NIM : 19101020083
Pemikiran beliau menjalar ke segala bidang dihidup ini, seperti Pendidikan, Politik,
Hukum bahkan keagamaan, baginya Pendidikan adalah yang terpenting, karena awal dari
semua hal yang dibarengi dengan ilmu pengetahuan, beliau mempunyai tujuan utama dalam
hidupnya, a) membebaskan pemikiran dari tradisi sudah terikat kuat (taqlid), memahami
ajaran agama sesuai dengan ulama jaman dahulu. b) memperbarui dan memperbaiki bahasa
Arab, pada pemerintahan Mesir, baik pada surat-surat resmi, dll. Beliau juga aktif mengkritik
pemerintah, sekolah dan instansi yang menurutnya kurang kompeten dibidangnya.
Seperti yang diatas tadi, Muhammad Abduh berpikir dan berpendapat tentang sebab-
sebab kemunduran adalah paham jumud dan bidah yang melanda umat Islam, dunia Islam
menurut Muhammad Abduh tidak mau menerima perubahan, karena pengaruh dunia non-
Arab yang berhasil menguasai kekuasaan politik islam yang menyebarkan cara/pemikiran,
yang bertujuan umat Islam tidak bisa memajukan peradaban dan pemikiran lagi
(kemunduran), dan menurut Muhammad Abduh berpendapat bahwa dunia Islam terlalu
mengedepankan “bidah”, seperti pemujaan yang berlebihan kepada wali/ulama. Untuk
mengikuti perkembangan zaman, umat islam harus mempergunakan akalnya, dan membuka
pintu Ijtihad, Al quran digunakan bukan untuk hati manusia saja, tetapi juga akal manusia.
Iman merupakan ilmu pengetahuan, iman menurut Muhammad Abduh ada 3 unsur, iman
kepada Tuhan, iman kepada alam Ghoib, dan membawa kebaikan baik bagi diri pelakunya
bagi diri sendiri dan sesame manusia/orang lain.
Pengaruh pemikiran Muhammad Abduh di Indonesia cukup besar, yang dimana Islam
Indonesia bisa dilihat menjadi 2, Islam Tradisional dan Islam Modernis, yang berasal dari
beragam faktor, seperti pemurnian ajaran islam, yang digaungkan oleh orang Islam yang
menganggap tradisi orang Islam dulu/tradisional itu bidah/tidak ada dalam ajaran islam,
Ajaran Islam tradisional yang tetap eksis di Pesantren dan lingkungan desa, Sikap
bermadzhab diantara Islam Modernis dan Islam Tradisional. Dan di Indonesia, kaum islam
tetap eksis menjadi mayoritas dan sering terjadi peristiwa baik atau buruk (internal/eksternal).