Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Ushul Al-Tafsir wa Qawaiduhu”


Diajukan Dalam Mata Ushul Al-Tafsir wa Qawaiduhu

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Abdillah Azzam : 2020.2633
Ashabul Kahfi : 2020.2651
M.Habiburrahman : 2020.2690

Dosen Pengampu :

Dr. M. Irfan, Lc., M.A

JURUSAN ILMU ALQURAN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN
SUMATERA BARAT
2022 M/1444H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini Sebagai Salah
Satu Piranti Ijtihad ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh bapak Irfan dalam pembelajaran ini. Disamping itu, dibuatnya
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai ushulul tafsir dalam
memahami ilmu agama, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang bersakutan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan baik
hati telah menyebarkan sebahagian pengetahuan yang dimilikinya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sangat menyadari, makalah yang kami susun masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran
yang membangun demi kemajuan makalah yang akan kami buat ke depannya.

Padang, 13 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Pembahasan ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Tafsir ........................................................................................................... 2


B. Tafsir .......................................................................................................................... 3
C. Ushul Tafsir ............................................................................................................... 4
D. Qawaid Tafsir ............................................................................................................ 5
E. Faedah dan Manfaat ................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di antara perkara terpenting dalam mempelajari setiap bidang ilmu
adalah seorang mempelajari ilmu itu dari ushul-nya, yaitu hal pokok yang
sangat mendasar dari ilmu itu. Karena hal ini akan sangat membantu dalam
memahami dan men-takhrij (mengeluarkan) ilmu itu secara benar
berdasarkan ushul tersebut. Sehingga ilmu yang diperolehnya dibangun di atas
landasan yang kuat dan sandaran yang kokoh. Pepatah mengatakan:
Barangsiapa yang meninggalkan ushul, ia tidak akan sampai pada tujuan.
Di antara bidang ilmu yang paling agung, bahkan yang paling agung
dan paling mulia, adalah ilmu tafsir yang merupakan penjelas makna kalam
Allah ‘Azza wa Jalla. Para ulama telah meletakkan dasar-dasar ilmu tafsir,
sebagaimana mereka telah melakukannya dalam ilmu hadits dan ilmu fiqih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu defenisi tafsir dan perbedaannya dengan takwil ?
2. Apa saja sumber penafsiran tafsir, metodologi dan coraknya ?
3. Apa pengertian dari ushul tafsir dan qawaid tafsir ?
4. Apa saja faedah dan manfaat mempelajari ushul tafsir wa qawaiduhu
?
C. Pembahasan
1. Menjelaskan pengetian tafsir
2. Menjabarkan sumber penafsiran, metodologi dan coraknya
3. Menjelaskan pengertian ushul tafsir dan qawaid tafsir
4. Menerangkan faedah dan manfaat mempelajari ilmu ushul tafsir wa
qawaiduhu

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Tafsir dan Perbedaan dengan Takwil


1. Defenisi Tafsir
Tafsir secara etimologi mengikuti wazan taf‟il, berasal dari kata fasr
yang berarti al-idah, al-sharh dan al-bayan (penjelasan atau keterangan). Ia
juga berarti al-ibanah (menerangkan), al-kashf (menyingkap) dan izhar al-
ma‟na al-ma‟qul (menampakkan makna yang rasional).1
Sedangkan secara terminologi, ada beberapa defenisi dari rumusan
pakar Ulum Al-Qur‟an. Mustafa Muslim, memberikan definisi tafsir
dengan “ilmu untuk menyingkap makna ayat-ayat al-Qur‟an dan
menjelaskan maksud firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia”.2
Adapula pendapat seperti dirunut oleh al-Suyuti yang
mendefinisikan, tafsir ialah ilmu tentang turunnya ayat, keadaan-
keadaannya, kisah-kisahnya, sebab-sebab turunnya, urut-urutan makki-
madaninya, muhkam mutashabih-nya, nasikh mansukh-nya, „am-khas-
nya, mutlaq muqayyad-nya, mujmalnya, halal haramnya, janji dan
ancamannya, perintah dan larangannya, teladan teladannya dan
perumpamaan-perumpamaannya.3
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, perlu
digarisbawahi bahwa tafsir adalah upaya untuk menjelaskan tentang arti
atau maksud dari firman-firman Allah SWT sesuai dengan kemampuan
mufassir, dan sebagai konsekuensi dari perbedaan latar belakang keilmuan
dan kemampuan yang terdapat pada masing-masing mufassir. . Dalam hal
ini, para sahabat Nabi SAW sekalipun, yang secara umum menyaksikan
turunnya wahyu, tidak jarang berbeda pendapat dalam pemahaman

1
Luis Ma’luf, Al–Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam (Beirut: Dar al- Mashriq, 1986), 583.
2
Mustafa Muslim, Mabahith fi Tafsir al-Maudu’i (Damashkus: Dar al-Qalam, 1989), 15.
3
Al-Suyuti, Al-Itqan, Vol. 2, 174.

2
mereka tentang maksud firman-firman Allah SWT yang mereka dengar
atau yang mereka baca itu.
2. Perbedaan Tafsir dan Takwil
a. Tafsir lebih banyak digunakan pada lafaz dan mufradat sedangkan
takwil digunakan pada jumlah dan makna-makna.
b. Tafsir berhubungan dengan riwayah sedangkan takwil berhubungan
dengan dirayah.
c. Tafsir menjelaskan secara detail sedangkan takwil secara global.
d. Takwil menjabarkan kalimat dan menjelaskan maknanya sedangkan
tafsir menjelaskan secara dengan sunnah dan menyampaikan pendapat
para sahabat dan para ulama dalam penafsiran itu.
B. TAFSIR
1. Sumber Penafsiran
a. Tafsir bil ma‟sur
Penafsiran al-Qur‟an dengan sumber bil ma‟tsur ini, terbagi 5
yaitu :
 penafsiran al-Qur‟an dengan al-Qur‟an
 penafsiran al-Qur‟an dengan Sunnah
 penafsiran al-Qur‟an dengan pendapat para ulama salaf
 Yang termasuk ulama salaf adalah sahabat, tabi‟in, dan tabi‟ tabi‟in.
 penafsiran al-qur‟an dengan bahasa, seperti Syair-syair arab.
 tafsir al-quran dengan kisah-kisah isra‟iliyyat
b. Bil ra‟yi disebut juga dengan ad-dirayah ataupun tafsir bil ma‟qul.

2. Metodologi Penafsiran
metode tafsir adalah cara yang ditempuh penafsir dalam
menafsirkan al-Qur‟an berdasarkan aturan dan tatanan yang konsisten dari
awal hingga akhir.

3
Ulama‟-ulama‟ mengklasifikasikan metode-metode penafsiran al-
Qur‟an menjadi empat :
a. Metode Tahlilly
b. Metode Ijmaly
c. Metode Muqarran
d. Metode Maudhui
3. Corak Tafsir
a. Corak Sufi
b. Corak Falsafi
c. Corak Fiqh
d. Corak Sastra atau Adab
e. Corak Ilmi
f. Corak Al Adab Ijtima‟i
C. Ushul Tafsir
Secara etimologi
Ushul al-Tafsir ( ‫)أصوووالتفنير ووو‬ merupakan jumlah idhafah
dari kata ‫تتت‬ ‫ أصووال‬dan ‫تفنير و‬Kata ushul ‫أصووال‬ merupakan bentuk
ْ َ‫ أ‬yang memiliki beberapa makna, yaitu :
jamak dari ‫صمت‬
1. ‫ ( أسرمتفنشئ‬sesuatu yang paling bawah)
Jika ‫ فنشئ‬itu ‫( أنشج ة‬pohon), maka yang dimaksud ‫ أصال‬adalah akar.
Dan jika ‫ فنشوئ‬itu ‫فنبنوء‬ (bangunan), maka yang dimaksud ‫ أصوه‬adalah
pondasi.
2. ْ َ‫أ‬
‫( فنمصور‬Sumber)Jika dikatakan ‫صومتفنموء‬ maka yang dimaksud adalah
sumber mata air atau asal usulnya
3. ‫ فنقوءتدورة‬yang memiliki makna kaidah, aturan, tatacara, metode, danundang-
undang.
Kata ‫ فنير و‬merupakan mashdar dari kata ‫تيُرَ ّو ُ ت–تت َ ْر ِو ْ ت‬-‫ فَ ّو َت‬yang
memiliki beberapa makna, yaitu :
1. ‫ فنكشف‬menyingkap atau membuka.
2. ‫ فإليضءح‬yang bermakna menjelaskan.

4
Secara terminologi
Landasan ilmiah yang mufassir merujuk kepadanya, ketika ia
menjelaskan makna-makna al-Qur‟an, dan ketika menganalisa makna ikhtilaf
tafsir.
D. Qawaid Tafsir
Istilah kadiah tafsir terdiri dari kata, yaitu kaidah dan tafsir.
1. Kaidah itu berasal dari bahasa Arab yaitu qa‟idah bentuk jama‟nya
qawa‟id, yang arti secara bahasa bermakna asas, dasar, atau pondasi.
Makna ini bisa dalam arti yang konkret maupun yang abstrak, seperti kata-
kata qawa'id al-bait, yang artinya pondasi rumah, atau qawa'id al-din,
artinya dasar-dasar agama, atau qawa'id al-ilm, artinya Kaidah ilmu.
Dalam bahasa Arab makna Qaidah adalah: peraturan, prinsip, dasar, asas,
pondasi, model, pola, mode.4
2. Pengertian tafsir ini cukup banyak yang memberikan definisinya, di
antaranya sebagaimana definisi Abu Hayyan dalam Al-Bahru Al-Muhith :
“Ilmu yang membahas tentang bagaimana mengucapkan lafadz Al-Quran,
madlulnya, hukum-hukumnya baik yang bersifat tunggal atau dalam
untaian kalimat, dan makna-maknanya yang terkandung dalam tarkib,
serta segala terkait dengan itu”.
Inti dari defenisi di atas adalah bahwa tafsir itu mempunyai 4
pembahasan :
a. mengenal sosok Al-Quran dengan segala sosok dan profilnya.
b. mendapatkan penjelasan makna dari tiap-tiap ayat.
c. menggali hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
d. menemukan hikmah-hikmahnya.

4
Atabik Ali & Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta;
Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krepyak. Cet. II, 1997) h. 1423.

5
Jadi, setelah menjelaskan uraian diatas dapat diketahui bahwa
qawaid tafsir itu adalah adalah aturan-aturan umum yang digunakan untuk
memahami makna Al-Qur'an dan cara menerapkan aturan-aturan itu.5
E. Faedah dan Manfaat Mempelajari Ilmu Tafsir
1. membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan berharga untuk
melawan orang-orang yang berniat mengubah isi dan kandungan al-
Qur'an.
2. mengetahui metode yang benar untuk menafsirkan al-Qur'an, serta dapat
mengetahui penafsiran-penafsiran yang diterima maupun yang ditolak,
dan orang yang berhak menafsirkan al-Qur'an maupun yang tidak.
3. mengetahui kaidah-kaidah yang dapat mendukung untuk memahami al-
Qur'an dengan pemahaman yang benar (sahih).
4. turut merasakan upaya besar yang dilakukan para ulama (mufassir) untuk
menjaga isi kandungan al-Qur'an, serta mengambil pelajaran dari usaha
mereka.

5
Khalid bin Usman al-Sabt, Qawaid Tafsir Jam’an wa Dirasatan vol I, (Madinah :Dar Ibnu
Affan), 30.

6
BAB III

PENUTUP

Ushul tafsir adalah Landasan ilmiah yang mufassir merujuk


kepadanya, ketika ia menjelaskan makna-makna al-Qur‟an, dan ketika
menganalisa makna ikhtilaf tafsir.
Inti dari defenisi di atas adalah bahwa tafsir itu mempunyai 4 pembahasan
:
a. mengenal sosok Al-Quran dengan segala sosok dan profilnya.
b. mendapatkan penjelasan makna dari tiap-tiap ayat.
c. menggali hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
d. menemukan hikmah-hikmahnya.
Diantara manfaat mempelajari ushul tafsir wa qawaiduhu adalah :
1. membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan berharga untuk
melawan orang-orang yang berniat mengubah isi dan kandungan al-
Qur'an.
2. mengetahui metode yang benar untuk menafsirkan al-Qur'an, serta
dapat mengetahui penafsiran-penafsiran yang diterima maupun yang
ditolak, dan orang yang berhak menafsirkan al-Qur'an maupun yang
tidak.
3. mengetahui kaidah-kaidah yang dapat mendukung untuk memahami
al-Qur'an dengan pemahaman yang benar (sahih).
4. turut merasakan upaya besar yang dilakukan para ulama (mufassir)
untuk menjaga isi kandungan al-Qur'an, serta mengambil pelajaran
dari usaha mereka.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ma‟luf, Luis, Al–Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam (Beirut: Dar al- Mashriq, 1986),
583.

Muslim, Mustafa, Mabahith fi Tafsir al-Maudu’i (Damashkus: Dar al-Qalam, 1989),


15.

Al-Suyuti, Al-Itqan, Vol. 2, 174.

Ali, Atabik & Zuhdi Muhdlor, Ahmad, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,


(Yogyakarta; Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krepyak. Cet. II, 1997) h.
1423.

bin Usman al-Sabt, Khalid, Qawaid Tafsir Jam’an wa Dirasatan vol I, (Madinah
:Dar Ibnu Affan), 30.

Anda mungkin juga menyukai