Disusun oleh:
YOGYAKARTA
2021
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 4
PENUTUP ................................................................................................................................... 8
A. KESIMPULAN.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 9
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh penjuru dunia tak
terkecuali Indonesia, mengharuskan masyarakat menyesuaikan diri dengan teknologi yang
ada. Perkembangan teknologi pada era ini salah satunya yaitu perkembangan internet yang
semakin luas jangkauannya. Internet yang dapat menjangkau seluruh kota di tanah air dan
seluruh negara di penjuru dunia memudahkan masyarakat berkomunikasi jarak jauh dengan
siapapun. Dalam hal ini, salah satunya dapat kita lihat semakin maraknya penggunaan sosial
media yang merupakan sebuah tempat untuk masyarakat berkomunikasi di dunia maya.
Salah satu kejahatan pada era ini yang sering terjadi di dunia maya adalah
perundungan siber atau cyberbullying, yaitu merupakan salah satu bentuk intimidasi yang
dilakukan seseorang atau lebih untuk memojokkan, menyudutkan, mendiskreditkan orang
lain melalui dunia cyber.1 Meskipun kejahatan ini terdengar tidak terlalu merugikan
masyarakat, namun tak jarang pula cyberbullying atau intimidasi ini menyebabkan
kematian bagi para korbannya.
Karakteristik aktivitas di dunia cyber yang bersifat lintas batas yang tidak lagi tunduk
pada batasan-batasan teritorial dan hukum tradisional memerlukan hukum responsif sebab
pasal-pasal tertentu dalam KUHP dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab
persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat aktivitas di dunia cyber. Pasal dalam
KUHP yang relevan terhadap cyber bullying adalah Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP dan
1
Kartika Risna, Pencegahan Perilaku Bullying di Lingkungan, Serambi, Jakarta, 2014, hal. 13.
1
berdasarkan pada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi
Elektronik Pasal 27 ayat (3).2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan beberapa pertanyaan tentang:
1. Unsur-unsur apa saja yang dapat menjadikan cyberbullying dikategorikan sebagai
kejahatan?
2. Bagaimana kebijakan hukum terhadap masalah cyberbullying pada saat ini di
Indonesia?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Dari rumusan masalah diatas, dapat diambil beberapa pengetahuan tentang:
1. Unsur-unsur yang dapat menjadikan cyberbullying dikategorikan sebagai kejahatan.
2. Kebijakan hukum terhadap masalah cyberbullying pada saat ini di Indonesia.
D. KERANGKA TEORI
a. Pengertian Cyberspace
b. Pengertian Cyberbullying
2
Lani Sidharta, Internet Informasi Bebas Hambatan 2, Media Elex Komputindo, Jakarta, 1996, hal. 21.
3
Fritska Emelia, “Peran Media dalam Cyberspace, Informational Politics, dan Public Sphere”, Jurnal
Hubungan Internasional: 2013, hal. 58.
4
Ibid.
2
atau mengancam.5 Pengertian cyberbullying adalah teknologi internet untuk
menyakiti orang lain dengan cara sengaja dan diulang-ulang.6 Cyberbullying adalah
bentuk intimidasi yang pelaku lakukan untuk melecehkan korbannya melalui
perangkat teknologi. Pelaku ingin melihat seseorang terluka, ada banyak cara yang
mereka lakukan untuk menyerang korban dengan pesan kejam dan gambar yang
mengganggu dan disebarkan untuk mempermalukan korban bagi orang lain yang
melihatnya.7
5
Sheri Bauman, Donna Cross, and Jenny Walker, Principles of Cyberbullying (New York: Taylor ang
Francis Group, 2013), hal. 23.
6
Mira Marleni Pandie, Ivan Th. J. Weismann, "Pengaruh Cyberbullying Di Media Sosial Terhadap
Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying Pada Siswa Kristen SMP Nasional
Makassar", Jurnal Jaffray: 2016, hal. 47.
7
Ibid.
3
BAB II
PEMBAHASAN
8
Friskilla Clara S.A.T, Eko Soponyono, AM. Endah Sri Astuti, “Kebijakan Hukum Pidana dalam Upaya
Penanggulangan Cyberbullying dalam Upaya Pembaharuan Hukum Pidana”, Diponegoro Law Journal: 5(3),
2016, hal. 2.
4
Dari penjelasan-penjelasan umum diatas cyberbullying adalah suatu kejahatan karena
tindakan merusak nama baik atau melecehkan seseorang yang merupakan tindakan yang
bertentangan dengan asas-asas hokumyang berlaku9. Selain itu juga tindakan penghinaan
serta penindasan terhadap seseorang sehingga marugikan orang tersebut sangat tidak selaras
dengan Pasal 28G ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi:
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuatsesuatu
yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
Adapun unsur pencemaran nama baik dan/atau fitnah yang dikenal sebagai
penghinaan berdasarkan Pasal 310 ayat (1) KUHP yaitu: unsur kesengajaan menyerang
kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, dan unsur maksud
untuk diketahui umum. Adapun unsur-unsur ini telah dijelaskan lebih lanjut ke dalam
Penghinaan.10
9
Lianthy Nathania Paat, "KAJIAN HUKUM TERHADAP CYBER BULLYING BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016", Jurnal Lex Crimen: 9(1), 2020, hal. 14.
10
Ladito R. Bagaskoro, S.H., M.H. dalam
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt6063521a8e344/jerat-hukum-pelaku-icyberbullying-i/,
diakses pada 07 November 2020.
11
Friskilla Clara S.A.T, Eko Soponyono, AM. Endah Sri Astuti, “Kebijakan Hukum Pidana dalam Upaya
Penanggulangan Cyberbullying dalam Upaya Pembaharuan Hukum Pidana”, Diponegoro Law Journal: 5(3),
2016, hal. 5.
5
dibahas mengenai bentuk-bentuk perbuatan yang berkaitan dengan bentuk
cyberbullyingyang terdapat dalam beberapa pasal sebagai berikut.
1. Pasal 310 KUHP
(1) “Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seorang,
dengan menuduh suatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu
diketahui umum, diancam, karena pencemaran, dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak tiga ratus
rupiah.
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang
disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, maka yang
bersalah, karena pencemaran tertulis, diancam pidana penjara paling
lama satu tahun empat bulan atau denda paling bayak tiga
ratus rupiah.”
2. Pasal 315 KUHP
“Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran
atau pencemaran tertulis, yang dilakukan terhadap seorang, baik di muka
umum dengan lisan atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri
dengan lisan atau perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan atau
diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan ringan, dengan pidana
penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak
tiga ratus rupiah.”
B. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
merupakan hukum siber pertama Indonesia dan pembentukannya bertujuan
untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan
transaksi secara elektronik, mendorong pertumbuhan ekonomi, mencegah
terjadinya kejahatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta
melindungi masyarakat pengguna jasa yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Selanjutnya akan dibahas mengenai pengaturan di
dalam UU ITE yang berkaitan dengan cyberbullying.
1. Pasal 27 ayat (3)
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
6
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.”
2. Pasal 27 ayat (4)
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.”
3. Pasal 28 ayat (2)
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA).”
4. Pasal 29
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.”
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan demikian, terdapat kesimpulan yang dapat diambil sesuai dengan
pembahasan pada bab sebelumnya, yakni Cyberbullying merupakan bentuk intimidasi yang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk keperluan yang disengaja,
dilakukan terus menerus, dengan tujuan untuk merugikan orang lain dengan cara
mengintimidasi, mengancam, menyakiti atau menghina harga diri orang lain, hingga
menimbulkan permusuhan oleh seorang individu atau kelompok. Dengan demikian, dapat
dikatakan yang termasuk dalam unsur-unsur cyberbullying yaitu ketika seseorang
mengintimidasi, mengancam, menyakiti atau menghina harga diri orang lain yang
dilakukan dalam dunia maya. Adapun unsur pencemaran nama baik dan/atau fitnah yang
dikenal sebagai penghinaan berdasarkan Pasal 310 ayat (1) KUHP yaitu: unsur kesengajaan
menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, dan
unsur maksud untuk diketahui umum. Adapun unsur-unsur ini telah dijelaskan lebih lanjut
ke dalam Penghinaan. Mengacu pada penjelasan tersebut, maka ada beberapa Peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia yang mengatur secara tidak langsung dan berkaitan
dengan cyberbullying, yakni dalam KUHP Pasal 310 dan 315 serta dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 ayat (3) dan
(4); Pasal 28 Ayat (2); dan Pasal 29.
8
DAFTAR PUSTAKA
Emelia, Fritska. (2013). Peran Media dalam Cyberspace, Informational Politics, dan
Public Sphere, Jurnal Hubungan Internasional, 6 (1), 57-70.
Pandie, Mira Marleni. Weismann, Ivan Th. J. (2016). Pengaruh Cyberbullying Di Media
Sosial Terhadap Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying
Pada Siswa Kristen SMP Nasional Makassar, Jurnal Jaffray, 14 (1), 43-62.
Clara, Friskilla. Soponyono, Eko. Astuti, Endah Sri. (2016). Kebijakan Hukum Pidana
Dalam Upaya Penanggulangan Cyberbullying Dalam Upaya Pembaharuan Hukum
Pidana, Diponegoro Law Jurnal, 5 (3), 1-21.
Paat, Lianthy Nathania. (2020). Kajian Hukum Terhadap Cyber Bullying Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016, Jurnal Lex Crimen, 9 (1), 2020, 13-23.