Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Dzulfikar Al Kautsar

NIM : 19101020083

PEMIKIRAN NEO-TRADISIONALISME
Pola pemikiran ini menginginkan perubahan pada system yang dianggap tradisional
pada Islam, dengan memodifikasi serta mentafsirkan ulang pemikiran agama yang tradisional
dan disesuaikan dengan alam pikiran modern atau biasa dikenal sebagai kontemporer.
Gerakan ini berlangsung di sekitar umat Islam yang dipelopori para ulama tradis, khsusunya
pada kalangan muda dan terpelajar (akademisi), ada yang Sunni maupun Syiah. Tokoh yang
paling berpengaruh dari Sunni dan Syiah ialah Yusuf Qardhawi (Sunni) dan Ali Syari’ati
(Syiah).

Yusuf Qardhawi (Sunni)

Beliau dilahirkan di Mesir dan berpaham Islam Sunni, ia berpikiran (umum) tentang
menghidupkan kembali tradisi-tradisi Islam, khususnya pada rukun Islam, yang berdasarkan
al Quran, Hadis, dan pemikiran Ulama (mazhab), dan di aktualisasikan dengan zaman yang
terus berkembang (modern). Karya-karya beliau mencapai 120 buku dalam berbagai bidang
ilmu keagamaan. Beliau selalu menghabiskan waktunya hingga 14 jam sehari di perpustakaan
rumahnya untuk menulis. Beliau bukan hanya menghasilkan tulisan akademik, tetapi beliau
juga menyumbangkan berbagai makalah di dalam majalah dan surat kabar harian di berbagai
negara. Beliau mengatakan bahwa sekularisme muncul di Barat (Kristen) disebabkan oleh
pemisahan antara kekuatan Tuhan dan Negara. Faktor pemisah antara kekuasaan dan agama
inilah yang menyebabkan cepatnya perkembangan sekularisme, apalagi di Barat telah terjadi
apa yang disebut dengan trauma sejarah terhadap Gereja. Akomodasi islam terhadap
masalah-masalah hukum, adat, budaya masyarakat merupakan metode pengembangan islam,
secara Moderat yang dikembangkan. Tradisionalisme Islam dalam perspektif Sunni
diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan di kehidupan masyarakat muslim. Beliau
mengatakan bahwa di dalam Islam tidak ada pemisahan antara Agama dan Negara. Al-
Qur’an telah memaparkan tentang politik, bahkan politik merupakan aktifitas Rasulullah saw.
dan para Khulafa’ ar-Rashidin. Para ulama telah mendefinisikanpolitik sebagai berikut:
politik adalah untuk melanjutkan peran Rasulullah saw. dalam penegakan agama dan
pengaturan dunia. Jelaslah sudah bahwa Islam tidak mengenal pemisahan antara Agama dan
Negara.
Ali Syariati (Syiah)

Beliau seorang Revolusioner Iran (1933-1977) ia adalah teman dan sepaham dengan
Imam Khomeini dan juga pemikir Islam yang inovatif, beliau berpaham pihak kiri, sekularis,
seorang mahasiswa yang juga dekat dengan kalangan ulama tradisionalis, dan modernis
sekuler. Ia mempersatukan banyak arus reformasi, seperti Opsisi terhadap Shah, penolakan
Kebarat-barat-an (Westernisasi) dan dia juga membangun Revivalisme keagamaan dan
pembaruan sosial. Gagasan Syari'ati tentang Islam revoluioner atau Islam pembebasan sejalan
dengan gagasan tentang teologi pembebasan (theology of liberation) yang banyak diusung
oleh tokoh tokoh revolusioner baik di Amerika Latin maupun Asia. Ide dasar pemikiran
antara Syari'ati dengan para pengusung teologi pembebasan hampir sama, yakni ingin
mendobrak kemapanan lembaga resmi keagamaan (ulama, gereja) yang posisinya selalu
berada pada pihak kekuasaan, dan berpaling dari kenyataan ril umatnya yang selalu ditindas
oleh kekuasaan itu. Beliau menganut pendirian yang kontras sangat tajam dengan Interpretasi
(pendapat) keagamaan tradisional dari pihak ulama, Kritik dan penolakan pada pandangan
sekuler barat. Khomeini cenderung mengedepankan peran ulama formal (para mullah)
sedangkan Syari'ati pada kekuatan kelompok rausanfikr.Kelompok rausanfikr adalah
sekelompok orang yang melakukan pembaharuan di kalangan umat dengan menjadikan
faham Islam sebagai basis epistemologi dan aksiologisnya.

Anda mungkin juga menyukai