Anda di halaman 1dari 21

MEMFASILITASI PERKEMBANGAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK

MELALUI PEMBELAJARAN
KELOMPOK 7

Argum Fajri Ibadurrohman S 1806479


Lucki Alamsyah 1805674
Tria Sri Jayanti 1801095
Triana Sihombing 1805484
Apa saja A Konsep, Indikator, dan Contoh
Pengukuran Kreativitas
yang akan
di bahas? B Strategi Pembelajaran yang
memfasilitasi PAIKEM

Memfasilitasi Perkembangan
C Kreativitas Peserta Didik Melalui
Pembelajaran

D
KREATIVITAS
Apa itu kreativitas?
Kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri
aptitude(bakat) maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan
semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Ciri-ciri kognitif kreativitas
Insert the title of your subtitle Here

Kelancaran
Keluwesan
01 Kemampuan menghasilkan banyak
02 Kemampuan untuk mengemukakan
gagasan
bermacam-macam pemecahan masalah
atau pendekatan terhadap masalah

Keaslian Elaborasi
03 Kemampuan untuk mencetuskan
04 Kemampuan untuk menguraikan
gagasan dengan cara-cara yang asli, sesuatu secara terperinci
tidak klise

Redefinisi

05 Kemampuan untuk meninjau ulang


suatu persoalan berdasarkan perspektif
yang berbeda dengan apa yang sudah
diketahui oleh banyak orang
Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Setiap orang diasumsikan memiliki kemampuan kreatif meskipun dengan tingkat yang seragam. Kreativitas
seseorang berkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal

Faktor internal
01
1. Kondisi kesehatan fisik (sering sakit – sakitan, memiliki penyakit kronis, atau mengalami
gangguan otak dapat menghambat perkembangan kreativitas).
2. Tingkat kecerdasan (IQ), IQ yang rendah (di bawah normal) dapat menjadi faktor penghambat
perkembangan kreativitas.
3. Kondisi kesehatan mental, apabila seseorang sering mengalami stress, memiliki penyakit
amnesia atau neurosis, maka dia cenderung akan mengalami hambatan dalam pengembangan
kreativitasnya.
02 Faktor Eksternal.
1. Orang tua atau guru dapat menerima anak apa adanya, serta memberi
kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya dia baik dan mampu.
2. Orang tua atau guru bersikap empati kepada anak, dalam arti mereka
memahami pikiran, perasaan dan perilaku anak.
3. Orang tua atau guru memberi kesempatan kepada anak untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan dan pendapatnya.
4. Orang tua atau guru (sekolah) memupuk sikap dan minat anak dengan
berbagai kegiatan yang positif, seperti per;ombaan penulisan karya
ilmiah, pidato, deklamasi dan drama.
5. Orang tua atau guru (sekolah) menyediakan sarana – prasarana
pendidikan yang memungkinkan anak mengembangkan
keterampilannya dalam membuat karya – karya yang produktif –
inovatif
Pengukuran Kreativitas
Pengukuran-pengukuran kreativitas dapatdibedakan atas pendekatan-pendekatan
yang yang digunakan untuk mengukurnya

Tes
Kreativitas
Menggunakan Inventori
catatan
sejarah,biografi, Biografis
Menilai langsung antologi, atau
kreativitas suatu pertimbangan Inventori Melakukan tes
produk berupa sekelompok pakar Keprbadian yang dinamakan
ataupun CQ (Creative
benda-benda atau
menggunakan Menggunakan
karya-karya kreatif quotient).
kesepakatan umum berbagai aspek
lain yang dapat
kehidupan orang-
diobservasi wujud Dilihat dari orang kretaif,
fisiknya. kepribadian kreatif meliputi identitas
meliputi sikap, pribadi,
Pertimbangan motivasi, minat, lingkungan, dan
Subyektif gaya berikir, dan pengalaman
kebiasaan dalam kehidupan.
Analisis berperilaku.
obyektif
Strategi Pembelajaran yang
Memfasilitasi PAIKEM
PAIKEM yaitu metode Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Aktif
Siswa harus aktif terlibat dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya

Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan


siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kita belajar 10% dari yang kita baca, 20% dari
yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50%
dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang
kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan
dan kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajar
kan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000).
Artinya belajar paling efektif jika dilakukan
secara aktif oleh individu tersebut.
Inovatif

Membangun metode pembelajaran


inovatif bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing
orang. Contohnya saja sebagian orang
ada yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dengan menggunakan
visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan
mendengar, dan kinestetik.
Kreatif

Pembelajaran PAIKEM juga dirancang


untuk mampu mengembangkan
kreativitas. Pembela haruslah
memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta
kemandirian siswa sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta
psikologisnya. Kemandirian dan
kemampuan pemecahan masalah
merupakan tujuan yang ingin dicapai
oleh semua bentuk pembelajaran.
Dengan dua bekal itu setiap orang akan
mampu belajar sepanjang hidupnya.
Efektif

Pembelajaran harus dilakukan


sedemikian rupa untuk
mencapai semua hasil belajar
yang telah dirumuskan. Karena
hasil belajar itu beragam,
karkteristik efektif dari
pembelajaran ini mengacu
kepada penggunaan berbagai
strategi yang relevan dengan
hasil belajarnya
Menyenangkan
Mengapa pembelajaran harus
menyenangkan? Dryden dan Voss
(2000) mengatakan bahwa belajar akan
efektif jika suasana pembelajarannya
menyenangkan. Seseorang yang secara
aktif mengkonstruksi pengetahuannya
memerlukan dukungan suasana dan
fasilitas belajar yang maksimal.
Suasana yang menyenangkan dan tidak
diikuti suasana tegang sangat baik
untuk membangkitkan motivasi untuk
belajar. Anak-anak pada dasarnya
belajar paling efektif pada saat mereka
sedang bermain atau melakukan
sesuatu yang mengasyikkan.
Memfasilitasi Perkembangan
Kreativitas Peserta Didik
Melalui Pembelajaran
Melakukan Pendekatan Inquiry (pencaritahuan)

Peserta didik berinteraksi dengan dunia (lingkungan) dengan mengeksploras


i dan memanipulasi obyek, bergulat dengan pertanyaan dan kontroversi atau
melakukan percobaan. Hal ini dapat lebih memudahkan untuk mengingat ko
nsep dan pengetahuan yang ditemukan pada mereka sendiri. Peserta didik
diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri dengan teknik pe
ndekatan pemecahan masalah (problem solving techniques)
Menggunakan Teknik Sumbang Saran (brain storming)
• Suatu masalah dikemukakan oleh guru, dan anak diminta
untuk mengemukakan gagasannya dalam merespon
(mengatasi) masalah tesebut
• Selanjutnya, anak diminta meninjau gagasan-gagasan
tersebut, dan menentukan gagasan yang akan digunakan
dalam pemecahan masalah tersebut
Memberi contoh melalui sikap, kebiasaan berpikir, dan perilaku guru
Sikap, kebiasaan dan perilaku berpikir guru dalam
menangani suatu persoalan juga merupakan wahana untuk
membina kreativitas peserta didik, karena peserta didik pada
umumnya juga meneladani sikap, cara, dan kebiasaan
perilaku gurunya.
Mengakomodasi berpikir divergen melalui soal/tugas
dalam membuat soal atau tes guru seringkali hanya memfokuskan pada cara berpikir
konvergen peserta didiknya. Bahkan, guru juga membuat kisi-kisi jawaban soal tersebut
secara 'saklek' atau kaku, dimana jawaban peserta didik dinyatakan benar jika sesuai
jawaban dari kisi-kisi jawaban guru, di luar itu dianggap salah. Jika guru memiliki
kebiasaan membuat soal beserta kisi-kisinya yang menekankan cara berpikir konvergen saja
, maka akan membuat kemampuan berpikir divergen peserta didik menjadi 'mandeg' (tidak
berkembang).

Anda mungkin juga menyukai