Anda di halaman 1dari 5

PETA KONSEP

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Rina Suryani, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Nama: Ray Dinho Simatupang

Nim: 3203111049

Kelas: Reguler/B

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
PETA KONSEP

BELAJAR DAN
PERKEMBANGAN FISIK,
OTAK, KOGNITIF

KESIAPAN BELAJAR KESIAPAN KESIAPAN BELAJAR


BERDASARKAN TEORI BELAJAR BERDASARKAN
BEHAVIOUR BERDASARKAN TEORI KOGNITIF
TEORI
NEUROSAINS
PEMBAHASAN

KESIAPAN BELAJAR

Pengertian Kesiapan Belajar Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian kesiapan belajar antara
lain:

1. Jamies Drever mendefinisikan kesiapan (Readiness) sebagai preparedness to respond or


react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respone atau bereaksi.

2. Thorndike memaknai kesiapan sebagai prasyarat untuk belajar berikutnya.

3. Djamarah (2005) menyatakan bahwa kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah
dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami pengertian kesiapan belajar adalah kondisi awal
suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban yang ada pada
diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.

1. Teori Belajar Behaviour

Teori belajar behavior pertama kali dikembangkan oleh Ivan Pavlov pada awal tahun
1930 kemudian teori ini dikembangkan lagi oleh Gagne dan Skinner sekitar tahun 1984. Teori
belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.

Teori belajar behavioristik belajar menggambarkan belajar sebagai proses perubahan


perilaku. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa
respons. Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran karakteristik siswa, media dan fasilitas belajar
yang tersedia.

Harley dan Davies mengemukakan prinsip-prinsip teori behavioristik antara lain:

1. Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila pembelajar ikut berpastisipasi secara aktif di
dalamnya.
2. Materi pelajaran dibentuk dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan yang
logis sehingga pembelajar mudah mempelajarinya.

3. Tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga pembelajar dapat
mengetahui apakah respon yang diberikan telah benar atau belum.

2. Teori Neurosains/Neuroscience

Menjelaskan bahwa Neuroscience atau ilmu yang mempelajari mengenai otak dan
seluruh fungsi-fungsi syaraf belakangan ini telah berkembang menjadi Neuropsikiatri dan
Neurobehaviour (penggabungan antara perilaku dan fungsi otak). Penggabungan ini didasari
karena otak merupakan sumber dari pemikiran. Reaksi-reaksi diotak disebut Neurochemistry,
Neurohormonal, Neuromekanikal merupakan sumber reaksi yang menggerakan otak kita untuk
berfikir. Neuroscience disebut sebagai ilmu otak, karena mempelajari seluruh proses berfikir,
sedang proses berfikir itu sendiri terkait ilmu pengetahuan, perilaku, attitude (tindakan) yang
sangat luas cakupannya. Kesimpulannya, Neuroscience adalah ilmu yang mempelajari manusia
mulai dari ilmu pengetahuan, perilaku, attitude, action/aktivitas dan kehidupan melihat
lingkungan.

Kesiapan dalam belajar ini tergantung dari bagaimana seseorang dapat memusatkan
perhatian pada proses belajar itu sendiri. Intinya dalam proses pembelajaran perhatian peserta
didik terpusat pada pesan yang disampaikan, maka akan memperoleh hasil belajar yang lebih
baik. Semakin baik perhatian peserta belajar, maka semakin baik pula hasil belajar yang dicapai.
Begitu pula sebaliknya, jika siswa kurang perhatian, maka hasil belajar siswa akan menurun.

3. Teori Kognitif

Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget seorang psikolog Swiss yang hidup pada
tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam psikologi perkembangan
dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori ini membahas munculnya
dan diperolehnya schemata (skema bagaimana seseorang mempersepsikan lingkungannya) dalam
tahapan-tahapan perkembangan dan saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secara mental.

Teori kognitif menjelaskan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar
tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah
setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan
pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, manusia membangun
kemampuan kognitifnya melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap
lingkungan. Proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa

Prinsip-prinsip teori kognitif antara lain :

1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila
pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.

2. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.

3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa
pengertian penyajian

Anda mungkin juga menyukai