Anda di halaman 1dari 9

DINAMIKA PEMIKIRAN

DALAM ISLAM
KELOMPOK 4
Ridha Arifudin 13511040
Agung Budiawan 13511053
Naomi Ulva Rizqiawati 13511057
Dwi Trisna Wishnu Putra 13511076
Desy Sri Suryani 13511086
Syauki Muammar Mikdar 13511095
M Pandu Wirawan 13511106
Adinda Rezky 13511107
SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAMDALAM
TEOLOGI, TASAWUF, HUKUM, DAN FILSAFAT

 A. PEMIKIRAN TEOLOGI
Perkembangan pemikiran Teologi dalam Islam dapat dibagi dalam 5 periode, yakni
periode Rasulullah saw., Khulafa al-Rasyidin, Bani Umayyah, Bani ‘Abbas, dan periode
sesudah Bani ‘Abbas.
Pada masa Rasulullah saw. pemikiran teologi dalam Islam merupakan pemikiran yang
murni karena mendasarkan hanya pada Rasulullah saw, Pada periode ini tidak ada
perselisihan pendapat dalam dasar-dasar ataupun kaidah-kaidah teologis.

Pada masa Bani Umayah perluasan wilayah Islam membawa konsekwensi penyerapan
tradisi-tradisi non Islam dalam budaya dan peradaban Islam. Berbagai aliran yang
muncul pada masa akhir Khulafa al-Rasyidin semakin memuncak. Pada masa ini
segolongan umat Islam telah berbeda pendapat tentang qadar danisti ţâ‘ah. Aliran-
aliran yang muncul dalam periode ini antara lain:
1. Qadariyah
2. Jabariah
3. Khawarij
4. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
5. Mu’tazilah
1. Qadariyah.
Ma’bad al-Juhaniy, Ghailân al-Dimasyqiy, dan al-Ja‘ad Ibn Dirham dikenal sebagai
tokoh awal dari aliran Qadariyah. Salah satu pemikiran mereka yang sangat
kontroversial pada masa itu adalah bahwa Alqur’an adalah makhluk1 serta kehidupan
manusia dibentuk oleh manusia itu sendiri dan terlepas dari ketentuan Tuhan.
2. Jabriah
Jabariah atau Mujbarah atau Mu’aţţilah atau Jahmiyah. Jaham ibn Şafwân yang
merupakan tokoh awal dari aliran ini.3 Diantara ciri-ciri ajaran Jabariyah adalah :
a. Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap
b. perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang
menentukannya.
c. Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.
d. Ilmu Allah bersifat Huduts (baru)
3. Khawarij.
Aliran ini muncul dipenghujung abad pertama Hijriah dan dikenal dengan pemikirannya
yang menyatakan bahwa orang yang mengerjakan dosa besar adalah kafir. Berbagai
pemikiran mereka yang lain adalah:
a. Segala perbuatan hamba mengikut kehendak Allah semata-mata.
b. Menolak ijtihad dan berpegang dengan zahir al-Quran.
c. Menolak taklif sebelum diutus Rasul.
d. Menolak adanya azab kubur.
4. Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Aliran ini dipelopori oleh Hasan al-Basri dengan pemikiran bahwa orang yang
mengerjakan dosa besar hanya digolongkan dan masih dinyatakan sebagai orang
mukmin. Ciri ahlus sunnah wal jama'ah
· Ahlus Sunnah adalah mereka yang berpegang teguh dengan tali Allah yang kokoh
· Mereka adalah teladan yang shalih yang memberikan petunjuk kepada kebenaran
dan bimbingan ke jalan yang lurus.

5. Mu’tazilah.
Dipelopori oleh Washil bin Atha’. Mu’tazilah mempunyai asas dan
landasan yang disebut dengan al-Uşûl al-Khamsah (lima landasan pokok), yaitu:
a. Al-Tauhid, yakni mengingkari dan meniadakan sifat-sifat Allah, dengan dalil bahwa
menetapkan sifat-sifat tersebut berarti telah menetapkan untuk masing- masingnya
tuhan, dan ini suatu kesyirikan kepada Allah.
b. Al-‘Adl (keadilan), yakni keyakinan bahwasanya kebaikan itu datang dari Allah,
sedangkan kejelekan datang dari makhluk dan di luar kehendak (masyi’ah) Allah.
 B. PEMIKIRAN TASAWUF
Keistimewaan tasawuf sebagai salah satu institusi Islam adalah penekanan pada aspek
psikis spiritual dan cara hidupnya yang lebih mengutamakan aspek psikomotor dan
efeksi, lebih mengutamakan pengagungan Tuhan dan membebaskan diri dari egoisme.
Secara umum tasawuf dibagi atas tiga bagian besar: tasawuf akhlak, tasawuf amali,
dan tasawuf falsafi.

 Tasawuf Akhlak
Tasawuf akhlak menekankan para pendalaman dan pengamalan spiritual untuk
membangun akhlak mulia. Hal ini diperlukan dalam upaya mencapai tingkat
kesempurnaan dan kesucian jiwa diperlukan latihan mental yang panjang. Tahap
pertama yang harus dilakukan dalam hal ini adalah pendidikan sikap dan mental dan
pendisiplinan tingkah laku (akhlak) yang ketat. Untuk mencapai kesempurnaannya ada
beberapa langkah yang harus ditempuh manusia menurut tasawuf, yakni:
1. Takhalli yakni pengosongan diri dari semua bentuk kemaksiatan dan
melenyapkan dorongan hawa nafsu.
2. Tahalli yakni upaya menghiasi diri dengan kebiasaan, sikap dan prilaku yang baik.
Minimal ada 7 sikap harus menjadi hiasan bagi orang-orang yang menekuni jalan sufi,
yakni: tobat, cemas dan harap pada Allah, zuhud, fakir, sabar, rida, dan muraqabah.
3. Tajalli Tahap ini merupakan tahap tertinggi yakni pengisian rasa cinta dan rindu
pada Allah yang dengan proses ini akan terbuka nur Ilahi pada hati seorang sufi.
 Tasawuf Amali
Tasawuf amali adalah jalan tasawuf yang harus dilakukan melalui bimbingan guru
tasawuf. Hal ini mengingat bahwa untuk menjalani kehidupan tasawuf ada orang yang
mampu melakukannya sendiri dan ada yang harus dibimbing oleh seorang ahli tasawuf.

 Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi merupakan reaksi sebagian kalangan tasawuf atas teori-teori teologi
yang dikemukakan para filusuf atau mutakallimin yang karena harus menyesuaikan diri
dengan teori filasafat sebagian sifat-sifat Tuhan harus ditanggalkan. Secara garis besar
konsep mereka dalam teologi Islam dapat dibagi kedalam tiga bagian: konsep etika,
konsep estetika dan konsep kesatuan wujud.
1. Konsep etika tentang Tuhan menyatakan bahwa zat Tuhan merupakan kekuasaan,
daya dan iradat yang mutlak.
2. Konsep estetika menyatakan bahwa antara Tuhan dan manusia terdapat jalur
timbal balik. Konsep ini pertama kali dilahirkan oleh Rabi’ah al-Adawiyah.
3. Konsep kesatuan wujud dipelopori oleh Ibn ‘Arabi yang inti ajarannya adalah,
alam realitas (dunia fenomena) ini merupakan bayangan dari supra-realitas
(Tuhan). Satu- satunya wujud yang hakiki adalah Tuhan dan Tuhan adalah wujud
yang tidak dapat diberi sifat-sifat.14 Atas dasar pemikiran ini maka kalangan ini
menyatakan manusia merupakan refleksi dari hakikat Ilahi.
 C. PEMIKIRAN HUKUM
Sejarah perkembangan pemikiran hukum Islam dibagi atas enam periode:
1. Periode Rasulullah saw.
2. Periode sahabat besar.
3. Periode sahabat kecil dan tabi’in.
4. Dalam hal pemikiran hukum Islam pada masa ini terjadi penggunaanra’yu dengan
cara mengambil‘illat dan tujuan mengapa hukum-hukum tertentu disyari’atkan.
5. Periode awal abad II.
6. pertengahan abad IV Hijriah.
 D. PEMIKIRAN FILSAFAT
Khazanah Pemikiran dalam Islam kaya dengan karya dan tradisi filsafat. Sangat tidak
memungkinkan dalam rangkuman ini dipaparkan resume para tokoh dan pemikirannya
dalam bidang filsafat. Oleh sebab itu dalam rangkuman ini hanya dipaparkan 2 tokoh
utama, yakni: Ibn Rusyd untuk mewakili pemikiran filsafat kelasik Islam, dan
Jamaluddin al-Afghani untuk mewakili pemikiran filsafat modern. Pembahasan juga
mencakup pengaruh pemikiran mereka dalam dunia.

 Ibn Rusyd (520-595 H / 1126-1198 M).


Ibn Rusyd adalah model bagi kemandirian akal-fikiran dan sekaligus model bagi
keberanian berfikir, khususnya dalam melawan pemikiran-pemikiran yang telah
terlembaga dalam institusi agama.

 Jamaluddin al-Afghani (1838-1897 M)


Salah satu tanggapan terpenting di dunia Islam diberikan oleh Jamaluddin al- Afghani.
Gagasannya mengilhami Muslim di Turki , Iran , Mesir, dan India. Meskipun sangat anti-
imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan Barat.
 E. KESIMPULAN

Dari rangkuman sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam nampak bahwa tradisi
keilmuwan melekat dalam diri umat Islam sejak agama ini lahir. Tradisi itu bukan saja
hanya pada tataran empirisme melainkan jauh melesat ke alam meta empiris.
Kebebasan dan keberanian dunia pemikiran Islam telah melahirkan kekayaan yang
tidak ternilai dalam khazanah ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu.
Sayangnya, semua itu saat ini tinggal nostalgia. Dunia Islam kemudian tertinggal dalam
ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai