Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KURIKULUM PENDIDIKAN SENI

PERBANDINGAN ANTARA KURIKULUM PENDIDIKAN DI


INDONESIA DAN FINLANDIA

Dosen Pengampu :

Dr. Martadi, M.Sn.

Dr. Setyo Yanuartuti, M. Si

Disusun oleh :

Alfi Syahrurridhani (21070865001)


Aditya Putra Biantoro (21070865002)
Maria Prisilya Purnamalon (21070865008)
Rofiqoh Kholidiah Marsyah (21070865015)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI BUDAYA


PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Kurikulum di Indonesia terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.


Pengembangan kurikulum (Curiculum depeloment/curiculum planning/curriculum design)
adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang ditujukan untuk membawa siswa
kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai perubahan-perubahan itu telah terjadi
pada diri siswa. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses siklus yang tidak pernah ada
titik awal dan akhirnya, sebab pengembangan kurikulum ini merupakan suatu proses yang
bertumpu pada unsur-unsur dalam kurikulum, yang didalamnya meliputi tujuan, metode dan
material, penilaian dan balikan (feedback).  Tujuan kurikulum pendidikan adalah untuk
mempersiapkan murid menjadi pribadi serta warga negara yang kreatif, kritis, inovatif, beriman,
dan afektif di lingkungan bermasyarakat. Selain itu, kurikulum juga bertujuan untuk mendidik
dan membimbing murid untuk berkontribusi secara positif dalam kehidupan bernegara.
Kurikulum Indonesia di atur oleh pemerintah pusat dengan keterlibatan mereka yang ahli dalam
bidang kurikulum. kurikulum hanya bisa diubah oleh pemerintah sementara masyarakat hanya
menjadi konsumen yang patuh dan taat. orangtua didik juga tidak terlibat apapun dalam hal
kurikulum.

Perkembangan perjalan kurikulum di Indonesia

1. Kurikulum 1947

Kurikulum pendidikan yang pertama di Indonesia. Diberlakukan sejak kemerdekaan,


kurikulum ini pertama kalinya Pancasila menjadi landasan dasar pendidikan di Indonesia. Nilai-
nilai yang diterapkan melalui kurikulum ini adalah kesadaran berwarga negara, bermasyarakat,
dan pembentukkan karakter sejalan dengan ideologi bangsa. Pendidikan sebagai pengembangan
pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa
lain di dunia. Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung,Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi,
Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian, Gerak
Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama

2. Kurikulum 1952
Pada periode ini, beberapa aspek disempurnakan. Dari yang hanya mengutamakan pendidikan
karakter, kini ditambah fokus pada mata pelajaran. Pada periode kurikulum pendidikan ini
dibentuk silabus atau rencana pembelajaran dengan para guru mengajarkan mata pelajaran
spesifik kepada murid. Setiap rencana pelajaran harus memperhatikan pelajaran yang dilakukan
dengan kehidupan sehari-hari.

3. Kurikulum 1964

Menyempurnakan pada kurikulum sebelumnya, periode ini pemerintah memiliki tujuan untuk
memberikan pembekalan akademik dan non akademik pada jenjang sekolah dasar. Maka dari itu,
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
keterampilan, jasmani, dan emosional. Pemerintah memiliki keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan untuk pembekalan pada jenjang SD. Pengembangan moral, kecerdasan, emosional/
artistik, keprigelan, dan jasmani.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 difokuskan pada pembentukan bangsa Indonesia yang berjiwa Pancasila
sejati. Kurikulum yang sebelumnya berpusat pada program Pancawardhana berubah menjadi
pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

5. Kurikulum 1975

Kurikulum ini menggunakan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PSSI) atau


pendidikan satuan pelajaran untuk merencanakan metode, materi, dan tujuan pembelajaran.
Salah satu ciri dari kurikulum 1975 ini adalah efektifitas dan efisiensi. Tujuan institusional
Berlaku mulai SD, SMP, dan SMA. Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai
lembaga dalam melaksanakan program pendidikannya.

6. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 fokus utamanya adalah keahlian. Di periode ini, mengusung process skill
approach dengan metode pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA. Guru mengaplikasikan
metode pembelajaran dengan pengamatan, pengelompokkan, diskusi, hingga
pelaporan. Keaktifan siswa yang merupakan inti dari kegiatan seperti mendengarkan dan
berdiskusi. Pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran sesuai
dengan tingkat dan jenjang pendidikan.

7. Kurikulum 1994

Pada kurikulum ini terdapat tujuan pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep
dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Selain itu munculnya mata
pelajaran baru, seperti muatan nasional dan muatan lokal yang meliputi bahasa daerah,
keterampilan, dan kesenian. Kegiatan belajar siswa cenderung di dalam kelas, guru dianggap
sebagai pusat dari pembelajaran, dan guru menyampaikan materi dengan metode ceramah

8. Kurikulum KBK 2004

Kurikulum 2004 lebih dikenal dengan KBK. ini berfokus pada pencapaian kompetensi bagi
peserta didik sebagai individu maupun kelompok, dan berorientasi pada hasil pembelajaran. Ada
beberapa unsur yang membedakan sistem pendidikan ini dengan sebelumnya yaitu pemilihan
kompetensi sesuai minat murid, pengembangan pembelajaran, dan proses evaluasi dalam
penentuan keberhasilan. Pendekatan dan metode yang digunakan beragam, pembelajaran
berpusat pada siswa, guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, dan rientasi pada proses
dan hasil.

9. Kurikulum 2006 (KTSP)


Pada kurikulum ini, standar kompetensi dasar yang ditetapkan oleh pemerintah. Departemen
Pendidikan Nasional saat itu menetapkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD). Selain itu, guru dituntut
mengembangkan rencana pembelajaran secara mandiri sesuai kondisi daerah sekolah berada.

10. Kurikulum 2013


Untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), diaplikasikan kurikulum
2013. Kurikulum 2013 atau K13 ini memiliki beberapa aspek pokok penilaian, meliputi aspek
sikap dan perilaku, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Pada periode ini guru dituntut
mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya karena perkembangan teknologi yang cepat membuat
murid lebih mudah dalam mendapatkan informasi, pembelajaran murid aktif, guru sebagai
fasilitator maupun motivator, semua aspek kehidupan bisa menjadi sumber pembelajaran,
melahirkan manusia pembelajar.
Perkembangan Kurikulum di Finlandia

Finlandia terletak di eropa utara dan anggota dari uni eropa. Salah satu negara yang
memiliki sistem pendidikan terbaik yang telah diakui dunia. Latar belakang Negara Finlandia
dikuasai oleh Swedia selama 700 tahun kemudia dilanjutkan dengan Negara Rusia selama 100
tahun. Tujuan kurikulum di Finlandia adalah High-level education for all yaitu untuk mendukung
pertumbuhan siswa terhadap kemanusiaan dan keanggotaan masyarakat yang bertanggung
jawab memberi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Prinsip
kurikulum di Finlandia adalah Non-discrimination and equal treatment yang berarti tidak ada
diskriminasi dan mendapat perlakuan yang sama. di Finlandia semua anak punya hak sama
dalam pendidikan, tidak dibedakan antara si kaya dan si miskin dan semua sekolah tidak
dibedakan baik itu sekolah favorit atau tidak. jadi siswa bisa masuk ke sekolah mana saja karena
semua sekolah sama. hal lain yang membuat sistem pendidikan di Finlandia berbeda adalah
karena tidak ada assessment atau penilaian. siswa-siswa di Finlandia dibimbing untuk memiliki
hak yang sama ketika belajar. Finlandia menanamkan prinsip Receive understanding and have
their say in accordance with their age and maturity yaitu menerima pemahaman dan pendapat
sesuai umur dan kedewasaan. jadi mereka memiliki hak mendapatkan ilmu sesuai umur mereka
tanpa diskriminasi. mereka juga mendapatakan dukungan spesial jika dibutuhkan seperti anak
cacat dan anak-anak yang membutuhkan waktu ektra akan memiliki kelas tambahan untuk
diajarkan secara khusus agar mereka mendapatkan hal yang sama seperti anak lainnya.

Hal menarik lainnya adalah bagaimana seorang guru mengajar di Finlandia tidak sebatas
hanya di dalam kelas. siswa diajak mengekplorasi pengetahuan secara langsung di luar kelas
ketika bahan ajar berkaitan dengan lingkungan. jadi dalam hal ini siswa tidak semata-mata
belajar teori namun terjun ke lapangan untuk membuka wawasan mereka tentang alam demi
mendapatkan pengetahuan dari pengalaman secara langsung. Kurikulum pendidikan di Finlandia
juga menerapkan parental engagement, yaitu orang tua siswa juga terlibat dalam pendidikan anak
jadi mereka juga secara tidak langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah. tujuannya
adalah agar memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara akurat lebih dini jadi apa yang
dibutuhkan si anak lebih tersalurkan di sekolah dengan informasi dari orangtuanya ke pihak
sekolah. Keterlibatan pihak ketiga seperti orang tua juga harus dipikirkan kedepan. jadi tidak
hanya sebatas belajar di sekolah dan selesai. Orangtua harus diajak terlibat dengan pendidikan
anak agar mereka mengerti akan apa yang dibutuhkan anak. dalam hal ini pihak sekolah
memiliki peran menghubungkan orangtua dan guru sehingga bakat anak bisa tersalurkan dengan
tepat. Orangtua tentu mengetahui bakat anak lebih baik dari guru jadi tugas orangtua adalah
berkoordinasi dengan guru melalui keterlibatan dalam evaluasi. Nantinya ini bisa menjadi
masukan bagi guru dan juga pemerintah dalam hal evaluasi kurikulum.

Sistem pendidikan Finlandia tidak lagi mengenal sistem pendidikan menengah pertama, atau
setara dengan pendidikan di tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP) di Indonesia. Sejak tahun
1968, Finlandia mengadopsi sistem pendidikan wajib dasar nasional 9 tahun.Sesuai dengan
Undang-Undang Pendidikan Dasar No.628 Tahun 1998, seluruh anak yang tinggal menetap di
Finlandia, dan telah memasuki usia 7 tahun, wajib mengenyam pendidikan wajib dasar 9 tahun
dan berakhir ketika seluruh silabus pendidikan dasar 9 tahun telah diselesaikan, atau 10 tahun
sejak dimulainya wajib belajar. Pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan
pendidikan dasar tanpa dipungut biaya untuk seluruh anak yang tinggal di kekuasaan wilayah
administratifnya. Usia merupakan satu-satunya persyaratan untuk masuk mengikuti pendidikan
dasar. Namun walau begitu, tidak ada kewajiban untuk mengenyam pendidikan di institusi
formal pendidikan di sekolah. Wajib belajar 9 tahun dapat ditempuh dengan cara belajar di luar
institusi pendidikan formal sekolah, misalnya belajar di rumah secara mandiri. Bila demikian
halnya, pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk mengawasi perkembangan belajar anak.
Orang tua dan wali murid dari anak yang dikenakan wajib belajar wajib memberikan jaminan
bahwa anaknya akan menyelesaikan program wajib belajar. Jumlah anak yang mengenyam
pendidikan dasar di luar sekolah sangat minim. Pendidikan, pengajaran, buku ajar, transportasi
sekolah dan makanan siswa di tingkat wajib belajar 9 tahun di sekolah umum/pemerintah
disediakan secara gratis. Bantuan pendidikan khusus diberikan kepada siswa yang membutuhkan
berbagai macam bentuk bantuan khusus yang ditentukan pada saat siswa tersebut menjalankan
pendidikan dasar. Bantuan tersebut di berikan kepada siswa yang mengalami hambatan mental
(masalah keluarga, masalah pergaulan, dll) dan fisik (cacat atau sakit) yang menghalangi siswa
untuk menjalankan pendidikan dasar.

Silabus pendidikan dasar Finlandia terdiri dari 21 mata pelajaran, yang diberikan pada
tingkatan kelas tertentu, yaitu:
Mata Pelajaran
Bahasa Ibu dan Sastra (Mother Tongue
and Literature
2. Bahasa Asing 1: Bahasa Inggris
3. Bahasa Asing (bahasa Latin)
4. Matematika (Mathematics
5. Etika (Ethics)
Kelas 1 – 9
6. Musik (Music)
7. Seni Visual (Visual Arts)
8. Kerajinan Tangan (Crafts)
9. Pendidikan Olah Raga (Physical
Education)
10.Bimbingan Belajar dan Keterampilan
(Educational and Vocational Guidance)

Mata Pelajaran
1. Geografi (geography)
2. Kimia (Chemistry)
3. PendidikanKesehatan (Health
Kelas 7 - 9
Education)
4. Pelajaran Sosial (Social Studies)
5. Kerumahtanggaan (Home
Economics)

Mata Pelajaran
1. Biologi (Biology)
2. Geografi (geography)
Kelas 5 - 9
3. Pelajaran Sejarah (History)

Mata Pelajaran
1. Pendidikan Lingkungan Alam
Kelas 1 – 4
(Environmental Studies)
Di Finlandia anggaran pendidikan mendapat prioritas utama , meskipun bukan yang
tertinggi diantara Negara-negara Eropa lainnya. Menurut Pasi Sahlberg, seorang ahli pendidikan
di Finlandia, keberhasilan Finlandia memang bertolak belakang dengan arah Global Education
Reform Movement (GERM), yang menekankan pada kompetisi, standarisasi, akuntabilitas
berdasar nilai tes dan kebebasan memilih sekolah pemerintah atau swasta. Sistem pendidikan
yang dilakukan Finlandia sebagai berikut :
1. Di Finlandia, profesi guru dipandang sangat populer bukan karena gajinya yang tinggi
melainkan karena status sosial yang sangat terhormat di masyarakat.
2. Seleksi untuk jadi guru sangat kompetitif. Hanya siswa-siswa terbaik yang melamar ke
program pendidikan guru
3. Setiap guru di Finlandia minimal harus bergelar master alias S2. Hanya 11 universitas yang
memiliki program pendidikan guru, jadi memudahkan dalam mengontrol kualitas dan standar
konsistensi program pendidikan. Untuk mendapat gelar master, mahasiswa harus menyelesaikan
5 tahun pendidikan research-based yang menekankan pengetahuan tentang pedagogic.
4. Gaji guru bukanlah profesi yang bergaji paling tinggi, namun besarannya tidak begitu jauh
berbeda dengan penghasilan dokter, pengacara, atau tenaga professional lainnya.
5. Tidak ada standarisasi pendidikan di Finlandia karena berlawanan dengan kreatifitas. Mereka
percaya semakin standarisasi ditekankan, semakin sempit ruang kreatifitas. Menurut guru di
Finlandia, mata pelajaran terpopuler di kalangan siswa adalah art & craft terutama kerajinan
kayu (woodwork).
6. Wajib belajar adalah 9 tahun. Tidak memberlakukan pemisahan pendidikan dasar dan lanjutan
sehingga tidak perlu berganti sekolah di usia 13 tahun. Kebijakan ini dilakukan untuk
menghindari masa transisi yang perlu dialami oleh siswa, yang dianggap dapat mengganggu
pendidikan mereka.
7. Finlandia menganut automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap memberi perhatian
lebih untuk membantu siswa yang tertinggal, berupa les privat, sehingga semua naik kelas.
8. Di sekolah Finlandia tidak ada rapor maupun rangking karena dipandang hanya membuat guru
berfokus pada murid-murid terbaik saja, bukan seluruh murid. Setiap siswa diharapkan agar
bangga terhadap dirinya masing-masing.
9. Di Finlandia tidak ada standarisasi tes karena kemampuan tiap siswa tidak sama. Melakukan
tes baku untuk semua siswa sama sekali tidak menghasilkan mutu pendidikan yang baik.
10. Target pembelajaran dibuat sendiri oleh siswa dengan bantuan orang tua siswa. Memahami
belajar sebagai proses bertahap yang tidak bisa dipaksakan apalagi diberi target waktu
pencapaian. Kurikulum finlandia mengedepankan integrasi antara teori dan praktik terutama
dalam pelajaran sains sehingga siswa dapat belajar banyak mengenai problem solving.

11. Siswa boleh memilih pelajaran apa yang mereka rasa perlu didahulukan. (tidak terpusat pada
kelas tertentu). Pemerintah finlandia mewajibkan setiap sekolah untuk menyediakan fasilitas
bimbingan konseling. Finlandia juga sangat memperhatikan asupan gizi bagi siswanya.

12. Buku pelajaran disediakan pemerintah, kemudian profesi guru sangat dihargai karena seleksi
masuk sekolah guru amatlah ketat. Guru menghindari kritik negarif kepada siswa.

13. Sistem pendidikan di finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi,
kesabaran, toleransi, dan komiten pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi.

14. Di sekolah tidak ada PR dan tes. PR dan tes hanya diberikan pada remaja dan itu pun jarang
sekali.
Persamaan Kurikulum Indonesia dan Finlandia

Media pembelajaran; Baik negara Finlandia maupun Indonesia memiliki kesamaan


dalam hal penggunaan media pembelajaran yakni :

1. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar

2. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan


efektivitas pembelajaran
Perbandingan Kurikulum di Indonesia dan Finlandia

Indonesaia Finlandia

Pendidikan di Indonesia di penuhi dengan test Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes
evaluasi seperti ulangan harian, ulangan blok, jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional
ulangan mid-semester, ulangan umum / sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan
kenaikan kelas, dan ujian nasional. SMA mengikuti matriculation
examination untuk masuk PT.

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Finlandia menganut kebijakan automatic


menyebabkan siswa yang gagal tes harus promotion, naik kelas otomatis. Guru siap
mengikuti tes remidial dan masih ada tinggal membantu siswa yang tertinggal sehingga
kelas. semua naik kelas.

Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi
sekolah Indonesia dianggap penting untuk maksimum hanya menyita waktu setengah jam
mendisiplikan siswa rajin belajar. waktu anak belajar di rumah.

Kualifikasi guru SD Indonesia masih mengejar Finlandia semua guru tamatan S2.
setara dengan S1

Indonesia masih menerima calon guru yang Finlandia the best ten lulusan universitas yang
lulus dengan nilai pas-pasan diterima menjadi guru.

Indonesi masih sibuk memaksa guru membuat Finlandia para guru bebas memilih bentuk atau
silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat model persiapan mengajar dan memilih metode
dan memaksa guru memakai buku pelajaran serta buku pelajaran sesuai dengan
BSE (Buku Sekolah Elektronik) pertimbangannya.

guru di Indonesia yang menciptakan suasana Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana
proses belajar-mengajar itu menyenangkan belajar yang menyenangkan melalui
(learning is fun) melalui penerapan belajar implementasi belajar aktif dan para siswa
aktif. Bahkan lebih didominasi metode belajar  belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
mengajar satu arah  seperti ceramah yang Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci
membosankan keberhasilan dalam belajar.

Jumlah hari Sekolah di Indonesia terlalu lama Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari
yaitu 220 hari dalam setahun (termasuk negara dalam satu tahun. Jumlah hari liburnya 30 hari
yang menerapkan jumlah hari belajar efektif lebih banyak daripada di Indonesia.
dalam setahun yang tertinggi di dunia)

Sistem Pendidikan diwarnai banyak kompetisi Mengedepankan prinsip kesetaraan Ada sistem
Mengedepankan prinsip kesetaraan Ada sistem tinggal kelas dan perangkingan Tidak ada
tinggal kelas dan perangkingan sistem tinggal kelas dan perangkingan
Beban belajar setiap minggu +/-40 jam Jam Jam pelajaran 30 jam/minggu Pembelajaran
pelajaran 30 jam/minggu Pembelajaran lebih lebih banyak dikelas Mengedepankan metode
banyak dikelas problem solving

Pemberian tugas hampir menjadi agenda rutin Tidak membebani peserta didik dengan tugas
setiap tatap muka yang banyak

Kualifikasi peserta didik memasuki pendidikan Kualifikasi peserta didik memasuki pendidikan
dasar minimal 6 tahun (5,5 tahun disertai dasar minimal 7 tahun
rekomendasi tertulis dari psikolog profesional)

Pendidikan Seni Indonesia dan Finlandia

Perbandingan pendidikan seni di Indonesia dan Finlandia

Indonesia Finlandia
Penentuan bidang seni ditentukan oleh sekolah Penentuan bidang seni ditentukan oleh
atau guru kurikulum inti Nasional

Terdiri dari 4 cabang seni; yaitu seni rupa, seni Terdiri dari 9 cabang seni; Musik, literatur,
tari, seni drama, dan seni music dansa, pertunjukkan (sirkus dan teater), serta
seni visual (arsitektur, seni audiovisual, seni
visual, dan seni rupa).

Pendidikan kesenian dasar berbeda dengan pendidikan dasar wajib. Pendidikan kesenian
dasar bersifat sukarela dan dikenakan biaya oleh pihak penyelenggara pendidikan seni.
Pendidikan dasar kesenian bagi anak dan remaja disediakan oleh lembaga seni musik, tari, seni
visual, dan seni rupa. Pemerintah Daerah juga diwajibkan untuk menyediakan lembaga
pendidikan kesenian tersebut. Kementerian Pendidikan dapat bekerja sama dengan pemerintah
daerah, kelompok atau asosiasi masyarakat seni yang terdaftar untuk mendirikan lembaga
kesenian. Pendidikan dasar kesenian juga dapat disediakan oleh lembaga pendidikan publik
dengan persetujuan Kementerian Pendidikan. Peraturan perundangan mengatur bahwa
pendidikan dasar kesenian wajib diselenggarakan oleh sebuah lembaga pendidikan.
Pemerintah daerah yang menyediakan pendidikan dasar kesenian menerima dana bantuan dari
pemerintah pusat sesuai dengan jumlah penduduk. Penyedia pendidikan kesenian publik dan
swasta juga menerima bantuan dana pemerintah pusat berdasarkan jumlah jam pelajaran yang
diberikan. Jaringan lembaga penyedia pendidikan kesenian di Finlandia yang menerima bantuan
dana tersebut sebanyak 87 lembaga seni musik, dan 36 sekolah kesenian lainnya.

Kesimpulan

Kurikulum Finlandia dan kurikulum di Indonesia memiliki beberapa persamaan di


antaranya : pada aspek tujuan kurikulum, yakni sama-sama ingin membekali peserta didik
dengan keterampilan hidup. Walaupun kurikulum di Indonesia lebih ditekankan pada
pembentukan karakter, dan kurikulum Finlandia lebih ditekankan pada kemandirian dan
tanggung jawab, tapi kesemuanya itu sama-sama bertujuan untuk membentuk pribadi
dalam rangka menjadi masyarakat yang etis dan berkarakter baik. persamaan lain ada pada
media pembelajaran yang digunakan, baik pada Kurikulum. Finlandia maupun di Indonesia
sama-sama menggunakan sumber multimedia, artinya media yang digunakan dari
berbagai sumber, memanfaatkan teknologi dan menggunakan sumber belajar yang
bervariatitif.

Perbedaan kurikulum Finlandia dan Indonesia cukup jelas dilihat. Mulai dari prinsip
pendidikan, penilaian, pemberian tugas, kebijakan kurikulum berkesenian, Sumber daya
manusia, kualitas guru dan pendidik, system pendidikan, kualifikasi peserta didik, serta
kualitas belajar masing-masing siswa. Perbedaan kurikulum yang cukup signifikan tersebut
juga disebabkan karena latar belakang masing-masing Negara, sumber daya manusia itu
sendiri, ideologi dan pandangan serta tujuan yang akan dicapai. Dengan mengetahui
perbandingan kurikulum dari Finlandia dan Indonesia diharapkan dapat menjadikan
gambaran konkrit untuk dapat berbenah menuju pendidikan yang lebih baik. Tentu dengan
tidak meninggalkan ciri khas dari masing-masing Negara. Karena tidak terbentuk sendiri
melainkan banyak factor penyebab. Walaupun begitu, tujuan pendidikan tetap sama.
Mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan anak bangsa untuk kehidupan yang lebih
baik.
Daftar Refrensi

Ahmad, Perihal Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013,


(https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihal-keunggulan-
dan- kelemahan-kurikulum-2013/)

Kurikulum Finlandia, http/www/oph/fi/english.com

Dianawati Ajen, 2006. RPUL Dunia, Jakarta, PT Wahyu Media.

Farida Anna, Rois Suhud, Ahmad Edi S. 2011. Sekolah Yang Menyenangkan (metode kreatif
mengajar dan pengembangan karakter siswa) Bandung, Nuansa Cendekia.

Honore Carl. 2006. In Praise of Slow (sepuluh mitos keliru tentang kecepatan), Yogyakarta, B-
first.

http://www.kemlu.go.id/helsinki/Pages/TipsOrIndonesiaGlanceDisplay.aspx?
IDP=2&IDP2=4&l=id diakses pada hari jumat tgl 25 desember 2015 pukul 22:08.

Mandryk, 2013. Operation World: Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia [Edisi ke-
7], Gloria, Katalis Media & Literature.

Munif Chatib, 2012. Gurunya Manusia, Jakarta, Kaifa.

Anda mungkin juga menyukai