Anda di halaman 1dari 18

BOOK REVIEW

Menilik Kajian Psikologi Sosial

Ahmad Masrur Firosad


(MAGISTRA Indonesia, Email: afirosad@gmail.com)

Judul Buku: Psikologi Sosial


(Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik)

Penulis: Dr. Agus Abdul Rahman, M. Psi


Penerbit: PT Raja Grafindo Persada

100 96
A. PENGANTAR PSIKOLOGI nya. Aristoteles seorang filsuf
SOSIAL yang disebut pakar psikologi sosial
yang paling pertama, percaya
Penulis buku ini Agus behwa secara alamiah manusia
Abdurrahman memulai bahasan bersifat sosial.
bukunya dengan beberapa defenisi
psikologi diantaranya mengutip Pada tahun 1908, psikologi
pendapat Allport psikologi sosial sosial mulai diakui sebagai suatu
adalah suatu disiplin ilmu yang disiplin ilmu yang mandiri. Hal itu
mencoba memahami dan menjelaskan tidak lepas dari terbitnya dua buku
bagaimana pikiran, perasaan, dan fextbooks yang masing-masing
prilaku individu yang dipengaruhi ditulis oleh Mcdaugall atau
oleh keberadaan orang lain, baik Edward Ros.pada tahun 1940-
nyata, imajinasi, maupun karena 1960-an, penelitian psikologi
tuntutan peran sosial. sementara sosial semakin luas pada priode
menurut Lindsminth, Strauss dan tersebut, muncul teori-teori
Denzim (1991) psikologi sosial penting mengenai doagnosis
adalah ilmu yang mempelajari kognitif, perbandinga sosial,
keterkaitan antara kehidupan dan kepatuhan, atribusi sosial, dan
struktur sosial antara biografi dan lain.lain. pada tahun 1970-an,
masyarakat. mulai muncul kritik terhadap
psikologi sosial, beberapa tokoh
Psikologi sosial yang mempertanyakan dominasi
dikembangkan oleh ilmuan yang penelitian eksperimental dan
mempunyai latar belakang psikologi meragukan status psikologi sosial
cendrung memandang psikologi sebagai science. Dan pada priode
sosial sebagai akibat dari faktor- 1976-1990-an, ditandai dengan
faktor individual psichological social revolusi kognitif. Teori-teori yang
psichology, sedangkan psikologi berbasis perspektif kognitif banyak
sosial yang dikembangkan oleh bermunculan dalam berbagai isu.
ilmuwan yang mempunyai latar Pada priode ini pun mulai muncul
belakang sosiologi cendrung upaya mengintegrasikan antara
memandang prilaku sosial sebagai kognisi sosial dan kehidupan
akibat faktor-faktor sosial sosial.
sosiological social psichology.
2. Tokoh-tokoh Psikologi Sosial
a. Norman triplett
1. Sejarah Singkat Psikologi Sosial b. Gabriel tarde (1843-1904)
c. Gustave le bon (1841-1931)
Mempelajari sejarah
d. William mcdougall (1871-
perkembangan psikologi sosial
1938)
tetap penting walaupun
e. Floyd h. Allport (1890-1978)
perkembangan psikologi sosial
f. Kurt lewin (1890-1947)
tidak bisa dilepaskan dari teran
g. Leon festinger (1919-1989)
perkembangan budaya, politik,
h. Henri tajfel (1919-1982)
sains, ataupun peristiwa-peristiwa
i. Serge mascovici
menarik yang terjadi pada zaman

101
3. Perspektif dalam psikologi sosial transpersonal, sufi, ataupun
Didalam menjelaskan psikologi Islam. Spero (1992)
prilaku sosial, terdapat beberapa menyampaikan argumentasi
perspektif yang selama ini mengenai pentingnya ilmu
berkembang dalam psikologi psikologi untuk
sosial. Sampai sejauh ini yang mempertimbangkan hubungan
paling sering disebut-sebut adalah: personal dengan tuhan sebagai
a. perspektif evolusi, perspektif realitas psikologi yang penting
ini berpandanagn bahwa didalam memahami perkembangan
prilaku sosial merupakan psikologis manusia. Manusia pun
produk dari insting dan faktor mempunyai potensi akan
genetik yang sifatnya kehilangan kesempurnaannya.
diturunkan. Derajat manusia yang sempurna
b. Perspektif belajar sosial, bisa turun ke taraf yang bahkan
berbeda denga evolusi yang lebih rendah dari pada binatang:
bersifat universal dan a. QS At-tiin (95): 4-5
pesimistis, perspektif belajar b. QS Al-Araaf (7): 179
sosial menekankan pada c. QS Al-furqon (25): 44
pengalaman spesifik yang
dialami seseorang. Untuk mempelajari jiwa
c. Perspektif sosio kultural, tidak cukup hanya dengan
Perspektif sosio kultural mempelajari realitas empiris (ayat
beranggapan bahwa prilaku kauniah). Allah SWT,
sosial berpariasi dipengaruhi mengidyaratkan bahwa kita bisa
oleh latar belakang kultural, mendapatkan melalui al-quran
struktur, dan norma sosial. (ayat qauniyah). Untuk
d. Perspektif sosial-kognitif, mendapatkan pengetahuan holistik
Perspektif kognitif mengenai hukum-hukum prilaku
menekankan peran penting manuisa, kita harus meneliti baik
dari proses kognitif terhadap ayat-ayat kauniah maupun ayat-
prilaku. ayat qauliyah. Penelitian terhadap
e. Perspektif psikologi islam ayat kauniah akan menghasilkan
Sebagai ilmu, psikologi pengetahuan empirik, sedangkan
tidak lepas dari kritik. Kritik penelitian terhadap ayat qauliyah
tersebut sudah dimulai semenjak akan menghasilkan pengetahuan
kant sampai denagn teori wahyu.
postkolonial (teo 2005). Psikologi
sosial sebagai turunan dari
B. PERSEPSI DIRI, MEMAHAMI
psikologi tentu secara tidak
DIRI SENDIRI
langsung tidak luput dari kritik
Menurut penulis Self sudah
tersebut.
lama menjadi bahasan serius dari
Beberapa tokoh memandang penti
filsafat. Hattie (dalam rayner,
ng spiritualitas di dalam menjelask
2001), Leary dan Tangney (2003),
an perilaku manusia dalam
bahasan mengenai self bisa
pekembangannya, pemahaman
ditemukan pada karya-karya filsuf
tersebut melahirkan psikologi
klasik seperti Plato ataupun

102
Aristoteles (428-347 SM). dikategorikan menjadi empat
Keduanya disebut-sebut sebagai kategori: aspek fisik, psikologis,
orang yang pertama kali sosial-kultural, dan spiritual. Kita
melakukan pembahasan intelektual tertarik pada orang pun yang
mengenai self. Leary dan Tangney terkait dengan diri sendiri melebihi
(2003) juga menyebutkan adanya apapun. Kita pun mempunyai
bukti bahwa di dunia timur perhatian yang sangat luar biasa
sebenarnya sudah lebih awal terhadap informasi-informasi yang
membicarakan masalah self relevan denga diri kita.
tersebut. Seperti dalam upanishade Menurut Dunning (2005),
yang ditulis diindia sebelum tahun sangat mengejutkan ternyata
600 SM, tao te ching di cina pada memahami diri secara akurat tidak
tahun 500 SM, dan filsafat semudah yang diperkirakan.
gautama buddha pada tahun 563- Beberapa hasil penelitian yang ia
483 SM. Bahasa yang cukup detail ungkapakan membuktikan bahwa
mengenai self dalam perspektif pemahaman terhadap diri sendiri
psikologi pertama kali juga tidak lebih akurat
disampaikan oleh William Jomes dibandingkan pemahaman
pada tahun 1890-an. terhadap orang lain.
Self adalah kelengkapan Allah SWT mengingatkan
psikologis yang memungkinkan manusia agar tidak saling
refleksi diri berpengaruh terhadap menghinakan, sebab boleh jadi
pengalaman kesadaran, yang orang yang dihinakan itu lebih
mendasari semua jenis persepsi, baik dari pada yang menghina.
kepercayaan dan perasaan tentang
diri sendiri, serta yang 2. Metode persepsi
memungkinkan orang untuk Brehn dan Kassin (1996)
meregulasi prilakunya sendiri. Hati menyebutkan empat sumber untuk
merupakan pusat ilmu memahami diri sendiri, yaitu:
pengetahuan (ma’rifat) dan intropeksi (instropection),
mempunyai kuasa untuk mengatur pemangatan terhadap prilaku
dan menguasai semua anggota sendiri (perception of our own
tubuh executive agents. bahevior), pengaruh orang lain
(influence of other people), dan
1. Persepsi diri (self perception) ingatan autobiografis
Persepsi merupakan proses (autobiographical memory).
pemaknaan terhadap stimulus. Berdasarkan apa yang
Sebagai suatu proses, persepsi disampaikan oleh brehn dan kassin
slalu mensyaratkan objek. Objek (1995) dan taylor, peplau, dan
persepsi sangat beragam salah sears (1997), terdapat beberapa
satunya adalah self. Sebagai objek sumber pemahaman diri.
persepsi self bukanlah objek a. Introspeksi. Intropeksi
tunggal, tapi objek yang memiliki berarti melakukan
aspek-aspek yang sangat peninjauan ke dalam diri
kompleks. Secara umum aspek- sendiri, pikiran atau
aspek dari self itu bisa perasaan kita.

103
b. Pengamatan terhadap b. Self sebagai sumber
prilaku diri sendiri. Kedua informasi ketika
adalah pengamatan memahami orang lain:
terhadap prilaku sendiri. persepsi perbedaan dan
c. Penilaian orang lain. Ironi keunikan
memang bahwa sebagian c. Self sebagai standar
dai diri kita ternyata misteri didalam mengevaluasi
bagi diri kita sendiri. orang lain
d. Perbandingan sosial. d. Self sebagai standar moral
e. Refleksi terhadap reaksi
orang lain. Charles Horton 4. Kesalahan-kesalahan dalam
Cooley 1902 yang dikenal persepsi diri
sebagai symbolic Bias-Bias dalam persepsi diri:
interactionist berpendapat a. Cognitive conservatism:
bahwa orang lain berfungsi kecendrungan untuk tidak
sebagai cermin sehingga mau mengubah
kita bisa melihat diri sendiri pengetahuan dan
melalui orang lain (looking- keyakinan tentang diri
glass self) sendiri.
f. Sosialisasi. Sebagian b. Barnum effect:
pemahaman kita mengenai kecendrungan untuk
diri kita terbentuk melalui mengklaim bahwa
sosialisasi dalam kelompok gambaran umum tentang
ataupun masyarakat. kepribadian tertentu,
sesuai dengan
3. Persepsi diri dan penilaian karakteristik kepribadian
sosial dirinya sendiri.
Tokoh psikologi c. Favorability bias:
kebanyakan mengakui bahwa kecendrungan untuk
persepsi terhadap orang lain terkait menilai informasi positif
dengan persepsi terhadap diri tentang diri sendiri itu
sendiri. Pemahaman kita terhadap lebih tetap dibanding
diri kita sendiri ternyata informasi negatif.
mempunyai pengaruh yang d. Self fulfilling prophecy:
signifikan terhadap penilaian kita kecendrungan untuk
dengan orang lain. Persepsi diri berprilaku yang dapat
berpengaruh terhadap persepsi meyakinkan harapan-
social dengan cara: sebagai sumber harapannya.
informasi, sebagai standar e. Efek negativitas:
evaluasi, dan sebagai standar kecendrungan untuk
moral. Empat isu menarik memberikan bobot yang
perhatian para peneliti: lebih besar terhadap
a. Self sebagai sumber karakteristik negatif dari
informasi ketika pada terhadap
memahami orang lain: karakteristik positif.
persepsi kesamaan

104
5. Konsep diri (self concept) meskipun bertentangan dengan
Brabden (1983) konsep diri.
mendefenisikan konsep diri
sebagai pikiran, keyakinan, dan 7. Regulasi diri
kesan seseorang tentang sifat dan Self regulation adalah
karakteristik dirinya, keterbatasan suatu upaya untuk mengendalikan
dan kepabilitasnya, serta pikiran perasaan, dan prilaku
kewajiban dan aset-aset yang dalam rangka mencapai suatu
dimilikinya. Satu faktor penting tujuan. Dalam mencapai tujuan,
yang berpengaruh terhadap kemampuan meregulasi diri
perubahan konsep diri adalah self merupakan suatu yang sangat vital.
concept clarity, yaitu sejauh mana Maalah personal maupun sosial,
konsep diri seseorang itu secara bisa muncul karena kekurang
internal konsisten, stabil, dan mampuan didalam melakukan
dipegang dengan penuh keyakinan. regulasi diri. Agama mendorong
pemeluknya untuk memiliki tujuan
6. Harga diri (self esteem) dan nilai-nilai yang lebih spesifik,
Brandon menyebut self dan memberikan muatan lebih
esteem sebagai kunci yang sangat terhadap tujuan-tujuan yang
penting untuk mengenal prilaku diinginkan.
seseorang. Self seteem merupakan
topik yang paling tua dalam ilmu C. PERSEPSI SOSIAL:
sosial. Self esteem petama kali MEMAHAMI ORANG LAIN
diperkenalkan oleh psikolog 1. Indra dan persepsi sosial
berkebangsaan amerika, William Ada dua instrumen yang
james pada tahun 1890-an. Dalam sangat membantu relasi kita
satu abad ini, self esteem masih dengan lingkungan yaitu indra
menarik untuk dibicarakan, dan (senses) dan persepsi (perseption).
diakui sebagai salah satu topik Melalui indra, kita kontak,
yang paling bnayak diteliti. menyadari, dan mendeteksi
Tiga klasifikasi dalam stimulus sosial, sedangkan melalui
mendefinisikan self esteem: self persepsi, kita mengenal, mengerti
esteem sebagai suatu kompetensi, dan memaknai stimulus tersebut.
sebagi perasaan berharga, sebagai Perubahan personal pada faktor-
suatu kompetensi berharga, faktor yang mempengruhi
sebagai suatu kompetensi dan pengindraan dan persepsi sosial
perasaan berharga. Self consistensi akhirnya akan membuat realitas
theory adalah suatu teori yang sosial yang objektif akan tampak
mengatakan bahwa orang itu lebih subjektif dan personal.
suka mencari informasi sosial yang Secara alamiah, setiap kita
memperkuat konsep diri. Self mempunyai cara sendiri didalam
enhancement theory: suatu teori memahami orang lain. Sadar
yang mengatakan bahwa orang itu ataupun tidak, kita menggunakan
akan dan lebih suka mendapatkan persepsi tersebut untuk
umpan baik positif yang dapat menggambarkan, menjelaskan,
meningkatkan harga dirinya,

105
memprediksi dan mengadili orang 4. Pembentukan dan pengaturan
lain kesan
Persepsi adalah proses Efek negativitas adalah
pemaknaan setiap stimulus. kecendrungan kita untuk
Menuru Baron dan Byrne persepsi memberikan bobot yang lebih
sosial adalah suatu usaha untuk tinggi terhadap informasi negatif
memahami orang lain dan diri kita dibanding informasi positif. Setiap
sendiri. Perbedaan antara persepsi orang memiliki pengetahuan
terhadap orang dan persepsi mengenai central trait orang lain
terhadap benda. yang kemudian bisa digunakan
untuk memahami orang lain secara
2. Skema sosial keseluruhan. Manajemen kesan
Skema sosial adalah menunjukan pada usaha yang
struktur kognitif yang dilakukan untuk mendapatkan
merepresentasikan pengetahuan kesan yang positif dihadapan
kita tentang suatu konsep stimulus, orang lain, sedangkan presentasi
termasuk atribut dan keterkaitan diri menunjukan pada usaha yang
diantara atribut-atribut tersebut. kita lakukan supaya kesan orang
Salah satu tujuan skema lain mengenai kita terkendali.
sosial adalah menyederhanakan
kompleksitas informasi mengenai 5. Memahami komunikasi non
kehidupan sosial sehingga kita verbal
akan lebih mudah didalam Persepsi kita terhadap
memahami kompleksitas orang lain salah satunya
kehidupan sosial tersebut dan dipengaruhi oleh komunikasi
komunikasi kita dengan kehidupan nonverbal. Ketika kita
sosial menjadi lebih efisien. berkomunikasi kita tidak saja
menyampaikan pesan yang bersifat
3. Akurasi persepsi sosial verbal, tetapi juga pesan yang
Persepsi sosial bersifat bersifat nonverbal. Kita tidak
subjektif. Kebenaran persepsi pernah tidak mengomunikasikan
sering kali bersifat relatif, dan sesuatu. Secara verbal boleh jadi
kebenarannya sering kali berbeda tidak, tapi secara nonverbal kita
diotak masing-masing orang. selalu berkomunikasi.
Sebagian persepsi sosial memang Implikasinya, untuk
sulit diverifikasikan dan tidak bisa memahami orang dengan baik,
dinilai benar ataupun salah, tetapi selain memerhatikan kata-kata,
sebagian lagi sebenarnya sangat kita pun harus memerhatikan dan
memungkinkan untuk diverifikasi memahami komunikasi onverbal.
dan bisa dinilai benar ataupun Dan juga memerhatikan
salah. Kognitive miser adalah bagaimana intonasi kita berbicara.
kecendrungan kita untuk tidak
berikir secara mendalam mengenai 6. Bentuk-bentuk ekspresi
penilaian kita terhadap orang lain. nonverbal
a. Ekspresi bahasa

106
Ekspresi wajah gesture terbuka dan gesture
merupakan salah satu tertutup.
petunjuk penting dari
emosi dan perasaan f. Sentuhan
seseorang. melalui wajah Secara umum sentuhan
kita bisa mengetahui bisa bermakna kehangatan,
banyak hal mengenai keakraban, ketertarikan
keadaan internal dari seksual, perhatian, dominasi,
seseorang. atau bahkan agresivitas.

b. Para bahasa D. ATRIBUSI SOSIAL:


Ketika berbicara MEMAHAMI PENYEBAB
dengan orang lain, yang PRILAKU
kita dengar bukan hanya Menurut Baron dan Byrne
untaian kata saja, kita pun (1997) atribusi sosial adalah proses
mendengar variasi suara yang kita lakukan untuk mencari
(para bahasa) dalam bentuk penyebab dari prilaku orang lain
intonasi, tekanan, sehingga mendapatkan
kecepatan berbicara, jeda, pengetahuan mengenai
volume suara, dan lain- karakteristik stabil dari orang lain.
lain. Faktor penyebab dari suatu prilaku
bisa bersifat internal dan eksternal,
c. Kontak mata spontan atau pertimbangan,
Secara umum kita akan terencana atau tidak terencana.
membuka mata lebar-lebar Atribusi sosial bisa juga
jika tertarik atau bahagia. berlangsung secara spontan atau
Sebaliknya, kita akan melalui pertimbangan dan proses
menutup mata serapat- berfikir yang panjang. Islam
rapatnya jika tidak tertarik mengajarkan pada kita untuk tidak
atau tidak senang. berburuk sangka, menjauhi
persangkaan tanpa pengetahuan
d. Ruang personal yaitu terdapat dalam:
Secara umum, ruang a. QS al-hujuraat (49): 6
personal bisa menunjukan b. QS al-hujuraat (49): 9
kedekatan, keintiman, dan c. QS An-Nur (24): 4
ketertarikan antara satu
orang dengan yang lainnya. 1. Kapan atribusi sosial dilakukan
Ada dua situasi yang sering
e. Gesture kali mengundang dilakukannya
Gesture adalah atribusi sosial, yaitu:
gerakan-gerakan ekspresif a. Situasi yang tidak
dari bagian tubuh, seperti diharapkan atau tidak bisa
tangan, badan, mata, b. Situasi negatif,
kepala, ataupun kaki. menyakitkan dan tidak
Secara umum, gesture menyenangkan.
dapat dibagi dua, yaitu;

107
2. Menganalisis faktor penyebab akan berakhir atau berlangsung
Prilaku slalu merupakan tapi akan terasa hampa. Teori yang
bentukan dari faktor-faktor secara khusu membahas hubungan
penyebab tertentu. Untuk interpersonal adalah teori penetrasi
memahami suatu prilaku sosial dari altman dan taylor.
dengan baik maka faktor-faktor
peneybab prilaku tersebut 1. Dasar ketertarikan
sebaiknya dianalisis dengan interpersonal
baik pula. Tiga dimensi atribusi Empat alasan mengapa
kausal: kita tertarik pada orang lain
a. Sumber faktor penyebab dan kemudian melakukan
(locus of causality) interaksi interpersonal:
b. Stabilitas faktor penyebab a. Untuk mengurangi
(stability) ketidakpastian dengan
c. Kemampuan melakukan perbandingan
mengendalikan sosial
(controllabikity) b. Untuk mendapatkan
stimulasi yang
3. Teori-teori Atribusi menyenangkan dan
Menurut Haider, kita menarik
secara alamiah dapat c. Untuk mendapatkan
mengetahui hubungan sebab pujian dan perhatian
akibat antara beberapa d. Untuk mendapatkan
informasi. Kita slalu menarik dukungan emosional.
makna dari kejadian-kejadian Dasar ketertarikan
yang ada disekitar kita dan interpersonal tersebut
menggunakannya untuk bersifat personal dan
memahami dunia sosial. subjektif. Setiap orang
memiliki ketertarikan
E. KETERTARIKAN yang berbeda.
INTERPERSONAL
Hubungan interpersonal 2. Kesepian dan kesendirian
bersifat selektif. Kita tidak selalu Kesepian menunjukan
menjalin hubungan interpersonal pada kegelisahan subjektif
dengan apa saja yang kita jumpai. yang dirasakan pada suatu saat
Ketertarikan interpersonal adalah hubungan sosial kehilangan
penilaian kita terhadap orang lain ciri-ciri pentingnya, baik
berdasarkan pada apakah kita secara kualitatif maupun
menyukai orang tersebut atau tidak kuantitatif. Sedangkan
menyulainya. Jika hubungan kesendirian menunjukan pada
interpersonal tersebut dianggap keadaan terpisah dari orang
cukup memuaskan, maka lain yang sifatnya objektif.
hubungan interpersonal akan lanjut
menuju tahap intin. Jika 3. Pembentukan ketertarikan
sebaliknya, hubungan interpersonal
interpersonal interpersonal tersebut

108
Ketertarikan orang lain ditentukan oleh tiga faktor
pada kita bukanlah sesuatu yaitu: keuntungan, keberadaan
yang ada dengan sendirinya. alternatif, dan investasi.
Ketertarikan tersebut terbentuk
mengikuti proses-proses yang 5. Hubungan erat (intimate
sebenarnya dapat dijelaskan. relationship)
Berikut penjelasan mengapa Secara umum, ada
orang lain tertarik kepada kita: beberapa karakteristik yang
Kesenangan, kesamaan, bisa dijadikan acuan untuk
kedekatan, saling melengkapi, menilai apakah suatu
daya tarik fisik, kompetensi, hubungan itu berkembang
kehangatan personal, keadilan kearah yang lebih erat atau
pertukaran dan asosiasi. sebaliknya. Ciri-ciri tersebut
antar lain:
4. Perkembangan suatu hubungan a. Terdapat kelekatan
interpersonal emosional (emosional
Hubungan interpersonal attachment)
bisa berkembang kearah yang b. Satu sama lain mampu
lebih intim atau justru memenuhi kebutuhan
mengalami stagnasi, pasangannya
penurunan, dan berakhir. c. Satu sama lain salin
Karena suatu hubungan tergantung dan pengaruh
interpersonal itu unik, maka memengaruhi.
pola perkembangan ataupun
penurunannya bersifat unik. Jika cinta tersebut
Pola perkembangan ataupun semakin mendalam akan
penurunan suatu hubungan munvul isyqun atau perasaan
ienterpersonal berbeda antara rindu. Orang yang dilanda
satu pasangan dengan isyiqun akan menunjukan
pasangan lainnya. ketertarikan pada sesuatu yang
Penetrasi sosial menunjuk dicintainya, dan akan rela
baik pada overt interpersonal mengorbankan apa yang
behavior, yaitu prilaku yang dimilikinya. Bagi islam
tampak ketika terjadi suatu hirearki cinta yang paling
interaksi sosial ataupun puncak adalah cinta kepada
internal subjective proceses allah SWT, sedangkan cinta-
yaitu proses yang mendahului cinta kepada yang selainnya,
dan mengikuti perilaku overt berada di bawahnya. Robert
tersebut. social exchange sternberg menyebutkan bahwa
theory (SET), menyatakan setiap cinta itu terdiri dari tiga
bahwa kepuasan interpersonal unsur yaitu:
ditentukan oleh tiga faktor,
a. Intimacy
yaitu: keuntungan (benefit),
b. Pussion
dan investasi yang sudah
c. commitment
dikeluarkan. SET menyatakan
bahwa kepuasan interpersonal
F. PRILAKU MORAL

109
1. Perkembangan prinsip moral berpengaruh terhadap
Menurut Haidt (2008), prilaku moralnya
terdapat dua aliran besar dalam b. Faktor emosi, Emosi
perkembangan psikologi moral merupakan faktor
moral. Aliran pertama dinotori penting dalam
oleh piaget, kohlberg, gilligan, menjelaskan prilaku
turiel, dan yang lainnya. Dalam moral. Menurut haidt
psikologi moral, nama jean (2003), emosi moral
piaget sering kali dianggap merupakan sesuatu yang
sebagai tokoh pertama yang berhubungan dengan
secara serius membahas kepentingan pribadi atau
moralitas dalam psikologi. kesejahteraan masyarakat
Dalam secara keseluruhan.
perkembangannya, kohlberg Emosi moral memiliki
mendapatkan kritik untuk beberapa karakteristik
berbagai pihak, salah satunya umum, yaitu berkaitan
dari muridnya sendiri yaitu dengan tubuh,
carol giligan dan elliot turiel. mempunyai kemampuan
Seperti halnya gilligan dan untuk memotivasi, sulit
turiel pun mengkritisi sebagian dikendalikan secara sadar,
pemikiran kohlberg. Dalam hal kompleks, dan
bahwa panilaian moral berhubungan dengan
merupakan faktor penting yang kepentingan individu atau
dapatmempengaruhi prilaku masyarakat.
moral, turiel memiliki c. Faktor kepribadian, Selain
pandangan yang sama dengan faktor kognisi dan emosi,
kohlberg. faktor kesatuan antara
moralitas dan kepribadian
2. Faktor-faktor yang juga merupakan faktor
memengaruhi prilaku moral. penting dalam prilaku
Berdasarkan penelitian moral.
faktor yang meengaruhi d. Faktor situasional, Secara
prilaku moral bisa langsung ata tidak
dikategorikan menjai empat langsung, konteks sosial
yaitu: mempriming pengalaman
a. Faktor kognitif, Piaget bisa membentuk prilaku.
(1932) dan kohlberg Penelitian Carpenter dan
(1969) merupakan tokoh Marhsal (2009)
terdepan yang meyakini menunjukan bahwa
bahwa tokoh terdepan priming merupakan faktor
dipengaruhi oleh penting bagi prilaku
penalaran moral. moral. Penelitian mereka
Kemampuan kognitif menunjukan bawa tanpa
seseorang didalam priming, ternyata orientasi
mengatasi dilema moral beragama tidak mampu
diyakini sangat menurunkan

110
kemunafikan. Selain itu, yang harus dikeluarkan.
identitas moral, seperti Pendekatan insting dan biologis.
sebelumnya dikatakan, Terdapat tiga tokoh besar yang
bisa berperan sebagai dikait-kaitkan dengan teori insting,
identitas sosial. yaitu: Willian McDugal, Sigmunt
Freud, Konrad Lorenz.
G. AGRESI Penjelasan biologis
Agresi sering kali diartikan menjelaskan bahwa agresi
sebagai prilaku yang dimaksudkan berhubungan dengan faktor-faktor
untuk melukai orang lain baik biologis seperti: temperamen, gen,
secara fisik ataupun psikis. hormon, ataupun otak. Pendekatan
Defenisi yang hampir sama dorongan (drive). Teori ini
dikemukakan olehbrehm dan berpandangan bahwa prilaku
kassin (1997) dan taylor, peplau agresi muncul karena kondisi
dan sear (1998). Dengan redaksi eksternal yang membangkitkan
yang tidak jauh berbeda , baron motif atau dorongan
dan byrne (1997) mendefinisikan untukmencelai orang lain. Teori
agresi sebagai prilaku yang dorongan yang terkenal adalah
diarahkan dengan tujuan untuk frustasion-agression hypothesis
membahayakan orang lain. Selain dari Dollars, Doob, Miller,
agresi, ada istilah lain yang sering Mowrer dan Sears pada tahun
dipakai , yaitu kekerasan atau 1939. Berkowitz (1993), seseorang
viorence. bertindak agresi sebagai reaksi dari
Dalam islam, niat stimulus yang menyakitkan.
merupakan pokok dari setiap Baginya, tidak semua frustasi
perbuatan. “setiap masalah dapat menyebabkan agresi, sebab
tergantung pada niatnya”.(HR tidak semua frustasi merupakan
Bukhori). Allah SWT, sendiri stimulus yang menyakitkan.
menetapkan hukuman yang Menurut Buss agresi
berbeda pada orang yang merupakan hasil belajar
membunuh dengan sengaja dan berdasarkan reward dan
yang tidak sengaja (QS An-Nisa punishment, sedangkan menuru
(24):92). bandura prilaku agresi karena “the
Berdasarkan tujuannya, pull of anticipated positive
agresi sebenarnya tidak selalu consequences.
ditujukan untuk membahayakan 2. Macam-macam agresi
atau melukai orang lain. Agresi Berdasarkan apakah
kadang ditujukan untuk mencapai agresi tersebut dilatar
tujuan lain yang dianggap lebih belakangi emosi/marah atau
penting. tidak, terdapat dua macam
agresi yaitu:
1. Teori-teori agresi a. Emosional agresion yaitu:
Lorenz menjelaskan agresi yang dilatar
prilaku agresi bukan reaksi belakangi oleh perasaan
terhadap stimulus eksternal, tapi marah dan emosional.
hasil dari inner agressive drives

111
b. Instrumental agresion dianggap mengancam. Jadi
yaitu: agresi ini tidak ada marah dapat didefenisikan
kaitannya dengan marah. sebagai reaksi emosional yang
Agresi ini merupakan tidak menyenangkan yang
instrumen untuk muncul begitu dari diri
mendapatkan tujuan lain kitadihadapkan pada sesuatu
yang dianggap lebih yang tidak mengancam, baik
menarik seperti uang nyata maupun tidak nyata.
ataupun jabatan.
3. Perkembangan agresi
Kombinasi dari kedua Penelitian longitudinal
cara agresi dilakukan mengenai agresi menghasilkan
menghasilkan delapan macam beberapa kesimpulan, yang
agresi yaitu sebagai berikut: sebagiaanya cukup
a. Agresi langsung-aktif- mengagetkan.
verbal. a. Prilaku agresi mencapai
b. Agresi langsung-aktif-non puncaknya terjadi pada
verbal. usia 2-4 tahun, dan
c. Agresi langsung-pasif- kemudian cendrung
verbal menurun kecuali pada
d. Agresi langsung-pasif- masa-masa remaja
non verbal (Tremblay & Negin,
e. Agresi tidak langsung- 2005).
aktif-verbal b. Berbeda dengan
f. Agresi tidak langsung- kesimpulan behavioris,
aktif-non verbal anak ternyata tidak perlu
g. Agresi tidak langsung- belajar untuk menunjukan
pasif-verbal prilaku agresi (Hey,
h. Agresi tidak langsung- 2005).
pasif-non verbal. c. Agresi yang sifatnya fisik
Marah adalah salah (psychal agresion) pada
satu faktor yang cukup anak dipengaruhi juga
menentukan apakah prilaku oleh kualitas interaksi
tersebut akan muncul atau dengan teman sebaya.
tidak. Marah sendiri, menurut d. Seiring dengan
kamus bahasa indonesia perkembangan usia, anak
(1994), berarti sangat tidak tampaknya tidak berusaha
senang, berang, dan gusar, belajar bagaimana
sedangkan menurut kamus bertindak agresif, tetapi
oxford advance’s learner justru bagaimana
(1989), marah berarti perasaan bertindak melakukan
sangat tidak senang dan penuh tindakan yang tidak
bermusuhan. Marah agresif (Tremblay,
sebenarnya reaksi alami yang Hartup, dan Archer,
dirasakan manusia ketika 2005).
menghadapi sesuatu yang

112
e. Dari mulai masa anak ini, baik secara kognitif
sampai dewasa lelaki maupun perilaku.
lebih banyak
menggunakan agresi fisik H. PERILAKU MENOLONG
dibandingkan dengan Perilaku menolong
perempuan. merupakan bagian dari prilaku
prososial (clarke, 2003; Batson
4. Mengendalikan marah dan 1998) yang dipandang sebagai
agresi segala tindakan yang ditujukan
Setiap kita pasti untuk memeberikan keuntungan
mengalami emosi marah, dan pada satu atau banyak orang.
tidak muda untuk Schreoder, Penner, Dovido, dan
menghindarkan diri dari emosi Piliavin (1995) menyatakan bahwa
marah. Yang membedakan prilaku prososial terbagi pada tiga
antara satu orang dengan yang sub kategori: helping, altruism,
lainnya adalah perbedaan dan cooperation.
biologis, kepribadian, Banyak penelitian
pemrosesan kognitif, dan menganggap bahwa empati
pengalaman subjektif masing- bersifat multidimensional, baik
masing dengan lingkungannya. komponen kognitif, empati
Faktor-faktor itulah yang meliputi perspektive talking,
membuat diantara kita mudah menggunakan kekuatan imajinasi
marah dan tidak mudah marah. untuk melihat mata melalui mata
Pengalihan orang lain. Komponen emosional
(displacement) adalah meliputi personal distress yang
kecendrungan untuk secara merupakan reaksi yang
tidak langsung berorientasi pada diri sendiri dan
mengekpresikan impuls-impuls emphatic concern merupakan
yang tidak diharapkan, atau reaksi yang berorientasi pada
mengekpresikan frustasi orang lain seperti simpati, rasa
terhadap target yang bukan sayang, dan yang lainnya. Daniel
sumber frustasi. batson membedakan antara
Katarsis. Istilah katarsis helping dan altruism berdasarkan
pertama kali dipakai oleh motivasi yang
aristoteles. Menurutnya, melatarbelakanginya bukan dari
menonton petunjuk musik konsekuensinya.
yang bagus dapat melepaskan
emosi kognitif. lebih lanjut, Mc Guire ,menyimpulkan bahwa
freud mengatakan bahwa terdapat empat jenis prilaku
emosi kognitif yang ditekan menolong:
akan menimbulkan sistem 1. Casual helping, yaitu
psikologis tertentu seperti memberikan pertolongan yang
neorosis dan histeria. Islam sifatnya biasa/ namun seperti
memberikan petunjuk banyak meminjamkan pulpen kepada
untuk mengendalikan marah teman.

113
2. Subtantial personal helping, dipengaruhi oleh faktor
yaitu pertolongan yang kultural.
membutuhkan usaha yang 4. Perspektif sosial-kognitif
dapat menguntungkan orang Perspektif ini memandang
lain, seperti membantu teman bahwa prilaku prososial
pindah rumah. merupakan hasil dari
3. Emotional helping, pertimbangan kognitif.
pertolongan dengan
memberikan dukungan 1. Perkembangan prilaku
emosional/ sosial seperti prososial
mendengarkan cerita teman Prilaku prososial
tentang masalah pribadinya. menurut Rhingold, Hey, dan
4. Emergency helping, yaitu West (1976 dalam Biershof,
pertolongan bersifat darurat 2002), dimulai pada usia dua
seperti memberi pertolongan tahun. Hal ini bisa dimengerti
pada orang asing yang terkena pada usia tersebut kompetensi
serangan jantung atau kognitif dan apektif sudah
kecelakaan lalu lintas. cukup berkembang. Menurut
Terdapat beberapa Bierhof (2002), terdapat tiga
perspektif yang bisa dipakai untuk hal yang mendukung
menjelaskan prilaku menolong perkembangan prilaku
yaitu: prososial pada anak usia dua
1. Perspektif evolusionis tahun:
Perspektif evolusionis a. Anak usia dua tahun
menjelaskan bahwa prilaku sudah mempunyai
menolong bersifat genetik. kemampuan
Secara genetik, menusia perspektivetaking, suatu
dianggap mempunyai kemampuan yang
kecendrungan untuk menolong memungkinkannya
orang lain. berempati
b. Anak usia dua tahun
2. Perspektif belajar sosial. sudah mempunyai
Prilaku menolong bisa juga kemampuan untuk
dijelaskan dengan mengendalikan dirinya
menggunakan perspektif sendiri yaitu suatu
belajar sosial (social learning). kemampuan yang
Perspektif belajar sosial memungkinkannya bisa
menjelaskan bahwa prilaku membedakan antara
menolong karena proses dirinya dan orang lain.
belajar dari pengalaman dan c. Anak usia dua tahun
pengamatan bahwa menolong sudah mampu
dapat menguntungkan. menunjukan respons
3. Perspektif sosial-kultural spesifik ketika
Perspektif sosial-kultural menyaksikan orang yang
menjelaskan bahwa prilaku menderita.
menolong lebih banyak

114
2. Prilaku menolong dalam Islam prasangka yang dinyatakan dosa
Prilaku prososial dan harus dihindari adalah
merupakan suatu prilaku yang prasangka yang dilontarkan
dimuliakan dalam agama dengan perkataan dan diyakini
islam. Sebab islam hadir kebenarannya
sejatinya memang demi penjelasan diatas
kesejahteraan alam semesta menjelaskan tidak mudahnya
atau rahmatalil’alamin (QS dalam mendefenisikan prasangka.
Al-Anbiya(21): 107). walaupun demikian ada beberapa
Prilaku prososial boleh hal mengenai prasangka yang
jadi didorong oleh motif disetujui oleh beberapa peneliti
pribadi, kesejahteraan orang (Nelson 2002), yaitu bahwa
lain, atau motif melaksanakan prasangka terjadi dalam konteks
perintah ilahiyah. Dan kualitas kelompok, melibatkan evalusi
prilaku prososial juga terhadap suatu kelompok,
ditentukan oleh sejauh mana merupakan kesalahan persepsi
prilaku tersebut berisiko. terhadap suatu kelompok, dan
Semakin tinggi risiko yang berdasarkan karakteristik
akan ditanggung, semakin kelompok yang nyata ataupun
tinggi kualitas prilaku imajinasi.
prososialnya. 1. stereotype dan prasangka
Secara psikologis, Stereotype adalah
tindakan menyebut-nyebutnya keyakinan mengenai
prilaku prososial yang sudah karakteristik tertentu yang
dilakukan akan mengurangi dimiliki seseorang sehubungan
taribusi terhadap keikhlasan dengan keanggotaanya dalam
kita didalam berindak kelompok. pemahaman kita
overjustivication effect bahwa orang lain sebagai in-
grup dan out-grup
. menimbulkan konsekuensi
I. PRASANGKA tersendiri. dan pada fase inilah
Menurut Nelson (2002), kota membentuk stereotype.
awalnya, prasangka dianggap keyakinan bahwa out grup
sebagai afeksi negatif. memiliki ciri-ciri yang sama,
Perkembangan berikutnya, sedangkan in grup memiliki
prasangka dipandang sebagai ciri-ciri yang lebih bervariasi
sikap, perkembangan terakhir disebut dengan the out grup
prasangka dianggap sebagai emosi homogenity effect.
sosial. jadi, prasangka adalah Menurut Nelson paling
penilaian tidak adil terhadap suatu tidak ada empat faktor yang
kelompok berdasarkan memengaruhi terpeliharanya
karakteristik anggota dari stereotype yaitu:
kelompok tersebut, nyata ataupun a. Adakalanya informasi
tidak. yang didapat tidak sesuai
Menurut Al khitabi dan dengan stereitype yang
Sufyan (dalam haqqi 2003), diyakini.

115
b. Stereitype merupakan Menurut Nelson
suatu sistem yang bersifat beberapa penelitian yang
hirearki. menunjukan adanya hubungan
c. Realitas sosial akan lebih yang erat dengan prasangka
mudah dipahami jika yaitu:
fakta-faktanya a. need for cognition adalah
digambarkan sebagai kebutuhan untuk
sesuatu yang satu sama memikirkan secara
lain saling berhubungan. saksama apa yang ada
d. Stereotype merupakan didunia
suatu shortcut mental b. need for cognition clasure
yang bisa dipakai untuk adalah kebutuhan untuk
memahami kelompok mempunyai prilaku yang
dengan cara mudah dan jelas mengenai segala hal
cepat. yang ada didunia.
c. need for struture adalah
2. Prilaku diskriminatif kebutuhan untuk
prilaku ditakdirkan mendapatkan
menjadi bagian dari suatu pengetahuan yang jelas
kelompok, dan tidak menjadi dan pasti mengenai dunia.
bagian dari kelompok lain.
menjadi in-grup ataupun out- 4. Teori-teori prasangka
grup latar belakangnya Ada beberapa teori
beragam. menjadi laki-laki yang dipakai untuk memahami
ataupun perempuan merupakan prasangka. teori tersebut antara
takdir yang tidak bisa diubah lain adalah sebagai berikut:
(ascribet), tapi bagian dari a. social identy theory (SIT).
partai politik tertentu adalah SIT merupakan karya dari
sebuah pilihan (achieved). hanry tajfel dan john
turner pada tahun 1980-
3. Mengatasi masalah an. SIT merupakan teori
diskriminasi yang paling besar
untuk mengatasi pengaruhnya terhadap
masalah diskriminatif, Allat penelitian mengenai
SWT. menganjurkan kita untuk prasangka.
saling memahami atau b. optimal distintiveness
mengenal sehingga tidak theory (ODT). ODT
terjebak pada sikap negatif menjelaskan bahwa kita
tanpa dasar, dan prilaku mempunyai keinginan
diskriminatif (QS Al-Hujurat untuk memperoleh
(49): 13). dengan salin keseimbangan antara
mengenal maka kekeliruan sebagai pribadi yang unik
stereotip ataupun prasangka (distingtiveness).
bisa diminimalisir sekecil c. realistic conflict theory
mungkin. (RCT), RCT menjelaskan
bahwa konflik antar

116
kelompok yang Meyrs,. I. B. 1998. Gift Differing:
diakibatkan perebutan Understanding Personality Type.
sumber daya. California: Davies Black Publishing.

Pennington, D. C. 2000. Social Cognition.


Routledge. Taylor & Francis Group.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Rogers, W. S. 2003. Social Psychology:
Al Ghazali. 1994. Mengobati Penyakit Axperimental And Critical Psychology
Hati: Mukadimah Ihya Ulumuddin. Approaches. Maidenhead. Philadelphia:
Bandung: Penerbit Karisma. Open University Press.

Baharuddin. 2004. Paradigma Psikologi Schroeder, Penner, Dovidio, & Piliavin.


Islam: Studi Tentang Elemen Psikologi 1995. The Psychology Of Helping And
Dari Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka Altruism: Problem And Puzzles. Usa:
Belajar. Mcgraw Hill.

Baron & Byrne. 1997. Social Psychology. Schroeder, T., Roskies, A. L., Dan
USA: Allyn And Bacon Nichols, S. 2010. Moral Motivation. In
Doris, J. M. (Eds). The Moral Psychologi
Brehm & Kassin. 1996. Social Handbook. Oxford University Press.
Psychology. USA: Houghton Mifflin Co.
Schwartsz, J. D. 1992. (Penj. F. X.
Hawwa, Said. 1998. Mensucikan Jiwa: Budiyanto). Berfikir Dan Berjiwa Besar.
Konsep Tajkiyatun Nafs Terpadu. Jakarta: Jakarta: Binarupa Aksara.
Rabbani Press.
Shaw, M. E. & Costanzo, Pr. 1982.
Justice, L. A. 2000. Bahasa Tubuh. (Pen. Theoris Of Social Psychology. Usa: Mc
Irwin Lim Nan Sen). Interaksara. Graw Hill.
Kassin, S. Fein, S., & Markus, H. R. 2011. Smith, J. A. 2009. Dasar-Dasar
Social Psychology. Wodsworth, Cengange Kualitatif: Pedoman Praktis Metode
Learning. Penelitian. Bandung: Nusamedia.
Kerlinger, F. N. 1973. Asas-Asas Solomon, S., Pyszczynski, T., &
Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Greenberg, J. 2002. In The Wake Of 9/11:
Gadjah Mada University Press. The Psychology Of Teror. American
Psychologycal Association (APA).
Kumar, V. 2004. Body Language:
Memahami Bahasa Yang Di Sampaikan Taylor, Peplau, & Sear. 1997. Social
Tubuh. (Pen. Umar Bukhori). Tugu Psychology. New Jersey: Prentice Hall.
Publisher.
Tuffin, K. 2005. Understanding Critical
Miller, J. M. 1992. The Social Social Psychology. Sage Publications.
Representation Of Self And The Role Of
Narrative In The Sociolinguistic
Construction Of Autobiographical
Discourse.

117

Anda mungkin juga menyukai