Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT PLOTINUS

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1


KHUSNUL KHOTIMAH
MIFTAHUL JANNAH
KARISMA NUR FAUZIAH
NUR KOMALA SAFITRI
Kehidupan Plotinus

� Plotinus dilahirkan pada tahun 204 Masehi di Lycopolis, Mesir. Orang tuanya
berasal dari Yunani.
� Pada tahun 232 Masehi, Plotinus pergi ke Alexandria untuk belajar filsafat
kepada seorang guru bernama Animonius Saccas, selama 11 tahun.
� Pada umur 40 tahun, Plotinus pergi ke Roma. Satu tahun menetap disana
untuk mengajarkan filsafatnya. Lalu, pada tahun 270 Masehi, Plotinus
meninggal di Minturnae, Campania, Italia.
 Plotinus digelari filosof pertama karena ia mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar tentang air. Kira-kira 800 tahun
kemudian Plotinus yang mula-mula menyusun pertanyaan tersebut, yang disebut Teori Emanasi.

 Teori emanasi merupakan teori yang menyatakan bahwa Yang Maha Esa adalah Yang paling awal. Teori Emanasi sangat
penting untuk dipelajari karena teori penciptaannya yang juga berpengaruh pada filsafat Islam.

 Secara umum ajaran Plotinus  disebut Plotinisme atau neo-Platinisme. Jadi ajaran Plotinus  berkaitan erat dengan ajaran
Plato. Platinisme adalah suatu sistem yang teosentris, yaitu Teosentris adalah sebuah pemikiran dimana semua proses
dalam kehidupan di muka bumi ini akan kembali kepada Tuhan.
Ajaran – Ajaran Plotinus

Ajaran-ajaran Plotinus yang dapat disebutkan sebagai berikut

� Ajaran tentang jiwa

Ajaran Plotinus tentang jiwa adalah dasar teorinya tentang hidup yang praktis dan ajaran moral.

� Ajaran Tentang Hidup dan Moral

Ajaran ini mudah, karena hanya melaksanakan dalam praktik ajarannya tentang jiwa. Tujuan hidup
manusia dikatakannya mencapai persamaan dengan Tuhan

�  Ajaran Metafisika Plotinus

Seperti halnya Plato, Plotinus juga menganut realitas idea. Namun, antara keduanya ada perbedaan.
Menurut Plato idea itu umum, artinya setiap jenis objek hanya ada satu ideanya. Misal Kucing, maka
menurut idea Plato hanya ada satu ide tentang Kucing. Sedangkan Plotinus idea itu partikular, sama
dengan dunia yang partikular.
Sistem Metafisika Plotinus

Sistem metafisika Plotinus  ditandai oleh konsep transendens. Menurut pendapatnya, didalam pikiran
terdapat tiga realitas yaitu: The One, The Mind, dan The Soul.
� The One (Yang Esa) adalah Tuhan yaitu suatu realitas yang tidak mungkin dapat dipahami melalui
metode sains dan logika. The One juga tidak dapat didekati melalui pengindraan dan tidak dapat
dipahami lewat pemikiran logis.
� Realitas yang kedua yaitu Nous disebut juga mind. Mind adalah gambaran tentang Yang Esa dan
didalamnya mengandung idea-idea Plato. Idea-idea itu merupakan bentuk asli objek-objek.
Kandungan Nous adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya kita mesti melalui
permenungan.
� The Soul yaitu realitas ketiga dalam filsafat Plotinus . Soul itu mengandung satu jiwa dunia dan
banyak dunia kecil. Jiwa dunia dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu energi dibelakang dunia dan
pada waktu yang sama ia adalah bentuk-bentuk alam semesta. Jiwa manusia juga mempunyai dua
aspek, yaitu intelek yang tunduk pada reinkarnasi dan irrasional.
Kedudukan Plotinus

� Teori neo-Platonisme memiliki pengaruh yang besar dalam dunia fisafat. 


� Kosmologi Plotinus termasuk tinggi, terutama dalam hal kedalaman spekulasinya dan daya
imajinasinya.
Pengikut Plotinus

� Parphyry (233-301). Dia adalah salah satu murid Plotinus  yang mengumpulkan karya Plotinus  dan
menyebarkannya dalam bentuk ennead. Ia mengatakan bahwa setiap orang bijak tentu menghormati
Tuhan sekalipun dengan cara diam. Orang bijak selalu melatih diri untuk mengenal Tuhan, berdoa
dan bertaubat serta melakukan kebaikan. Sedangkan orang yang bodoh akan menodai Tuhan
sekalipun sering berdoa dan bertaubat.
� Lamblichus (w. 330). Ia berpendapat manusia tidak mungkin memahami Tuhan dan ajaranNya.
� Proclus, berpendapat bahwa manusia tidak akan selamat tanpa iman
Tujuan Filsafat Plotinus

Tujuan Filsafat plotinus ialah tercapainya kebersatuan dengan Tuhan


Caranya mengenalnya ialah pertama-tama dengan mengenal alam melalui panca indera dengan ini kita mengenal
keagungan Tuhan, kemudian kita menuju jiwa dunia, setelah itu menuju jiwa illahi. Jadi perenungan itu dimulai
dengan perenungan mengenai alam menuju jiwa illahi. Objeknya dari yang jamak kemudian kepada Yang Esa. 
� Yang hendak dicapai adalh prinsip realitas. Itu ada dalam jiwa yang satu. Kita dapat mengenal itu dengan
kemampuan yang ada pada diri kita. Itu merupakan kebijaksanaan yang ada pada kita dari Dia. Didalam kita ada
sesuatu seperti Dia. Dimanapun kita berada, kita akan berahapan dengan keber-Ada-annya. Dengan semacam ini
jiwa akan sampai kepada prinsip realitas, begitulah yang diungkapkan Plotinus. 
� Pada tingkat terakhir ini tidak ada lagi keterpisahan, tidak ada lagi jarak, tidak ada lagi kesadaran antara ruang
dan waktu, tidak ada lagi sesutu tentang kejamakan, semua ini mencakup semua kategori. Itu suatu keadaan yang
jarang terjadi, bahkan Plato pun hanya mengalami beberapa kali.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Afid. 2013. “Plotinus”


www.afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/amp (Di
akses 30 Desember 2020)
Syafiun, Najib. 2016. “Makalah Filsafat: Pemikiran Plotinus”
www.najibsyafiun.wordpress.com/2016/12/02/makalah-filsafat-
pemikiran-plotinus-2/amp
(Di akses 1 Desember 2020)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai