Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Dzulfikar A.

NIM : 19101020083

Muhammad Abduh (1849-1905)


Muhammad Abduh yang mempunyai nama asli, Muhammad bin Hasan bin Hasan
Khairullah, merupakan murid setia dari Jamaluddin al Afgani, beliau mengembangkan
pemikiran dari pemikiran Abdul Wahab di Al Azhar. Pemikiran pembaruannya sangat kental
dengan teologi Mu’tazilah, beliau berpendapat bahwa kemunduran umat islam di seluruh
penjuru dunia disebabkan oleh jumud dan bidah, terlalu kolot dengan tradisi, dan tidak
menghendaki atau menerima perubahan. Ajaran-ajaran utama dalam Islam khususnya
Muamalah harus disesuaikan dengan zaman yang selalu berkembang, tetap dalam batas yang
dicakup oleh al Quran, Sunnah yang disesuaikan dengan jalan Ijtihad atau Interpretasi baru.

Pemikiran beliau menjalar ke segala bidang dihidup ini, seperti Pendidikan, Politik,
Hukum bahkan keagamaan, baginya Pendidikan adalah yang terpenting, karena awal dari
semua hal yang dibarengi dengan ilmu pengetahuan, beliau mempunyai tujuan utama dalam
hidupnya, a) membebaskan pemikiran dari tradisi sudah terikat kuat (taqlid), memahami
ajaran agama sesuai dengan ulama jaman dahulu. b) memperbarui dan memperbaiki bahasa
Arab, pada pemerintahan Mesir, baik pada surat-surat resmi, dll. Beliau juga aktif mengkritik
pemerintah, sekolah dan instansi yang menurutnya kurang kompeten dibidangnya.

Seperti yang diatas tadi, Muhammad Abduh berpikir dan berpendapat tentang sebab-
sebab kemunduran adalah paham jumud dan bidah yang melanda umat Islam, dunia Islam
menurut Muhammad Abduh tidak mau menerima perubahan, karena pengaruh dunia non-
Arab yang berhasil menguasai kekuasaan politik islam yang menyebarkan cara/pemikiran,
yang bertujuan umat Islam tidak bisa memajukan peradaban dan pemikiran lagi
(kemunduran), dan menurut Muhammad Abduh berpendapat bahwa dunia Islam terlalu
mengedepankan “bidah”, seperti pemujaan yang berlebihan kepada wali/ulama. Untuk
mengikuti perkembangan zaman, umat islam harus mempergunakan akalnya, dan membuka
pintu Ijtihad, Al quran digunakan bukan untuk hati manusia saja, tetapi juga akal manusia.
Iman merupakan ilmu pengetahuan, iman menurut Muhammad Abduh ada 3 unsur, iman
kepada Tuhan, iman kepada alam Ghoib, dan membawa kebaikan baik bagi diri pelakunya
bagi diri sendiri dan sesame manusia/orang lain.
Pengaruh pemikiran Muhammad Abduh di Indonesia cukup besar, yang dimana Islam
Indonesia bisa dilihat menjadi 2, Islam Tradisional dan Islam Modernis, yang berasal dari
beragam faktor, seperti pemurnian ajaran islam, yang digaungkan oleh orang Islam yang
menganggap tradisi orang Islam dulu/tradisional itu bidah/tidak ada dalam ajaran islam,
Ajaran Islam tradisional yang tetap eksis di Pesantren dan lingkungan desa, Sikap
bermadzhab diantara Islam Modernis dan Islam Tradisional. Dan di Indonesia, kaum islam
tetap eksis menjadi mayoritas dan sering terjadi peristiwa baik atau buruk (internal/eksternal).

Pemikiran Muhammad Abduh di Indonesia memunculkan Gerakan reformasi


pembaru islam di Indonesia, seperti jamaah haji Indonesia yang belajar kepada murid-murid
mereka di Mekkah, atau melalui majalah al Urwah al Wusqa dan kitab al Manarnya, seperti
KH. Ahmad Dahlan pendiri Organisasi Muhammadiyah, yang selanjutnya menyebarkan
pemikiran Muhammad Abduh di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai