tentang
Kelompok 3
Al Hasan 2015050075
Dosen Pengampu
2023 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Persatuan Tarbiyah Islamiya (Perti) dan Persatuan Islam (Persis) . Tugas ini diberikan
oleh dosen pengampu mata kuliah Studi Tafsir Institusi Ormas di Indonesia yang
bertujuan untuk menjelaskan materi terkait Perti dan Persis.
Maka dari itu, kami sebagai pemakalah mencoba untuk menyajikan sebuah
makalah yang membahas . tentang latar belakang, tujuan, pro-kontra, tokoh atau kitab
rujukan dan contoh penafsirannya. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Studi Tafsir Institusi Ormas di Indonesia atas materi
yang sudah diamanahkan kepada kami pada kesempatan kali ini. Serta ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan serta kurangnya materi yang kami sajikan,
kami meminta maaf dan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan makalah ini kedepannya.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ........................................................................................................ ii
A. LatarBelakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................. 2
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Kritik dan Saran .................................................................................................. 17
DAFTARPUSTAKA ......................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lintasan zaman yang terus berubah itu, satu hal yang pasti, ormas-
ormas Islam telah memberikan kontribusi besar bagi kejayaan Islam di Indonesia.
Dinamika hukum Islam di Indonesia tidak lepas dari peran dan kontribusi ormas-
ormas Islam dalam mendorong pengembangan dan penerapannya. Hukum Islam telah
mengalami perkembangan yang pesat berkat peran ormas Islam yang diaktualisasikan
melalui kegiatan di berbagi bidang, seperti bidang pendidikan, kesehatan hingga
politik. Oleh karena itu, melalui makalah ini, kami akan membahas lebih lanjut
mengenai peran organisasi-organisasi Islam dalam pengembangan dan penerapan
hukum Islam di Indonesia.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Perti dan Persis?
2. Apa tujuan didirikannya Perti dan Persis?
3. Apa saja pro-kontra Perti dan Persis?
4. Siapa tokoh atau tafsir rujukan Perti dan Persis?
5. Bagaimana contoh penafsiran ayat oleh Perti dan Persis?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk menyaingi kaum muda Pada bulan Juni 1921 kaum tua mendirikan
organisasi “tandingan” dengan nama “ijtihad ulama Minangkabau” organisasi ini
didirikan atas prakarsa Syekh Abbas Padang Lawas, Syekh Sulaiman Arrasuli, dan
1
Alaiddin Koto, Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sejarah, Paham Keagamaan, Dan Pemikiran
Politik 194-1970, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 16
2
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1980), hlm. 38-
47.
3
lain-lain sebagainya. Pada tahun 1926 Syekh Sulaiman Arrasuli mengubah sistem
pendidikan halaqah di Pesantren Candung menjadi madrasah sebagaimana dilakukan
kaum muda. Nama madrasah yang didirikannya pada awalnya di usulkan bernama
Tarbiyatul-u al-hullab, tetapi karena menggunakan nama yang akar kata-kata dalam
bahasa Arabnya sama dengan Sumatra Thawallib, akhirnya diganti namanya menjadi
“Tarbiyah Islamiyah”.Selanjutnya, sejak tahun 1926 Syekh Sulaiman Arrasuli telah
mengambil langkah penting untuk memperbarui sistem pendidikan di Surau Baru,
Candung yang didirikan tahun 1327 H. (1908 M). Cara berhalaqah di surau
diubahnya menjadi kelas madrasah. 3
Jika sebelumnya organisasi ini disingkat dengan PTI, maka dalam anggaran
dasar yang baru singkatan PTI diubah dan diganti dengan singkatan PERTI. Pada
3
Alaiddin Koto, Op.Cit., hlm. 21.
4
tanggal 5 November 1945 Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Hatta,
mengeluarkan maklumat tentang pemberian kesempatan bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk mendirikan partai-partai politik.4 Maklumat ini segera disambut oleh
PERTI dengan mengadakan rapat pleno pengurus besarnya pada tanggal 22
November 1945. Pada tanggal 5 Januari 1973 P.I. PERTI difusi ke PPP bersama
partai Islam lainnya seperti: Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Syarikat Islam
Indonesia (PSII), dan Partai muslimin Indonesia (PARMUSI).
Pada saat itu, diantara yang hadir adalah Haji Zamzam, Haji Muhammad
Junus dan Pakih Hasjimdari Surabaya selaku penceramah agama. Setelah selesai
berkenduri, biasanyadilanjutkan dengan berbincang-bincang tentang persoalan-
persoalan agama dangerakan-gerakan keagamaan, baik di Indonesia maupun di
negara-negaralain. Dalam perbincangan inilah, terutama Haji Zamzam dan Haji
4
Hamka, Muhammadiyah Di Minangkabau, (Jakarta: Yayasan Nurul Islam 1974),
5
Hanun Asrahah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm.167.
5
Muhaammad Yunus dari lingkungan ketiga family tadi banyak mengemukakan
pikiran-pikirankarena mereka memang mempunyai pengetahuan yang agak luas.6
6
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan Dan
Perkembangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 201.
6
Pada masa kini, Persis berjuang menyesuaikan diri dengan kebutuhan
umatpada masanya yang lebih realistis dan kritis. Gerak perjuangan Persis
tidakterbatas pada persoalan-persoalan ibadah dalam arti sempit, tetapi meluas
kepadapersoalan-persoalan strategis yang dibutuhkan oleh umat Islam terutama pada
urusan muamalah dan peningkatan pengkajian pemikiran keislaman.7
7
2. Persatuan Islam [Persis]
Tujuan dan cita-cita Persis diwujudkan dalam Rencana Jihad sebagaimana tercantum
dalam Qanun Asasi (Anggaran Dasar) Persis 18 Bab II Pasal 1 tentang rencana jihad
umum sebagai berikut:
9
Dadan Wildan dkk, Anatomi Gerakan Dakwah (Bandung:2010) hlm. 36.
8
adalah mereka yang gencar melakukan usaha pemurnian kembali ajaran Islam,
mereka banyak dipengaruhi oleh ulama besar Minangkabau seperti Haji Miskin, Haji
Somanik, Haji Siobang, dan Ahmad Khatib, Mereka menginginkan agama ini bersih
dari unsur-unsur yang tidak termasuk dalam ajaran Islam.
Ulama tua merasa perlu mempertahankan suasana tersebut. Mereka tidak ingin
masyarakat resah, jika praktik-praktik keagamaan mereka dikecam. Mereka adalah
kelompok kaum muslim Minangkabau yang dalam bidang akidah mengikatkan diri
kepada pama Ahl al-Sunnah wa al-Jama‟ah ajaran Abu al-Hasan al-Ast‟ari dan
Abu Muslim al-Maturidi, sedangkan dalam bidang ibadah berpatokan kepada
mazhab Syafi‟i.
Dalam perkembangannya, pertentangan antara Kaum Tua dan Muda berikutnya, tidak
hanya mencangkup masalah tarekat, tetapi merambat ke praktik keagamaan lain yang
umumnya diamalkan oleh masyarakat Minangkabau, seperti masalah-masalah tentang
ushalli, taqlid, ijtihad, bid‟ah dan sebagainya. Polemik yang terjadi antara kedua
kelompok ini berlangsung dalam masa cukup panjang melibatkan banyak tokoh, dan
10
Artikel dalam Pikiran Rakyat, Dedy Djamaluddin Malik, “Persis Terdesak Akhirnya Defensif”,
(Bandung, 1990), hlm. 8
9
menggunakan banyak dalil. Pada tahun 1909, Haji Abdullah Ahmad dari kalangan
muda melakukan terobosan dengan membuka sekolah Adabiyah di Padang. Sekolah
dasar ini memiliki sistem yang sama dengan Hollads Inladse School, kecuali bahwa di
dalamnya agama dan al-Qur‟an diajarkan secara wajib.
Di lain pihak, posisi Kaum Tua semakin tersudut dengan segala upaya yang
dilakukan kaum muda. Meskipun demikian, Kaum Tua tidak lantas menyerah, mereka
mencoba melakukan serangan balasan dengan cara yang sama. Untuk itu, mereka
menerbitkan majalah Suluh Melayu, sebagai tandingan majaah al-Munir. Suluh
Melayu digunakan Kaum Tua untuk mempertahankan paham mereka, dan menangkis
semua serangan yang dilakukan Kaum Muda melalu media massa.
11
Fachry Ali dan Bachtiar Effendi, Merambah Jalan Baru Islam: Rekonstruksi Pemikiran Islam
Indonesia Masa Orde Baru, (Bandung: Mizan, 1986), hlm. 67
10
puritan ini merupakan respon terhadap kecenderungan pemikiran yang dianut oleh
kaum muslimin di Indonesia, yakni pemahaman keislaman yang bercorak kultural,
yang lebih dikenal dengan Islam tradisionalis. Dalam meyakinkan pemahaman
keislaman para masyarakat menerima dengan adanya Persatuan islam.
12
Dadan Wildan, Sejarah Perjuangan Persis 1923-1983, (Bandung: Gema Syahida, 1995), hlm.
57
11
D. Tokoh atau kitab Tafsir Rujukan Perti dan Persis
12
Adapun kitab hadis rujukan orams PERSIS atau para ulama PERSIS
diantaranya adalah kitab hadis kutub al-tis‟ah (ditulis oleh 9 ulama hadis terkemuka),
Siyar al-Alam al-Nubala, karya al-Dzahabi, Fathu al-Bari karya Ibnu Hajar al-
Atsqalani, Nailul al-Authar karya as-Syaukani, buku-bukunya Ahmad Hasan dan
seluruh kitab hadis yang beraliran sunni.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah, dan
carilah al-wasilah (jalan yang mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah pada
jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS.5:35 )
Pengertian al-wasilah dalam ayat di atas, menurut PERTI ialah segala jalan atau cara
yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mereka mencontohkan
dengan seseorang yang ingin mencari pekerjaan di sebuah instansi. Karena seseorang
itu kurang dikenal oleh pihak instansi yang bersangkutan, maka ia mencari jalan, yaitu
meminta bantuan seoran temannya yang dikenal secara baik oleh pimpinan instansi
itu. Diharapkan, dengan bantuan teman itu, permohonannya akan di terima, dan ia pun
13
Sirajuddin Abbas, 40 masalah agama, 4 jilid, (Jakarta: Pustaka Tarbiyah 1987), hlm. 138
145
13
dapat bekerja di tempat yang diinginkannya tadi. Jalan seperti ini, oleh kalangan
PERTI, disebut al-wasilah. Dalam ayat yang lain pada surah an-nisa ayat 64 allah
berfirman:
Diriwayatkan dari Anas, bahwa ketika musim kemarau tiba, Umar Bin Khattab
berdoa meminta hujan bersama Abbas Bin „Abd Al-Mutahalib. Umar Bin Khattab
berdoa
“Ya allah, dulu kami bertawassul kepada engkau dengan Nabi engkau, maka engku
turunkan hujan. Maka, kini kami bertawasul kepada engkau dengan paman nabi kami
(„Abbas), maka turunlah hujan untuk kam”. (HR. Bukhari 2/27).
Dan hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, yang artinya sebagai berikut:
Diriwayatkan dari Ibn „Umar, bahwa nabi pernah bercerita sebagai berikut: ada tiga
orang yang berjalan ke kota. Tiba-tiba hujan turun, dan mereka berteduh di sabuah
goa pada suatu bukit. Ketika itu jatuh sebuah batu besar dan menutup pintu goa
tersebut.
14
Mohammad Nor Ichwan, Tafsir ilmiy; Memahami al Qur‟an Melalui Pendekatan Sains
Modern, Yogyakarta: Menara Kudus, 2004,
14
c. Mufassir tidak banyak memberikan penafsiran secara rinci tetapi ringkas dan
umum, meskipun pada beberapa ayat tertentu memberikan penafsiran yang
agak luas, namun tidak pada wilayah analitis.15
Hal ini dapat dilihat ketika Ahmad Hassan menafsirkan ayat 65 dari surat al-Baqarah:
15
Muhammad al-Razi, Mukhtar al Shihah, (Kairo: al-Saktah al-Jadid, 1329H) hlm. 411.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika sebelumnya organisasi ini disingkat dengan PTI, maka dalam anggaran
dasar yang baru singkatan PTI diubah dan diganti dengan singkatan PERTI. Pada
tanggal 5 November 1945 Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Hatta,
mengeluarkan maklumat tentang pemberian kesempatan bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk mendirikan partai-partai politik. Maklumat ini segera disambut oleh
PERTI dengan mengadakan rapat pleno pengurus besarnya pada tanggal 22
November 1945. Pada tanggal 5 Januari 1973 P.I. PERTI difusi ke PPP bersama
partai Islam lainnya seperti: Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Syarikat Islam
Indonesia (PSII), dan Partai muslimin Indonesia (PARMUSI).
16
organisasi-organisasi lain yang berdiri pada awal abad ke-20. Ciri Persatuan Islam
menurut Federspiel yang dikutip oleh Hanun Asrohah yaitu kegiatannya
dititikberatkan pada pembentukan faham keislaman.Gagasan pendirian organisasi ini
berasal dari pertemuan yang bersifat kenduri yang diadakan secara berkala di rumah
salah satu anggota kelompok yang berasal dari Sumatera, tetapi telah lama tinggal di
Bandung. Pada saat itu, diantara yang hadir adalah Haji Zamzam, Haji Muhammad
Junus dan Pakih Hasjimdari Surabaya selaku penceramah agama.
B. Saran
Pemahaman materi tentang Perti dan Persis perlu dipahami oleh kita bersama.
Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada para pembaca agar membaca,
mengulas, dan memahami lebih baik tentang materi ini. Makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menjadikan makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.
17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Artikel dalam jurnal Temali: jurnal pembangunan Sosial,Taufiq Rohman dan Beni,
“Membangun Gerakan Inklusivisme Model Jamaah Persatuan Islam”, vol 1
no1(19 Januari 2020),
Artikel dalam Pikiran Rakyat, Dedy Djamaluddin Malik, “Persis Terdesak Akhirnya
Defensif”, (Bandung, 1990),
Fachry Ali dan Bachtiar Effendi, Merambah Jalan Baru Islam: Rekonstruksi
Pemikiran Islam Indonesia Masa Orde Baru, (Bandung: Mizan, 1986),
18