Oleh:
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Pembahasan 4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Kesimpulan.................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Zoroaster adalah satu ajaran filosofi yang dibawa oleh seorang
bijak yang bernama Zarathustra yang hidup sekitar abad ke 6 SM. Agama
Zoroaster atau majusi dikenal di dunia Barat dengan nama Zoroastranisme,
sedang tokoh pendirinya adalah bernama Zaratrustra. Agama Zoroaster
merupakan bentuk agama yang ajaran-ajarannya mirip dengan agama-agama
atau banyak mempengaruhi budayabudaya besar yang timbul sesudahnya.
Pada masanya banyak dianut oleh manusia dipusat-pusat kebudayaan
manusia, seperti Babilonia, Persia dan masih hidup sampai sekarang. Agama
ini banyak mengubah dan berpengaruh terhadap budaya dan agama sampai
saat ini. Maka dari itu dalam makalah ini, dapat digunakan untuk mengkaji
dan mempelajari dari sejarah agama Zoroaster ini dengan baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah awal kemunculan agama Zoroaster?
b. Apa saja pokok ajaran dalam agama Zoroaster?
c. Bagaimana perkembangan dan persebaran agama Zoroaster?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mendeskripsikan sejarah awal kemunculan agama Zoroaster.
b. Untuk menjelaskan pokok ajaran dalam agama Zoroaster.
c. Untuk menyebutkan perkembangan dan penyebaran agama Zoroaster.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lahirnya Zarathustra
1
Nyonya Ulfat Aziz-us-Samad, Great Religions World, ...... P.105.
5
pelajaran tersebut menyangkut tentang cara beribadah, ajaran-ajaran pokok
agama, hapalan-hapalan doa, serta pujian-pujian kepada Tuhan. Selanjutnya diusia
yang ke-15 tahun ia sudah mulai menjadi pendeta.
Agama Zoroaster merupakan salah satu agama wahyu atau agama samawi
yang tertua dan masih hidup sampai sekarang. Agama ini berkembang sejak abad
ke-6 SM sampai abad ke-7 M, serta banyak menguasai daerah Timur Dekat dan
Tengah. Agama Zoroaster dinisbahkan kepada pembawanya yaitu Zarathustra.
Diceritakan bahwa suatu ketika ia sedang berada di suatu perkumpulan untuk
merayakan musim semi. Ia pergi ke sungai saat fajar mengambil air untuk
keperluan upacara Haoma. Zarahustra menuju ke tengah sungai untuk menimbah
air dari aliran tengah, ketika hendak kembali ke pinggir ia melihat bayang-bayang.
Di tepian sungai beliau melihat sebuah zat yang berkilauan yang disebutkan
sebagai Vohu Manah (itikad baik), yang kemudian Zarahustra dibawa olehnya ke
hadapan Tuhan Ahura Mazda. Pada saat itu Zarahustra tidak melihat bayangannya
6
karena adanya cahaya terpancar yang terang benderang. Dan pada saat itulah
Zarahustra mulai menerima wahyu. Agama yang telah diajarkan Zarahustra
dikenal sebagai agama Zoroaster, tetapi sesungguhnya nama yang diberikannya
sendiri adalah agama Mazdayasna yang artinya kebaktian kepada Mazda, yakni
Tuhan Maha Segala Yang Esa, sejati, dan Maha Mengetahui2.
2
Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas agama-agama,Jakarta: penerbit Almahira,2011, h.465-
466.
3
H.M Arifin. 1986. Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar. Golden Trayon. Hlm. 18, 20-
24.
4
Elizabeth Dowling, George Scarlett. 2006. Encyclopedia of Religious aand Spiritual
Development. California: Sage Publications. Hlm. 495.
5
Mary Pat Fisher. 1997. An Encyclopedia of The World's Faith Living Religions. Tauris
Publisher. Hal. 208-214.
7
mendapat tekanan dan mendorong Ia memutuskan untuk melarikan diri dan pergi
ke Chorasma atau (Qarazm).6 Pada tahun 618 SM, Raja Chorasma yaitu Vitaspa
dan menterinya Yasasp yang menikahi Pauron Chista, didalam sebuah diskusi
agama ia berhasil menundukakan raja dan masyarakat majus untuk memeluk
agama Zoroaster serta sang Raja mengumumkannya sebagai agama resmi di
wilayah baktria. Barulah Zoroastrianisme mengalami perkembangan dan semakin
bertambah banyak yang menjadi pengikutnya.7
Didalam ajaran agma Zoroaster tuhan adalah Ohrmazd atau Ahura Mazda,
Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Bijaksana, Yang Berdiri Sendiri dan
Abadi dan Tidak Terbatas. Ahriman adalah kekuatan jahat merupakan musuh
Ohrmazd tuhan yang mahakuasa, dua kekuatan ini saling berperang berebut
pengaruh. Dalam agama Zoroaster, Tuhan pada awalnya terbatas, dibatasi oleh
lawannya, Ahriman serang Ahriman memungkinkan tuhan atau Ohrmazd untuk
membalas serangan dalam rangka membela diri karena Ohrmazd memenangkan
pertempuran, maka tuhan menjadi tak terbatas. Kisah pertarungan kosmis ini tidak
hanya mengakibatkan hancurnya Ahriman tetapi juga memberikan kesempurnaan
kepada Tuhan yang awalnya kurang sempurna. Zat baik yang terbatas menjadi tak
terbatas.
6
H.M Arifin. 1986. Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar. Golden Trayon. Hlm. 18, 20-
24.
7
Ibid.,
8
Makhluk kehampaan ini saling mengisi dan melengkapi, dan begitu pertarungan
dimulai, kehampaan mengembang menjadi satu kehidupan karena Ohrmazd ingin
melindungi makhluk. Ahriman tidak berpangku tangan saja, dia melihat cahaya
dan ingin menghancurkannya. Oleh karena itu dia mempersiapkan senjatanya
sendiri dalam bentuk syaetan. Maka terjadilah pertempuran antara Ohrmazd tuhan
kebaikan melawan Ahriman symbol kejahatan, ketika pertempuran berlangsung
Ohrmazd membaca Ahuunvar maka Ahriman tidak bisa berkutik8
2. Manusia
Di dunia setiap orang bebas memilih baik atau buruk, jika memilih yang
buruk berarti dia tidak alami. Peran manusia didunia adalah bekerjasama alam dan
menjalani kehidupan yang saleh dengan pikiran perkataan perbuatan yang baik.
Dalam hidup ini manusia memiliki kewajiban utuk hidup berumah tangga dengan
memiliki istri serta mengasuh dan mendidik anak. Anak bayak dianggap lebih
baik. Semakin banyak manusia semakin baik karena akan dapat mengalahkan
Ahriman. Dalam agama Zoroaster, hidup bertani dianggap sebagai suatau
perbuatan baik, karena tanah akan menghasilkan seseuatu yang bermanfaat untuk
kehidupan dan kemakmuran9
8
5 M. Yusaran Asrafi: Log. Sit. Hlm 277.
9
Ibid. hlm. 272.
9
3. Etika
4. Kematian
1. Mayat disimpan dalam sebuah ruangan di rumah selama tiga hari sebelum
di bawake Dakhma, tempat untuk melaksanakan ritual kematian.
2. Di Dakhma (menara ketenangan) mayat dibuka pakaian-nya, lalu
ditidurkan di atasmenara yang terbuka agar mayat tersebut dimakan oleh
burung-burung gagak atau nazar.
3. Setelah habis dagingnya dimakan oleh burung-burung, dan tinggal tulang-
tulangnya itulah yang dibuang ke dalam sumur.
10
5. Pengadilan Setelah kematian
Menurut ajaran agama Zoroaster bahwa setiap roh manusia yang sudah
meninggal akan bergentayangan selama tiga hari di sekitar jasadnya. Pada hari
keempat, roh tersebut menghadapi pengadilan di atas “jembatan pembalasan”.
Jembatan tersebut dijaga oleh Dewa Rashu yang bertindak sebagai hakim yang
sangat adil dalam menimbang perbuatan baik dan buruk manusia. Jika perbuatan
baiknya lebih berat, roh tersebut diizinkan langsung menuju surga, tetapi jika
perbuatan buruknya lebih berat atau lebih besar maka roh tersebut akan ditarik
dan dimasukkan ke dalam neraka. Sementara apabila perbuatan baik dan buruknya
seimbang maka roh tersebut akan dibawa ke suatu tempat yang bernama
Hamestagan atau tempat campuran. Di tempat inilah roh-roh akan mengalami
perbaikan dengan merasakan penderitaan yang berupa panas dan dingin. Neraka
dalam kepercayaan agama Zoroaster bukan merupakan tempat penyiksaan yang
abadi. Neraka hanya-lah bersifat sementara dan merupakan tempat penyucian dari
noda dan dosa-dosa manusia. Akhir dari penyucian dosa terjadi pada saat
pengadilan (hisab) yaitu pada akhir zaman. Dengan demikian roh akan
menghadapi dua kali pengadilan yaitu: pengadilan saat kematian dan pengadilan
umum pada saat hari kiamat ketika jasad manusia dibang-kitkan dan disatukan
kembali dengan rohnya. Bagi ajaran agama Zoroaster, pengadilan di hari kiamat
diikuti dengan pensucian akhir dari noda dan dosa-dosa sehingga semua menjadi
suci tanpa noda. Tidak ada siksaan yang abadi dan semua manusia pada akhirnya
masuk ke dalam surga.
Penganut Zoroaster percaya hari akhir pasti akan terjadi. Pada hari kiamat
nanti manus ia akan dibangkitkan kembali dari kuburnya untuk menerima hasil
perbuatannya selama hidup di dunia. Amal perbuatan manusia lantas ditimbang,
orang yang amal baiknya sangat sedikit akan jatuh dari jembatan ke dalam neraka.
Sedangkan orang yang amal buruknya sedikit dapat melintasi jembatan dengan
11
selamat menuju ke surga. Jembatan tersebut dinamakan Civant (konsep yang
mirip jembatan Shirathal Mustaqim dalam kepercayaan agama Islam). Pada saat
itu semua roh jahat dibinasakan oleh Ahura Mazda termasuk Angra Mainyu juga
turut dibinasakan. Konsep surga menurut ajaran agama Zoroaster sangatlah
sederhana. Surga adalah seperti tempat reuni bagi keluarga yang sangat besar dan
di dalamnya laksana kehidupan dunia yang ideal. Kehidupan di surga adalah
penyempurnaan alami dari pada kehidupan di dunia. Di sanalah seluruh keluarga
berkumpul dalam suatu kehidupan yang abadi dan kenikmatan yang abadi pula.10
7. Peribadatan
Dalam salah satu butir teks beberapa perkataan adhurbadh bin mahraspand
ayat 72 disebutkan pergilah ke kuil api tiga kali sehari dan bacalah doa api.
kelanjutan ayat tersebut mengatakan bahwa siapa yang paling sering pergi ke kuil
api dan membaca doa api akan menerima banyak barang duniawi dan kesucian.
Zoroaster mewajibkan kepada para pengikutnya untuk beribadat lima kali sehari.
Ketika matahari terbit, ketika tengah hari, ketika matahari terbenam, waktu
setengah hari seperti waktu ashar, tengah-tengah antara tengah hari dan waktu
matahari terbenam. Bagi agama Zoroaster, selama musim panas doa-doa yang
dibaca pada tengah hari berfungsi membantu orangyang saleh untuk berfikir
tentang kebenaran serta tentang kejayaan kebaikan sekarang dan yang akan datang
sedangkan selama musim dingin adalah merupakan peringatan tahunan akan
adanya kekuatan kejahatan yang mengancam dan perlunya bertahan terhadapnya.
Tambahan baru lainnya adalah waktu tengah malam yang tenggang waktunya
sampai saat matahari terbit. Doa ini dipersembahkan bagi Sraosha tuhannya doa.
Bentuk dan isi sembahyang yang dikenal dari praktek yang ada adalah
sebagai berikut:
10
H.A Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia, Yogyakarta: PT. Hanindita Offset, 1988,h.270
12
Mempersiapkan diri dengan mencuci wajah, tangan dan kaki dari kotoran
debu
Melepas tali kawat suci dan berdiri dengan tali dipegang dengan kedua
tangannya di mukanya, tegak lurus dihadapan penciptanya, matanya
menatap symbol kebajikan, api kemudian berdoa pada ohrmazd (ahura
mazda), mengutuk Ahriman (sambil memukul-mukulkan ujung kawat
dengan penghinaan), memasang tali kawat lagi masih berdoa. Keseluruhan
pelaksanaan memakan waktu lima menit.11
11
Ibid h.271
12
Ibid.,
13
memanjatkan do’a dan bermohon kepada Sang Pencipta, dan kemudian turun
perintah agar ia hijrah dan meninggalkan tempat kelahiran-nya tersebut. Pada
tahun ke 12 kenabiannya, ia meninggal-kan tanah kelahirannya dan mengembara
ke wilayah Timur, mulanya ke Seista, lalu ke Bactria yang diperintah oleh seorang
raja yang bijaksana bernama Vishtaspa13.
Lampau), Jurnal Rihlah, Vol. III No. 1 Oktober 2015, hlm. 100
14
Pada ajaran agama Zoroaster, terdapat 3 sekte yaitu:
1) Aliran Manu
Ajaran-ajaran yang diajarkan dalam aliran adalah:
Menurut ajaran manu, bahwa segalah yang ada dalam kehidupan adalah
kebaikan, karena pada akhirnya Tuhanlah yang akan menang atas segalah
kejahatan, maka manusia hendaklah membantu Tuhan untuk mengalahkan roh
jahat dengan melakukan kebaikan-kebaikan.
Kebaikan dan kejelekan akan terus berlangsung selama manusia itu ada
dan berkembang menurut keper-cayaan mereka. Agar semua kejahatan dan
kejelekan cepat berakhir, maka manusia harus menghentikan perkembang
biakannya dengan kata lain tidak melakukan pernikahan agar tidak memiliki
keturunan.
c) Zuhud
d) Ibadat
14
Ibid., hlm. 101
15
Ibadat-ibadat yang diajarkan dalam aliran manu seperti; sembahyang dan
puasa. Sebelum melakukan sembahyang, pertama-tama mereka mengusap anggota
badan dengan air, lalu menghadap ke matahari dan bersujud. Tiap kali melakukan
sembahyang mereka bersujut sebanyak 12 kali, bersujud sambil berdo’a.
Sedangkan puasa yang diajarkan dalam aliran ini yaitu mereka berpuasa selama 7
hari dalam sebulan.
Tempat beribadah agama Zoroaster adalah kuil (kuil api) yang umumnya
berbentuk kotak. Api yang terdapat dalam kuil tersebut dibiarkan terus menyalah
dan memancarkan cahaya sebagai simbol kehadiran dewa-dewa sekaligus sebagai
lambang kesucian. Tungku api atau kuil api dijaga oleh pemuka-pemuka agama
(magi) dan para pendeta.
Bentuk dan isi sembahyang yang dikenal dari praktek ibadah dalam ajaran
agama Zoroaster adalah sebagai berikut:
(2) Melepaskan tali kawat suci dan berdiri dengan tali dipegang dengan
kedua tangan di mukanya, tegak lurus di hadapan penciptanya kemudian matanya
menatap simbol kebajikan yakni api.
2) Aliran Madzdak
Ajaran pada aliran ini mirip dengan ajaran Majusi kuno yakni meyakini
adanya dua Tuhan (Tuhan kebaikan dan Tuhan Keburukan). Ajaran yang paling
penting dalam aliran ini adalah ajaran yang mirip dengan sosialisme yang
menyatakan bahwa manusia memiliki derajat yang sama (tidak ada strata sosial).
16
Menurut anggapan mereka penyebab utama dari kejahatan dan peperangan adalah
wanita dan harta.
a) Tsanwiyah
Ajaran-ajaran dalam aliran ini yaitu mengakui adanya dua Tuhan. Selain
menyembah api mereka juga menyembah berhala.
b) Disahniyah
Disahniyah adalah ajaran Majusi yang lahir di luar Persia, yang diajarkan
oleh bangsa Siryani (Sirya) yang bernama Bardaishan atau ibnu Dishan yang
wafat pada tahun 222 M. Inti ajarannya mirip dengan ajara Manu yang
menyatukan dua ajaran yakni ajaran Nasrani dan Majusi. Hanya saja
perbedaannya adalah pengikut aliran ini tidak percaya tentang adanya hari akhirat.
Inilah yang menyebab-kan aliran ini sangat berbeda dengan yang lainnya.
3) Aliran Zindiq
Zindiq adalah sebuah aliran dalam agama Majusi yang sangat berbeda
dengan lainnya, yakni aliran yang atheis dalam hal ini mereka tidak percaya
tentang adanya Tuhan. Menurut aliran ini alam raya atau bumi ini terjadi dan
tercipta dengan sendirinya, dan tidak akan berakhir, kekal selama-lamanya.
Zaman yang beredar ini akan terus berputar dan tidak akan pernah berakhir15.
15
Ibid., hlm. 102
17
jumlah mereka yang sedikit. Secara tak langsung, Zarasustra mempengaruhi kaum
Yahudi, Nasrani dan Islam16.
16
Arief Wibowo dan Muhammad Fadhli, SUHUF, Vol. 31, No. 2, November 2019, hlm. 183
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Agama Zoroaster atau Majusi yang berkonsep Monoteisme, dan agama ini
dibawa oleh seorang Nabi bernama Zarathustra, yang selalu gigih dan tekun
dalam menyebarkan agama Zoroaster. Pusat perkembangan dan penyebaran
agama Zoroaster yaitu, di Persia (Iran), India dan Timur tengah. Zoroaster
memiliki beberapa ajaran keagamaan diantarannya ialah, tentang Ahura Mazda,
Angra Mainyu, Kemanusiaan, kematian dan masih banyak lagi.
Tempat beribadah agama Zoroaster adalah kuil api. Api yang terdapat
dalam kuil tersebut dibiarkan terus menyalah dan memancarkan cahaya sebagai
simbol kehadiran dewa-dewa sekaligus sebagai lambang kesucian. Tungku api
atau kuil api dijaga oleh pemuka-pemuka agama (magi) dan para pendeta. Adapun
aliran-aliran yang terdapat dalam agama Zoroaster di antaranya, Aliran Zindiq,
Aliran Manu, Aliran Madzdak.
19
DAFTAR PUSTAKA
Fisher, Mary Pat. 1997. An Encyclopedia of The World's Faith Living Religions.
Tauris Publisher.
20