Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“KAJIAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA


PERUNDUNGAN MEDIA SOSIAL DI DUNIA SIBER
(CYBERBULLYING)”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Cyber

Dosen Pengampu: Ach. Tahir, S.H.I., LL.M., M.A.

Disusun oleh:

Nama : Naila Zahiyatur Rosyida


NIM : 20103040032
Program Studi/Kelas : Ilmu Hukum/C
Fakultas : Syari’ah dan Hukum

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ i

BAB I ........................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2

C. TUJUAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 2

D. KERANGKA TEORI ................................................................................................... 2

BAB II .......................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 4

A. UNSUR-UNSUR YANG DAPAT MENJADIKAN CYBERBULLYING


DIKATEGORIKAN SEBAGAI KEJAHATAN ................................................................... 4

B. KEBIJAKAN HUKUM TERHADAP MASALAH CYBERBULLYING PADA


SAAT INI DI INDONESIA ..................................................................................................... 5

BAB III ........................................................................................................................................ 8

PENUTUP ................................................................................................................................... 8

A. KESIMPULAN.............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 9

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh penjuru dunia tak
terkecuali Indonesia, mengharuskan masyarakat menyesuaikan diri dengan teknologi yang
ada. Perkembangan teknologi pada era ini salah satunya yaitu perkembangan internet yang
semakin luas jangkauannya. Internet yang dapat menjangkau seluruh kota di tanah air dan
seluruh negara di penjuru dunia memudahkan masyarakat berkomunikasi jarak jauh dengan
siapapun. Dalam hal ini, salah satunya dapat kita lihat semakin maraknya penggunaan sosial
media yang merupakan sebuah tempat untuk masyarakat berkomunikasi di dunia maya.

Meski memudahkan masyarakat untuk terhubung dengan sesamanya di dunia maya


atau biasa disebut juga cyberspace, sosial media tentu juga memiliki dampak negatif yang
dapat diterima oleh masyarakat. Mudahnya mengakses internet menyebabkan para oknum
yang tidak bertanggungjawab menggunakan media sosial untuk melakukan hal yang
merugikan bagi orang lain. Contoh fatalnya adalah melakukan kejahatan dalam dunia siber.

Salah satu kejahatan pada era ini yang sering terjadi di dunia maya adalah
perundungan siber atau cyberbullying, yaitu merupakan salah satu bentuk intimidasi yang
dilakukan seseorang atau lebih untuk memojokkan, menyudutkan, mendiskreditkan orang
lain melalui dunia cyber.1 Meskipun kejahatan ini terdengar tidak terlalu merugikan
masyarakat, namun tak jarang pula cyberbullying atau intimidasi ini menyebabkan
kematian bagi para korbannya.

Karakteristik aktivitas di dunia cyber yang bersifat lintas batas yang tidak lagi tunduk
pada batasan-batasan teritorial dan hukum tradisional memerlukan hukum responsif sebab
pasal-pasal tertentu dalam KUHP dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab
persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat aktivitas di dunia cyber. Pasal dalam
KUHP yang relevan terhadap cyber bullying adalah Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP dan

1
Kartika Risna, Pencegahan Perilaku Bullying di Lingkungan, Serambi, Jakarta, 2014, hal. 13.

1
berdasarkan pada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi
Elektronik Pasal 27 ayat (3).2

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan beberapa pertanyaan tentang:
1. Unsur-unsur apa saja yang dapat menjadikan cyberbullying dikategorikan sebagai
kejahatan?
2. Bagaimana kebijakan hukum terhadap masalah cyberbullying pada saat ini di
Indonesia?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Dari rumusan masalah diatas, dapat diambil beberapa pengetahuan tentang:
1. Unsur-unsur yang dapat menjadikan cyberbullying dikategorikan sebagai kejahatan.
2. Kebijakan hukum terhadap masalah cyberbullying pada saat ini di Indonesia.

D. KERANGKA TEORI
a. Pengertian Cyberspace

Moore berargumen bahwa cyberspace merupakan integrasi atau rasionalisasi


secara natural dan tidak terhindarkan dari special-purpose network yang membentuk
sistem saraf masyarakat modern akibat semakin rumit dan berkembangnya
infrastruktur yang ada, seperti penyiaran melalui satelit, kabel, telepon baik umum
dan seluler, internet dan alat elektronik lainnya (Moore 1999, 39).3 Pendapat itu
didukung oleh Castells yang menyatakan bahwa cyberspace merupakan wadah baru
bagi masyarakat untuk menciptakan perubahan politik, menghindari terjadinya
konflik antara pasar bebas dan pasar tertutup, serta untuk mengatasi perpecahan
karena jarak antara masyarakat yang inklusif dan eksklusif. Ruang ini tidak lain
merupakan hasil dari transformasi teknologi yang ada (Castells 1997, 367).4

b. Pengertian Cyberbullying

Cyberbullying merupakan istilah yang ditambahkan ke dalam kamus OED


pada tahun 2010. Istilah ini merujuk pada penggunaan teknologi informasi untuk
menggertak orang dengan mengirim atau posting teks yang bersifat mengintimidasi

2
Lani Sidharta, Internet Informasi Bebas Hambatan 2, Media Elex Komputindo, Jakarta, 1996, hal. 21.
3
Fritska Emelia, “Peran Media dalam Cyberspace, Informational Politics, dan Public Sphere”, Jurnal
Hubungan Internasional: 2013, hal. 58.
4
Ibid.

2
atau mengancam.5 Pengertian cyberbullying adalah teknologi internet untuk
menyakiti orang lain dengan cara sengaja dan diulang-ulang.6 Cyberbullying adalah
bentuk intimidasi yang pelaku lakukan untuk melecehkan korbannya melalui
perangkat teknologi. Pelaku ingin melihat seseorang terluka, ada banyak cara yang
mereka lakukan untuk menyerang korban dengan pesan kejam dan gambar yang
mengganggu dan disebarkan untuk mempermalukan korban bagi orang lain yang
melihatnya.7

5
Sheri Bauman, Donna Cross, and Jenny Walker, Principles of Cyberbullying (New York: Taylor ang
Francis Group, 2013), hal. 23.
6
Mira Marleni Pandie, Ivan Th. J. Weismann, "Pengaruh Cyberbullying Di Media Sosial Terhadap
Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying Pada Siswa Kristen SMP Nasional
Makassar", Jurnal Jaffray: 2016, hal. 47.
7
Ibid.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. UNSUR-UNSUR YANG DAPAT MENJADIKAN CYBERBULLYING


DIKATEGORIKAN SEBAGAI KEJAHATAN
Berkembangnya teknologi di dunia, membuat semakin berkembangnya variasi
kehidupan salah satunya adalah kehidupan dalam dunia maya. Seperti halnya di kehidupan
nyata, kehidupan dalam dunia maya pun tak luput dari kejahatan-kejahatan yang dilakukan
oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab. Salah satu tindak pidana yang dewasa ini
sering terjadi dalam dunia maya adalah cyberbullying.
Cyberbullying merupakan bentuk intimidasi yang menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi untuk keperluan yang disengaja, dilakukan terus menerus, dengan tujuan
untuk merugikan orang lain dengan cara mengintimidasi, mengancam, menyakiti atau
menghina harga diri orang lain, hingga menimbulkan permusuhan oleh seorang individu
atau kelompok.8
Dari penjelasan sebelumnya, dapat dikatakan yang termasuk dalam unsur-unsur
cyberbullying yaitu ketika seseorang mengintimidasi, mengancam, menyakiti atau
menghina harga diri orang lain yang dilakukan dalam dunia maya. Adapun dalam Pasal 27
ayat (3) dan (4) UU ITE menerangkan beberapa hal yang dinilai sebagai unsur-unsur
kejahatan cyberbullying selengkapnya berbunyi:
Pasal 27 ayat (3) UU ITE
Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama
baik.
Pasal 27 ayat (4) UU ITE
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman.

8
Friskilla Clara S.A.T, Eko Soponyono, AM. Endah Sri Astuti, “Kebijakan Hukum Pidana dalam Upaya
Penanggulangan Cyberbullying dalam Upaya Pembaharuan Hukum Pidana”, Diponegoro Law Journal: 5(3),
2016, hal. 2.

4
Dari penjelasan-penjelasan umum diatas cyberbullying adalah suatu kejahatan karena
tindakan merusak nama baik atau melecehkan seseorang yang merupakan tindakan yang
bertentangan dengan asas-asas hokumyang berlaku9. Selain itu juga tindakan penghinaan
serta penindasan terhadap seseorang sehingga marugikan orang tersebut sangat tidak selaras
dengan Pasal 28G ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi:
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuatsesuatu
yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.

Adapun unsur pencemaran nama baik dan/atau fitnah yang dikenal sebagai
penghinaan berdasarkan Pasal 310 ayat (1) KUHP yaitu: unsur kesengajaan menyerang
kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, dan unsur maksud
untuk diketahui umum. Adapun unsur-unsur ini telah dijelaskan lebih lanjut ke dalam
Penghinaan.10

B. KEBIJAKAN HUKUM TERHADAP MASALAH CYBERBULLYING PADA


SAAT INI DI INDONESIA
Mengacu pada penjelasan mengenai cyberbullying yang telah dipaparkan pada sub
bab sebelummya, maka ada beberapa Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia yang
mengatur secara tidak langsung dan berkaitan dengan cyberbullying yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:11

A. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)


KUHP merupakan sistem induk bagi peraturan-peraturan hukum pidana di
Indonesia. KUHP memang dibuat jauh sebelum adanya perluasan tindak
pidana di dunia maya. Dalam pembahasan di KUHP ini, hanya akan

9
Lianthy Nathania Paat, "KAJIAN HUKUM TERHADAP CYBER BULLYING BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016", Jurnal Lex Crimen: 9(1), 2020, hal. 14.
10
Ladito R. Bagaskoro, S.H., M.H. dalam
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt6063521a8e344/jerat-hukum-pelaku-icyberbullying-i/,
diakses pada 07 November 2020.
11
Friskilla Clara S.A.T, Eko Soponyono, AM. Endah Sri Astuti, “Kebijakan Hukum Pidana dalam Upaya
Penanggulangan Cyberbullying dalam Upaya Pembaharuan Hukum Pidana”, Diponegoro Law Journal: 5(3),
2016, hal. 5.

5
dibahas mengenai bentuk-bentuk perbuatan yang berkaitan dengan bentuk
cyberbullyingyang terdapat dalam beberapa pasal sebagai berikut.
1. Pasal 310 KUHP
(1) “Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seorang,
dengan menuduh suatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu
diketahui umum, diancam, karena pencemaran, dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak tiga ratus
rupiah.
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang
disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, maka yang
bersalah, karena pencemaran tertulis, diancam pidana penjara paling
lama satu tahun empat bulan atau denda paling bayak tiga
ratus rupiah.”
2. Pasal 315 KUHP
“Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran
atau pencemaran tertulis, yang dilakukan terhadap seorang, baik di muka
umum dengan lisan atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri
dengan lisan atau perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan atau
diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan ringan, dengan pidana
penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak
tiga ratus rupiah.”
B. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
merupakan hukum siber pertama Indonesia dan pembentukannya bertujuan
untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan
transaksi secara elektronik, mendorong pertumbuhan ekonomi, mencegah
terjadinya kejahatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta
melindungi masyarakat pengguna jasa yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Selanjutnya akan dibahas mengenai pengaturan di
dalam UU ITE yang berkaitan dengan cyberbullying.
1. Pasal 27 ayat (3)
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik

6
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.”
2. Pasal 27 ayat (4)
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.”
3. Pasal 28 ayat (2)
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA).”
4. Pasal 29
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.”

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan demikian, terdapat kesimpulan yang dapat diambil sesuai dengan
pembahasan pada bab sebelumnya, yakni Cyberbullying merupakan bentuk intimidasi yang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk keperluan yang disengaja,
dilakukan terus menerus, dengan tujuan untuk merugikan orang lain dengan cara
mengintimidasi, mengancam, menyakiti atau menghina harga diri orang lain, hingga
menimbulkan permusuhan oleh seorang individu atau kelompok. Dengan demikian, dapat
dikatakan yang termasuk dalam unsur-unsur cyberbullying yaitu ketika seseorang
mengintimidasi, mengancam, menyakiti atau menghina harga diri orang lain yang
dilakukan dalam dunia maya. Adapun unsur pencemaran nama baik dan/atau fitnah yang
dikenal sebagai penghinaan berdasarkan Pasal 310 ayat (1) KUHP yaitu: unsur kesengajaan
menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, dan
unsur maksud untuk diketahui umum. Adapun unsur-unsur ini telah dijelaskan lebih lanjut
ke dalam Penghinaan. Mengacu pada penjelasan tersebut, maka ada beberapa Peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia yang mengatur secara tidak langsung dan berkaitan
dengan cyberbullying, yakni dalam KUHP Pasal 310 dan 315 serta dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 ayat (3) dan
(4); Pasal 28 Ayat (2); dan Pasal 29.

8
DAFTAR PUSTAKA

Emelia, Fritska. (2013). Peran Media dalam Cyberspace, Informational Politics, dan
Public Sphere, Jurnal Hubungan Internasional, 6 (1), 57-70.

Pandie, Mira Marleni. Weismann, Ivan Th. J. (2016). Pengaruh Cyberbullying Di Media
Sosial Terhadap Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying
Pada Siswa Kristen SMP Nasional Makassar, Jurnal Jaffray, 14 (1), 43-62.

Clara, Friskilla. Soponyono, Eko. Astuti, Endah Sri. (2016). Kebijakan Hukum Pidana
Dalam Upaya Penanggulangan Cyberbullying Dalam Upaya Pembaharuan Hukum
Pidana, Diponegoro Law Jurnal, 5 (3), 1-21.

Paat, Lianthy Nathania. (2020). Kajian Hukum Terhadap Cyber Bullying Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016, Jurnal Lex Crimen, 9 (1), 2020, 13-23.

Bagaskoro, Ladito R. (2021). dalam


https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt6063521a8e344/jerat-hukum-pelaku-
icyberbullying-i/, diakses pada 07 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai