Anda di halaman 1dari 3

PEMBAGIAN IBADAH

Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan cara


melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya,
serta beramal sesuai dengan izin dari pembuat syariat (Al-Hakim, Allah).
(Kitab Al-Hidayah, UstAceng Zakarya)











Katakanlah. sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah
dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan
aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama berserah diri .
(Az-Zumar ayat 11-12)








Hai Orang-orang yang beriman rukulah dan bersujudlah, dan
beribadahlah pada tuhanmu, dan ber-amalah yang baik agar menjadi
orang-orang beruntung. (Q.S Al-Haj(22: 77 )
Ibadah Mahdhah
Ibadah Mahdhah, artinya penghambaan yang murni hanya
merupakan hubung an antara hamba dengan Allah secara langsung
berdasarkan dalil.
Ibadah mahdhah ini memiliki 4 prinsip:
a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari
al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak
boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.
b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw.
c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal)
d. Azasnya taat
Ibadah mahdhah mempunyai 3 bentuk:
a. Ibadah Qalbiyyah (hati) : keyakinan, niat, ikhlash, sabra, tawakal, dll
b. Ibadah Qauliyah (ucapan) : membaca al Quran, bicara jujur, sopan
santun, dll
c. Ibadah Badaniyyah (anggota badan) : Shalat, Shaum, dll
d. Ibadah Maaliyah (harta) : Zakat, infaq, shadawah, wakaf, dll
Ibadah Ghair Mahdhah
Ibadah ghair mahdhah, yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah
juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya.
Prinsip-prinsip dalam ibadah ghair mahdhah, ada 4:
a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang
melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah
bentuk ini boleh diseleng garakan
b. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul,
karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah bidah ,
atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang tidak dikerjakan
rasul bidah, maka bidahnya disebut bidah hasanah, sedangkan
dalam ibadah mahdhah disebut bidah dhalalah.
c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-
ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau
logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan,
dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
d. Azasnya Manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu
boleh dilakukan.

Hikmah Ibadah
Pokok dari semua ajaran Islam adalah Tawhiedul ilaah (KeEsaan Allah),
dan ibadah mahdhah itu salah satu sasarannya adalah untuk
mengekpresikan ke Esaan Allah itu, sehingga dalam pelaksanaannya
diwujudkan dengan:
a. Tawhiedul wijhah (menyatukan arah pandang). Shalat semuanya
harus menghadap ke arah kabah, itu bukan menyembah Kabah, dia
adalah batu tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi
madharat, tetapi syarat sah shalat menghadap ke sana untuk
menyatukan arah pandang, sebagai perwujudan Allah yang diibadati
itu Esa. Di mana pun orang shalat ke arah sanalah kiblatnya ( QS. 2:
144).
b. Tawhiedul harakah (Kesatuan gerak). Semua orang yang shalat
gerakan pokoknya sama, terdiri dari berdiri, membungkuk ( ruku),
sujud dan duduk. Demikian halnya ketika thawaf dan sai, arah
putaran dan gerakannya sama, sebagai perwujudan Allah yang
diibadati hanya satu.
c. Tawhiedul lughah (Kesatuan ungkapan atau bahasa). Karena
Allah yang disembah (diibadati) itu satu maka bahasa yang dipakai
mengungkapkan ibadah kepadanya hanya satu yakni bacaan shalat,
tak peduli bahasa ibunya apa, apakah dia mengerti atau tidak, harus
satu bahasa, demikian juga membaca al-Quran, dari sejak turunnya
hingga kini al-Quran adalah bahasa al-Quran yang membaca
terjemahannya bukan membaca al-Quran.






....ketundukan jiwa yang timbul dari karena hati (jiwa) merasakan cinta
akan Tuhan yang mabud dan merasakan kebesaran-Nya lantaran
beristiqad bahwa alam ini ada kekuasaan yang akal tak dapat
mengetahui hakikatnya

Anda mungkin juga menyukai