Anda di halaman 1dari 14

TEORI PERKEMBANGAN PERMULAAN PREFORMASIONIS,

ENVIRONMENTAL, NATURALISME

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Ilmu Akhlak
Dosen Pengampu: Dr. H. Nurmawan, M.Ag

Disusun Oleh :
Akmal Nashirul Khoir 21.03.2853
Bilqis Rifayani Shaqinah 21.03.2966
Yulia Rohmah 21.03.2869

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Akhlak yang berjudul “Teori Perkembangan Permulaan
Preformasionis, Environmental, Naturalisme”
Kami tahu betul makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami untuk kedepannya.
Semoga dengan makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Aamiin.

Bandung, April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang
berkembang sedemikian rupa perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek–aspek perkembangan
individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
Dalam memahami hal ini tentu diperlukan pengetahuan yang dapat dijadikan
landasan sebagai acuan dalam menganalisis proses perkembangan dimulai dari anak-anak
hingga dewasa, sehingga akan diketahui standar dalam perkembangan sesuai dengan usia
setiap individu. Maka dari itu diperlukannya teori-teori yang berkaitan dengan psikologi
perkembangan anak yang dikemukakan oleh para Ahli dalam segala aspek
perkembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori perkembangan Preformasionis
2. Bagaimana teori perkembangan Environmental?
3. Bagaimana teori perkembangan Naturalisme?

C. Tujuan Penulisan Masalah


1. Untuk mengetahui teori perkembangan Preformasionis
2. Untuk mengetahui teori perkembangan Evironmental
3. Untuk mengetahui teori perkembangan Naturalisme

1
BAB II

PEMBAHASAN
A.

2
1. TEORI PREFORMASIONIS
Pandang ini yang menganggap bahwa anak adalah miniatur orang dewasa. Dia
merupakan ciptaan tuhan yang sudah terbentuk dengan sempurna. Pandangan ini
terjadi pada abad pertengahan. Disaat itu lukisan-lukisan banyak sekali yang
menggambarkan anak. Baik yang baru lahir atau usia setelahnya dengan
menggunakan sifat-sifat wajah orang dewasa. Perbedaan hanya ada pada bentuk fisik
saja, seakan-akan anak sudah dibentuk sebelumnya (preformed). Pendapat golongan
preformed ini menjelaskan bahwa perkembangan anak sudah ada dalam dirinya sejak
lahir, hanya butuh waktu untuk menumbuhkan fisik sesuai dengan anak pada
umumnya. Jadi, pandangan ini melihat anak-anak di pondok pesantren merupakan
anak yang sudah seharusnya mampu beradaptasi dengan lingkungan baru yang
mereka temukan. Sisi ini dapat diyakini bahwa anak tidak perlu di perintah oleh orang
dewasa untuk melakukan perbuat yang baik dan meninggalkan perbuatan yang tidak
baik.
Dalam sains, preformasionisme begitu menjadi kajian yang dominan, ini terbukti
dengan ditemukannya makhluk kecil yang sudah sempurna. Makhluk ini dinamakan
dengan homunculus (dicangkokkan dalam sperma atau sel telur saat bersatu).
Kepercayaan ini menjelaskan bahwa manusia sudah terbentuk secara langsung dan
baru bisa tumbuh dengan ukuran dan proporsi yang benar sampai melahirkan.
Preformasionisme dalam embrio ini berawal dari abad kelima sebelum masehi sampai
abad kedelapan belas M.

3
Diakhir abad kedelapan belas pendapat ini mulai ditinggalkan oleh para pengikutnya.
Hal ini terkait dengan mikroskopis yang menampakkan bahwa embrio berkembang
melalui tahapan-tahapan. Eropa pada saat itu sudah dulu meninggalkan pandangan ini
pada abad enam belas. Alasan Eropa pada saat itu dipengaruhi oleh pemuka agama
dan para aktivis karakter anak yang mengatakan bahwa anak terlahir dalam keadaan
suci yang telah diberikan oleh tuhan, namun menjadi terkontaminasi akibat dari
pengaruh manusia. Pada abad kedelepan belas ini menyatakan penolakan terhadap
pandangan Preformasionisme sekaligus mengukuhkan bahwa perkembangan anak
perlu dibentuk dari lingkungan yang dapat berisi norma-norma atau undang-undang
yang dimunculkan pada kondisi tertentu sebagai kebijakan dalam mewujudkan tujuan
tertentu pula. Sekelompok orang juga memberikan pendapat yang berbeda. Anak-
anak (menurut sekelompok pendapat ini) sudah memiliki dosa warisan dari manusia
pertama. Anak tidak mengetahui apapun, namun memiliki keasusilaan dan amoralitas.
Namun pendapat ini menjadi sangat lemah karena tidak di dukung dengan alasan-
alasan rasional, dampaknya pandangan ini hanya sekedar wacana yang sama sekali
tidak dapat dipertimbangkan dalam dunia pendidikan anak, khususnya untuk
memodifikasi perilaku anak.

4
2. TEORI ENVIRONMENTAL
Titik awal teori Locke adalah penolakanya terhadap doktrin ide bawaan yang
masih meyakini kalau ide-ide tertentu merupakan ide bawaan, sudah ada di jiwa
mendahului pengalaman. Locke beranggapan bahwa jiwa anak-anak merupakan
tabula rasa sepeti kertas kosong sehingga apapun pikiran yang muncul darinya
hampir-hampir sepenuhnya muncul dari pembelajaran dan pengalaman mereka. teori
Locke sangat cocok dengan pemikiran liberal dan demokratis pencerahan. Jika anak-
anak pada dasarnya adalah organisme kosong, maka itu berarti mereka lahir dalam
kondisi setara. Locke mengakui kalau individu memiliki tempramen yang berbeda-
beda, namun secara keseruluhan lingkunganlah yang membentuk jiwa (Locke, 1693,
bagian 1, h.32) jadi yang penting disini adalah pembelajaran pada masa bayi.
Bagaimana lingkungan dapat membentuk jiwa anak berdasarkan dua konsep yaitu :
Sebagian besar pikiran dan perasaan kita berkembang lewat proses asosiasi dan
Kebanyakan tingkah laku kita berkembang lewat proses.
Filsafat pendidikan Locke :
a. Pengendalian diri, Yaitu untuk menanamkan disiplin diri, pertama-tama kita harus
menjaga kesehatan fisik anak. Saat tubuh menjadi sakit dan lemah, kemampuan
untuk mengendalikan keinginan-keinginannya jadi melemah pula.
b. Penghargaan dan penghukuman terbaik, tidak semua bentuk penghargaan
mennghasilkan sesuatu yang kita inginkan. Locke menentang penggunaan uang
atau manisan sebagai hadiah karena hanya akan merusak tujuan utama pendidikan
yaitu mengendalikan keinginan dan tunduk kepada rasio. Penghargaan terbaik
adalah pujian dan sanjungan, dan penghukuman terburuk adalah ketidak setujuan.
Ketika anak-anak bertindak dengan baik kita mesti memuji mereka dan membuat
mereka merasa bangga; sebaliknya, waktu mereka bertindak buruk kita hanya
boleh memberinya tatapan dingin dan membuat mereka merasa malu.
c. Aturan-aturan, pada dasarnya praktik memberikan aturan yang keras lalu
menghukum jika tidak menaatinya sebenarnya tidak bermanfaat, sebagai
pengganti aturan-aturan semacam itu, Locke menawarkan dua prosedur berikut:

5
1) Mengajarkan dengan memperlihatkan kepada mereka model-model tindakan
yang baik karena anak-anak lebih banyak belajar dari contoh atau teladan dari
pada pemahaman.
2) Sambil tetap memberikan perintah dan aturan, kita harus mendorong anak-
anak mempraktikan tingkah perilaku yang baik.
3. TEORI NATURALISME
Teori perkembangan manusia ketiga yang dikemukakan oleh J. J. Rousseau
adalah Teori Naturalisme. Pada teori ini, beliau mengemukakan pendapatnya bahwa
semua anak adalah baik ketika baru datang dari tangan sang pencipta, namun semua
menjadi buruk di tangan manusia.
Aliran teori ini juga dapat disebut sebagai aliran negativisme, hal tersebut
dikarenakan pendidik memiliki kewajiban untuk membiarkan pertumbuhan anak
didik dengan sendirinya maupun diserahkan kembali pada lingkungannya.
Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan cara-caranya sendiri
melihat, berpikir, dan merasa. Alam seperti guru yang mendorong anak
mengembangkan kemampuan berbeda-beda ditingkat pertumbuhan yang berbeda.
Teori ini dikemukakan Jean Jecques Rousseau (1712-1778) dalam bukunya yang
berjudul Emile. Belajar dari alam anak-anak mungkin berubah mungkin tidak, tetapi
anak tetap saja sebagai pribadi yang utuh dan kuat. (Crain, 2007: 15-17)
Pernyataan di atas memiliki makna bahwa seorang anak tidak memerlukan
pendidikan, namun yang diperlukan adalah untuk seorang pendidik menyerahkan
anak tersebut ke alam, agar pembawaan yang baik sejak lahir tersebut tidak menjadi
rusak dengan adanya proses kegiatan pendidikan yang dilakukan tersebut.
Teori Naturalisme ini memiliki anggapan bahwa alam lah yang menjadi faktor
penting dalam pendidikan seorang anak, yang membuat anak tersebut bukanlah hasil
bentukan dari pendidikan yang didapatkan di sekolah formal melainkan alam.

6
Tujuan pendidikan menjadi poros penting dalam teori pendidikan Rousseau dan
pandangan-pandangannya tentang pendidikan dijabarkan dalam sejumlah tugas
belajar untuk setiap golongan umur mulai dari lahir sampai pada dewasa. Dalam
pemikirannya Rousseau membagi masa hidup suatu individu menjadi 5 periode atau
tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pandangan tersebut tidak bertitik tolak pada
penelitiannya secara ilmiah, tetapi teori pendidikan Rousseau bertitik tolak dari anak
didik sendiri. Rousseau menyarankan pada para guru maupun para orang tua agar
mengembangkan pendidikan sesuai dengan sifat pertumbuhan anak didik.
a. Masa Kanak-Kanak
Masa kanak-kanak dalam pemikiran Rousseau meliputi usia 0 sampai 2 tahun
Masa kanak-kanak tidak berhubungan lagi pemisahan menyangkut anak itu. Pada
masa ini anak-anak akan dipengaruhi oleh kekuatan yang akan memberi anak-
anak kebebasan yang lebih riil dan lebih sedikit kebebasan untuk melakukan lebih
bagi diri mereka sendiri dan menuntut lebih sedikit dari yang lain. Samuel Smith
(1986:193) menuliskan dalam bukunya bahwa, "Rousseau juga mengatakan
bahwa anak-anak harus dijauhkan dari mainan dan bahasa-bahasa yang tidak
pantas; simpanlah alat-alat permainan mereka dan biarkan mereka bermain secara
alamiah, serta percakapan-percakapan yang dilakukan dengan mereka harus
sederhana, langsung dan jujur. Smith (1986:192) kembali menjelaskan bahwa
penerapan bagi pendidik untuk anak usia ini berdasarkan pandangan Rousseau
adalah hanya boleh mengawasi gerak-gerik, reaksi terhadap lingkungan dan cara-
cara anak tersebut mengekspresikan diri Pendidikan sejak awal dapat membatasi
berbagai keinginan mereka tentang menginginkan apapun juga yang bukan milik
mereka.
Rousseau sangat menolak pembatasan pada anak-anak. Jika diperhatikan, seorang
bayi banyak bergerak baik tangan, kaki maupun seluruh tubuhnya akan
digerakkan, bavi mulai bela ar memutar, berguling bangun, merangkak tertatih-
tatih berjalan (Kristianto, 2006.88) Pada sisi lain bavi seringkali dibatasi
geraknya. Rousseau 1955 11 dikutip oleh Boehkle 2005:126) mengatakan bahwa,

7
Selama barasa da dalam rahim ibu, ia lebih merdelta kenmbang keadaan tatkala ia
ada di luar rahim jadi dengan kelahiran-aya tidak memperoleh satu
keuntungannya pun yang pertama dirasakan adalah kesakitan dan penderita, setiap
gerak tubuhnya dihalangi. Sejak kelahiran selalu dihalangi Belenggu adalah
pemberian pertama yang pertama yang di alaminya. Kalau anda dibungkus
demikian, maka anda akan mengeh dengan suara yang lebih keras lagi.
Berdasarkan hal ini nampak balva Rousseau melawan praktek membungkus bayi
dengan lampin. Bagi Rousseau penyesuaian diri bayi dengan alam terbatasi oleh
lampin yang membungkus badan havi
Jika bagi ibu dari si bayi ada tanggung jawab untuk menyusui maka bagi ayah
yang memut Rousseau memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya, seperti yang
dituliskan dalam Emule bahwa,
Kemiskinan, tekanan yang berkaitan dengan kewajiban mengurus panggilan
hidup, pendapat yang salah dan sebagainya, ya tidak ada satupun di antaranya
yang boleh membebaskan seorang ayah dari kewajiba momoniga pokok yako
malihara sta men anal malinya. Apabila seorang syahi yang dikarunia dengan
perasa sedikit pan melalaikan tugas suci ini, maka di kemudian hari in akan
menyesaliaya dengan air mata kepahitan bakkan sahil dapat dihiburkan (Book
2005.177)
Rousseau menilai bahwa peran orang tua terutama ayah sangat penting bagi
pendidikan anaknya Rousseau secara pribadi memang melalaikan tugasnya
sebagai seorang ayah terhadap kelima anaknya. Dalam kalimat terakhir dan
tulisan Rousseau di atas nampak bahwa ia menyesali apa yang telah terjadi,
sehingga ia memberi kesaksian bagi para ayah tentang peran penting seorang ayah
sebagai pendidik bagi anak
b. Umur Alami

8
Usia untuk masa umur alami dalam pemikiran Rousseau meliputi usia 2 sampai
12 tahun Selama usia in, anak dapat me mahami tentang moralitas hanya melalui
contoh dan pengalaman Hal ini disebabkan karena anak usia ini tidak akan
memahami jalan pikiran orang dewasa. Sehingga orang yang berada di sekitar
anak seharusnya menjadi model atau contoh bagi anak itu. Masa ini menjadi masa
pembentukan karak ter anak. Mary Go Setiawani (2000:8) menuliskan pandangan
Rousseau bahwa, sebelum masuk dunia sekolah, karakter sifar anak pada usia
enam tahun sudah hampir terbentuk Tujuan pendidikan pada langkah ini akan
mengembangkan kualitas fisik dan terutama pikiran yang sehat.
Dalam pemikiran Rousseau, ia men dorong agar manusia back to nature karena
dalam pandangannya, manusia menjadi rusak karena kebudayaan memben
pengaruh atau menjadi model yang buruk. Kondisi kebuda- yaan pada masa
Rousseau baik dalam lingkup yang besar maupun dalam lingkup kehidupan
pribadi atau keluarganya memberi pengaruh yang buruk. Dalam Ente, Rousseau
menulis kan bahwa semua anak pada dasarnya baik karena berasal dan tangan
Pencipta dunia tetapi mengalami kemerosotan setelah sampai ke tangan manusia
(Gianoutsos, 2006:9), Pandangannya inilah yang menjadi dasar pandangannya
bahwa kebudayaan merusak manusia, kebudayaan merusak alam,
Dalam Antie dituliskan bahwa anak pada usia ini ingatarmya akan mempertinggi
perasaannya pula, bahwa setiap hari dia adalah seorang pribadi yang senantiasa
adalah sama; ia adalah seorang yang mampu mengalami kebahagiaan dan
kesedihan (Rousseau, 1955.42 dikutip oleh Boehkle 2005:129). Menurutnya
kebudayaan mem- berikan pendidikan negatif dan tidak ada pelajaran moral, tidak
ada pelajaran lisan.

c. Pre-Adolescence
Pada tahapan ini seseorang sedang beranjak dan masa umur alamiah ke usia
remaja yang meliputi usia 12 sampai 151 tahun. Sekitar usia 12 atau 13 talum
kekuatan anak meningkat jauh dengan cepat dibanding kebutuhannya, Himbauan
untuk aktivitas usia mi mengambil suatu format mental Pada usia ini anak
seharusnya telah mulai belajar mengenai keterampilan, karena hal ini dapat
membuat anak hidup dengan mata pencaha riannya sendiri dan ia menyenangi
pekerjaan nya. Samuel Smith (1986:194) menjelaskan bahwa dengan

9
pertumbuhan mentalnya pula ia akan bertambah matang dan praktis dalam
mempertimbangkan cara terbaik untuk kepentingan hidupnya atau dalam
menghin- dari kekecewaan Kesemuanya ini akan membuat anak tidak akan
merasa tergantung atau bahkan diperbudak pada kekuasaan guru atau orang tanya

d. Pubertas
Usia pubertas dalam pembagian Roseau meliputi usia 15 sampai 20 tahun.
Rousseau, percaya bahwa pada saat itu Emile berusia lima belas tahun. Pada usia
ini ia akan menjadi mampu berhadapan dengan melihat masa remaja sebagai
emosi yang berbahaya. Pada usia ini, anak harus dapat menganur emosi dan
tindakannya terhadap kepentingan teman-temannya

e. Dewasa
Masa ini dimulai dan usia 20 sampai 25 tahun. Pada usia ini murid seharusnya
sudah mulai belajar tentang kasih, persiapan untuk pernikahan yang baik dan
hubungan sosial dengan masyakarat W. Boyd (1956:130) mengatakan bahwa:
Pada usia dewasa Emile mulai belajar tentang kasih dan stap kembali ke
masyarakat serta mampu melawan pengaruh yang merusaknya. Pada bagian ini
guru bertugas untuk mengajar dan mempersiapkan anak- anak muda untuk masuk
ke dalam pernikahan yang benar dan memberi pemahaman tentang tugas-tugas
dalam pernikahan Pendidikan bagi usta in didasarkan pada kebutuhan
individuanya yaitu mencari teman hidup yang cocok. San Mateo dan Tangco
(1997:37) menuliskan Rousseau established three modern principles of teaching,
the principle of growth, the principle of pupil acvity and the principle of
individualization" Bagi pendidikan modern ada tiga prinsip yang ditetapkan
berdasarkan teori Rousseau yaitu prinsip pertumbuhan, prinsip kegiatan murid
dan prinsip individualisasi

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai