Anda di halaman 1dari 15

SISTEMATIKA FIQH DAN USHUL FIQH

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Shalatul Jummavahmiza (210802045)

M. Nizam Zachman (210802027)

T. Fauzul Atqia (210802097)

Dosen Pengampu:

Dra. Tasnim Idris, M.Ag

FIQH DAN USHUL FIQH

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR


Puji Syukur atas kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas segala limpahan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah dengan judul “Sistematika Fiqh dan Ushul Fiqh” dalam bentuk maupun

isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai

salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih

banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh

karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 08 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1. Pengertian Ilmu Fiqh.......................................................................... 3

2.2. Pengertian Ushul Fiqh........................................................................ 5

2.3. Pengertian dan Gambaran Fiqh Secara Umum .................................. 6

2.4. Objek kajian Ushul Fiqh .................................................................... 7

2.5. Isi dan Sistematika Ushul Fiqh .......................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 10

3.2. Daftar Pustaka .................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fiqh bagaikan lautan yang tak diketahui tepinya. Demikian dikemukakan

oleh Muhammad Jawâd Mughniyyah, ketika mengantarkan karyanya yang

monumental, al-Fiqh ’alâ Madzâhib al-Khamsah. Begitu luasnya dimensi dan ruang

lingkup kajian fiqh, karena ia memiliki pola hubungan yang musykil (krusial)

dengan kehidupan muslim. Dalam pergumulan kajiannya, dari satu masalah bisa

bercabang-cabang menjadi berbagai masalah (furû’), dan tak terprediksi pula di

setiap cabang itu bisa muncul beragam aqwâl (pendapat) madzhab-madzhab,

bahkan beragam aqwâl fuqaha’ dalam satu madzhab, dan bahkan juga bisa muncul

pendapat yang berbeda dari seorang ‘âlîm. Disamping itu karena fiqh juga

berkembang dalam jangka waktu yang sangat panjang, menyebar dan berpengaruh

di berbagai kawasan dan komunitas muslim di dunia.

Ushul fiqh sebagaimana dikatakan Imran Ahsan Khan Nyazee, adalah salah

satu cabang ilmu keislaman yang sangat penting (the queen of Islamic sciences).

Alasannya adalah karena disiplin ilmu ini merupakan prasyarat bagi kegiatan ijtihad

dalam rangka menjawab berbagai persoalan hukum yang muncul, sementara hukum

Islam adalah cabang keilmuan Islam yang paling akrab dan selalu aktual dalam

kehidupan manusia. Bahkan keahlian dalam ilmu ushul ini juga koheren dengan

keahlian disiplin ilmu-ilmu lainnya, seperti ilmu tafsir, ilmu hadits, ‘ilm al-Lughah,

dan lainnya.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah diatas maka rumusan masalah dalam

makalah ini, yaitu:

1.2.1. Apa pengertian Ilmu Fiqh?

1.2.2 Apa pengertian Ushul Fiqh?

1.2.3. Bagaimana Pengertian dan Gambaran Fiqh Secara Umum

1.2.4. Bagaimana Objek Kajian Ushul Fiqh?

1.2.5. Bagaimana Isi dan Sistematika Ushul Fiqh?

1.3. Tujuan

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari makalah
ini adalah:

1.3.1. Memahami pengertian Ilmu Fiqh

1.3.2. Memahami pengertian Ushul Fiqh

1.3.3. Memahami Pengertian dan Gambaran Fiqh Secara Umum

1.2.4. Memahami Objek Kajian Ushul Fiqh?

1.2.5. Memahami Isi dan Sistematika Ushul Fiqh

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ilmu Fiqh

Kata Fiqh berasal dari Bahasa Arab yang secara etimologis alfahmu atau

pemahaman. Sedangkan secara etimologi, Arti kata Fiqh adalah ilmu atau

pengetahuan mengenai hukum-hukum syari’ah yang bedasarkan kepada dalil

dalilnya yang terperinci. Jadi, Fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syari’at

Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai

aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun

kehidupan manusia dengan tuhannya.1

Hukum-hukum fiqh tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan agama islam,

karena islam merupakan himpunana dari aqidah, akhlak, dan hukum amaliyyah.

Hukum amaliyyah ini pada masa Rasullulah saw, terbentuk dari hukum-hukum

yang terdapat didalam al-qur‟an, dari berbagai hukum yang keluar dari Rasulullah

SAW. Sebagai suatu fatwa terhadap suatu kasus atau suatu putusan terhadap

persengketaan atau merupakan suatu jawaban dari suatu pertanyaan. Kompilasi

hukum-hukum fiqh pada periode yang pertama terbentuk dari hukum-hukum Allah

dan Rasulullah, dan sumbernya adalah al-qur’an dan as-sunnah.

Dalam definisi di atas terdapat batasan atau pasal yang di samping

menjelaskan hakikat dari fiqh itu, sekaligus juga memisahkan arti kata fiqh itu dari

yang bukan fiqh. Kata "hukum dalan definisi tersebut menjelaskan bahwa hal-hal

1
Teuku Muhammad Hasbi”Pengantar Ilmu Fiqh”,Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.

3
yang berada di luar apa yang dimaksud dengan kata hukum, seperti zat, tidaklah

termasuk ke dalam pengertian fiqh. Bentuk jamak dari hukum adalah "ahkam".

Disebut dalam bentuk jamak, adalah untuk menjelaskan bahwa fiqh itu ilmu tentang

seperangkat aturan yang disebut hukum.

Penggunaan kata "syar'iyyal" atau "syariah" dalam definisi tersebut

menjelaskan bahwa fiqh itu menyangkut ketentuan yang bersifat syari, yaitu sesuatu

yang berasal dari kehendak Allah. Kata ini sekaligus menjelaskan bahwa sesuatu

yang bersifat aqli seperti ketentuan dua kali dua adalah empat atau yang bersifat

hissi seperti ketentuan bahwa api itu panas bukanlah lapangan ilmu fiqh. Kata

"amaliah" yang terdapat dalam definisi fiqh tersebut menjelaskan bahwa fiqh itu

hanya menyangkut tindak tanduk manusia yang bersifat lahiriah. Dengan demikian

hal-hal yang bersifat bukan amaliah seperti masalah keimanan atau akidah tidak

termasuk dalam lingkungan fiqh dalam artian ini. Umpamanya ketentuan bahwa

Allah itu bersifat Esa dan bahwa Allah dapat dilihat di akhirat.

Penggunaan kata "digali dan ditemukan mengandung arti bahwa fiqh itu

adalah hasil penggalian, penemuan, penganalisisan, dan penentuan ketetapan

tentang hukum. Karenanya bila bukan dalam bentuk hasil suatu penggalian seperti

mengetahui apa-apa yang secara lahir dan jelas dikatakan Allah tidak disebut fiqh.

Fiqh itu adalah hasil penemuan mujtahid dalam hal-hal yang tidak dijelaskan oleh

nash. Kata "tafsil” dalam definisi itu menjelaskan tentang dalil-dalil yang

digunakan seorang fakih atau mujtahid dalam penggalian dan penemuannya.

4
Karena itu, ilmu yang diperoleh orang awam dari seorang mujtahid yang terlepas

dari dalil tidak termasuk ke dalam pengertian fiqh."2

2.2. Pengertian Ushul Fiqh

Ushul Fiqh terdiri dari dua kata, yaitu: Ushul dan kata Fiqh. Kata Ushul

merupakan jamak (plural) dari kata ashl. Kata Ushul secara etimologis mempunyai

arti: berakar, berasal, pangkal, asal, sumber, pokok, induk, pusat dan lainnya. Ushul

fiqh adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah-kaidah yang membawa kepada usaha

merumuskan hukum dari dalil yang terperinci. Dalam artian sederhana ushul fiqh

adalah kaidah yang menjelaskan cara mengeluarkan hukum dari dalilnya.

Umpamanya dalam kitab-kitab fiqh ditemukan ungkapan, "mengerjakan

salat itu hukumnya wajib". Wajibnya melakukan salat itu disebut "hukum syara".

Tidak pernah tersebut dalam Al-Qur'an maupun Hadist bahwa salat itu hukumnya

wajib. Yang tersebut dalam Al-Qur'an hanyalah perintah mengerjakan salat yang

berbunyi: aqlimuu al-shalah (kerja kanlah salat). Ayat Al-Qur'an yang mengandung

perintah salat tersebut disebut "dalil syara". Untuk merumuskan kewajiban salat

yang disebut "hukum syara".

Yang disebut "dalil syara" itu ada aturannya dalam bentuk kaidah,

umpamanya: "setiap perintah itu menunjukkan wajib. Pengetahuan tentang kaidah-

kaidah yang menjelaskan cara-cara mengeluarkan hukum dari dalil-dalil syarat

tersebut, itulah yang disebut dengan ilmu ushul fiqh.3

2
Ibid, h. 3
3
Amir Syarifuddin, “Ushul Fiqh”, jilid 1, h. 36

5
2.3. Pengertian dan Gambaran Fiqh Secara Umum

Berbicara sistematika berarti kita membicarakan susunan, Urut-urutan

teratur, dan berurutan tentang sesuatu (Burhani, Hasbi Lawrens: 2003), karena kita

membahas kitab fiqh maka kita akan membahas tentang susunan atau urutan

pembahasan suatu masalah di dalam kitab fiqh.

Namun sebelum kita membahas tentang urutan atau sistematika kitab figh,

penulis ingin mengigatkan kembali hukum-hukum yang terkandung di dalam fiqh

secara umum. Kita semua tahu bahwa hukum-hukum fiqh mengandung dan masuk

kedalam semua aspek kehidupan manusia, tanpa terkecuali. Maka secara garis

besar, masalah-masalah fiqh dapat dikelompokkan kedalam dua bahagian besar

(ash-shiddiqi: 2001) yaitu:

2.3.1. Ibadah: Yaitu segala persoalan yang menyangkut dengan urusan akhirat

seperti: shalat, puasa dan zakat. Atau dengan kata lain para fuqaha menyebutkan

dengan ibadah mahzhah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan ALLAH secara

langsung.

2.3.2. Muamalat: Yaitu segala persoalan atau permasalahan yang berpautan atau

berhubungan dengan urusan-urusan dunia atau undang-undang. Atau lebih dikenal

dengan ibadah ghairu mahzhah yaitu ibadah yang berhubungan dengan manusia

dengan manusia yang perlu adanya campur tangan pemerintah dalam

pelaksanaannya.

Pada bagian ini dapat dibagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian diantaranya:

2.3.2.1. Bagian ‘ukubat: pembahasan yang meliputi tentang perbuatan-perbuatan

pidana seperti membunuh, mencuri dan minum minuman yang memabukkan atau

6
khamr.

2.3.2.2. Bagian Munakahat: bagian yang membahas antara lain perkawinan dan

percerairan

2.3.2.3. Bagian Mu’amat: pada bagian ini membahas tentang harta seperti sewa

menyewa, jual beli dan pinjam meminjam.

2.4. Objek kajian Ushul Fiqh

Setiap cabang pengetahuan biasanya mempunyai pokok bahasan dasar yang

menjadi pusat seluruh kajiannya. Pembahasannya pun berkisar disekitar itu pula,

dengan tujuan menemukan karakteristik-karakteristik, kondisi-kondisi serta

hukum-hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan tersebut, contohnya. Pokok

bahasan ilmu fisika adalah alam maka seluruh diskusi dan riset dalam ilmu fisika

senantiasa berkaitan dengan alam sehingga kita berusaha menemukan kondisi-

kondisi dan hukum-hukum alam.4 Begitu juga dengan ilmu pengetahuan yang lain

seperti fiqh. Obyek pembahasan fiqh adalah perbuatan orang mukallaf dari segi

penetapan hukum syariat padanya. Dari sana kita mengetahui mana dalam

pandangan hukum islam perbuatan yang diwajibkan disunnahkan diharamkan dan

sebagainya. Jadi dalam ilmu fiqh dibahas tentang thaharah, shalat, zakat, puasa, jual

beli, wakaf, pembunuhan dan lain sebagainya. Demikian juga halnya dengan ilmu

ushul fiqh ia memliki obyek bahasan tersendiri.5

4
Ibid., 28.
5
Ali bin Muhammad al-Mawardi, al-Ahkam al-Sulthaniyyah wa al-Wilárat al-Diniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Alamiyyah, 2006), 4; Muhammad Iqbal, Figh Syavah (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2007), 13

7
Menurut Imam Alghazali Obyek kajian ilmu ushul fiqh berkisar pada 4 hal:

2.4.1. Tsamarah, yaitu hukum-hukum syar'i seperti wudhuk, nadab, karhah dan lain

sebagainya.

2.4.2. Usmar, yaitu dalil-dalil (adillah) meliputi kitab,sunnah dan ijma.

2.4.3. Thuruq al istimar (metode istinbath).

2.4.4. Mustasmir yaitu mujtahid.

2.5. Isi dan Sistematika Ushul Fiqh

Setiap disiplin ilmu pasti memiliki bahasan tertentu yang membedakannya

dengan disiplin ilmu lain, demikian pula ushul fiqh, ia memiliki bahasan tertentu

yang dapat kita ringkas menjadi 5 (lima) bagian utama:

2.5.1. Kajian tentang adillah syar'iyyah (sumber-sumber hukum Islam) yang asasi

(Al Qur'an dan Sunnah) maupun turunan (Ijma'. Qiyas, Maslahat Mursalah, dan lain

lain).

2.5.2. Hukum-hukum syar'i dan jenis-jenisnya, siapa saja yang mendapat beban

kewajiban beribadah kepada Allah dan apa syarat-syaratnya, apa karakter beban

tersebut sehingga ia layak menjadi beban yang membuktikan keadilan dan rahmat

Allah.

2.5.3. Kajian bahasa Arab yang membahas bagaimana seorang mujtahid memahami

lafaz kata, teks, makna tersurat, atau makna tersirat dari ayat Al-Qur'an atau Hadits

Rasulullah saw, bahwa sebuah ayat atau hadits dapat kita pahami maksudnya

dengan benar jika kita memahami hubungannya dengan ayat atau hadits lain.

(kaidah-kaidah tentang usaha dan cara mengeluarkan hukum syari dari dalil atau

sumber yang mengandungnya).

8
2.5.4. Metode yang benar dalam menyikapi dalil-dalil yang tampak seolah-olah

saling bertentangan, dan bagaimana solusinya.

2.5.5. Ijtihad, syarat-syarat dan sifat-sifat mujtahid.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syari’at Islam yang secara khusus

membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia,

baik kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun kehidupan manusia dengan

tuhannya. Ushul fiqh adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah-kaidah yang

membawa kepada usaha merumuskan hukum dari dalil yang terperinci. Dalam

artian sederhana ushul fiqh adalah kaidah yang menjelaskan cara-cara

mengeluarkan hukum dari dalilnya.

Berbicara sistematika berarti kita membicarakan susunan, Urut-urutan

teratur, dan berurutan tentang sesuatu (Burhani, Hasbi Lawrens: 2003), karena kita

membahas kitab fiqh maka kita akan membahas tentang susunan atau urutan

pembahasan suatu masalah di dalam kitab figh. Maka secara garis besar, masalah-

masalah fiqh dapat dikelompokkan kedalam dua bahagian besar (ash-shiddiqi:

2001) yaitu Ibadah dan Muamalat.

Menurut Imam Alghazali Obyek kajian ilmu ushul fiqh berkisar pada 4 hal:

Tsamarah, yaitu hukum-hukum syar'i seperti wudhuk, nadab, karhah dan lain

sebagainya, Usmar, yaitu dalil-dalil (adillah) meliputi kitab,sunnah dan ijma,

Thuruq al istimar (metode istinbath), dan Mustasmir yaitu mujtahid.

Isi Sistematika Ushul Fiqh dalam Setiap disiplin ilmu pasti memiliki

bahasan tertentu yang membedakannya dengan disiplin ilmu lain, demikian pula

ushul fiqh, ia memiliki bahasan tertentu yang dapat kita ringkas menjadi 5 (lima)

10
bagian utama: Kajian tentang adillah syar'iyyah, Hukum-hukum syar'i dan jenis-

jenisnya, Kajian bahasa Arab yang membahas bagaimana seorang mujtahid

memahami lafaz kata, teks, makna tersurat, atau makna tersirat dari ayat Al-Qur'an

atau Hadits Rasulullah saw, Metode yang benar dalam menyikapi dalil-dalil yang

tampak seolah-olah saling bertentangan, dan bagaimana solusinya, dan Ijtihad,

syarat-syarat dan sifat-sifat mujtahid.

11
3.2. Daftar Pustaka

Ash shiddiqy, Teungkue Muhammad. 2001. Pengantar Hukum Fiqh Islam.


Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Djazuli, H.A. 2006. Kaidah-Kaidah Fiqih, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam


Menyelesaikan Masalah-Masalah Yang Praktis. Jakarta: Kencana Prenada
Group.

Muhammad. Ahsin. 1993. Pengantar Ushul Fiqh. Jakarta: Pustaka Hidayah.

Zuhaili, Wahbah, 1984. Al-figh al-islami wa adillatuhu. Damaskus: Dar al-Fikr.

12

Anda mungkin juga menyukai