Anda di halaman 1dari 1

Pengertian Wahyu

Wahyu atau al-wahy adalah kata mashdar (infinitif); dan materi katanya menunjukkan dua
pengertian dasar, yaitu; ( tersembunyi dan cepat). T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy
menyatakan bahwa wahyu itu ialah yang dibisikkan ke dalam sukma, diilhamkan dan isyarat
cepat yang lebih mirip kepada dirahasikan daripada dilahirkan.
Dalam al-Quran tercantum ada 15 bentuk kata yang berasal dari akar kata wayu, yaitu awh,
awhaitu, awhaina, nhi, nhihi, nuhiha, layhuna, yhi, fayhiya, hiya, yha, yh,
wahyun, wahyin, wahyan, wahyina, wahyuhu. Mengenai pengertian wahyu dari aspek bahasa
yang dikemukakan para ulama dapat disepadankan dengan kalimat antara lain ;

1. Ilham sebagai bawaan dasar manusia, dan ilham berupa naluri pada binatang.

2. Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakariah yang diceritakan
dalam Al-Quran.

3. Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri
manusia.

4. Apa yang disampaikan Allah kepada para malaikatnya berupa suatu perintah untuk
dikerjakan.

Jadi, pengertian wahyu secara etimologi adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan
cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui orang lain.
Pengertian wahyu secara terminologi adalah firman (petunjuk) Allah yang disampaikan
kepada para nabi dan awliya. Defenisi yang lebih ringkas, namun jelas adalah
( Kalam Allah kepada para nabi-Nya).
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy mendefinisikan bahwa wahyu secara terminologi adalah nama
bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabi-Nya,
sebgaimana diperghunakan juga untuk lafaz Al-Quran. Wahyu yang dimaksud di sini adalah
khusus untuk nabi, sedangkan ilham adalah khusus selain nabi. Jadi, beda antara wahyu
dengan ilham adalah bahwa ilham itu intuisi yang diyakini jiwa sehingga terdorong untuk
mengikuti apa yang diminta, tanpa mengetahui dari mana datangnya. Hal seperti itu serupa
dengan perasaan lapar, haus, sedih dan senang.
.
Referensi Kepustakaan:
Mann al-Qaththn, Mavhi f Ulm al-Qurn (Cet. III; Bairt: Mansyrat al-Ashr al-
hadah, 1973). T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir
(Cet. VIII; Jakarta: Bulan Bintang, 1980). Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi
islam Indonesia (Cet. I; Jakarta: Djambatan, 1992). Shubhi al-Shlih, Mabhi f Ulm al-
Qurn (Jakarta: Dinamika, Utama, t.th).

Anda mungkin juga menyukai