Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muhammad Dzulfikar A.

19101020083
: Ahmad F. 19101020118
Kelas : SKI C

Kegunaan Mempelajari Sejarah Dunia masa Pertengahan dan Modern


Dalam Mempelajari Sejarah Dunia masa Pertengahan dan Modern, kita sangat banyak
menemukan hikmah/pembelajaran yang dapat kita ambil, baik secara sengaja ataupun tidak
sengaja. Sejarah Dunia masa Pertengahan dan modern mempunyai banyak sekali kejadian
yang terjadi di Dunia, berasal dari zaman klasik, masa Pertengahan di Eropa merupakan masa
setelah hancurnya Kekaisaran Romawi Barat, masa pertengahan ini dibagi menjadi 3, Awal
Abad Pertengahan, Puncak Pertengahan, Akhir Abad Pertengahan1 dan pada masa itu yang
bisa dianggap masa kelam (Dark Age) dan keadaan, situasi dikuasai/didominasi oleh Gereja,
dan masa Islam sendiri memulai masa pertengahan setelah runtuhnya Abbasiyah.

Kegunaan mempelajari Sejarah dunia masa Pertengahan dan Modern, Sebagai


Inpiratif/Hikmah, sebuah peristiwa yang terjadi akan memberikan dampak bagi objek yang
melakukan/menyaksikan sejarah, yang juga menyertakan kisah-kisah/cerita mengandung
pesan moral yang dapat dijadikan pelajaran. Sebagai Edukasi, edukasi sangat penting dalam
pembelajaran yang bisa dipelajari dari sejarah yang terjadi pada masa lalu. Sebagai
Rekreasi/Pariwisata, Bekas peristiwa yang terjadi masa lalu baik bangunan ataupun hasil
karya yang masih utuh atau terjaga, berpotensi untuk menjadi lahan rekreasi/pariwisata
karena nilai sejarahnya yang tinggi, missal Candi, kitab suci dan benda-benda bersejarah di
museum. Sebagai Instruktif, sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan, tentu bisa memberikan
ilmu yang teoritis bisa berupa konsep dalam peristiwa sejarah, penyampaian sejarah
merupakan fungsi Instruktif.2

Lebih jelasnya fungsi mempelajari Sejarah Dunia masa Pertengahan dan Modern,
yaitu memerikan Informasi atau gambaran kepada kita tentang peristiwa yang telah terjadi,
bisa memberi gambaran kepada orang yang ingin membuat sebuah karya yang bersankutan
dengan hal tsb. bahkan untuk pedoman pemeran/pemain acting atau impovisasi 3, menambah
idola hidup melalui tokoh-tokoh penting masa lalu, timbulnya rasa penasaran terhadap
kejadian masa lalu, dan masih banyak lainnya.

1
https://id.wikipedia.org/ diakses pada tanggal 1 Desember 2020.
2
Hairuddin, Sinopsis dalam Pembelajaran Sejarah, Journal of Pedagogy, Vol. 2, Number 2, 2019, hlm. 304
3
Ibid., hlm. 305
Renaissance

Renaissance secara harfiah berarti terlahir kembali, renaissance sendiri berasal dari
bahasa latin yakni Renascari yang berarti lahir kembali. Yang dimaksud sebagai kelahiran
kembali adalah kembalinya pengaruh seni dan budaya Yunani dan Romawi Kuno dan
menenggelamkan pengaruh gereja dalam kehidupan sosial masyarakat. 4 Karena pada masa
itu, gereja hampir mendominasi semua aspek kehidupan masyarakat, bahkan negara.
Dominasi gereja ini bersifat Scholastik (semua bertujuan untuk akhirat) dengan slogannya
adalah Memento Mori (Ingatlah kematian).

Pemakain kata Renaissance pertama kali digunakan oleh Jules Michelet, sejarawan
Perancis yang lahir pada abad ke-18, ia terkenal didunia Barat pada abad ke-19 dikarenakan
karyanya yang berjudul “History of France” yang menekankan bahwa masa romantik Abad
Pertengahan bukanlah tidak berguna bagi perkembangan kebudayaan dunia Barat. Didalam
buku itu ada kata Renaissance yang ia gunakan untuk menyebut jaman setelah Abad
Pertengahan. Menurutnya, Abad Pertengahan ditandai dengan faktor dogmatis, sedangkan
Renaissance ditandai dengan faktor humanis.

A. Latar Belakang munculnya Renaissance

Latar belakang dari muculnya gerakan Renaissance adalah karena Eropa pada
masa itu mengalami masa kegelapan (Dark Age) karena semua aspek dikuasai oleh
para pemimpin Gereja. Agama Kristen sangat mempengaruhi semua kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah. Bahkan seorang raja seperti tidak memiliki kekuasaan, justru
gereja lah yang memiliki kekuasaan untuk mengatur pemerintahan. Berbagai
kebijakan diberlakukan hanya untuk kepentingan gereja. Tetapi, jika kebijakan yang
keluar merugikan gereja maka akan dibalas oleh gereja dengan sangat kejam.
Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan
bahwa matahari merupakan pusat dari tata surya ini, tetapi teori itu bertolak belakang
dengan gereja. Sehingga, Coperincus dibunuh.

Jika melihat berbagai aspek seperti kondisi sosial, budaya, politik dan ekonomi
pertengahan adalah sebagai berikut:

1. Kondisi sosial

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/zaman-renaissance-apa-itu-4591/ , diakses tanggal 30


4

November 2020.
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terikat pada doktrin gereja. Segala
kegiatan kehidupan ditunjukan untuk akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasn untuk
menentukan pribadinya, dan kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia tidak
tenteram karena senantiasa diintip oleh intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap
saling mencurigai dalam masyarakat.

2. Kondisi budaya

Terjadi pembatasan seni dalam arti bahwa seni danya tentang tokoh-tokoh Injil
dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditunjukan kepada kehidupan akhirat
sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam ilmu pengetahuan karena
segala kebenaran hanya kebenaran gereja.

3. Kondisi politik

Raja yang secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam negara,
kenyataannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok
bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-
waktu dapat digunakan untuk melancarkan ambisinya. Adakalanya kekuatan militer
kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer milik raja.

4. Kondisi ekonomi

Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan


penguasa.

Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan tidak


memiliki harga diri yang layak sebagi manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-
upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.5

Perubahan-perubahan yang terjadi akibat upaya untuk keluar dari kondisi


Abad Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya Renaissance, sebagai
berikut:

1. Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang tidak lagi mau terbelenggu oleh
ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari kehidupan akhirat kepada
keduniaan sehingga pengaruh gereja merosot. Kehidupan materialistis
semakin berkembang mendesak kehidupan keagamaan.
http://kendakaku.blogspot.com/2013/07/pengertianlatar-belakang-dampak.html , diakses tanggal 01
5

Desember 2020.
2. Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota
industri, menjadi buruh dengan tujuan merubah kehidupan ekonomi ke
arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada Abad Pertengahan setia
mengerjakan tanah para bangsawan feodal, kini hilang berganti dengan
golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
3. Seiring dengan laju urbanisasi, berubah pula fungsi kota dari fungsi politis
menjadi juga pusat perdagangan dan industri.
4. Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan mampu
menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang menguasai
perdagangan tidak suka pada kelompok bangsawan dan gereja, sehingga
hanya mau membayar pajak kepada raja. Akhirnya raja kembali
memegang kekuasaan politik tertinggi yang ditaati perintahnya oleh
seluruh lapisan masyarakat.
5. Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno dijumpai
kembali oleh masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan yang lari dari
Konstantinopel ke Italia setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki.
6. Timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah
perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimis. Hal ini
juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat
agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari
ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas.termasuk kebebasan untuk
kebebasan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan
menjadi fokus pada kemajuan diri sendiri. Antroposentrisme menjadi
pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain
itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan
semangar Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.6
B. Perpindahan Ilmu Pengetahuan dari Dunia Islam ke Dunia Barat

Terdapat empat periode transmisi ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Barat,
yakni:

1. Periode pertama
Adalah Constantinus Aphricanus yang tercatat sebagai pelopor, Robert
Guiscard, yang pada tahun 1075 menjadi penguasa di Salerno, mengangkat
6
Ibid.
Constantinus sebagai juru tulisnya. Namun tak lama, karena kedengkian sebagian
orang di sana, Constantinus akhirnya memutuskan untuk pergi ke Monte Cassino
dan mengasingkan diri sebagai biarawan Ordo Benedictine sampai meninggal
pada tahun 1085. Di Toledo, telah diterjemahkan dari bahasa Arab ke Latin tak
kurang dari tujuh puluh buku.

2. Periode kedua
Penerjemahan kitab al-Syifa’ yang terdiri dari ribuan halaman karya Ibn Sina itu
berlanjut di abad ke-13. Kitab al-Hayawan (zoologi) karya Aristoteles dilatinkan
oleh Michael Scot (w. tahun 1236) Namun, hasil terjemahan itu jarang dibaca.
Barangkali karena karya-karya tersebut sukar dipahami apa adanya. Itu sebabnya
mengapa orang Eropa kemudian menerjemahkan buku-buku Ibn Rusyd yang
dalam pelbagai ukuran memberikan penjelasan, ulasan ataupun ringkasan
terhadap semua karya Aristoteles. Sementara itu pakar lainnya yang juga bekerja
di istana itu, yakni Theodore dari Antioch, menerjemahkan bagian pendahuluan
(Proemium) yang ditulis Ibn Rusyd untuk buku fisika Aristoteles, manakala
William Luna mengalihbahasakan komentar menengah Ibn Rusyd atas buku
Categoria dan Peri Hermeneias karya Aristoteles serta buku Isagogekarya
Porphyrius.
3. Periode ketiga
Pada masa ini yang banyak berperan sebagai penerjemah adalah para
cendekiawan Yahudi. Mungkin karena kaum terpelajar Kristen ketika itu untuk
sementara waktu ‘tiarap’ akibat ‘fatwa sesat’ yang dilontarkan oleh Etienne
Tempier. Namun demikian, aktivitas penerjemahan terus berjalan. Hal ini
diperlihatkan misalnya oleh Calonymus ben Calonymus ben Meir, intelektual
Yahudi yang menerjemahkan kitab Tahafut al-Tahafut karya Ibn Rusyd untuk
memenuhi permintaan Robert Anjou, raja Napoli. Tetapi yang lebih menarik lagi,
mulai akhir abad ke-13 dan setelahnya, kebanyakan terjemahan ke bahasa Latin
dibuat melalui bahasa Ibrani, dan bukan langsung dari versi Arabnya. Sekurang-
kurangnya terdapat 38 karya Ibn Rusyd yang tersimpan, diterjemahkan ke dalam
bahasa Ibrani ataupun disalin menggunakan aksara Ibrani (bukan Arab atau
Romawi). Tersebutlah Jacob Anatoli dan, pada kurun selanjutnya, Moses ibn
Tibbon, Levi ben Gerson (alias Gersonides), ShemTov ibn Falaquera dan Moses
Narbonsis yang masing-masing mempunyai andil menyediakan versi Latin dari
karya-karya Ibn Rusyd.

4. Periode keempat
Memasuki abad ke-16 orang-orang Eropa tak surut minatnya untuk mempelajari
khazanah keilmuan Islam. Sebuah buku tatabahasa Arab beserta kamusnya karya
Pedro Alcalà terbit pada tahun 1505 di Spanyol. Seorang ilmuwan Muslim yang
diculik dan diberi nama baru ‘Leo Africanus’ oleh Paus Leo X, (disuruh)
menghimpun data bibliografi karya ilmiah yang ditulis orang Islam semenjak tahu
1518. Pemburuan dan pengumpulan manuskrip semakin gencar dilakukan. Naskah
Arab dari Ennead IV-VI yang bertajuk Usulujiya Aristatilis dari Damaskus,
berikut versi Latinnya oleh Moses Arovas dan Pier Nicolas Castellani diterbitkan
di Roma pada tahun 1519. Masih di Damaskus, Andrea Alpago merevisi
terjemahan kitab al Qanun fi al-Tibb karya Ibn Sina dan menerbitkan dua risalah
psikologi Ibn Sina yang lain. Kemudian pada tahun 1584 di Roma, Giovan
Battista Raimondi berkat dukungan para Medici telah mendirikan percetakan
Arab. Kajian Islam semakin marak dengan diangkatnya Guillaume Postel sebagai
guru besar bahasa Arab di Paris pada 1535, Thomas Erpenius di Leiden pada
tahun 1613. Adapun di Oxford, Edward Pococke menerbitkan karyanya yang
berjudul Specimen historiae Arabumdan menerjemahkan novel filsafat Ibn Tufayl
(w. 1185), Hayy ibn Yaqzan, yang konon menjadi sumber inspirasi bagi penulis
Robinson Crusoe.7
C. Dampak zaman Renaissance
Zaman Renaissance ini melahirkan masyarakat yang lebih progresif, sehingga
lebih aktif dalam melakukan penjelajahan dan eksplorasi didalam berbagai bidang,
yakni:
1. Bidang Sosial
Semangat yang diusung zaman Renaissance dan aliran humanis yang
mendominasi pemikiran di zaman tersebut terutama terlihat dalam sikap positif
terhadap dunia. Juga penekanan terhadap otonomi dan kebebasan individu yang
menjadi dasar lahirnya paham sekulerisme di Eropa. Sekulerisme yaitu paham
yang mendorong penghapusan agama dalam kehidupan publik, dan menekankan

7
Syamsudin Arif, “Transmigrasi Ilmu: dari Dunia Islam ke Eropa”, International Islamic University
Malaysia. Vol. 6 No. 2, 2010. Hal. 207-211.
agar urusan publik sama sekali dilepaskan dari pengaruh agama. Sekularisme
menganggap urusan agama sebagai urusan masing – masing individu yang tidak
boleh dicampurkan dengan urusan umum. Asal muasal liberalisme berasal dari
paham ini dan kelak menjadi senjata bangsa barat dalam usahanya menguasai
dunia.
2. Bidang ekonomi dan Politik

Negara sebelumnya berada dalam pengaruh Gereja yang sangat protektif dan
ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Gerakan Renaissance perlahan berusaha
menghilangkan peran agama dalam kehidupan publik dan sebagai gantinya
masyarakat aliran Renaissance memperkuat fungsi dan peran negara, yang
diyakini sebagai sarana yang tepat untuk mewujudkan kesejahteraan. Para Raja di
Eropa kemudian bekerjasama dengan pelaku usaha swasta dan pedagang dalam
mengembangkan ekonomi negara. Para pedagang dilindungi oleh kerajaan dalam
semua aktivitas ekonomi dan memberikan timbal balik berupa pajak untuk
kemajuan negara.

Seiring dengan perkembangan sistem tersebut kemudian muncul kesadaran


bahwa kesejahteraan negara ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang
dimiliki, juga besaran volume perdagangan negara secara global. Pandangan
seperti ini disebut merkantilisme, yang membuat masyarakat Eropa kemudian
berlomba untuk menghasilkan produk dagang yang memiliki nilai jual dan bisa
diekspor ke negara lain agar mendapatkan keuntungan. Sistem tersebut
berlangsung hingga zaman modern sekarang ini. Kemajuan masyarakat
perdagangan lambat laun melemahkan kaum feodal dari gereja yang selalu
berusaha menyekat perkembangan ilmu di masyarakat Eropa.
3. Bidang agama dan ilmu pengetahuan

Zaman Renaissance menghasilkan perubahan dalam bidang agama dan ilmu


pengetahuan. Terjadi pembagian dalam ilmu pengetahuan yang mulai terlepas dari
ilmu aga dan falsafahnya seperti ilmu sosial, ilmu bumi, ilmu sejarah dan lainnya.
Begitu pula dengan ilmu eksak seperyti ilmu alam yang semakin berkembang,
berkembangnya kebebasan, kemerdekaan dan kemandirian individu pada zaman
Renaissance berkat kebangkitan kembali peradaban Eropa. Dampak zaman
Renaissance juga telah mendorong pencarian daerah baru sehingga era
penjelajahan samudera dimulai, hasilnya adalah Colombus sebagai orang yang
menemukan benua Amerika.

Reformasi gereja juga terjadi sebagai akibat dari banyaknya penyimpangan


yang terjadi di dalam agama Katolik sehingga muncul upaya untuk memperbaiki
dan mengembalikan ajaran gereja yang lurus. Penyimpangan itu antara lain
penjualan surat pengampunan dosa. Karena berkembangnya paham humanisme
memungkinkan orang mempelajari ajaran Yesus yang asli dan tertulis dalam
bahasa Yunani kuno. Sehingga diketahui ada penyimpangan dalam ajaran gereja
di zaman itu. Para raja juga hanya mengakui kedudukan Paus sebagai kepala
agama saja.

Selain terjadinya kebangkitan kembali, pada masa ini juga terjadi kebobrokan
moral karena tidak ada norma yang mengatur kehidupan masyarakat. Dapat
dikatakan sebagai dampak zaman Renaissance bahwa manusia yang hidup pada
waktu itu tidak memiliki pegangan, dan hidupnya menjadi liar. Hal ini
mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma – norma kehidupan,
sehingga manusia mengalami krisis akhlak dan moral. Perilaku kemerosotan
akhlak ini tidak hanya terjadi di kalangan rakyat bawah tetapi juga di kalangan
pendeta dan borjuis.8

D. Tokoh-tokoh zaman Renaissance

Pada masa ini ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat, seperti ilmu astronomi,
dan tokoh-tokohnya yang terkenal antara lain sebagai berikut:

8
https://sejarahlengkap.com/dunia/dampak-zaman-renaissance , diakses tanggal 01 Desember 2020.
1. Copernicus (1473-1543)

Ia mengajukan pendapat yang asing bagi pendapat umum pada masa itu. Ia
mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga
matahari menjadi pusat (Heliosentrisme). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat
umum yang berasal dari Hipparchus dan Ptolomeus yang menggangap bahwa bumi
sebagai pusat alam semesta(Geosentrisme).

Prinsip Heliosentrisme ini kemudia dilanjutkan oleh George Joachim (Rheticus)


yang menyusun buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang
Perputaran Alam Semesta). Buku tersebut diawali dengan beberapa ketentuan dasar
yang berbunyi: Pertama, seluruh alam semesta merupakan bola (Spherical); Kedua,
Semua benda angkasa dan bumi juga merupakan bola; Ketiga, semua benda angkasa
bergerak secara teratur dalam lintasan yang bundar (Circular Uniform Motion).

2. Galileo Galilei (1546-1642)

Beberapa pokok penemuan Galileo di luar bidang astronomi yang ditulis dalam
karyanya yang berjudul De Motu dapat dieingkas sebagai berikut:

 Jumlah waktu yang sama untuk jatuhnya semua benda dari materi yang sama,
tanpa memandang bobot, bila benda-benda itu melewati medium yang sama.
Atau dengan kata lain, benda-benda yang jatuh bersamaan pula untuk sampai
di tanah.
 Semua lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Hal ini memberikan sugesti
adanya idealisme, bahwa lintasan benda yang tidak terganggu membentuk
garis lurus.
 Berdasarkan idealisasi, maka hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu;
dengan kata lain terjadilah peramalan (prediction).
 Ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang
hasilnya dihitung secara rata-rata.
 Oleh karena antara ramalan dan hasil percobaan ada persesuaian yang
menyakinkan, maka teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima
sebagai hukum tentang pergerakan benda-benda yang bebas dan yang
mengikuti garis lurus.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Galileo ini menanamkan pengaruh yang
kuar bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena menunjukkan
beberapa hal, seperti: pengamatan (observation). Penyingkiran (elimination)
segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati, idealisasi,
penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa tersebut, peramalan (prediction),
pengukuran (measurement), dan percobaan (experiment) untuk menguji teori yang
didasarkan pada ramalan matematik.9

9
https://www.gurupendidikan.co.id/renaissance/ , diakses tanggal 01 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai