Anda di halaman 1dari 6

PROBLEM PAI DALAM KELUARGA

A. Definisi Pendidikan Agama Islam


Pendidikan agama Islam menurut pendapat beberapa ahli :
a. Menurut Ahmad D. Marimba
Pendidikan agama Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran agama Islam.
b. Menurut M. Arifin
Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang dapat memberikan
kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita
Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadian.
c. Menurut Zuhairiani
Pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam
membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan adanya pengertian-pengertian pendidikan agama Islam tersebut, suatu
proses mengubah tingkah laku seseorang atau individu dalam kehidupan
pribadinya, masyarakat dan alam sekitarnya, agar memiliki perilaku yang baik
(akhlak mulia) yang sesuai dengan ajaran Islam.

B. Fungsi dan Tanggungjawab Orangtua


a. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi orang tua adalah merawat, memelihara serta melindungi,
lebih spesifik lagi menurut Dr. H. Djuju Sudjana sebagaimana yang dikutip oleh
jalaludin Rahmat, orang tua mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi biologis
Fungsi ini memberi kesempatan hidup pada setiap anggotanya. Keluarga disini
menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan syarat tertentu, tugas
biologis lain adalah kebutuhan untuk memenuhi hubungan seksual dan
mendapatkan keturunan.
2. Fungsi edukatif
Keluargamerupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan
utama karena dalam keluarga anak banyak menghabiskan waktu bersama anggota
keluargayang lain. Dan dikatakan pertama karena sejak awal lahir. Maka dari waktu
itulah anak mengenal dan belajar sesuatu dari orang tua.
3. Fungsi religius
Fungsi ini sangat berkaitan erat dengan fungsi pendidikan .sebab keluarga
mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan agama anak. Oleh karena itu, fungsi
keagamaan harus dijalankan melalui pendidikan yang berbau Islam, dan kehidupan
harus menjadi tempat yang menyenangkan dan aman bagi anggotanya.
4. Fungsi Protektif
Fungsi ini yakni menjaga dan memelihara anak serta anggota keluarga lainnya
dari perilaku negatif yang mungkin dapat timbul dari masyarakat. Disamping itu
perlindungan secara mental dan moral serta perlindungan yang bersifat fisik bagi
kelanjutan hidup orang-orang yang ada dalam keluarga itu.
5. Fungsi Sosialisasi
Dalam melaksanakan fungsi sosial ini keluarga berperan sebagai penghubung
antara kehidupan anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial sehingga
kehidupan di sekitarnya dapat dimengerti oleh anak-anak dan pada gilirannya anak
dapat berfikir dan berbuat didalamdan terhadap lingkungan.
6. Fungsi rekreatif
Dalam menjalankan fungsi ini keluarga harus menjadi lingkungan yang
nyaman, menyenangkan, dan penuh semangat serta jauh dari ketegangan batin.
Suasana ini dialami oleh anak dan anggota keluarga lainnya apabila dalam
kehidupan keluarga terdapat keadaan yang damai.

C. Problem Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga


Istilah problema / berasal dari bahasa Inggris yaitu "bermasalah" yang dimaksud
atau masalah. Sementara dalam bahasa Indonesia, masalah berarti yang belum dapat
dipecahkan yang menimbulkan masalah. Dengan kata lainproblematika berasal dari
kata problem yang dapat diartikan sebagai permasalah atau masalah.adapun masalah
itu sendiri “adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata
lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan
dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal”.
Kemajuan pendidikan suatu bangsa mempunyai peran yang sangat penting bagi
pendidikan keluarga, sekolah dan lingkungan.karenanya kerja sama ketiga unsur
pendidikan inisangat dibutuhkan dalam memajukan dunia pendidikan, yaitu undur
keluarga mempunyai tanggung jawab pemerintah, dan unsur lingkungan mempunyai
tanggung jawab masyarakat.
Tidak mudah membantu anak untuk menjadi manusia yang manusiawi, anak
perlu pendidikan dan pengajaran yang tepat banyak hal yang memengaruhi anak agar
menjadi manusia. Tidak heran jika dalam membantu anak untuk menjadi manusia yang
manusiawi, para pendidik, khususnya orang tua, dalam pendidikan dan pengajarannya
akan menghadapi berbagai macam kendala. Oleh karena itu, dalam proses ini para
pendidik hendaknya memiliki ilmu serta dalam pelaksanaannya harus sabar dan tulusi-
ikhlas.
Tugas mendidik adalah tugas yang sangat berat dan penting karena anak didik
bukan hanya dipengaruhi oleh si pendidik saja, tetapi juga oleh sifat bawaan (hereditas),
pengaruh orang tua, dan lingkungan masyarakat. Hal yang terpenting lainnya adalah
campur tangan Allah swt. Maksudnya, sebaik apapun sifat bawaan (genetik), orang tua,
dan lingkungan masyarakat, serta guru, jika Allah berkehendak lain maka manusia tidak
dapat berbuat apa-apa.
Problem mempunyai arti persoalan atau permasalahan. Sedangkan pendidikan
agama berperan penting dalam kehidupan anak, usia merupakan basic yang harus
diberikan lebih dahulu sebelum mengenal ajaran-ajaran lain dalam rangka membentuk
kepribadian jasmani, rohani yang agamis, sehingga dengan adanya agama merupakan
pendidikan dasar yang harus diberikan kepada anak sebelum ia memperoleh ajaran-
ajaran lain. Dengan tujuan pendidikan agama Islam yaitu: menciptakan manusia yang
berakhlak Islam, beriman, bertakwa, dan meyakininya sebagai suatu kebenaran, serta
berusaha dan mampu membuktikannya sebagai kebenaran tersebut melalui akal, rasa,
feeling di dalam seluruh perbuatan dan tingkah lakunya sehari-hari.
URGENSI PAI DALAM KELUARGA

A. Definisi dan Fungsi Keluarga


Ditinjau dari dimensi hubungan darah, keluarga merupakan suatu kesatuan
sosial yang diikat oleh adanya hubungan darah antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan dimensi hubungan darah ini, keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga
besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga dapat
merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau
interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, walaupun di antara
mereka tidak terdapat hubungan darah. Keluarga berdasarkan dimensi hubungan sosial
ini dinamakan Keluarga Psikologis dan Keluarga Paedagogis.
Dalam berbagai dimensi dan pengertian keluarga tersebut, esensi dari keluarga
(ibu dan ayah) bisa menyatukan visi dan misi dalam mengupayakan anak untuk
memiliki dan mengembangkan nilai-nilai agama. Sebab dalam keluarga yang “utuh”
memberikan peluang besar bagi anak untuk membangun kepercayaan terhadap orang
tuannya. Yang sebenarnya merupakan unsur esensial dalam membantu anak untuk
memiliki dan mengembangkan nilai-nilai agama. Kepercayaan dari orang tua dapat
dirasakan oleh anak, sehingga arahan, bimbingan, dan bantuan orang tua yang diberikan
kepada anak memudahkan anak untuk menangkap makna dari upaya yang dilakukan.
Keluarga dikatakan “utuh” apabila di samping lengkap anggotanya, juga dirasakan
lengkap oleh anggotanya, terutama anak-anaknya. Jika dalam keluarga terjadi
kesenjangan hubungan, perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan,
sehingga ketiadaan ayah dan atau ibu di rumah tetap dirasakan kehadirannya, dan
dihayati secara psikologis.
Adapun fungsi keluarga adalah:
1. Memelihara berfungsinya biologis para anggota kelompok;
2. Menghasilkan dan menerima para anggota baru;
3. Mensosialisasikan para anggota baru;
4. Menghasilkan dan membagikan barang dan jasa;
5. Memelihara ketertiban dan melindungi anggota;
6. Memelihara makna dan motivasi untuk kegiatan kelompok.
B. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
Pendidikan agama Islam pada lembaga pendidikan formal belum mencapai
hasil yang maksimal. Hal ini dilihat dari semakin menurunnya moral dan akhlak dari
peserta didik. Kurangnya rasa hormat anak kepada orang tua di rumah dan guru di
sekolah. Memudarnya sikap empati dan simpati atas penderitaan orang lain.
Kesemuanya itu merupakan gambaran ketidak berhasilan pendidikan agama pada
sekolah tersebut, disamping itu tidak adanya dukungan orang tua di rumah terhadap
pendidikan agama Islam pada anak.
Di sekolah anak diajarkan doa-doa harian dan membiasakan anak untuk
menggunakan kalimat thoyibah namun ketika di rumah anak menemukan kebiasaan
orang tua yang sangat bertentangan dengan apa yang diajarkan di sekolah sehingga
anak menjadi bingung. Orang tua juga tidak memperhatikan sekolah anaknya seperti
memperhatikan pengalaman-pengalamannya, menghargai usahanya, membantu
membuat pekerjaan rumahnya serta motivasi dan membimbing anak dalam belajar.
Kunci keberhasilan pendidikan agama di sekolah terletak pada pendidikan agama
dalam keluarga telah tertanam dengan baik maka secara tidak langsung akan sangat
berpengaruh bagi pendidikan anak di sekolah. Guru akan merasa sangat terbantu,
karena tinggal melanjutkan perkembangan secara rinci. Peningkatan mutu pendidikan
agama Islam bukan hanya sekedar hanya isapan jempol, tetapi dapat terwujud apabila
ada partisipasi dan kerja sama dari orang tua peserta didik dengan guru di sekolah.

C. Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga


Dari segi kegunaan, pendidikan agama Islam dalam keluarga berfungsi sebagai
berikut: pertama, penanaman nilai dalam arti pandangan hidup yang kelak mewarnai
perkembangan jasmani dan akalnya, kedua, penanaman sikap yang kelak menjadi basis
dalam menghargai guru dan pengetahuan di sekolah. Bagaimanapun sederhananya
pendidikan agama Islam yang diberikan di rumah, itu akan berguna bagi anak dalam
memberi nilai pada teori-teori pengetahuan yang kelak akan diterimanya di sekolah.
Inilah tujuan atau kegunaan pertama pendidikan agama dalam rumah tangga.
Oleh karena itu, peranan pendidikan (khususnya pendidikan agama Islam)
memainkan peranan pokok yang sepatutnya dijalankan oleh setiap keluarga terhadap
anggota-anggotanya. Lembaga-lembaga lain dalam masyarakat, seperti lembaga
politik, ekonomi dan lainlain, tidak dapat memegang dan menggantikan peranan ini.
Lembaga-lembaga lain mungkin dapat membantu keluarga dalam tindakan pendidikan,
akan tetapi tidak berarti dapat menggantikannya, kecuali dalam keadaan-keadaan luar
biasa.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama, tempat anak berinteraksi dan
menerima kehidupan emosional. Bekal pendidikan agama Islam yang diperoleh anak
dari keluarga akan memberinya kemampuan untuk mengambil haluan di tengah-tengah
kemajuan yang demikian pesat. Keluarga muslim merupakan keluarga-keluarga yang
mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam mendidik generasi-generasinya
untuk mampu terhindar dari berbagai bentuk tindakan yang menyimpang. Oleh sebab
itu, perbaikan pola pendidikan anak dalam keluarga merupakan sebuah keharusan dan
membutuhkan perhatian yang serius.
Pendidikan agama Islam harus sudah mulai diperkenalkan, diajarkan dan
dibiasakan sedini mungkin. Bila pendidikan agama Islam tidak berikan anak sejak dini,
maka akan mengakibatkan (a) Tidak terdapat unsur agama dalam kepribadian anak,
sehingga sukar baginya untuk menerima ajaran itu kalau ia telah dewasa dan (b) Mudah
melakukan segala sesuatu menurut dorongan dan keinginan jiwanya tanpa
memperhatikan hukum-hukum atau norma-norma yang berlaku.
Lingkungan keluarga itu amat dominan dalam memberikan pengaruh-pengaruh
keagamaan terhadap anak-anak, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga
dalam kaitannya dengan pendidikan agama sangat menentukan baik keberhasilannya.
Sehingga amat disayangkan kalau kesempatan yang baik dari lingkungan pertama yaitu
keluarga itu disia-siakan atau dilalui anak tanpa pendidikan agama dari pihak ibu dan
bapak serta orang-orang yang bertanggung jawab di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai