Anda di halaman 1dari 13

TAFSIR AL BAHR AL MUHITH

Imam Nazeh Purba, Muhammad Sarpin Nainggolan, Alwi Yuhdi Lubis

nsjehimam@gmail.com, alwiyuhdi@gmail.com, sarpinnainggolan9@gmail.com. .

Lukmanul Hakim S. Ud., M. IRKH., Ph. D

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan, menjelaskan dan mengungkap seluk


beluk dari kitab Tafsir al Bahr al Muhith. Metode penelitian yang digunakan
dalam tulisan ini adalah Library Research yang mana sumber referensi utama nya
yaitu kitab Tafsir al Bahr al Muhith, selanjutnya buku dan jurnal yang berkaitan
dengan tema di atas sebagai sumber referensi tambahan. Adapun hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa penulis dari kitab tafsir ini bernama Abu
‘Abdillah Atsiruddin Muhammad bin Yusuf bin ‘Ali bin Hayyan al- Gharnathiy
al-Hayyaniy. Abu Hayyan al Andalusiy terkenal menguasai berbagai ilmu,
khususnya dalam Bahasa Arab, fikih, Qiraat al-Qur’an dan sejarah karena
karakteristik penafsir dalam menafsirkan al Qur'an tidak terlepas dari kondisi
permasalahan yang mereka hadapi. Dalam tulisan ini penulis akan memaparkan
sejarah hidup dan metodologi yang digunakan oleh Abu Hayyan al Andalusiy
dalam menulis tafsirnya al Bahrul al Muhit. Pendekatan yang digunakan penafsir
adalah pendekatan multidisipliner dengan didominasi oleh pendekatan
kebahasaan. Abu Hayyan al Andalusy menggunakan ayat al Quran sebagai
sumber data utama begitupula hadis nabi SAW. Beliau juga banyak menggunakan
kaedah kebahasaan dalam menafsirkan al Quran dan multi disiplin ilmu sehingga
tafsir ini digolongkan sebagai tafsir bi al Ra'yi.

Kata Kunci: Studi, Tafsir, al Bahr al Muhith, Abu Hayyan al Andalusy.

1
Abstract

This paper aims to describe, explain and uncover the ins and outs of the book of
Tafsir al Bahr al Muhith. The research method used in this paper is Library
Research where the main reference source is the book of Tafsir al Bahr al
Muhith, then books and journals related to the above themes as additional
reference sources. The results of this study show that the author of this book of
interpretation is named Abu 'Abdillah Atsiruddin Muhammad bin Yusuf bin 'Ali
bin Hayyan al- Gharnathiy al-Hayyaniy. Abu Hayyan al Andalusiy is famous for
mastering various sciences, especially in Arabic, jurisprudence, Qiraat of the
Qur'an and history because the characteristics of interpreters in interpreting the
Qur'an are inseparable from the conditions of the problems they face. In this
paper, the author will explain the life history and methodology used by Abu
Hayyan al Andalusiy in writing his interpretation of al Bahrul al Muhit. The
approach used by interpreters is a multidisciplinary approach dominated by a
linguistic approach. Abu Hayyan al Andalusy used verses from the Quran as the
main source of data as well as the hadith of the prophet SAW. He also uses a lot
of linguistic methods in interpreting the Quran and is multi-disciplinary so that
this interpretation is not only classified as an interpretation of bi al Ra'yi.

Keywords: Studi, Tafsir, al Bahr al Muhith, Abu Hayyan al Andalusy.

2
PEMBAHASAN

A. Biografi Mufassir.
a. Nama Asli, Kelahiran, dan Julukan
Nama lengkapnya adalah Asiiruddin Abu Abdillah Muhammad bin
Yusuf bin Ali bin Yusuf bin Hayyan al Andalusiy al Garnatiy al Hayyaniy,
yang masyhur dikenal Abu Hayyan.1 Beliau dilahirkan di Granada, Andalusia
pada tahun 654 H / 1256 M dan menuntut ilmu di sana sampai ia berpindah
ke Iskandariyah Mesir dan belajar Qiraat dari ulama yang bermukim di sana.
Beliau juga orang yang terkenal ahli dalam Bahasa Arab, beliau banyak
menyusun syair-syair dalam ilmu Nahwu dan sharaf. Julukan al Andalusy
dinisbatkan ke tempat kelahiran beliau di Andalusia, Spanyol.
b. Masa Menuuntut Ilmu

Abu Hayyan adalah sorang ulama yang memiliki wawasan yang sangat
luas bukan hanya di bidang tafsir tetapi pengetahuan mereka mencakup
cabang-cabang ilmu pengetahuan yang ada. Ia berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain, dari satu kota ke kota yang lain untuk belajar pada ulama-
ulama yang terkenal. Kemampuan wawasan Abu Hayyan dapat di lihat dari
beragamnya gurunya, Jalaluddin al Suyutiy menyatakan Abu Hayyan belajar
Hadis di Andalusia, Afrika, Iskandariyah, Mesir dan Hijaz. Diantara guru-guru
Abu Hayyan adalah:

1. Ahmad bin Ibrahim bin Zubair bin Hasan bin al Husain al Tsaqafiy al
ashimiy. Beliau seorang yang ahli dalam bidang hadis, nahwu, ushul,
adab dan fasih dalam membaca al quran. Abu hayyan banyak
mengutip pendapat Ahmad bin Ibrahim dalam tafsirnya al Bahru al
Muhith.2
2. al Husain bin Abd Aziz bin Muhammad bin Abd Aziz bin Muhammad
al Imam Abu Ali bin Abi al Ahwaz al qarsyi. Beliau seorang yang

1
Muhammad Husain al Zahabiy, al Tafsir wa al Mufassirun, Juz I (Cet. VI; Kairo: Maktabah
Wahbah, 1995 M/1416 H), h. 325.
2
bu Hayyan al Andalusiy, al Bahru al Muhith, Juz I (Cet. I; Beirut: Dar al Kutub

3
faqih, ahli hadis, ahli nahwi dan banyak menyusun buku yang
berkaitan dengan qiraat.
3. Ali bin Muhammad bin Abd Rahim al Khasyniy, al Absyiy Abu al
Hasan.
4. Muhammad bin Ali bin Yusuf al Allamah RadiyuddinAbu Abdillah al
Anshariy al Syatibiy.
5. Muhammad bin Ibrahim bin Muhammad bin Abi Nasr.

Dan masih banyak gurunya yang lain yang tidak sempat disebutkan
satu persatu dalam makalah ini. Akan tetapi dari lima gurunya yang tersebut di
atas maka pantaslah apabila Abu Hayyan banyak menguasai berbagai disiplin
ilmu agama.

Jika Abu Hayyan banyak belajar pada syekh-syekh yang terkenal pada
saat itu maka pada saat yang sama ia juga merupakan seorang guru yang
masyhur, ia memiliki cukup banyak murid-murid yang tersebar di berbagai
wilayah. Diantara murid-murid Abu Hayyan adalah:

1. Ali bin Abd al Kafi bin Ali bin Tamam bin Yusuf bin Musa bin Hamis bin
Yahya bin Umar bin Usman bin Ali bin Siwar bin Salim al Subki.
2. Muhammad bin Abd al Bir bin Yahya bin Ali bin Tamam Baha'uddin.
3. Ahmad bin Yusuf bin Abd al Daaim bin Muhammad al Halabi Syihab al
Din.
4. Abdllah bin Abd Rahman bin Abdullah bin Muhammad bin Akil al
Qarsyi.3

Abu Hayyan sebagaimana telah dipaparkan sebagai tokoh yang


berwawasan luas nampak jelas dari karangan-karangannya yang bukan hanya
di bidang Tafsir tetapi berbagai lintas disiplin ilmu pengetahuan. Diantara
karya karya beliau adalah sebagai berikut :

1. Al Bahr al Muhith
2. An Nahr al Mad
3
Ahmad Khalid Syukri, Abu Hayyan Al-Andalusy Wa Manhajuhu Fi Al Bahr Al Muhith (Ardan: Daar
Ammar, 2006), hlm: 47-56

4
3. Ittihaf al Arif bi Mafi Al Quran min al Gharib
4. Nihayat al Irab
5. Khulasat al Bayan
6. At Tayzil wa at Takmil fi Syarh at Tashil dll.4
B. Kitab al Bahr al Muhith.
a. Metode Penafsiran

Metode penulisan yang digunakan Abu Hayyan al Andalusy dalam


tafsirnya adalah metode tahlilii,dimana beliau memulai penafsirannya dari
surah al fatihah sampai surah an-nas. Penafsir juga memulai uraiannya
dengan mengemukakan arti kosa kata diikuti dengan penjelasan mengenai
arti global ayat, munasabah (korelasi) ayat-ayat serta menjelaskan
hubungan maksud ayat satu sama lain, mengenai sabab al-nuzul dan dalil-
dalil yang berasal dari Rasul, sahabat, tabi’in. Tafsir ini juga bersikap
keras terhadap kisah-kisah Israilliyat yang berisi kebatilan dan
bertentangan dengan akal sehat.5 Sebagaimana perkataan Abu Hayyan
dalam muqaddimah tafsirnya:

Sesungguhnya cerita-cerita yang tidak sesuai, dan kisah-kisah Isra’iliyyah


itu tidak seharusnya disebutkan dalam ilmu tafsir.6

b. Sistematika Penafsiran
Tafsir Bahrul Muhith terdiri atas 8 jilid, kitab ini sangat cocok
dijadikan sumber utama bagi para pelajar yang menekuni ilmu-ilmu
bahasa seperti nahwu dan sharaf secara khusus. Dalam tafsir ini, Abu al-
Hayyan banyak mengutip dari tafsir az-Zamaksyari dan tafsir Ibnu
‘Athiyah terutama yg berhubungan dengan masalah nahwu dan i’rab..

4
https://islami.co/abu-hayyan-mufassir-dari-andalusia-spanyol/
5
Husain al-Zahabiy, al-Tafsir wa al-Mufassirun, Juz I, 227.
6
Abu Hayyan al Andalusy al-Gharnati, al-Bahr al-Muhit, juz 1, 5.

5
Mengenai sistematika penyusunanya, pertama-pertama, Abu
Hayyan mengawali penafsirannya dengan membahas tentang makna-
makna lafaz yang ia tafsirkan kata perkata, baik dari segi bahasa dan
hukum-hukum nahwu sebelum lafaz itu tersusun. Jika satu kata
mengandung dua makna atau lebih, maka Abu Hayyan menyebutkannya
untuk kemudian dilihat manakah dari makna-makna itu yang cocok
dengan kata-kata tersebut. kemudian beliau mulai menafsirkan ayat
dengan menyebut asbabun nuzulnya jika ada, nasakhnya, dan munasabah
dengan ayat sebelumnya, qiraat-qiraat, baik yang syadz ataupun
mutawatir, serta menyebutkan alasannya dalam ilmu bahasa Arab, dan
menyebutkan pendapat ulama-ulama klasik dan modern dalam memahami
makna-maknanya.7
Kemudian, beliau membahas juga makna-makna yang tampak dan
samar, dengan menjelaskan i’rab-i’rabnya dan sastra-sastranya yang
dalam, baik dari segi ilmu badi’ dan ilmu bayan. Dan mencoba tidak
mengulangi pembahasan tentang kata yang telah dijelaskan atau ayat yang
telah di tafsiri. Beliau juga menyertakan pendapat para imam madzhab
yang empat dan yang lainnya dalam bidang hukum fiqih, sambil
menunjukan dalil-dalil yang tercantum dalam kitab-kitab fiqih.
c. Corak Penafsiran
Adapun penafsiran kitab tabsir tersebut bisa di kategorikan bil al
r’yi dikarenakan beliau menggunakan multidisiplin ilmu,. Abu Hayyan
dalam penafsirannya juga menukilkan perkataan para imam mazhab yang
empat dalam bahasan ayat-ayat tentang syari’at, dan membawa dalil-dalil
dari kitab fiqih mereka. Dan juga berkeahlian dalam bidang hadits, qiraat
dan lainnya, namun yang menjadi kecenderungannya adalah corak lughawi
atau nahwu. Yang mana penekanannya pada kaidah-kaidah nahwu, bahasa
arab, Balaghah, dan juga Qira’at.8

7
Muhammad Husain Adz-dzahabi, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir, hlm : 112-113
8
http://rul-sq.blogspot.com/2013/12/tafsir-bahr-al-muhit-karya-abu hayyan.html?m=1

6
d. Referensi Penafsiran
Abu Hayyan al Andalusy dalam menyusun tafsirnya tidak lepas
dari berbagai referensi kitab-kitab klasik lainnya. Hal ini beliau lakukan
demi mewujudkan Kitab ini sesuai dengan namanya Al-Bahru Al-Muhit.
Referensi-referensi tersebut bersumber dari berbagai disiplin ilmu selama
masih terkait dengan Wawasan Tafsir. Ini bukan berarti penulisan kitab
Bahrul Muhit seutuhnya atas landasan kitab-kitab terdahulu. Namun, tidak
jarang juga beliau melakukan kritikan terhadap kitab-kitab tersebut. Beliau
hanya melakukan penilaian atas kitab-kitab terdahulu dan mengambilnya
yang beliau yakini serta membantahnya yang dianggapnya salah dengan
landasan Al-Quran dan Hadis. 9
Beliau banyak berpedoman pada kitab At-Tahrir Wat Tahbir li
Aqwali A’immatit Tafsir, karya gurunya Jamaluddin Abu Abdillah
Muhammad bin Sulaiman al-Miqdasi yang terkenal dengan Ibnu Naqib.10
Seperti yang sudah di sebutkan, dalam tafsir ini juga Abu Hayyan
banyak mengutip dari tafsir Az Zamakhsyari dan tafsir Ibn ‘Athiyah,
terutama yang berhubungan dengan masalah nahwu dan ‘irab. Meskipun
banyak yang ditolak dari pendapat ibn ‘Athiyah ini, akan tetapi harus jujur
dikatakan bahwa tafsir Ibn ‘Athiyah telah memberi manfaat besar bagi
Abu Hayyan. Abu Hayyan tidak menyukai paham ke Mu’tazilahan Az
Zamakhsyari. Karena itu ia mengkritik dan menyanggahnya dengan gaya
bahasa yang sinis. Dan seringkali ia mengakhiri kutipannya dengan
sanggahan, bahkan terkadang pula beliau tidak segan menyerang
Zamakhsyari dengan gencar, walaupun di sisi lain beliau memujinya
karena keteramapilan nya yang menonjol dalam menyingkapkan retorika
(Balaghah) Qur’an dan kekuatan bayan nya.11

9
http://rul-sq.blogspot.com/2013/12/tafsir-bahr-al-muhit-karya-abu hayyan.html?m=1
10
Mudzakir AS, Terjemah Mabahis fi Ulumul Quran, Hlm:508
11
Husnul Hakim IMZI, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, Hlm : 114

7
e. Karakteristik Kitab Tafsir
Karakeristik dari kitab Tafsir al Bahr al Muhith meliputi dua unsur
yaitu dai segi kelebihan dan kekuragan. Adapun kelebihan dan kekuranga
kitab Tafsir al Bahr al Muhith yaitu :
 Kelebihan.
1) Memulai penafsirannya dengan meletakkan dan mejelaskan
kata-kata mufradatnya, yang menjadikan penafsirannya
lebih jelas dengan mengetahui bahwa terkadang dalam satu
kata mempunyai banyak makna yang berbeda.
2) Adanya asbab an-Nuzul, penjelasan nasikh-mansukh dan
munasabah ayat atau surah. Sehingga menambah wawasan
pembacanya
3) Tafsir Bahr al-Muhith adalah tafsir yang sangat baik untuk
dijadikan sebagai referensi bagi pelajar yang mendalami
ilmu I’rab dan nahwu al-Quran.
4) Terdapat pula nukilan dari 4 imam madzhab sebagai
pelengkap dari pembahasan syari’ah.
 Kekurangan.

1) Terdapat beberapa hadits dha’if dalam tafsir ini.


2) Terkadang bahasa yang digunakan Abu al-Hayyan sangat
tinggi, sehingga sulit dipahami oleh pembaca.
3) Terkadang dalam tafsir ini, banyak ungkapan-ungkapan
bahasa yng diulang-ulang dengan makna yang sama.

f. Contoh Penafsiran
َ‫ْل َح ْم ُد هّٰلِل ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِم ْين‬
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,12
Penafsiran Abu Hayyan:
Abu Hayyan ketika menafsirkan surah al-Fatihah ayat 2, membagi ayat
tersebut pada tiga bagian lafadh, yaitu (al-hamdu, lillahi, rabb al-‘alamin)
Ia menafsirkan lafadh al-hamdu dengan pujian atas segala yang indah
berupa nikmat dan selainnya melalui lisan semata. Lawan kata dari al-hamdu
adalah al-dhammu yang berarti celaan. Bentuk fi’il (kata kerja) dari al-hamdu
12
Qs. Al Fatihah : 2

8
sendiri adalah terbentuk dari lafadh hamida, bukan adopsi dari lafadh madaha.
Berbeda dengan Ibn al-Anbari, yang berpendapat bahwa lafadh hamida dan
madaha, tasrifnya sama. Menurut Abu Hayyan sendiri, dalam penggunaannya,
madaha dapat dipakai untuk benda mati. Seperti tamdahu jauharah (kamu
memuji permata), tidak bisa dikatakan tahmadu jauharah. al-hamd searti
dengan al-shukr, atau al-h}amd lebih umum maknanya. al-shukr, pujian pada
Allah atas perbuatan-perbuatanNya. Sedangkan al-hamd pujian padanya atas
sifat-sifatNya. Yang paling benar adalah al-hamd maknanya lebih umum. Al-
hamid (orang yang memuji), ada dua macam yaitu sebagai shakir (yang
mensyukuri), dan sebagai orang yang memuji sifat-sifatnya.13
Lafadh lillahi ia menafsirkan bahwa huruf jarr li menurut ilmu nahwu
mengandung sejumlah arti, yaitu li al-milk wa shibh (kepemilikan dan yang
serupa), li al-istihqaq (hak milik), al-nasab, ta’lil, ta’ajjub, tabyin, shahurat
(berubah menjadi), al-zarfiyah dalam arti fi dan ‘inda, li al-intiha (terakhir)
dan li al-isti’la’.
Sedangkan lafadh rabb al-‘alamin ditafsirkan bahwa lafadh rabb
memiliki arti tuan, raja, yang tetap, yang disembah, yang memperbaiki dan
pemilik.
Dari penafsiran surah al-Fatihah ayat 2 itulah, maka sangat jelas bahwa
Abu Hayyan dalam menafsirkan suatu ayat lebih cenderung pada corak bahasa
(lughawi). Dapat dilihat dari pemaknaan secara leksikal (balaghah), sintaksis
(nahwu), dan morfologinya (ilmu sorof) dalam memahami suatu ayat atau
lafadh.

13
Hayyan al-Andalusi, Bahrul Muhith Juz1 (Beirut: Daar al-Kitab al-Ilmiyah, 1993) Hlm. 130..

9
10
KESIMPULAN
Nama lengkapnya adalah Atsirudin abu Abdillah Muhammad bin
Yusuf bin Ali bin Yusuf bin Hayyan al-Andalusy al-Garnathi al-Hayyani,
populer dengan Abu Hayyan.
Kitab al-Bahr al-Muhith terdiri dari 8 jilid besar, Di dalam kitab tafsir
ini, Abu Hayyan cenderung memperluas perhatiannya untuk menerangkan
wajah-wajah i’rab dan masalah-masalah nahwu, sehingga kitab ini lebih dekat
ke kitab-kitab nahwu dari pada ke kitab-kitab tafsir.
Tafsir al-Bahr al-Muhith adalah tafsir dengan corak balaghah, yang
penekanannya pada kaidah-kaidah nahwu, bahasa arab, Balaghah, dan juga
Qira’at baik yang Mahsyur maupun yang syadz, jadi tafsir Abu Hayyan ini
lebih banyak didominasi oleh pembahasan sisi nahwu sebagai disiplin Ilmu
yang paling dikuasainya mengalahkan sisi-sisi yang lain.
Tafsir Bahrul Muhith merupakan salah satu kitab Tafsir yang
tergolong Tafsir bir-Ra’yi. Krena di dalamnya beliau melengkapi dengan
berbagai cabang ilmu yang meliputi Nahwu, Sharaf, dan lain-lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al Qranul Karim
Abu Hayyan al Andalusiy, al Bahru al Muhith, Juz I, Cet. I; Beirut: Dar al Kutub
al Ilmiyyah, 1993 M/1413 H.
Amin Ghafur Saiful, Profil para Mufassir al-Qur’an, (Jogjakarta : Pustaka Insan
Madani, 2008)
Husain adz-Dzahabi, at-Tafsir wa al-Mufassirun (Kairo: Daar el-Hadist, 2005)
http://rul-sq.blogspot.com/2013/12/tafsir-bahr-al-muhit-karya-abu-hayyan.html?
m=1
https://islami.co/abu-hayyan-mufassir-dari-andalusia-spanyol/

https://tanwir.id/mengenal-abu-hayyan-al-andalusi-dan-tafsir-al-bahr-al-muhith/
http://prupangjati.blogspot.com/2016/01/bahrul-muhith-dan-analisa-abu-
hayyan.html?m=1

12
13

Anda mungkin juga menyukai