� Plotinus dilahirkan pada tahun 204 Masehi di Lycopolis, Mesir. Orang tuanya
berasal dari Yunani.
� Pada tahun 232 Masehi, Plotinus pergi ke Alexandria untuk belajar filsafat
kepada seorang guru bernama Animonius Saccas, selama 11 tahun.
� Pada umur 40 tahun, Plotinus pergi ke Roma. Satu tahun menetap disana
untuk mengajarkan filsafatnya. Lalu, pada tahun 270 Masehi, Plotinus
meninggal di Minturnae, Campania, Italia.
Plotinus digelari filosof pertama karena ia mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar tentang air. Kira-kira 800 tahun
kemudian Plotinus yang mula-mula menyusun pertanyaan tersebut, yang disebut Teori Emanasi.
Teori emanasi merupakan teori yang menyatakan bahwa Yang Maha Esa adalah Yang paling awal. Teori Emanasi sangat
penting untuk dipelajari karena teori penciptaannya yang juga berpengaruh pada filsafat Islam.
Secara umum ajaran Plotinus disebut Plotinisme atau neo-Platinisme. Jadi ajaran Plotinus berkaitan erat dengan ajaran
Plato. Platinisme adalah suatu sistem yang teosentris, yaitu Teosentris adalah sebuah pemikiran dimana semua proses
dalam kehidupan di muka bumi ini akan kembali kepada Tuhan.
Ajaran – Ajaran Plotinus
Ajaran Plotinus tentang jiwa adalah dasar teorinya tentang hidup yang praktis dan ajaran moral.
Ajaran ini mudah, karena hanya melaksanakan dalam praktik ajarannya tentang jiwa. Tujuan hidup
manusia dikatakannya mencapai persamaan dengan Tuhan
Seperti halnya Plato, Plotinus juga menganut realitas idea. Namun, antara keduanya ada perbedaan.
Menurut Plato idea itu umum, artinya setiap jenis objek hanya ada satu ideanya. Misal Kucing, maka
menurut idea Plato hanya ada satu ide tentang Kucing. Sedangkan Plotinus idea itu partikular, sama
dengan dunia yang partikular.
Sistem Metafisika Plotinus
Sistem metafisika Plotinus ditandai oleh konsep transendens. Menurut pendapatnya, didalam pikiran
terdapat tiga realitas yaitu: The One, The Mind, dan The Soul.
� The One (Yang Esa) adalah Tuhan yaitu suatu realitas yang tidak mungkin dapat dipahami melalui
metode sains dan logika. The One juga tidak dapat didekati melalui pengindraan dan tidak dapat
dipahami lewat pemikiran logis.
� Realitas yang kedua yaitu Nous disebut juga mind. Mind adalah gambaran tentang Yang Esa dan
didalamnya mengandung idea-idea Plato. Idea-idea itu merupakan bentuk asli objek-objek.
Kandungan Nous adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya kita mesti melalui
permenungan.
� The Soul yaitu realitas ketiga dalam filsafat Plotinus . Soul itu mengandung satu jiwa dunia dan
banyak dunia kecil. Jiwa dunia dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu energi dibelakang dunia dan
pada waktu yang sama ia adalah bentuk-bentuk alam semesta. Jiwa manusia juga mempunyai dua
aspek, yaitu intelek yang tunduk pada reinkarnasi dan irrasional.
Kedudukan Plotinus
� Parphyry (233-301). Dia adalah salah satu murid Plotinus yang mengumpulkan karya Plotinus dan
menyebarkannya dalam bentuk ennead. Ia mengatakan bahwa setiap orang bijak tentu menghormati
Tuhan sekalipun dengan cara diam. Orang bijak selalu melatih diri untuk mengenal Tuhan, berdoa
dan bertaubat serta melakukan kebaikan. Sedangkan orang yang bodoh akan menodai Tuhan
sekalipun sering berdoa dan bertaubat.
� Lamblichus (w. 330). Ia berpendapat manusia tidak mungkin memahami Tuhan dan ajaranNya.
� Proclus, berpendapat bahwa manusia tidak akan selamat tanpa iman
Tujuan Filsafat Plotinus