PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
B. Fisika
Fisika yaitu tentang dunia materiil (ilmu alam dan sebagainya). Kosmos
terdiri dari dua wilayah yang sifatnya berbeda. Wilayah sublunar di bawah bulan,
maksudnya bumi) dan wilayah yang meliputi bulan, planet dan bintang. Aritoteles
beranggapan bahwa jagat raya terbatas, berbentuk bola dan jagat raya tidak
mempunyai permulaan dlam waktu dan tidak mempunyai akhir (kekal).
Sedangkan bumi dan isinya terdiri dari empat unsur: api, udara, tanah dan air.
Sedangkan selain bumi hanya terdiri dari satu unsur yaitu aether. Penggerak
pertama adalah yang tidak di gerakkan. Beberapa pembagian penting untuk
memahami pemikiran Aristoteles:
1) Doktrin tentang substansi dan aksiden, benda dan bentuk Substansi adalah
hal pertama dan fundamental dari setiap benda dan kategori. Substansi merupakan
kategori pertama dan fundamental yang membedakannya dengan kategori-
kategori lainnya yang merupakan aksidennya saja. Misalkan kita ambil contoh
sebuah meja. Meja adalah substansinya sedangkan warna hijaunya, untuk makan,
dll adalah aksidentnya saja. Jadi bisa dikatakan substansi adalah apa yang
membuat benda itu adalah totalitas benda itu sedangkan aksidentnya adalah apa
yang membuat benda itu sebagai benda particular; meja adalah ketotalan dari
meja sedangkan warna hijau, untuk makan adalah kepartikularan benda itu.
3) Konsep tetang elemen dan teori mixio Selain soal gerak, hal penting lain
dari Aristoteles yang menjadi pegangan dari pemikiran barat pada kurun waktu
yang lama setelahnya adalah dokrin tentang empat elemen yang berasal dari
system pemikiran Empedokes dan bagaimana cara menemukan keempat elemen
itu dalam prinsip–prinsip yang sangat mendalam. Keempat elemen ini mempunya
kualitas-kualitasnya tertentu pula yakni kualitas sentuhan, aktif, harus berpasang-
pasangan dalam oposisinya. Aristoteles menunjukan delapan pasangan yang
mempunya kualitas haptic yang kontras satu sama lain: panas-dingin, kerng-
lembab, berat-ringan, jarangpadat, lembut-keras, kasar-halus, rapuh-tabah. Dan
elemen dari material dunia ditandai oleh empat kemungkinan kombinasi dari dua
haptic aktif kualitas (prima quialitates): tanah (kering dan dingin), air (dingin dan
lembab), udara (lembab dan panas), api (panas dan kering). Segala material alam
di dunia ini mengandung paling sedikit dua dari keempat elemen ini.
4) Gerak natural dan gerak dipaksa Setiap gerakan digerakan oleh sesuatu
yang lainnya. Ini merupakan aksioma yang mendasari Fisika Aristotelian. Gerak
sendiri merupakan sesuatu yang sangat menjadi perhatian Aristoteles. Misalnya
dalam De Anima sendiri Aristoteles sudah membicarakan soal gerak. Setiap
benda yang bergerak selalu diakibatkan oleh penggerak yang lainnya yang bisa
juga sedang bergerak atau juga diam
C. Jiwa
Dengan demikian, ciri esensi dari jiwa dalam kaitannya sebagai forma dari
tubuh, adalah bahwa ia menjadikan tubuh sebagai kesatuan organis, dan memiliki
tujuan sebagai satukesatuan. Sedangkan akal adalah sesuatu yang berbeda, tidak
terlalu terikat oleh tubuh; mungkin merupakan bagian dari jiwa, namun akal
hanya dimiliki oleh sebagian kecil makhluk hidup. Akal sebagai pemikiran, tidak
menyebabkan gerak, sebab akal tidak memikirkan sesuatu yang praktis, dan tidak
pernah menyatakan apa yang harus di hindari atau di capai. Masalah ini kembali
memunculkan perdebatan di kalangan filsuf. Meski sesungguhnya, dapat di
pahami bahwa hal-hal yang bersifat praktis itu, telah dapat diatasi oleh jiwa yang
mengorganisir tubuh. Jadi tubuh memiliki respons yang bersifat praktis atas apa
yang dihadapinya. Dan seperti itulah penjelasan sains modern dewasa ini.
Sehingga sains selalu memiliki keterbatasan-keterbatasannya jika akal yang
menguji validitas kebenarannya.
D. Metafisik
Aksiden yaitu suatu hal yang tidak berdiri sendiri, tetapi hanya dapat
dikenakan pada sesuatu yang lain yang berdiri sendiri. Aksiden-aksiden hanya
bisa berada atau melekat pada suatu substansi dan tidak pernah lepas dari
padanya. Aksiden-aksiden hanya bisa berada pada suatu substansi dan tidak
pernah lepas dari padanya. Aksiden termasuk juga pada "ada" meskipun
eksistensinya sebagai "ada" hanya dapat dikatakan "ada" ketika dihubungkan
dengan substansi. "ada" itu dapat dikatakan sebagai "ada". "Ada" yang dalam
bahasa Aristoteles disebut substansi yang dapat berdiri sendiri, dan pada substansi
itu dapat dikenakan keterangan-keterangan tetapi substansi tak bisa dikenakan
pada sesuatu yang lain, terbentuk menjadi "yang ada" dengan ditambahkannya
aksiden-aksiden. Contoh: substansi: Manusia; aksiden: muda, tua, duduk atau
berdiri.
E. Etika
Dalam etika, karya Aristoteles yang paling terkenal adalah Etika Niomachean
yang memperlakukan cara di mana manusia bisa berbudi luhur. Aristoteles
percaya bahwa seseorang tidak bisa hanya mempelajari apa yang baik, tetapi juga
harus baik dengan melakukan perbuatan saleh. Ia mengklasifikasikan apa yang
merupakan kebajikan, bagaimana setiap kebajikan dibandingkan dengan
kebajikan lain, dan langkah-langkah apa untuk menjadi orang yang berbudi luhur.
Ajarannya tentang etika Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap
masalah etika. Karena etika bukan diperuntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi
dipakai sebagi hukum kesusilaan. Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup
manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Kebahagiaan adalah suatu keadaan
dimana segala sesuatu yang teramsuk dalam keadaan bahagia telah berada dalam
diri manusia. jadi, bukan sebagai kebahagiaan subjektif. Kebahagiaan harus
sebagai suatu aktivitas yang nyata, dan dengan perbuatannya itu dirinya semakin
disempurnakan. Kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berpikir murni.
F. Politik
Menurut Aristoteles, sistem politik terjelek adalah tirani dan demokrasi yang
terlalu berlebihan. Baginya tidak ada sistem politik terbaik, maka diperlukan
adanya konstitusi. Selain berpikiran pentingnya suatu keadilan dalam suatu
negara, Aristoteles juga berpikir bahwa hukum yang dapat dipaksakan diperlukan
untuk memupuk persahabatan. Negara terbaik bagi Aristoteles adalah negara di
mana tiap warganya sejauh mungkin turut serta dalam kehidupan politik atau
negara.
Daftar Pustaka
Magnis,1985,,ETlKA.Masalah-masalah filsafat Moral.
Ohoitimur, Johanis. Metafisika Sebagai Hermeneutika. Jakarta: Obor, 2006
Ohoitimur, J. Traktat Perkuliahan Metafsika. Aristoteles: Sistem Metafisika Pertama.
Pineleng, Agustus 2018
Fadil, M. (2012). Bentuk Pemerintahan dalam Pandangan Aristoteles (Sebuah pengantar
filsafat politik klasik). Jurnal Kybernan