Disusun Oleh:
Kelompok 1
Shalatul Jummavahmiza (210802045)
Dosen Pengampu:
2022
KATA PENGANTAR
﷽
Puji Syukur atas kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas segala limpahan
makalah dengan judul “Sistematika Fiqh dan Ushul Fiqh” dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
monumental, al-Fiqh ’alâ Madzâhib al-Khamsah. Begitu luasnya dimensi dan ruang
lingkup kajian fiqh, karena ia memiliki pola hubungan yang musykil (krusial)
dengan kehidupan muslim. Dalam pergumulan kajiannya, dari satu masalah bisa
bahkan beragam aqwâl fuqaha’ dalam satu madzhab, dan bahkan juga bisa muncul
pendapat yang berbeda dari seorang ‘âlîm. Disamping itu karena fiqh juga
berkembang dalam jangka waktu yang sangat panjang, menyebar dan berpengaruh
Ushul fiqh sebagaimana dikatakan Imran Ahsan Khan Nyazee, adalah salah
satu cabang ilmu keislaman yang sangat penting (the queen of Islamic sciences).
Alasannya adalah karena disiplin ilmu ini merupakan prasyarat bagi kegiatan ijtihad
dalam rangka menjawab berbagai persoalan hukum yang muncul, sementara hukum
Islam adalah cabang keilmuan Islam yang paling akrab dan selalu aktual dalam
kehidupan manusia. Bahkan keahlian dalam ilmu ushul ini juga koheren dengan
keahlian disiplin ilmu-ilmu lainnya, seperti ilmu tafsir, ilmu hadits, ‘ilm al-Lughah,
dan lainnya.
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari makalah
ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Fiqh berasal dari Bahasa Arab yang secara etimologis alfahmu atau
pemahaman. Sedangkan secara etimologi, Arti kata Fiqh adalah ilmu atau
dalilnya yang terperinci. Jadi, Fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syari’at
Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai
karena islam merupakan himpunana dari aqidah, akhlak, dan hukum amaliyyah.
Hukum amaliyyah ini pada masa Rasullulah saw, terbentuk dari hukum-hukum
yang terdapat didalam al-qur‟an, dari berbagai hukum yang keluar dari Rasulullah
SAW. Sebagai suatu fatwa terhadap suatu kasus atau suatu putusan terhadap
hukum-hukum fiqh pada periode yang pertama terbentuk dari hukum-hukum Allah
menjelaskan hakikat dari fiqh itu, sekaligus juga memisahkan arti kata fiqh itu dari
yang bukan fiqh. Kata "hukum dalan definisi tersebut menjelaskan bahwa hal-hal
1
Teuku Muhammad Hasbi”Pengantar Ilmu Fiqh”,Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
3
yang berada di luar apa yang dimaksud dengan kata hukum, seperti zat, tidaklah
termasuk ke dalam pengertian fiqh. Bentuk jamak dari hukum adalah "ahkam".
Disebut dalam bentuk jamak, adalah untuk menjelaskan bahwa fiqh itu ilmu tentang
menjelaskan bahwa fiqh itu menyangkut ketentuan yang bersifat syari, yaitu sesuatu
yang berasal dari kehendak Allah. Kata ini sekaligus menjelaskan bahwa sesuatu
yang bersifat aqli seperti ketentuan dua kali dua adalah empat atau yang bersifat
hissi seperti ketentuan bahwa api itu panas bukanlah lapangan ilmu fiqh. Kata
"amaliah" yang terdapat dalam definisi fiqh tersebut menjelaskan bahwa fiqh itu
hanya menyangkut tindak tanduk manusia yang bersifat lahiriah. Dengan demikian
hal-hal yang bersifat bukan amaliah seperti masalah keimanan atau akidah tidak
termasuk dalam lingkungan fiqh dalam artian ini. Umpamanya ketentuan bahwa
Allah itu bersifat Esa dan bahwa Allah dapat dilihat di akhirat.
Penggunaan kata "digali dan ditemukan mengandung arti bahwa fiqh itu
tentang hukum. Karenanya bila bukan dalam bentuk hasil suatu penggalian seperti
mengetahui apa-apa yang secara lahir dan jelas dikatakan Allah tidak disebut fiqh.
Fiqh itu adalah hasil penemuan mujtahid dalam hal-hal yang tidak dijelaskan oleh
nash. Kata "tafsil” dalam definisi itu menjelaskan tentang dalil-dalil yang
4
Karena itu, ilmu yang diperoleh orang awam dari seorang mujtahid yang terlepas
Ushul Fiqh terdiri dari dua kata, yaitu: Ushul dan kata Fiqh. Kata Ushul
merupakan jamak (plural) dari kata ashl. Kata Ushul secara etimologis mempunyai
arti: berakar, berasal, pangkal, asal, sumber, pokok, induk, pusat dan lainnya. Ushul
fiqh adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah-kaidah yang membawa kepada usaha
merumuskan hukum dari dalil yang terperinci. Dalam artian sederhana ushul fiqh
salat itu hukumnya wajib". Wajibnya melakukan salat itu disebut "hukum syara".
Tidak pernah tersebut dalam Al-Qur'an maupun Hadist bahwa salat itu hukumnya
wajib. Yang tersebut dalam Al-Qur'an hanyalah perintah mengerjakan salat yang
berbunyi: aqlimuu al-shalah (kerja kanlah salat). Ayat Al-Qur'an yang mengandung
perintah salat tersebut disebut "dalil syara". Untuk merumuskan kewajiban salat
Yang disebut "dalil syara" itu ada aturannya dalam bentuk kaidah,
2
Ibid, h. 3
3
Amir Syarifuddin, “Ushul Fiqh”, jilid 1, h. 36
5
2.3. Pengertian dan Gambaran Fiqh Secara Umum
teratur, dan berurutan tentang sesuatu (Burhani, Hasbi Lawrens: 2003), karena kita
membahas kitab fiqh maka kita akan membahas tentang susunan atau urutan
Namun sebelum kita membahas tentang urutan atau sistematika kitab figh,
secara umum. Kita semua tahu bahwa hukum-hukum fiqh mengandung dan masuk
kedalam semua aspek kehidupan manusia, tanpa terkecuali. Maka secara garis
2.3.1. Ibadah: Yaitu segala persoalan yang menyangkut dengan urusan akhirat
seperti: shalat, puasa dan zakat. Atau dengan kata lain para fuqaha menyebutkan
dengan ibadah mahzhah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan ALLAH secara
langsung.
2.3.2. Muamalat: Yaitu segala persoalan atau permasalahan yang berpautan atau
dengan ibadah ghairu mahzhah yaitu ibadah yang berhubungan dengan manusia
pelaksanaannya.
Pada bagian ini dapat dibagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian diantaranya:
pidana seperti membunuh, mencuri dan minum minuman yang memabukkan atau
6
khamr.
2.3.2.2. Bagian Munakahat: bagian yang membahas antara lain perkawinan dan
percerairan
2.3.2.3. Bagian Mu’amat: pada bagian ini membahas tentang harta seperti sewa
menjadi pusat seluruh kajiannya. Pembahasannya pun berkisar disekitar itu pula,
bahasan ilmu fisika adalah alam maka seluruh diskusi dan riset dalam ilmu fisika
kondisi dan hukum-hukum alam.4 Begitu juga dengan ilmu pengetahuan yang lain
seperti fiqh. Obyek pembahasan fiqh adalah perbuatan orang mukallaf dari segi
penetapan hukum syariat padanya. Dari sana kita mengetahui mana dalam
sebagainya. Jadi dalam ilmu fiqh dibahas tentang thaharah, shalat, zakat, puasa, jual
beli, wakaf, pembunuhan dan lain sebagainya. Demikian juga halnya dengan ilmu
4
Ibid., 28.
5
Ali bin Muhammad al-Mawardi, al-Ahkam al-Sulthaniyyah wa al-Wilárat al-Diniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Alamiyyah, 2006), 4; Muhammad Iqbal, Figh Syavah (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2007), 13
7
Menurut Imam Alghazali Obyek kajian ilmu ushul fiqh berkisar pada 4 hal:
2.4.1. Tsamarah, yaitu hukum-hukum syar'i seperti wudhuk, nadab, karhah dan lain
sebagainya.
dengan disiplin ilmu lain, demikian pula ushul fiqh, ia memiliki bahasan tertentu
2.5.1. Kajian tentang adillah syar'iyyah (sumber-sumber hukum Islam) yang asasi
(Al Qur'an dan Sunnah) maupun turunan (Ijma'. Qiyas, Maslahat Mursalah, dan lain
lain).
2.5.2. Hukum-hukum syar'i dan jenis-jenisnya, siapa saja yang mendapat beban
kewajiban beribadah kepada Allah dan apa syarat-syaratnya, apa karakter beban
tersebut sehingga ia layak menjadi beban yang membuktikan keadilan dan rahmat
Allah.
2.5.3. Kajian bahasa Arab yang membahas bagaimana seorang mujtahid memahami
lafaz kata, teks, makna tersurat, atau makna tersirat dari ayat Al-Qur'an atau Hadits
Rasulullah saw, bahwa sebuah ayat atau hadits dapat kita pahami maksudnya
dengan benar jika kita memahami hubungannya dengan ayat atau hadits lain.
(kaidah-kaidah tentang usaha dan cara mengeluarkan hukum syari dari dalil atau
8
2.5.4. Metode yang benar dalam menyikapi dalil-dalil yang tampak seolah-olah
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syari’at Islam yang secara khusus
membawa kepada usaha merumuskan hukum dari dalil yang terperinci. Dalam
teratur, dan berurutan tentang sesuatu (Burhani, Hasbi Lawrens: 2003), karena kita
membahas kitab fiqh maka kita akan membahas tentang susunan atau urutan
pembahasan suatu masalah di dalam kitab figh. Maka secara garis besar, masalah-
Menurut Imam Alghazali Obyek kajian ilmu ushul fiqh berkisar pada 4 hal:
Tsamarah, yaitu hukum-hukum syar'i seperti wudhuk, nadab, karhah dan lain
Isi Sistematika Ushul Fiqh dalam Setiap disiplin ilmu pasti memiliki
bahasan tertentu yang membedakannya dengan disiplin ilmu lain, demikian pula
ushul fiqh, ia memiliki bahasan tertentu yang dapat kita ringkas menjadi 5 (lima)
10
bagian utama: Kajian tentang adillah syar'iyyah, Hukum-hukum syar'i dan jenis-
memahami lafaz kata, teks, makna tersurat, atau makna tersirat dari ayat Al-Qur'an
atau Hadits Rasulullah saw, Metode yang benar dalam menyikapi dalil-dalil yang
11
3.2. Daftar Pustaka
12