Kelebihan Tafsir Al Thabari adalah penjabarannya yang luas dan tajam seperti:
2. Menyertakan jalur sanad dari seluruh riwayat yang di nukil bahkan sampai ada yang 15 lebih.
7. Banyak mendukung pendapat hasil ijma’ dimana itu merupakan wujud dari tarjih.
Sedang kekurangannya seperti pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga Al-
Thabari membuat karya yang sangat besar pada masanya ini juga tidak lepas dari kekurangan
H. Komentar Ulama’
ditopang oleh kekuatan data dan akurasinya. Dalam hal ini, terdapat berbagai komentar terhadap
“Semua informasi yang diberikan oleh At-Tabari diperoleh secara berantai dari para periwayat.
Mata rantai itu dipelajari oleh Dr. H. Horst, yang menghitung ada 13.026 mata rantai yang
berbeda dalam tiga jilid tafsir al-tabari. Duapuluh satu dari 13.026 ini termasuk didalamnya
15.700 dari 35.400 macam bentuk informasi, “hadis-hadis”, yang menjadi jaminan bagi
berkesimpulan “secara inextensio, bahwa tafsir At-Tabari sngatn luas dan ensiklopedis, isinya
4. M. Abduh, berkomentar “kitab yang terpercaya di kalangan penuntut ilmu, karena pengarangnya
telah melepaskan diri dari belenggu taqlid dan berusaha untuk menjelaskan ajaran-ajaran Islam
tanpa melibatkan diri dari dalam perselisihan dan perbedaan paham yang dapat menimbulkan
perpecahan”.
5. Taufik Adnan Amal Menurutnya, Ibn Jarir al-Tabari adalah mufassir “tradisional” paling
terkemuka, menyusun suatu kitab yang menghimpun lebih dari dua puluh sistem bacaan
(qira’at).
6. Mohammad Arkoun secara kritis mengatakan : “Al-Tabari telah menghimpun, dalam sebuah
karya monumental 30 jilid, sejumlah akhbar mengesankan (semua kisah, tradisi,sunnah, dan
informasi) yang tersebar luas di daerah yang diislamisasikan selama tiga abad pertama Hijri.
Dokumen utama yang sangat berharga bagi sejarawan ini masih belum menjadi objek monografi
mana pun yang menghapus citra dari seorang At-Tabari sebagai kompilator “rakus” dan
“obyektif”.
7. Ensikopedi mengatakan, bahwa “Karya Jarir, Jami’ al-Bayan, adalah sebuah ensikopedi
komentar dan pendapat tafsir tradisional, merupakan contoh khas tafsi bi al-ma’sur. Ia
memaksudkan karyanya ini lebih bersifat komprehensif dari pada selektif sehingga kiranya
menjadi gudang informasi. Ciri-ciri ini memberi kitab Ibn Jarir tersebut menjadi objektivitas
8. Muhammad Ali al-Shabuni Menyatakan bahwa : “kitab tafsir Ibn Jarir termasuk tafsir bi al-
ma’sur yang paling agung, paling benar dan paling banyak mencakup pendapat sahabat dan
10. Muhammad Husein al-Zahabi menyatakan : “tafsir Al-Tabari merupakan tafsir yang pertama
dalam hal masa dan ilmunya di antara sekian banyak kitab tafsir awal, karena ia adalah kitab
tafsir yang pertama kita ketahui, meskipun ada kemungkinan kitab-kitab tafsir yang tertulis
sebelumnya telah hilang dalam peedaran masa. Dia adalah pelopor dalam ilmu tafsir, terlihat
kekhasan kitabnya yang berbeda dengan kitab tafsir lainnya yang mampu mempresentasikan