satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena terlalu


banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut
dewa. Ada Dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah
air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang
diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama.

Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih
mengakui Tuhan bangsa lain. Taylor , ditentang oleh Andrew Lang yang menekankan adanya
monoteisme dalam masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang
berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka
mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-sifat yang khas terhadap Tuhan
mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.

Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada penyelidikan bermacam-macam kepercayaan


yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitif.

Pemikiran Umat Islam

Satu kelompok berpegang teguh dengan Jabariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa
Tuhan mempunyai kekuatan mutlah yang menjadi penentu segalanya. Di lain pihak ada yang
berpegang pada doktrin Qodariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa manusialah yang
menentukan nasibnya. Polemik dalam masalah ketuhanan di kalangan umat Islam pernah
menimbulkan suatu dis-integrasi umat Islam, yang cukup menyedihkan. Embrio ketegangan
politik sebenarnya sudah ada sejak khalifah Abu Bakar, yaitu persaingan segitiga antara
sekompok orang Anshar , sekelompok orang Muhajirin yang fanatik dengan garis keturunan
Abdul Muthalib , dan kelompok mayoritas yang mendukung kepemimpinan Abu Bakar.

Pada periode kepemimpinan Abu Bakar dan Umar gejolak politik tidak muncul, karena sikap
khalifah yang tegas, sehingga kelompok oposisi tidak diberikan kesempatan melakukan
gerakannya. Sistem nepotisme yang diterapkan oleh penguasa pada masa khalifah Usman
menjadi penyebab adanya reaksi negatif dari kalangan warga Abdul Muthalib. Akibatnya
terjadi ketegangan,yang menyebabkan Usman sebagai khalifah terbunuh. Dendam yang
dikumandangkan dalam bentuk slogan bahwa darah harus dibalas dengan darah, menjadi
motto bagi kalangan oposisi di bawah kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan.

Untuk menghindari perpecahan, antara dua kubu yang berselisih mengadakan perjanjian


damai. Pihak Ali yang paling bersalah, sementara pihaknya tidak bersalah. Kelompok yang
satu sampai mengkafirkan kelompok lainnya. Menurut Khawarij semua pihak yang terlibat
perjanjian damai baik pihak Muawiyah maupun pihak Ali dinyatakan kafir.

Al-Manzilah baina al-manzilatain

Ia berkewajiban memasukkan orang yang baik ke surga dan wajib memasukkan orang yang
jahat ke neraka, dan kewajiban-kewajiban lain. Pandangan-pandangan kelompok ini
menempatkan akal manusia dalam posisi yang kuat. Sebab itu kelompok ini dimasukkan ke
dalam kelompok teologi rasional dengan sebutan Qadariah. Karena itu ia mungkin saja
menempatkan orang yang baik ke dalam neraka dan sebaliknya mungkin pula ia
menempatkan orang jahat ke dalam surga, kalau Ia menghendaki.

Konsep Ketuhanan dalam Islam

Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang menjadi
penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang yang
mematuhinya di sebut abdun .

Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan terhadap
Allah. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam do’a
maupun acara-acara ritual. Abu Thalib, ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad
dengan Khadijah ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. Pertanyaan ini muncul karena
Nabi Muhammad dalam mendakwahkan konsep ilahiyah mendapat tantangan keras dari
kalangan masyarakat.

Jika konsep ketuhanan yang dibawa Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang
mereka yakini tentu tidak demikian kejadiannya.

Sumber : https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-03

Anda mungkin juga menyukai