QUR’AN
MATA KULIAH:
DOSEN PENGAMPU:
RIZA SAPUTRA, MA
OLEH:
HUZAIRI (180103020060)
M. NASRULLAH (180103020104)
Umat Islam sebagai sasaran objek kajian orientalis, tentunya tidak bisa
hanya berdiam diri saja,namun juga perlu melakukan tindakan sebagai bentuk
pertahanan dan perlawanan terhadap mereka. Diantaranya adalah dengan
mengetahui orientalis dan hal apa saja yang berkaitan dengannya.
1
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ORIENTALISME
“Orientalisme” berasal dari kata Perancis “Orien” yang berarti timur dan
kata “Orientalisme” berarti ilmu-ilmu yang berhubungan dengan dunia timur.
Orang yang mempelajari atau mendalami ilmu-ilmu tersebut disebut “Orientalis”
atau ahli ketimuran.1 Menurut Joesoef Sou’yb, orientalisme berarti suatu paham
atau aliran, yang berkeinginan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-
bangsa di Timur beserta lingkunganya. 2
2. SEJARAH ORIENTALISME
2
penelitian yang dilakukan oleh orang barat. Sedangkan orientalis merujuk kepada
subyek orang Barat peneliti .4
3. TIPOLOGI ORIENTALIS
a. Reenan
4
Mannan Buchori, Menyingkap Tabir Orientalisme, (Jakarta:Amzah,2006), hlm.1
5 Hasan Abdul Rauf M. El-Badawiy dan Abdurrahman Ghirah, Orientalisme dan
Misionarisme, Terj. Ibnu Burdah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997) hal 28-35
3
Hisyam memiliki keistimewaan dibanding Injil yang beredar dikalangan umat
kristiani sekarang.
b. Jenny Pierre
c. Carl Leil
d. Tolstoy
Tolstoy adalah seorang peneliti peradaban yang juga seorang penulis dari
Rusia. Ia menulis tentang Islam ketika ia menyaksikan kedzaliman terhadap Islam
dan Rasulnya. Selain Islam, ia juga menulis tentang Islam Isa Al-Masih dan
pengingkaran dirinya terhadap akidah orang Nasrani yang beranggapan bahwa Isa
adalah Tuhan. Diantara pengingkarannya terhadap akidah Nasrani adalah dengan
mengatakan bahwa kitab orang Nasrani tidak ditulis berdasarkan wahyu
melainkan hasil dari penyelewengan lewat perubahan dan pergantian ayat-ayat
yang asli.
4
Sedangkan tokoh-tokoh yang termasuk dalam kelompok kedua adalah
mereka yang mendapatkan hidayah dari Allah SWT untuk memeluk agama Islam.
Diantaranya adalah
a. Lord Headly
b. Ethan Deneeh
c. Dr. Greeneh
5
Kelompok yang kedua adalah Orientalis Ekstrim. Mereka adalah para
Orientalis yang sengaja menyelewengkan ajaran Islam dari ajaran yang
sebenarnya dan membuat propaganda terselubung yang bertujuan agar umat Islam
ragu terhadap ajaran Islam itu sendiri. Kelompok ini juga tidak memegang teguh
prinsip keilmuan dan penelitian ilmiah. Sehingga argumen yang dihasilkan
merupakan argumen yang miskin data dan hanya berisi tuduhan tanpa bukti.
Menukil dari buku Pemikiran Islam kontemporer dan hubungannya dengan
Kolonialisme Barat karya Dr. Muhammad al-Bahiy, yang termasuk dalam
kelompok ini diantaranya adalah:
a. A.J Arberry
b. Gold Ziher
Gold Ziher termasuk seorang peneliti yang ikut andil dalam menyusun
ensiklopedi Dairat al-Ma'arif Al-Islamiyyah.
c. Phillip Hitti
6
menjadi dua macam yaitu Orientalis Misionaris dan Orientalis Akademis.
Sedangkan menurut Koren & Y.D Nevo membagi Orientalis menjadi dua, yaitu
a) Ilmiah tersamar
Tujuan kelompok ini adalah agar umat Islam ragu terhadap keabsahan
ajaran Nabi Saw dan sumber keilahiannya. Tokoh yang termasuk dalam kelompok
ini adalah Goldzier dan Scodt.
c) Ilmiah murni.
7 Edi Susanto, Dimensi Studi Islam Kontemporer, ( Jakarta: PT Kharisma Putra Utama,
2017) hal 17
7
ilmiahnya. Walaupun demikian, kelompok ini bukan berarti luput dari kesalahan
pemahaman terhadap Islam. Hal ini bisa jadi disebabkan karena ketidaktahuan
mereka terhadap bahasa Arab atau mengenai suasana sejarah Islam. 8 Maryam
Jamilah mengatakan bahwa ada sejumlah pemikir besar di Barat yang
menghabiskan umurnya untuk mengkaji Islam lantaran mereka secara jujur
tertarik pada kajian tersebut. 9
Fazlur Rahman memetakan kajian Orientalis dari segi tema kajian menjadi
tiga wilayah yaitu :
238-241
11 Maryam Jamilah, Islam dan Orientalisme, Terj. Machnun Husein, hal 23
8
Qur’an karya A. Jeffery, dan The Collection of the Qur’an karya John
Burton. Kajian ini merupakan lanjutan dari kesimpulan yang didapatkan
dari kajian pertama bahwa Al-Qur’an merupakan sebuah ciptaan setelah
kehadiran Muhammad. Kesimpulan dari kajian orientalis adalah banyak
ayat-ayat Al-Qur’an yang telah mengalami diskontinuitas. Hal ini terjadi
karena orang-orang yang menyalin ayat-ayat tersebut tidak dapat
membedakan bagian dan belakang dari materi dimana ayat-ayat tersebut
pertama kali dituliskan, hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
Richard Bell. Selain itu, John Burton berpendapat bahwa keseluruhan teks
Al-Qur’an telah diedit, dicek dan disebarluaskan oleh Nabi Muhammad.
c) Kajian yang berusaha menjelaskan kandungan Al-Qur'an. Dari ketiga tema
yang telh disebutkan, yang menjadi fokus kajian mereka adalah dua tema
pertama. Sedangkan tema yang terakhir, sangat jarang ditemui. Diantara
karya yang dihasilkan melalui kajian ini adalah Die Richtungen der
Islamischen Koranauslegung karya Ignaz Goldziher, Mohammad karya H.
Grimme, The Event of the Qur’an dan The Man of the Qur’an karya
Kenneth Cragg, The Development of the Meaning of Spirit in the Koran
dalam Orientalia Christiana Analecta tulisan Thomas O’Shaughnessy,
serta The Structure of the Ethical Term in The Koran dan God and Man in
the Koran karya T. Izutsu.12
9
PENUTUP
Selain itu, tren kajian atau hal apa saja yang membuat mereka tertarik
untuk mengkaji Islam, khususnya Al-Qur’an, juga perlu diketahui sebagai bekal
untuk memperkaya wawasan agar tidak ikut menjadi bagian dari mereka. Secara
umum, tren kajian mereka dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Yaitu
kajian mengenai pengaruh Yahudi dan Kristern dalam Al-Qur’an, kajian yang
berusaha merekonstruksi Al-Qur’an secara kronologis dan kajian yang
menjelaskan kandungan Al-Qur’an.
10
DAFTAR PUSTAKA
Khoeron, Moh., “kajian Orientalis terhadap Al-Qur’an” Suhuf Vol 3 No.2, 2010.
11