Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Sains
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3
PENUTUP ................................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN.............................................................................................................. 9
B. SARAN ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 10
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sains dan agama merupakan sebuah contoh konkrit yang menggambarkan sebuah
hubungan komplementer suatu hal. Mengutip dari perkataan seorang ilmuwan Yahudi yaitu
Albert Einstein, yang mengatakan bahwa “ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu
adalah lumpuh.”. Dalam konteks ini ilmu atau pengetahuan merujuk pada sains dalam arti
sempit.
Seperti yang kita ketahui, islam sebagai agama yang telah dibawa Nabi Muhammad
SAW ini tidak hanya mengatur urusan agama saja melainkan juga segala urusan kehidupan
dunia, tak terkecuali tentang sains. Hubungan komplementer antara islam dan sains ini yang
merupakan satu hal yang menarik untuk dibahas lebih dalam mengenai bagaimana sains
dalam islam itu sendiri dan bagaimana islam mempengaruhi perkembangan sains.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana konsep sains dalam tradisi islam?
2. Bagaimana kontribusi islam dalam perkembangan sains?
3. Siapa saja tokoh-tokoh saintis muslim dan peran mereka?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Dari rumusan masalah diatas, dapat diambil beberapa pengetahuan tentang:
1. Konsep sains dalam tradisi islam.
2. Kontribusi islam dalam perkembangan sains.
3. Tokoh-tokoh saintis muslim dan peran mereka.
D. KERANGKA TEORI
a. Pengertian Sains
Mengenai pengertian sains dapat diklasifikasikan dengan tiga poin penting,
antara lain Content meliputi hal-hal yang berkaitan denga fakta, definisi, konsep,
model, teori dan terminologi. Process berkaitan dengan keterampilan atau kegiatan
1
untuk mendapatkan atau menemukan prinsip dan konsep. Context meliputi 3 hal
yaitu: individu, masyarakat, dan lingkungan sekitar.1
b. Sains Islam
Sains Islam adalah sains yang didasarkan pada nilai-nilai Islam. Sains Islam
punya pandangan berupa pandangan dunia dalam bentuk metafisika atau asumsi
filosofis Islami. Sedangkan sains modern mengabaikan bahkan menyangkal aspek
metafisika, spiritual dan entitas jagat raya.2
1
Prof.Haeruddin Harun,”Sains modern dan permasalahan manusia”, Jurnal filsafat
2
Rizqon Halal Syah Aji, “Khazanah Sains Dan Matematika Dalam Islam”, Salam: Jurnal Sosial dan Budaya
Syar-i, Vol.1 No. 1 (2014), 158.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mikrokosmos (al-„Élam al-Îagir), yang dapat dipelajari dan diketahui. Hal ini juga
disebutkan dalam al-Quran dan al-Hadits, bahwa semua benda dan kejadian di alam raya
(universe) merupakan ÉyÉt Tuhan (tunggal, Éyah), yaitu petunjuk-petunjuk dan simbol-
simbol Tuhan. Contoh dari ayat-ayat Tuhan itu adalah QS. Ali-Imran/3: 190; QS.
Yunus/10: 5-6; QS. al-Hijr/15: 16, 19-23, 85; QS. an-Nahl/16: 3, 5-8, 10-18, 48, 65-69, 72-
74, 78-81; QS. al-Anbiya/21: 16; QS. al-Naml/27: 59-64; QS. al-Mu‟min/23: 61; QS. al-
Mulk/67: 2-5, 15, dan QS. Fushilat/41: 53.
Menurut Mohd Zaidi Ismail, seorang pakar sains Islam, ilmu fisika yang merupakan
bagian utama dalam natural science, dalam tradisi keilmuan dan sains Islam disebut sebagai
‘ilm al-tabÊ‟ah (the science of nature). Kata al-ÏabÊ‟ah diambil dari akar kata Ï-b-‟a atau
Ïab‟a, yang berarti “kesan atas sesuatu (ta‟Ïhir fii…), “penutup (seal), atau “jejak (stamp)”
(khatm), maka ia menyiratkan “sifat atau kecenderungan yang dengannya makhluk
diciptakan” (al-sajiyyah allatii jubila „alayha). Semua arti tersebut “mengasumsikan”
adanya Sang Pencipta yang dengan cara-Nya mencipta (sunnatullah), membuat aturan
(order), dan keberlangsungan (regularity) sejalan dengan universe sebagai kosmos-
bertentangan dengan ketidakteraturan atau chaos-dan memungkinkan adanya ilmu dan
prediksi. Kemampuan memprediksi sebagai salah satu karakteristik Natural Science
menjadi mungkin karena desain akliah (intelligent design) dan ketertiban yang terus-
menerus pada alam, sesuatu yang tersimpulkan dalam konsep Islam, Sunnatuallah. Dengan
demikian maka lm ini dn kejadian-kejadin yng membentuknya dalam al-Qur’an disebut
sebagai ayat-ayat Allah yaitu sebagai petunjuk, dan simbol-simbol Tuhan. Demikian pula
kaliat-kalimat dalam al-Qur’an pun disebut dengan istilah sama yakni ayat. Hal ini
menunjukan bahwa keduanya, baik alam maupun al-Qur’an adalah ayat yang berasal dari
sumber yang sama. Perbedaanya adalah bahwa alam adalah ayat yang diciptakan, sementar
al-Qur’an adalah ayat yang diturunkan (tanzil atau wahyu). Dengan demikian, bagi seorang
ilmuan muslim, seharusnya kegiatan sains pada dasarnya menjadi suatu usaha untuk
membaca dan menafsirkan kitab alam sebagaimana halnya membaca dan menafsirkan al-
Qur’an. Pandangan seperti inilah yang melandasi ilmuwan Mulim terdahulu.
Jadi bagi seorang saintis Muslim, melakukan kegiatan sains pada intinya menjadi
suatu usaha membaca, memikirkan, mengartikan “kitab alam” yang terbuka secara benar.
Dengan demikian seorang ilmuwan tidak dapat tidak untuk memperhatikan kitab yang
diturunkan dalam setiap aktivitasnya memperhatikan kitab ciptaan. Ketika membaca alam
raya ini yang disebut dalam al-Qur’an sebagai petunjuk (tanda-tanda) dan simbol-simbol
dari Allah, sebagimana ayat-ayat di dalamnya, maka kegiatan mempeajari, meneliti, dan
4
mengajarkan sains alam tidak boleh hanya dipahami sebagai sesuatu yang tersendiri, seolah
keberadaanya berdiri sendiri “science for the sake of science”, tapi makna di balik alam
raya inilah yang jauh lebih penting yakni Penciptanya. Dengan demikian kegiatan
mempelajari alam, tujuan akhirnya adalah mengenal Allah SWT. (ma’rifatullah), yang
harus dipandu dan dinauingi oleh kitab Allah yang lain, yakni al-Qur’an.
Pandangan Islam tentang sains, dan adanya keselarasan atau kesepadanan antara kitab
yang diturunkan dengan kitab ciptaan akan memberikan dampak dan akibat, baik secara
teoritis maupun praktis, terhadap tujuan utama pendidikan dan pembelajaran sains dalam
suatu masyarakat Muslim. Inilah mengapa para saintis muslim, menjadikan aktivitas
ilmiahnya sebagai ibadah dan dilandasi suatu pemahaman mendalam.
Ajaran Islam tidak bertentangan dengan pemikiran modern selama tidak bertentangan
dengan dasar Al-qur’an. Ajaran Islam juga tidak anti terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemajuan sains dan teknologi memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
manusia. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa digali dalam Al-qur’an.
Pada ayat yang pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT
memrintahkan manusia untuk membaca. Ayat ini mengandung makna yang luas. Ayat ini
memerintahkan manusia untuk mempelajari, mengkaji, dan meneliti ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan perintah ini lah banyak tokoh-tokoh dan ilmuwan Islam yang
berkontribusi dalam perkembangan dunia sains.
1. Bidang Optik
Dengan berbekal penguasaan ilmu matematika dan fisika yang baik, Ibnu al-
Haytham membuat sebuah penelitian. Beliau menggabungkan teori dan eksperimen
dalam penelitiaanya sehingga dapat meletakkan prinsip-prinsip optic pada asas yang
5
kokoh. Beliau mengkaji gerakan cahaya, ciri-ciri bayang dan gambar, serta
fenomena-fenomena optic lainnya. Karya Ibn al-Haytham dalam bidang optic ini
kemudian menjadi rujukan para ahli kajian optic setelahnya.
2. Bidang Kimia
Tokoh islam yang memberi kontribusi dalam bidang kimia salah satunya adalah
Jabir ibn Hayyan. G. Le Bon menyatakan bahwa banyak bahan kimia yang tidak
dikenal sebelumnya, namun berkat jasa para ilmuwan muslim bahan kimia tersebut
menjadi terkenal. Bebrapa zat kimia yang ditemukan ilmuwan muslim dan terus
dikembangkan menjadi senyawa penting antara lain asam sulfat, asam nitrat, aqua
regia, besi, dan alcohol.
3. Bidang Matematika
Al-Khawarizmi merupakan ilmuwan Islam yang pertama kali mengembangkan
teori nomor dalam matematika. Al-Khawarizmi menmukan metode-metode baru
tentang perhitungan numerik. Salah satu kontribusi paling penting al-Khawarizmi
adalah penciptaan system bilangan Arab.
Kontribusi yang telah dilakukan para saintis muslim membawa pengaruh yang sangat
besar dalam perkembangan sains modern. Banyak pemikir Barat yang menjadikan para
saintis muslim sebagai kiblat pemikiran mereka. Penemuan-penemuan para saintis muslim
membawa angin segar pada perkembangan sains di zaman modern ini.
7
bedah yang masih digunakan para dokter bedah hingga saat ini. Dua ahli kedokteran
ar-Razi (865-925) atau Rhazes dan Ibn Sina (980-1037) adalah pelopor dalam bidang
penyakit menular. Ar-Razi telah mempelopori penemuan ciri penyakit menular dan
memberikan penanganan klinis pertama terhadap penyakit cacar, dan Ibn Sina adalah
salah satu pelopor yang menemukan penyebaran penyakit melalui air.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada uraian pembahasan yang telah kami sampaikan dalam bab-bab sebelumnya,
maka kami akan menyajikan kesimpulan yang kami peroleh yaitu yang pertama konsep
sains dalam islam, jika dibandingkan dengan sains dalam pengertian barat, istilah sains
dalam islam ini sangatlah berbeda. Sains di barat memahami bahwa sains sebagai satu-
satunya ilmu dan agama di sisi lain sebagai keyakinan. Artinya ada pemisahan antara sains
dengan agama. Sedangkan dalam dunia islam ilmu merupakan satu kesatuan dengan agama,
sebab agama juga merupakan ilmu, yang berarti Islam disiplin agama merupakan sains.
Pada ayat yang pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT
memrintahkan manusia untuk membaca. Ayat ini mengandung makna yang luas. Ayat ini
memerintahkan manusia untuk mempelajari, mengkaji, dan meneliti ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan perintah ini lah banyak tokoh-tokoh dan ilmuwan Islam yang
berkontribusi dalam perkembangan dunia sains.
Beberapa tokoh saintis islam yang terkenal yaitu Ibnu Qatir yang berkontribusi dalam
bidang fisika dan astronomi, Zainuddin Abdurrahman ibn Muiammad ibn al-Muhallabi al-
Miqati dalam bidang astronomi dan merupakan penemu jam matahari, Ahmad bin Majid
yang berkontribusi dalam pembuatan kompas, Abdurrahman Al-Khazini seorang penemu
jam air sebagai alat pengukur waktu, Abu Rayian al-Biruni seorang penemu persamaan
sinus dan menyusun sebuah ensiklopedi Astronomi Al-Qanan Al-Mas'adiy, Ibnu Sina dan
ar-Razi pelopor dalam bidang penyakit menular, dan Abdul Qasim al-Zahrawi dalam
bidang ilmu bedah.
B. SARAN
Pembahasan dalam makalah yang kami susun ini memang jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami mengharap kepada pembaca agar mencari Referensi dan Buku Bacaan
yang mendukung terhadap pembahasan yang mendukung mengenai “Sains dalam Tradisi
Islam” dan kami sangat mengharap saran dan kritikannya yang tak lain hal tersebut kami
butuhkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya, kami ucapkan terima kasih, semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Muhammad, Peradaban Sains Dalam Islam, Kemenag Sumatera Selatan, hlm 5-
9.
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam dan Filsafat Sains, terj. Islam and Philosophy of
Science,penerjemah Saiful Muzani, (Jakarta: Mizan, cetakan pertama, 1995), h. 27
Muhtar, F. (2014). Abu Abdullah Ibn Musa Al-Khawarizmi. Jurnal Beta, 7 (2), 82-97
10