A. Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu penentu daya saing bangsa, dengan demikian, perlu peningkatan mutu yang berkelanjutan. Salah satunya dengan konsep peningkatan status sekolah secara bertahap ke arah RSBI (Sekolah BertaraI Internasional). Hal ini searah dengan perubahan paradigma dalam pembelajaran menuju masyarakat berbasis pengetahuan, yang menempatkan ICT atau TIK sebagai pendukung utamanya. Namun keberadaan program RSBI tersebut menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat. B. Isi pa itu RSBI? Rintisan Sekolah BertaraI Internasional (RSBI) adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didik berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia berkualitas Internasional dan lulusannya berdaya saing Internasional dan merupakan suatu program pendidikan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3, yang menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraI internasional. Persoalan mengenai RSBI kini memang tengah menjadi sorotan utama publik. Kebijakan kementrian yang dibawahi oleh Muhammad Nuh tersebut menuai pro dan kontra. RSBI dinilai oleh masyarakat merupakan sebuah bentuk dari upaya kastanisasi pendidikan. Hal ini karena kecilnya kesempatan mereka yang tidak mampu (keluarga miskin) untuk bisa masuk RSBI, karena tingginya biaya. Kendati ada aturan dalam RSBI yang menyatakan bahwa, sekolah harus menerima bagi siswa kurang mampu, tetap saja tidak akan bisa mengakomodasi mereka sepenuhnya. Bukankah di dalam konstitusi negeri ini disebutkan bahwa setiap orang berhak mendapat pendidikan dan penghidupan yang layak?. Sekolah yang merupakan tempat bagi semua orang untuk menuntut ilmu, seolah telah berubah menjadi tempat yang untouchble bagi kaum tak mampu, dengan kata lain eksklusiI sehingga membuat seolah-olah RSBI hanya untuk 'si kaya saja. Potensi siswa yang mampu secara akdemis, namun tidak dari sisi materi pastinya akan tersisihkan.
Namun, pada dasarnya dengan adanya RSBI merupakan suatu hal yang sangat positiI bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Ini berarti menandakan bahwa pendidikan kita mengalami suatu kemajuan. Dengan sistem bertaraI internasional, kompetensi lulusan yang dihasilan (siswa) akan semakin berkualitas. Namun, hal tersebut harus diimbangi juga denga kualitas SDM serta dengan tetap berlandaskan pada aspek sosial. Maksudnya, sekolah (RSBI) selaku instiusi pendidikan harus membuka ruang seluas-luasnya bagi semua lapisan masyarakat, sehingga tidak ada lagi istilah kastanisasi dalam RSBI. Inilah tugas pemerintah, bagaimana caranya agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Beragam persyaratan menjadi RSBI, salah satunya sekolah berakreditasi , lahan sekolah seluas 10 ribu meter persegi, adanya kompetensi kepala sekolah dan guru bidang studi serta menguasai ICT dan Bahasa Inggris. Selain itu, masih terdapat standarisasi lainnya, yakni pendidikan guru S2/S3 minimal 10 untuk SD, 20 untuk SMP dan, 30 untuk SM. Kemudian, sekolah tersebut juga harus memiliki beragam sarana memadai, seperti laboratorium (lab) IP, lab komputer, perpustakaan, internet dan web sekolah. Syarat yang tak kalah utama adalah adanya kultur sekolah yang kondusiI (bersih, bebas rokok dan kekerasan, indah dan rindang), serta memiliki standar kelulusan yang tinggi dan memiliki hubungan internasional dengan sekolah di luar negeri. Menjadi permasalahan utama RSBI adalah mengenai sistem yang digunakan di sekolah tersebut. Maka dari itu, pemerintah melakukan berbagai gerakan untuk mengetahui apakah RSBI sekarang sudah berjalan dengan baik atau justru eksklusiI didasarkan pada kekayaan dan status sosial orangtua siswa. Maka pemerintah melakukan evaluasi. Evaluasi didasarkan terhadap 4 parameter RSBI, antara lain akuntabilitas, capaian akademik, proses rekrutmen, dan melihat persyaratan sumber daya manusia, dan sarana- prasarana. Proses rekrutmen RSBI akan dilihat mengenai penerapan dan persyaratan akademik atau justru rekrutmen berdasarkan kemampuan wali murid dalam membiayai di sekolah tersebut. Mengingat, biaya untuk sekolah RSBI tidaklah murah. Seharusnya, sekolah RSBI juga memberikan kesempatan yang sama kepada siswa kurang mampu karena pendidikan merupakan hak semua individu tanpa menbedakan kelas dan kasta. Karena interpretasi dari istilah bertaraI internasional` ternyata menimbulkan kerancuan, ambigu serta masalah-masalah yang mendasar dan serius di lapangan maka perlu adanya suatu REINTERPRETSI dan REFORMULSI dari rumusan sekolah bertaraI internasional yang ada selama ini. Usulan rumusan dasar tersebut adalah sbb : 'Satuan Pendidikan yang bertaraI Internasional adalah sekolah yang dapat memberikan pelayanan pendidikan berkualitas tinggi kepada siswa-siswa yang memiliki potensi akademik dan non-akademik yang sangat menonjol sehingga siswa-siswa tersebut dapat memiliki bekal pengetahuan, ketrampilan dan sikap pribadi serta kompetensi dan prestasi akademik dan non- akademik yang menonjol dan memiliki kemampuan untuk berkolaborasi secara internasional. Pelayanan pendidikan yang bertaraI internasional di sini mencakup 8 SNP dan ditambah dengan pelayanan pendidikan tambahan yang akan dapat memunculkan kompetensi terbaik dari siswa agar dapat memiliki daya saing internasional. da tiga komponen penting yang mencakup pengertian bertaraI internasional` di sini, yaitu : a.Pelayanan sekolah yang bermutu tinggi b.Input siswa yang memiliki potensi akademik dan non-akademik yang sangat menonjol c.Prestasi akademik dan non-akademik di bidang Seni, Budaya, dan Olahraga serta kemampuan untuk bekerjasama dan berkolaborasi secara internasional dengan lulusan dari mana pun. Interpretasi ini sesuai dengan amanah Undang-undang yang mewajibkan pemerintah untuk memberi pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus. nak-anak yang memiliki bakat menonjol perlu mendapat pelayanan pendidikan yang khusus pula. Rumusan ini akan memberikan keleluasaan bagi pemerintah dan sekolah untuk merumuskan keunggulan spesiIik dari sekolah dalam memberikan pelayanan yang unggul dan sebaik-baiknya bagi siswa-siswa berbakat baik di bidang akademik maupun non-akademik. Untuk menghindari komersialisasi pendidikan maka semua biaya yang ditimbulkan oleh program ini harus ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah pusat dan daerah. Ini adalah program yang seharusnya menjadi program kebanggaan pemerintah pusat dan daerah sehingga pembiayaannya memang tidak membebani orang tua siswa. nak-anak yang berbakat luar biasa sudah selayaknya mendapat bea siswa untuk menunjang perkembangan potensi mereka tersebut. Untuk mendapat tambahan biaya pendidikan maka pemerintah daerah dapat menggalang bantuan dari berbagai perusahaan yang ada di daerahnya melalu program CSR. . Penutup danya program RSBI memang menjadi sebuah problema di kalangan masyarakat. Keberadaan RSBI menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat menilik banyak keunggulan sekaligus kelemahan dari pelaksanaan RSBI tersebut. Permasalahan ini hendaknya menjadi tugas bersama antara pihak pemerintah dengan masyarakat di Indonesia untuk dapat mencari titik temu. pabila RSBI memang diperlukan sebagai sarana untuk mempersiapkan generasi Indonesia yang mampu bersaing di kancah Internasional, maka dibutuhkan keadilan agar tidak ada kesenjangan sosial. Karena pada dasarnya, pendidikan adalah hak seluruh bangsa, dan pemerintah wajib melakukan pemerataan pendidikan guna menghasilkan insan-insan berpendidikan dengan kualitas tinggi . aftar Pustaka 1. http://www.gagasmedia.com/serba-serbi/penulis/kontroversi-rintisan-sekolah-bertaraI-intrenasional- rsbi.html 2. http://edu-media.org/sbi.php 3. http://www.radarlamteng.com/mod.php?modpublisher&opviewarticle&cid9&artid10021 4. http://satriadharma.com/index.php/2010/11/03/kritik-atas-program-sekolah-bertaraI-internasional-sbi- dan-usulan-perbaikannya/ 5. http://id.wikipedia.org/wiki/RSBI