PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah lama dimulai
sebelum hari pendidikan nasional, sebelum penjajahan, mengiringi
proses agama-agama besar di dunia: Hindu, Budha, Konghucu, Islam,
Kristen, dan Prostestan masuk ke tanah Nusantara, bahkan sejak
tanah ini mulai ada penghuni manusianya serta mitos asal muasal
kehidupan.
Proses pendidikan juga sebenarnya telah berlangsung sepanjang
sejarah manusia dan berkembang sejalan dengan perkembangan
sosial budaya manusia itu sendiri di atas permukaan bumi. Bangsa kita
memiliki tradisi pendidikan yang dikelola oleh masyarakat atau
komunitas yang dipengaruhi oleh adat istiadat, tradisi, budaya,
agama, dan kepercayaan masing-masing.
Oleh karena itu pentingnya bagi pemakalah untuk membahas
sejarah pendidikan pra kemerdekaan dari pendidikan di zaman purba
sampai dengan pendidikan di zaman Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah manusia purba dan kebudayaannya di
Indonesia ?
2. Bagaimana pendidikan masyarakat pada zaman purba ?
3. Bagaimana keadaan pendidikannya pada zaman purba ?
4. Bagaimana keadaan dan budanya pada zaman hindu budda ?
5. Bagaimana pendidikan pada zaman hindu budha ?
6. Bagaimana masuknya Islam dan berkembang nya Islam di
Indonesia?
7. Apa saja pendidikan Islam sebelum kemerdekaan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah manusia purba dan kebudayaannya di
Indonesia
2. Mengetahui pendidikan masyarakat pada zaman purba
3. Mengetahui keadaan pendidikannya pada zaman purba
4. Mengetahui keadaan dan budayanya pada zaman hindu budha
5. Mengetahui pendidikan pada zaman hindu budha
6. Mengetahui masuknya Islam dan berkembang nya Islam di
Indonesia
7. Mengetahui pendidikan Islam sebelum kemerdekaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar
Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah
manusia dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya
manusia itu sendiri diatas permukaan bumi.
Penciptaan manusia sebagai subjek sejarah dengan tugas sebagai
khalifah untuk menciptakan sejarah di bumi sesuai dengan firman Allah
dalam surat Al-baqarah :30, 31 dan 33.
setelah Nabi Adam berada di bumi, Allah menurunkan petunjuk petunjuk guna
menjaga dan mengarahkan pertumbuhan-pertumbuhan dan perkembangan sosial
budaya tersebut, agar tidak menyimpang dari tujuan penciptaan alam dan manusia
itu sendiri. Petunjuk tersebut disampaikan kepada manusia melalui Rasul-rasul
Allah pada masa dan kondisi ketika manusia dan perkembangan budayaanya
membutuhkannya.
Rasul-rasul itu diutus oleh Allah bukan hanya untuk menyampaikan ajaran
agama saja, tetapi untuk mengembangkan sosial budaya manusia dan sekaligus
membudayakan alam. Contohnya seperti nabi Adam as sebagai manusia pertama
dan sekaligus juga rasul Allah yang pertama, telah merintis dan memancangkan
tonggak budaya awal di bidang pendidikan terhadap anak anak nya langsung
dengan petunjuk Allah, menghindarkan kehancuran atau penyimpangan arah
perkembangan budaya, atau memacu perkembangan budaya kea rah yang lebih
maju. Adapun rasul yang lainnya seperti Nuh as dengan bimbingan Allah telah
membuat perahu guna menyelamatkan umatnya dan budaya manusia dari
kehancuran bencana alam. Begitu pula Ibrahim as dengan karya besarnya
membangun kabah di Mekkah. Daun as. Telah menciptakan peralatan dari besi,
yang merupakan cikal bakal perkembangan teknologi umat manusia, Sulaiman as.
Dengan system pemerintahan yang luas, bahkan dengan makhluk lain, Yusus as.
Meletakan dasar-dasar system ekonomi dan keuangan Negara, Musa as. Gerakan
pembebasan dari belenggu penjajahan umat manusia yang satu terhadap yang
lain, demikian pula Isa as. Memperkenalkan system pengobatan yang menjadi
pangkal pengembangan budaya dalam bidang medis. Dan akhirnya Nabi
Muhammad saw .dengan memperkenalkan penjelajahan ruang angkasa yang
menjadi tonggak berkembangnya ilmu keantariksaan. Dari contoh-contoh diatas,
nyatalah kiranya bahwa pendidikan itu mulai sejak Adam as. Sebagai manusia
pertama memberika warisan budaya dan pendidikan kepada anak-anaknya.
B. Zaman Purba
1. Manusia dan kebudayaannya di Indonesia
Zaman purba di identifikasikan sebagai zaman pra sejarah atau zaman
batu, yaitu zaman sebelum peristiwa sejarah. Orang yang hidup pada waktu itu
dalam catatan buku sejarah, memakai batu sebagai alat perlengkapan
hidupnya. Kehidupan mereka sangat tergantung pada alam. Pola hidupnya
nomaden, berpindah-pindah tempat
Menurut penelitian para ahli pra sejarah di Indonesia : (1) von kunings wald;
(2) Dubris; (3) von Stein Calen Fels, bahwa manusia pra sejarah terdiri atas :
1) Meganthoropus: pemakan tumbuh-tumbuhan;
2) Pitchecan thoropus; pemakan segala, tidak mengenal memasak makanan,
hidup berkelompok;
3) Homo sapiens; sudah berbudaya, dapat memasak dan membuat alat.
Homo sapiens dalam perkembangannya menjadi tiga ras pokok manusi,
yaitu :
1) Mongoloid: dengan ciri kulit kuning mata sipit, rambut lurus;
2) Kaukasoid: dengan ciri kulit putih, mata biru, hidung mancung, rambut
pirang;
3) Negroid : dengan ciri kulit hitam, rambut keriting, hidung pesek, bibir
tebal.
Di zaman pra sejarah para ahli membagi budaya manusia menjadi:
1) Palaeliticum (zaman batu tua);
2) Mesoliticum (zaman batu madya);
3) Neoliticum (zaman batu halus)
4) Zaman perunggu
5) Megaliticum (zaman batu besar)
6) Zaman besi
Menurut penelitian Dr. Brandes, manusia purba di Indonesia telah
memiliki kebudayaan Indonesia asli yang terdiri atas 10 unsur pokok, yaitu
:
1) Bercocok tanam padi (bersawah);
2) Mengenal prinsip dasar pertunjukan wayang sebagai bayangan roh nenek
moyang;
3) Mengenal seni gamelan;
4) Pandai membatik;
5) Telah membuat benda atau alat dari logam;
6) Pola susunan masyarakatnya macapat (segi empat) telah ada pembagian
tugas (istana, keraton, pasar, pengairan);
7) Telah mengenal alat tukar perdagangan;
8) Pelaut ulung (ahli pelayaran);
9) Telah mengenal perhitungan astronomi;
10) Susunan masyarakat nya teratur.
2. Kepercayaan masyarakat
Kepercayaan masyarakat ketika itu yang lebih dominan adalah animisme
dan dinamisme. Animisme, ialah keyakinan bahwa tiap-tiap benda
mempunyai roh atau jiwa. Dinamisme, merupakan keyakinan bahwa tiap-tiap
benda mempunyai kemampuan ghaib. Keadaan masyarakat bersifat gotong
royong, sedangkan kebudayaannya lebih bercorak maritim.
3. Keadaan pendidikannya
Pada waktu itu pendidikan dalam keluarga sudah dianggap cukup, karena
masyarakat masih serba sederhana. Akan tetapi, pendidikan diartikan secara
luas dan manusiawi tentunya sudah dilakukan karena secara rasional dan
secara kodrat, orang tua pada waktu itu juga sudah mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Orang tua melatih anak-anak nya
berbagai keterampilan yang diperlukan untuk kepentingan hidupnya, sesuai
dengan situasi tempat yang mereka diami. Anak dilatih berburu, memanjat
pohon, menangkap ikan, dan sebagainya. Anak-anak kemudian telah cukup
kuat jasmaninya, lalu meniru apa yang diperbuat dan dilakukan oleh orang
tuanya. tujuan pendidikannya ialah :
1) Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari;
2) Untuk memelihara semangat gotong royong;
3) Taat kepada adat;
4) Pewarisan pengetahuan orang tua kepada anak-anaknya sesuai dengan
bidang keahliannya masing-masing adapun hasil dari pendidikan semacam
itu berupa manusia yang sanggup mengatasi kesulitan hidup sehari-hari
dan menjadi anggota masyarakat yang ber faidah bagi lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pendidikan dari zaman purba hingga zaman penyebaran
islam sebelum pra kemerdekaan dari waktu ke waktu semakin
berkembang, jika dilihat dari sistem kemasyarakatannya pada zaman
purba hanya mempercayai animisme dan dinamisme, sedangkan pada
zaman Hindu Budha mereka percaya akan adanya banyak Dewa,
percaya akan adanya Akhirat, percaya adanya samsara, dll.
Sedangkan pada zaman Islam ajarannya menganut monotheisme
(satu Tuhan).
B. Saran
1. Kita sebagai orang muslim hendaknya mengetahui sejarah
pendidikan pra sejarah
2. Bagi pembaca, pemakalah mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Daftar pustaka