Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Disusun oleh
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI
BAB I ..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 2
PENUTUP ............................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 13
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
para penegak hukum untuk selalu menjaga dan menegakkan hukum demi
martabat manusia sebagai salah satu subjek hukum yang nyata. Hak asasi
Maka dari itu, penegakan hukum erat kaitannya dengan hak asasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
suatu kejadian, yang dapat diibaratkan menarik garis lurus antara dua
titik.1
hidup.2
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas
bernegara.
1
Satjipto Raharjo, Sosiologi Hukum: Perkembangan Metode Dan Pilihan Masalah,
(Yogyakarta: Sinar Grafika, 2002), hal.190.
2
Shant Dellyana, Konsep Penegakan Hukum, (Yogyakarta: Liberty, 1988), hal. 32.
2
Penegakan hukum secara konkret adalah berlakunya hukum positif
hukum formal. 3
hukum mcncapai tiga hal yakni, kepastian hukum, keadilan dan daya
guna.
3
Ibid., hal. 37.
4
Teguh Prasetyo, Hukum dan Sistern Hukum Berdasarkan Pancasila (Yogyakarta:
Media rerkasa, 2013), hal. 54.
3
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapatlah ditarik suatu
menerapkan hukum;
atau diterapkan;
bahwa setiap perbuatan aparat negara harus berdasar hukum, serta setiap
5
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 8.
6
Alfan Biroli, “Problematika Penegakan Hukum Di Indonesia (Kajian Dengan
Perspektif Sosiologi Hukum)”. Dimensi Journal of Sociology, Vol 8, No 2, 2015, hal. 3-4.
4
Beberapa permasalahan mengenai penegakan hukum, tentunya
tergantung pada hubungan yang serasi antara hukum itu sendiri, penegak
penegak hukum. 8
masyarakat.9
7
Soerjono Soekanto, dan Mustafa Abdullah, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat.
(Jakarta: Rajawali Press, 1987), hal. 20.
8
Eman Sulaiman, "Problematika Penegakan Hukum di Indonesia", Jurnal Pendidikan
Studi Islam Ash-Shahabah, Vol 2, No 1, 2016, hal. 67.
9
Alfan Biroli, “Problematika Penegakan Hukum Di Indonesia (Kajian Dengan
Perspektif Sosiologi Hukum)”. Dimensi Journal of Sociology, Vol 8, No 2, 2015, hal. 4.
5
Undang-undang No. 28 tahun 1999 tentang penyelenggara negara
yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, telah
dianugerahkan Allah SWT. kepada setiap manusia dan tidak dapat dicabut
diberikan Allah itu bersifat permanen, kekal, dan abadi, tidak boleh
rights. Hak-hak yang dengan dalih apapun tidak dapat dilenyapkan dan
manusia karena dia manusia. Hak ini adalah hak yang melekat pada
manusia. Hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
masyarakat.”.12
karena dia manusia dan bersifat universal. Hak dalarn kategori seperti ini
10
Siswanto Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika, Kajian Sosiologi Hukum,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 50
11
Terkutip dalam: Dede Rosyada, et al. Pendidikan Kewatganegaraan (Civic
Education,): Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Kencana-
ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2003), hal. 219.
12
Adnan Buyung Nasution, Arus Pemikiran Konstitusionalisme: Hak Asasi Manusia
dan Demokrasi, (Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2007), hal. 44.
6
disebut “mensenrechten.”. Adapun hak lain yang diperoleh seseorang
karena menjadi warga dan suatu negara disebut sebagai “hak dasar”
hak itu berasal dan martabat inheren manusia dan telah didefinisikan
orang-orang lain, ... didukung oleh suatu teori yang berpusat pada
yang melekat secara kodrati pada setiap makhluk yang dilahirkan dengan
tak dapat hidup secara layak sebagai manusia yang dimuliakan Allah,
yang oleh sebab itu tak mungkin dialihkan kepada — apalagi dirampas
13
Terpetik dalam: Aswanto, “Hak Asasi Manusia: Konsepsi Filosofis, Historis, dan
Yuridis”, Jurnal Ilmu Hukuin Amannagappa, Vol. 13, No. 4, 2005, hal. 315- 321. [316]; D.
F. Scheltens, Mens en mensenrechten. Published Aiphen aan den Rijn [etc.] : Samsom, 1981.
14
Mashood A. Baderin, Hukum Internasional Hak Asasi Manusia dan Hukurn Islam,
terjemahan (Jakarta: Komnas HAM, 2007), hal. 15.
7
sekalipun, kecuali untuk dikurangkan atas dasar persetujuan para
15
Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode dan Dinamika
Masalahnya, (Jakarta: ELSAM dan HuMa, 2002), hal. 436-437.
16
Fajrul Wadi, Bantuan Hukum dan Implementasi Perlindungan HAM di Indonesia,
Jurnal Al-Hurriyah, Vol. 11, No. 1, 2010, hal. 27.
17
Ibid.
8
akan tetapi kebebasan tersebut dibatasi dengan hak asasi orang lain.
dengan tidak ada kecualinya. Selain itu juga menjunjung tinggi asas
Peradilan yang bebas, dalam arti tidak tunduk kepada kekuasaan lain
manapun. 18
a. Perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka hukum dengan
18
Perubahan Undang-undang Dasar 1945 khususnya Amandemen ke 4 memberikan
penguatan tentang perlindungan HAM bagi warga negara. Dalam hal lingkungan hidup
misalnya semula hak atas lingkungan merupakan hak normatif semata, tetapi saat sekarang
telah menjadi hak dasar setelah dicantumkan dalam UUD 1945.
9
d. Peradilan yang harus dilakukan dengan cepat, sederhana dan biaya
atau penahanan wajib diberi tahu haknya itu termasuk hak untuk
bersangkutan.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
oleh hukum.
penegak hukum.
11
Hak asasi manusia adalah hak yang melekat secara kodrati pada
perlakuan yang menyebabkan manusia itu tak dapat hidup secara layak
12
DAFTAR PUSTAKA
8(2), 3-4.
di Indonesia?” http://ham.go.id/2013/10/29/bagaimanakah-implementasi-
ham-di-indonesia/
13