Anda di halaman 1dari 3

Introvert dan Extrovert

 
Orang yang pertama kali merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah extrovert dan
introvert adalah Carl Gustav Jung (1875-1961). Jung berpendapat bahwa extrovert merupakan
kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada ke dalam diri
sendiri. Sedangkan Introvert merupakan suatu orientasi kedalam diri sendiri yang dipengaruhi
aksi dan reaksi dunia pribadinya, pemikiran, intuisi, emosi, dan perasaan-perasaan lainnya.
 
 
Jung percaya bahwa perbedaan tipe kepribadian manusia dimulai sejak kecil. Jung mengatakan
bahwa “tanda awal dari perilaku ekstrovert seorang anak adalah kecepatannya dalam
beradaptasi dengan lingkungan dan perhatian yang luar biasa, yang diperankan pada objek-
objek, khususnya pada efek yang diperoleh dari objek-objek itu. Ketakutannya pada objek-objek
sangat kecil. Ia hidup dan berpindah antara objek-objek itu dengan penuh percaya diri. Karena
itu ia bebas bermain dengan mereka dan belajar dari mereka. Ia sangat berani. Kadang ia
mengarah pada sikap ekstrem sampai pada tahap risiko. Segala sesuatu yang tidak
diketahuinya selalu memikat perhatiannya.
 
Seorang introvert adalah orang yang cenderung menarik diri dari kontak sosial. Minat dan
perhatiannya lebih terfokus pada pikiran dan pengalamannya sendiri. Seorang introvert
cenderung merasa mampu dalam upaya mencukupi dirinya sendiri.
 
Jung menguraikan perilaku introvert sebagai orang pendiam, menjauhkan diri dari kejadian-
kejadian luar, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, tidak senang berada di tengah orang
banyak, merasa kesepian dan kehilangan di tengah orang banyak. Ia melakukan sesuatu
menurut caranya sendiri, menutup diri terhadap pengaruh dunia luar. Ia orang yang tidak mudah
percaya, kadang menderita perasaan rendah diri, karena itu ia gampang cemburu dan iri hati. Ia
mengahadapi dunia luar dengan suatu system pertahanan diri yang sistematis dan teliti, tamak
sebagai ilmuan, cermat, berhati-hati, menurut kata hati, sopan santun, dan penuh
curiga. Dunianya adalah suatu pelabuhan yang aman. Tempat tinggalnya (rumah) adalah yang
teraman. Teman pribadinya yang terbaik. Karena itu tidak mengherankan orang-orang introvert
sering tampak sebagai orang yang cinta diri tinggi, egois, bahkan menderita patologis. Salah
satu tanda introvert pada diri seorang anak adalah reflektif, bijaksana, tenggang rasa, pemalu,
bahkan takut pada objek baru. Sedangkan ciri introvert pada orang dewasa adalah
kecenderungan menilai rendah hal-hal atau orang lain.
 
Introvert itu Negatif?
 
Seperti yang dikatakan Jung bahwa seorang introvert adalah orang yang cenderung menarik diri
dari kontak sosial. Sehingga banyak dari orang awam mengatakan bahwa pribadi introvert yang
dikenal mereka sebagai pribadi tertutup tersebut merupakan pribadi yang negatif, pribadi yang
sulit dan rumit bagi si pemilik pribadi tersebut maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Misalnya,
banyak dari orang tua yang memiliki anak berkepribadian introvert ini merasa kesal dengan
pribadi anaknya yang tertutup, bahkan dengan ketidakmengertian mereka bagaimana menyikapi
anak tersebut, mereka seringkali menyalahkan dan mendorong paksa anak tersebut untuk
berikap layaknya anak-anak ekstrovert lainnya yang mereka anggap merupakan pribadi ideal
yang seharusnya ada pada diri anak itu. Tak sedikit juga dari mereka yang berasumsi bahwa
anak introvert memiliki ketidaknormalan dalam bersikap dan bertingkahlaku. Jika anak tersebut
berlarut-larut mendapat dorongan paksa dari kedua orang tuanya, untuk bertindak sebagaimana
anak-anak extrovert, dan bila ditambah dengan asupan perkataan negatif yang diberikan kedua
orang tuanya/ lingkungan sekitarnya justru akan membuat perasaan tertekan dan mengganggu
psikologis anak. Dalam kondisi kurang normal ia menjadi orang yang pesimis dan cemas, karena
dunia dan manusia sekitarnya siap menghancurkannya.
 
 
Introvert itu Cerdas!
 
 
Ketidaksepakatan saya dengan anggapan bahwa introvert itu adalah mutlak negatif, saya
merujuk pada teori multiple intelligence (kecerdasan majemuk), yaitu teori yang dikembangkan
oleh Dr. Howard Gardner seorang Professor ilmu Kependidikan dari Harvard University di tahun
1983, Dr. Gardner menyatakan bahwa teori tradisional tentang kecerdasan yang hanya
berdasarkan pada IQ sangat terbatas. Dr. Gardner mengajukan ada 8 nilai kecerdasan berbeda
yang harus diperhitungkan untuk melihat Potensi Anak-Anak dan Manusia Dewasa secara luas,
yakni :
1. Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk
kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang
kompleks.
2. Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) merupakan kemampuan
dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta
menyelesaikan operasi-operasi matematis.
3. Spatial intelligence (kecerdasan spasial) membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga
cara dimensi. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal
dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, dan menghasilkan
atau menguraikan informasi grafik.
4. Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestik-tubuh) memungkinkan seseorang untuk
menggerakan objek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus.
5. Musical intelligence (kecerdasan musik) jelas terlihat pada seseorang yang memiliki
sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada.
6. Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) merupakan kemampuan untuk
memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
7. Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal) merupakan kemampuan untuk membuat
persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam
merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang.
 
 
Dari teori tersebut saya berpendapat bahwa setiap individu memiliki kecerdasan, tidak ada
individu yang bodoh, hanya saja setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.
Selain itu setiap pribadi memiliki sisi positif dan negatif, tidak ada yang mutlak positif dan tidak
ada yang mutlak negatif.
 
 
Introvert memiliki kecerdasan secara intrapersonal, karena introvert merupakan kepribadian
yang cerdas dalam berhubungan dengan diri mereka sendiri, orientasi mereka kedalam diri
mereka sendiri yang dipengaruhi aksi dan reaksi dunia pribadinya, pemikiran, intuisi, emosi, dan
perasaan-perasaan lainnya. Berbeda dengan seorang ekstrovert, yang memiliki kecerdasan
interpersonal, mereka cerdas dalam berhubungan dengan dunia luar atau cerdas secara sosial,
mereka lebih banyak berbuat daripada merenung dan berpikir. Ia juga adalah orang yang penuh
motif-motif yang dikoordinasi oleh kejadian-kejadian eksternal.
 
 
Seperti halnya orang-orang introvert yang sering dianggap oleh masyarakat awam bahwa
mereka merupakan pribadi yang negatif, dan ini terlihat ditetapkan secara mutlak, maka saya
mematahkan anggapan tersebut, bahwa orang introvert itu cerdas! Introvert adalah pribadi
normal, dan ia memiliki nilai positif, tidak mutlak negatif.
 
 
Setiap Individu adalah Cerdas
 
Extrovert dan introvert keduanya sama-sama memiliki kecerdasan, hanya saja berbeda dalam
tingkatannya, orang dengan kepribadian extrovert boleh jadi karena tingginya kecerdasan
interpersonal yang ia miliki sedangkan pada orang dengan kepribadian introvert karena tingginya
kecerdasan intrapersonal yang dimiliki olehnya.
 
 
Orang-orang extrovert-pun tidak mutlak extrovert, demikian pula dengan orang-orang introvert
yang juga tidak mutlak introvert, hanya saja orang-orang extrovert memiliki kecendrungan/
dominan extrovert yang ada pada dirinya, sedangkan orang-orang introvert memiliki
kecendrungan/ dominan introvert yang ada pada dirinya, karena orang extrovert juga memiliki
sisi introvert namun intensitasnya sangat kecil dibandingkan sisi extrovert yang ia miliki, begitu
pula dengan orang introvert yang juga memiliki sisi extrovert namun jauh lebih sedikit
dibandingkan sisi introvert yang mendominasinya.
 
 
Mengembangkan Kepribadian dan Kecerdasan Keduanya
 
 
Pada orang extrovert dengan kecerdasan interpersonal yang mereka miliki, potensi mereka
dapat dikembangkan dengan baik, yaitu dengan mengarahkan potensinya ke arah yang tepat
dan dengan media yang sesuai dengan potensi yang ia miliki, dalam hal karier misalnya, mereka
dapat menjadi guru, pekerja sosial, dll.
Sedangkan pada orang introvert dengan kecerdasan intrapersonal yang mereka miliki, maka
potensi tersebut juga dapat mereka kembangkan denganbaik, misalnya menjadi, ilmuwan,
scientist ahli ilmu agama, ahli psikologi, dll.
 
 
Dan masih banyak faktor kepribadian dan kecerdasan lain yang mempengaruhi seorang
individu, hanya saja pembahasan yang saya tulis tersebut lebih spesifik mengenai hubungan
kepribadian extrovert dengan kecerdasan interpersonal dan kepribadian introvert dengan
kecerdasan intrapersonal. Extrovert maupun introvert sama-sama cerdas, serta memiliki
kelebihan dan kelemahan yang menyertainya.
 
Sekarang pertanyaannya adalah, setelah mengetahui dimana posisi kita, yaitu cenderung
berkepribadian extrovert atau introvert kah? Pastinya kita harus mulai mencari tahu bagaimana
caranya kita mampu mengembangkan potensi diri kita dengan segala kelemahan dan
kekurangan yang kita miliki, karena setiap kita adalah cerdas!
 
 
"Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan
besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya." -Albert Einstein

Anda mungkin juga menyukai