Anda di halaman 1dari 3

Ayat Al Quran dan Hadits Tentang Anjuran Berfilsafat.

A. Al-Quran.

Ketika kita berbicara mengenai Al Quran dan As Sunnah (Hadits), satu hal
yang mesti menjurus pada pembicaraan pada sesuatu hal yang berbau Agama Islam.
Islam itu sendiri datang ke dunia ini bukan tanpa membawa apapun, Islam datang
kedunia membawa Al Quran sebagai pedoman hidup bagi umat Islam kedepannya,
serta sebagai sumber dan dasarnya.

Al Quran ini, juga disebut-sebut sebagai Al Hakim ataupun Al Hikmah, yang


mana itu berarti AL Quran merupakan filsafat dalam Islam. Di dalam Al Quran pula
atau di beberapa ayatnya juga menegaskan bahwa usaha berfilsafat di kerjakan oleh
orang-orang yang berakal. Sebagaimana yang telah diterangkan di dalam Al Quran
surah Al Baqarah ayat 269, yang berbunyi:


)(

Artinya : Allah menganugerahkan Al Hikmah (Kepahaman yang dalam tentang Al


Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang di anugerahi Hikmah, ia telah benar-benar telah di
anugerahi karunia yang banyak. Dan hanya berakallah yang dapat mengambil
pelajaran (dari firman Allah SWT).

Sebenarnya, selain ayat di atas. Didalam Al Quran masih banyak sekali ayat-
ayat yang memerintahkan, mendorong serta membimbing umat Islam untuk berfikir,
menggunakan akal pikirannya, bertafakur, dan didalamnya mengandung filsafat.
Dengan demikian menurut saya, bahwa ketika seorang muslim berusaha mencari
sesuatu kebenaran dari sesuatu hal, itu kemungkinan besar dapat di lakukan ketika
seseorang itu menggunakan akal pikirannya ataupun mengoptimalkan pikirannya
(berfilsafat). Sebab sesuai dengan apa yang dipelajari oleh mahasiswa Filsafat, bahwa
usaha mencari kebenaran, kebajikan dan kebijaksanaan dengan menggunakan akal
pikiran dan itu merupakan dasar dari filsafat.

B. As Sunnah (Hadits).

Harfiah filsafat, berasal dari falsafatun (Bahasa Arab) yang berakar dari kata-
kata Yunani, yaitu philo (cinta) Sophia (pengetahuan, hikmah). Yaitu maksudnya
ialah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Lalu pertanyaannya sekarang,
bagaimana Hadits dalam memandang filsafat?

Sebelumnya kita flashback pada pemikiran sang filosof Islam Al-Kindi, bahwa
filsafat merupakan pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu yang mengandung
teologi (al-rubbubiyah), ilmu tauhid, etika, dan seluruh ilmu pengetahuan yang
bermanfaat. Dalam corak pemikiran, filsafat berdasarkan ataupun berlandaskan
pikiran seseorang, sedang agama berdasarkan ataupun berlandaskan wahyu.
Kemudian dari pada itu, ayat-ayat di dalam Al Quran juga banyak
mengandung perintah agar manusia memperhatikan, merenungkan, dan memikirkan
tentang segala sesuatu, diantaranya penciptaan manusia, langit, dan sebagainya.
Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa Al Quran memerintahkan
manusia untuk mempelajari filsafat, karena manusia harus membuat spekulasi atas
alam raya ini dan merenungkan segala sesuatu yang ada.

Maka dari itu, Rasululloh SAW juga menganjurkan untuk berfikir dengan
logika, seperti yang ada dalam percakapan Rasulullah SAW dengan salah satu
sahabatnya:

Atas apa saya harus mendasarkan pertimbangan dan keputusan saya?

Atas Al Quran

Dan jika Al Quran tidak mengatakan apa-apa?

Atas As Sunnah

Dan jika Sunnah tidak mengatakan apa-apa?

Atas Ijma (kesepakatan) para sahabat

Dan jika dia tidak mengatakan apa-apa?

Atas akal budimu sendiri

Dalam percakapan beliau, mengatakan Atas akal budimu sendiri. Dengan


demikian beliau menyuruh kita untuk berfikir bilamana kita sudah tidak ada lagi
pandangan akan segala sesuatu. Selain percakapan di atas juga ada salah satu Hadits
yang intinya menganjurkan kita untuk belajar atau menggali ilmu untuk kebenaran,
misalnya Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China.

Pandangan Beberapa Tokoh Tentang Filsafat

Filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philosopia, yang berarti philos adalah
cinta, suka dan sophia adalah pengetahuan, hikmah. Jadi philosophia adalah cinta pada
kebijaksanaan atau cinta pada pengetahuan.
Filsafat adalah Ilmu Istimewa yang mencoba menjawab masalah-masalah yang
tidak dapat di jawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-masalah tersebut di luar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami
atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat yang ada yaitu:
1) Hakikat Tuhan
2) Hakikat alam semesta
3) Hakikat Manusia
Menurut Harun Nasution Filsafat itu berasal dari dua bahasa yaitu Fil di ambil
dari bahasa Inggris dan safah di ambil dari bahasa Arab. Berfilsafat artinya berfikir
menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat dengan tradisi,dogma serta
agama). Selain itu berfilsafat juga berarti berfikir sedalam-dalamnya sehingga sampai ke
dasar-dasar persoalannya

Kata shopia berkembang menjadi jenis pengetahuan yang lebih tinggi. Yakni jenis
pengetahuan yang dapat mengantarkan manusia untuk mengetahui kebenaran yang murni.
Shophia dalam arti ini setidaknya terlihat dari rumusan phytagoras yang menyatakan
bahwa hanya dzat yang maha tinggi (Allah) yang mampu memberikan kebenaran murni.
Menurut phitagoras manusia hanya mampu sampai pada sifat pecinta kebijaksaan.
Phitagoras menyatakan cukup seorang menjadi mulia ketika ia menginginkan hikmah
dan berusaha untuk mencapainya meski ia tidak pernah menjadi hikmah itu sendiri.

Karena luasnya lingkungsn pembahasan ilmu Filsafat, maka tidak mustahil jika
banyak di antara para ahli filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda. Yang di
antarannya adalah sebagai berikut:

1) Plato mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada ( Ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli ).
2) Aristoteles mengatakan Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran,
yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, rethorika, etika, ekonomi,
politik dan estetika, ( Filsafat menyelidiki sifat dan asas benda).
3) Al-Farabi, Filsuf Islam terbesar sebelum Ibnu Siena, mengatakan: Filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai