Anda di halaman 1dari 14

PEMBABAKAN SEJARAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu sejarah


Dosen pengampu :
Agus Permana, M.Ag

Disusun oleh :
Evi sopiatul luluah ( 1225010047 )
Fiona defiana ( 1225010057 )
Fuja Mutiara saputri ( 1225010058 )
Haidar alvi munajat ( 1225010062 )
Ibra zoen asikin ( 1225010069 )
Ibrohim salman R ( 1225010070)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM / 1 / B


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan Ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah
dengan judul ‘’ Pembabakan sejarah ‘’ dengan baik dan rampung tepat pada waktu yang
ditentukan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar ilmu
sejarah dengan dosen pengampu bapak Agus Permana, M. Ag.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan baik , juga mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala kritik dan saran yang membagun dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca
khususnya untuk menambah ilmu serta motivasi belajar yang lebih tinggi.

Bandung , 11 november 2022

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN..........................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................................5
2.1 PEMBABAKAN SEJARAH MENURUT ABD RAHMAN HAMID DAN MUHAMMAD
SALEH MAJID..................................................................................................................................5
2.2 Pembabakan sejarah menurut A Daliman.................................................................................7
2.3 pembabakan sejarah menurut Anwar Sanusi............................................................................7
2.4 pembabakan sejarah menurut Dwi Ari Listiyani.......................................................................8
2.5 pembabakan sejarah menurut Kuntowijoyo..............................................................................9
2.6 Pembabakan sejarah menurut Luis Gottschalk.......................................................................10
2.7 Tujuan pembabakan sejarah.....................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................13
3.2 kritik dan saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Awal zaman sejarah sesunggunya bermula ketika adanya tulisan, karena dari tulisan itu
kisah masa lalu dapat diketahui. Tulisan menjadi hal utama bagi perkembangan ilmu sejarah.
Pada abad ke-19, Sejarawan Jerman, Leopold von Ranke, dengan tegas memproklamirkan
kaidah sejarah kritis dalam untaian kalimat no document, no history (tidak ada dokumen,
tidak ada sejarah). Paradigma ini menjadi pedoman dan bahkan semacam ideologi yang
mengakar kukuh di kalangan sejarawan. Mereka menganggap bahwa apa yang dihasilkan
tanpa menggunakan sumber tertulis hanyalah imposible action serta tidak memiliki landasan
metodologi yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Bagi mereka, hanyalah konstruksi
sejarah yang menggunakan sumber tulisan dikatakan sejarah ilmiah yang kritis. Itulah
sebabnya, meskipun sejarah Mesir lebih tua (4.000 SM), namun karena mereka tidak menulis
sejarah, sehingga tidak dapat memperkuat argumen bahwa Mesir adalah tempat awal lahirnya
ilmu sejarah.
Pembabakan sejarah adalah pengelompokan atau periodesasi peristiwa-peristiwa
sejarah yang menonjol dalam satu kesatuan tema atau kronologi dan diurutkan berdasarkan
waktu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian paembabakan sejarah menurut Louis Gottschalk ?


2. Apa pengertian pembabakan sejarah menurut Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh
Majid ?
3. Bagaimana pandangan Kuntowijoyo mengenai pembabakan sejarah ?
4. Apa pembagian dari pembabakan sejarah menurut Anwar Sanusi ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian pembabakan sejarah dari beberapa ahli .


2. Mengetahui pembagian pembabakan sejarah dari beberapa pandangan ahli.
3. Mengetahui manfaat dari pembabakan sejarah .
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 PEMBABAKAN SEJARAH MENURUT ABD RAHMAN HAMID DAN
MUHAMMAD SALEH MAJID

Awal zaman sejarah sesunggunya bermula ketika adanya tulisan, karena dari tulisan itu
kisah masa lalu dapat diketahui. Tulisan menjadi hal utama bagi perkembangan ilmu
sejarah. Pada abad ke-19, Sejarawan Jerman, Leopold von Ranke, dengan tegas
memproklamirkan kaidah sejarah kritis dalam untaian kalimat no document, no history
(tidak ada dokumen, tidak ada sejarah). Paradigma ini menjadi pedoman dan bahkan
semacam ideologi yang mengakar kukuh di kalangan sejarawan. Mereka menganggap
bahwa apa yang dihasilkan tanpa menggunakan sumber tertulis hanyalah imposible action
serta tidak memiliki landasan metodologi yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Bagi
mereka, hanyalah konstruksi sejarah yang menggunakan sumber tulisan dikatakan sejarah
ilmiah yang kritis. Itulah sebabnya, meskipun sejarah Mesir lebih tua (4.000 SM), namun
karena mereka tidak menulis sejarah, sehingga tidak dapat memperkuat argumen bahwa
Mesir adalah tempat awal lahirnya ilmu sejarah.

Pada abad ke-17 dan 18, secara formal sejarah diajarkan pada universitas-universitas Eropa,
mulai dari Oxford University hingga Gottingen. Namun perkembangannya tampak baru
terasa pada abad ke-19, bersamaan dengan perkembangan ilmu-ilmu sosial, terutama ketika
Ranke mengadakan revolusi paradigma dan memperkenalkan studi sejarah kritis yang
berlandaskan pada dokumen.
Perkembangan – perkembangan pembabakan sejarah , antara lain sebagai berikut :

1. Perkembangan awal
Pertama kali tulisan-tulisan sejarah di Eropa dalam bentuk puisi, seperti karya Homerus
Iliad dan Odyses. Karya pertama menceritakan perang antara Yunani dengan Troya
(1200 SM). Puisi kedua berisi petualangan Odysseaus pasca jatuhnya kota Troya. Sifat
penuturan sejarahnya lebih mengarah pada legenda dan mitos. Berbeda dengan karya
tersebut, tulisan-tulisan Herodotus (198-117 SM), Thucydides (456-396 SM), dan
Polybius (198-117 SM) tampak lebih ilmiah. Meskipun juga mengkisahkan tentang
peperangan, namun penuturannya empiris dan rasional alur cerita sejarahnya (Bury
1908).
2. Perkembangan pertengahan
Pada zaman Kristen awal, penulisan sejarah tidak dapat dipisahkan dengan teologi.
Kebudayaan Yunani yang paganisme (paham tidak beragama) dan bertumpu pada
rasionalisme tidak diterima dan digantikan dengan Kristiani yang sangat mengagungkan
agama dan supranatural. Fokus penjelasannya pada persoalan gereja dan agama. Pendeta
dan raja adalah pelaku utamanya. Dalam tulisannya, The City of God, Augustine
memandang bahwa dalam sejarah terdapat Tuhan dan setan. Setiap orang yang terlibat
dalam sejarah suci yang akan dimenangkan oleh Tuhan. Karya sejarah zaman ini, biasa
disebut sejarah providensial.
3. Renaissance dan Pencerahan
Bila rasionalisme terpasung oleh gereja pada Abad Pertengahan, maka pada masa
Renaissance jiwa kebudayaan Yunani-Romawi yang pagan (mengandalkan rasio)
dominan dalam karya sejarah. Fase sejarah ini kembali menghantar bangsa Eropa pada
titik kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam konteks itu berbeda antara kebudayaan
Renaissance dengan modern. Jika kebudayaan pertama menengok ke belakang, maka
kebudayaan yang terakhir menatap ke depan (Kuntowijoyo 2005:45).
4. Zaman Penemuan "Daerah Baru"
Zaman penemuan daerah-daerah baru (abad ke-15, 16, dan 17) mempunyai pengaruh
penting dalam perkembangan historiografi Eropa. Tema utama penulisannya pada
sejarah sosial masyarakat daerah-daerah baru. Karya Marco Polo (1254-1324), Travels,
telah membangkitkan minat ke arah itu. Cristopher Colombus (1466-1506) yang
menemukan Amerika pada 1492 banyak melaporkan temuan-temuannya. Demikian pula
Hernando Cortes (1485-1547) sebagai saksi mata penaklukan Meksiko juga melaporkan
tentang apa yang terjadi dan ada di sana. Karya in lebih pada upaya pembelaan atas
petualangannya.
2.6 Zaman Modern: Menuju Sejarah Kritis
Pada abad ke-19, perkembangan ilmu sejarah ditandai dengan ciri-ciri:
(1) penghargaan kembali pada Zaman Pertengahan,
(2) munculnya filsafat sejarah,
(3) munculnya teori "orang besar",
(4) timbulnya nasionalisme, dan
(5) munculnya liberalisme (Kuntowijoyo 2005:53).
2.2 Pembabakan sejarah menurut A Daliman
Kesejarahan (historisitas) senantiasa merupakan ciri khas eksistensi manusiawi. Namun
kesadaran sejarah tidak selalu dialami dan disadari dengan cara yang sama dalam setiap
periode sejarah. Kapan dan bagaimana timbulnya kesadaran sejarah ini di antara banyak ahli
masih berbeda pendapat. Tidak dapat disangkal bahwa pada zaman kita sekarang ini manusia.
memiliki kesadaran sejarah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan masa-masa silam.
Malahan dapat dikatakan bahwa belum pernah manusia begitu peka akan dimensi historis
dalam eksistensinya seperti sekarang ini. Hal ini dapat menjadi jelas, apabila kita menyoroti
beberapa periode sejarah, sekalipun selintas.
Kesadaran pembabakan sejrah dibagi menjadi beberapa periode , yaitu :
1. Masa Yunani kuno
2. Masa abad pertengahan
3. Masa abad modern
4. Masa abad ke – 19
Masa sejarah dan kebudayaan berkembang mengikuti hukum yang fundamental.
Perkembangan itu melalui tiga tahap:
(1) tahap teologis, dengan pemikirannya masih bersifat fiktif;
(2) tahap metafisis, dengan pemikirannya bersifat abstrak; dan
(3) tahap positif, dengan pemikirannya yang bersifat ilmiah.
5. Masa abad ke-20

2.3 pembabakan sejarah menurut Anwar Sanusi


Pengertian periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu yang dipergunakan untuk berbagai
peristiwa. Kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap masa
memerlukan suatu pengklasifikasian berdasarkan bentuk serta jenis peristiwa tersebut. Peristiwa-
peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu
kejadiannya.
Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman praaksara dan zaman sejarah.
1. Zaman praaksara, yaitu zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah dapat dipelajari
berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs.
Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan sebagian atau
seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia. Fitur adalah artefak yang
tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak adalah benda dari unsur
lingkungan abiotik atau biotik. Situs adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan
purbakala.
2. Zaman sejarah, yaitu zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah
dibagi tiga sebagai berikut :
a. Zaman Kuno, yang membicarakan sejak kerajaan tertua sampai abad ke-14. Pada zaman
ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.
b. Zaman Indonesia Baru, mulai abad ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya
budaya Islam sampai abad ke-18.
c. Zaman Indonesia Modern, sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan
kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang atau masa kontemporer. Ada beberapa unsur
yang sering memengaruhi penyusunan periode-periode sejarah, salah satunya adalah unsur
geografi, sebab adanya perubahan tapal batas, perubahan aliran sungai, gedung kuno direhab,
bahkan adanya perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah.

2.4 pembabakan sejarah menurut Dwi Ari Listiyani


Periodisasi atau pembabakan secara pengertian adalah suatu proses strukturisasi waktu dalam
sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Peristiwa-peristiwa masa
lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokan menurut sifat, unit, atau bentuk
sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi atau pembagian pembabakan
waktu merupakan inti cerita dalam sejarah.
Dalam periodisasi di adakan serialisasi rangkain babakan menurut urutan zaman. Sejarah
dibagi menjadi zaman-zaman dengan ciri-cirinya masing masing. Periodisasi sangat penting
dalam historiografi karena merupakan batang tubuh cerita sejarah, periodisasi juga
mengungkap ikhtisar sejarah dan didalamnya dapat dikenali jiwa atau semangat setiap zaman.
masing-masing pola dan struktur urutan kejadian, atau peristiwa-peristiwa. Periodisasi dapat
disusun berdasarkan perkembangan politik, perekonomian, kesenian, agama dan sebagainya.
Setiap penulis sejarah bebas menentukan atau memilih periodisasi, yang mencerminkan
keyakinannya, pendirinya, atau visi sejarahnya.
Adapun tujuan dari pembabakan sejarah adalah sebagai berikut :
1.Melakukan penyederhanaan
Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan begitu banyaknya
peristiwa – peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi sederhana, sehingga
mendapatkan ikhtisaryang mudah di mengerti.
2.Memudahkan klasifikasi dalam sejarah
Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan suku, bangsa ,
dan seterusnya.
Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak
terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi, bentuk, dan waktunya menjadi bagian –
bagian babakan waktu.
3.Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan suatu
masalah. Ahli kronologi menerangkan pelbagai tarikh, atau system pemenggalan yang
telah dipakai di pelbagai tempat dan waktu. Memungkinkan kita untuk menerjemahkan
pemenggalan dari satu tarikh ke tarikh yang lain.
4.Memudahkan pengertian
Gambaran peristiwa – peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu di kelompok
kelompokan, disederhanakan, dan di ikhtisarkan menjadi satu tatanan dalam (orde),
sehingga memudahkan pengertian.
5.Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
Semua peristiwa masa lampau itu setelah di kelompokkan antara motivasi dan pengaruh
peristiwa itu kemudian disusun secara sistematis. Jadi tujuan diadakannya periodisasi
ialah untuk mengadakan tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa dan saling berhubungan
dengan berbagai aspeknya.

2.5 pembabakan sejarah menurut Kuntowijoyo


Periodisasi penting untuk membantu sememahami urutan dan rangkaian peristiwa sejarah.
Periodisasi adalah pembabakan perkembangan peristiwa sejarah yang dikategorikan menjadi
beberapa periode tertentu, Periodisasi menyangkut aktivitas masa lalu dari manusia yang
sangat beragam, baik jumlah maupun jenisnya. Untuk itu, catatan aktivitas masa lalu tersebut
perlu dibagi ke dalam periode-periode agar mudah dipahami. Setelah dibagi, penting untuk
mengurutkannya dalam periodisasi sejarah sebagai bentuk dan kesatuan dari rangkaian
peristiwa.
Secara istilah, periodisasi adalah proses pembabakan dari suatu periode atau masa tertentu yang
dirumuskan secara sistematis dan lengkap. Proses pembabakan ini diimplementasikan karena
adanya ketimpangan waktu atau masa dari awal kehidupan hingga saat ini.
Di lain sisi, periodisasi masuk ke dalam penafsiran sejarah yang dibuat oleh seorang
sejarawan. Periode menjadi kerangka dari sejarah dan wujud dari tafsiran sejarawan. Karena
itu, periodisasi menjadi akumulasi opini, pendapat, dan perspektif dari sejarawan.
(1) sejarah kejadian-kejadian (l'histoire événementielle) yang menunjukkan gerak cukup
cepat;
(2) sejarah konjunktural;
(3) sejarah jangka panjang (sejarah structural.
Selain latar ruang (space), latar waktu (time) merupakan bagian integral dalam kajian sejarah.
Alasannya, tidak mungkin suatu peristiwa (sejarah) terjadi tanpa dilatari oleh waktu dan
ruang kejadian.
Waktu dan pembabakan sejarah adalah organisasi kewaktuan yang bersifat internal.
Maksudanya, pembabakan merupakan suatu cara dalam mengidentifikasi peristiwa sejarah
melalui organisasi kewaktuannya. Artinya dengan pembabakan sejarah, suatu peristiwa
(sejarah) dapat diuraikan dan diidentifikasi untuk memudahkan prosesnya.

2.6 Pembabakan sejarah menurut Luis Gottschalk


periodisasi Penyusunan data sejarah yang paling masuk akal adalah penyusunan secara
kronologis, yakni dalam periode-periode waktu/Sebab- nya karena kronologinya merupakan
satu-satunya norma objektif dan konstan yang harus diperhitungkan oleh sejarawan. Bahkan
kronologi hanya secara relatif bersifat objektif, karena periodisasi seringkali bersifat sewenang-
wenang. Kesewenang- wenangan itu yang paling menonjol adalah didalam periodisasi sejarah
pemikiran atau gerakan Sebutan-sebutan seperti Abad Kepercayaan periode baroque, Masa
Pencerahan, Revolusi Industri, Abad Metternich Abad Kemajuan, terkadang mengakibatkan
cukup misrepresentasi sehingga mengimbangi keuntungan didaktis yang diharapkan. Terlalu
mudah sebutan-sebutan memberikan kesan bahwa perkembangan atau cita-cita yang menonjol
itu tidak terdapat pada jaman lain dalam proporsi yang menyolok atau bahwa jaman-jaman
yang ditonjolkan semacam itu tidak dapat disebut dengan nama lain dengan sama aku- ratnya.
Tindakan memberikan suatu nama deskriptif kepada sesuatu periode sejarah mungkin
merupakan cara yang baik untuk memberi kan kepada periode itu suatu "kerangka referensi"
yang dapat diper- gunakan untuk mengerti nilai-nilainya. Akan tetapi keuntungan itu menjadi
hilang jika menghilangkan usaha dalam mencari kerangka referensi yang lain. Tak ada satupun
jaman yang dapat disebutkan dengan tepat dengan memberikan satu sifat tunggal yang exklusif
Usaha-usaha seperti itu seringkali mengakibatkan penggunaan secara tidak jelas dan berkiasan
terhadap istilah yang memberikan karakterisasi
Dalam kenyataannya, studi sejarah telah sangat dirugikan oleh kecenderungan untuk
memberikan kepada periode-periode tertentu yang hanya relatif tepat, terutama sekali didalam
tindakan membagi sejarah didalam periode-periode kuno, pertengahan dan modern. Pertama
kali, adapun sebutan-sebutan itu sudah terarah kabur bagi sejarah Barat. untuk budaya-budaya
lain lebih tidak cocok lagi, bahkan dalam hal dimana budaya-budaya lain seperti budaya Cina
atau Jepang telah melalui tahap-tahap perkembangan yang seolah- olah merupakan transisi
yang analogis mulai suatu jaman klasik melalui suatu periode peralihan menuju kepada sesuatu
jaman modern, maka pembatasan-pembatasan kronologis terhadap tahap-tahap itu tidak tepat
dengan analogi baratnya. Kedua kalinya, kata-kata seperti kuno dan abad pertengahan
cenderung kepada prasangka mengenai jarak waktu, kematian, dan keusangan yang seringkali
akan tersangkal apabila hasrat untuk memeriksa lebih lanjut tidak dipadamkan. "Bagian
terbesar daripada sejarah yang biasa kita sebut kuno," kata Dr. Thomas Arnold dari Rugby,
"boleh dikatakan modern, karena melukiskan masyarakat dalam suatu tahap yang ana logis
dengan tahap yang dialaminya sekarang, sedangkan sebaliknya sebagian besar daripada apa
yang disebut sejarah modern boleh di katakan adalah kuno, karena mengenai keadaan yang
telah lampau.")

2.7 Tujuan pembabakan sejarah


Adapun tujuan dari pembabakan waktu adalah sebagai berikut :
1. Melakukan penyederhanaan
Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan. Begitu banyaknya
peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi sederhana, sehingga
mendapatkan ikhtisar yang mudah dimengerti.
2. Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan suku, bangsa, dan
seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang
tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi, bentuk, dan waktunya menjadi bagian-
bagian babakan waktu.
3. Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan suatu masalah.
Ahli kronologi menerangkan pelbagai tarikh, atau sistem pemenggalan yang telah dipakai
dipelbagai tempat dan waktu, memungkinkan kita untuk menerjemahkan pemenggalan dari
satu tarikh ke tarikh yang lain.
4. Memudahkan pengertian
Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-
kelompokkan, disederhanakan, dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (orde), sehingga
memudahkan pengertian.
5. Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
Semua peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan antara motivasi dan pengaruh
peristiwa itu kemudian disusun secara sistematis.
Jadi, tujuan diadakannya periodisasi ialah untuk mengadakan tinjauan menyeluruh terhadap
peristiwa-peristiwa dan saling hubungannya dengan berbagai aspeknya. Pelaksanaan
periodisasi yang paling mudah ialah dengan pembabakan yang disusun berdasarkan urutan
abad. Akan tetapi, periodisasi yang demikian mempunyai kelemahan tidak mengungkapkan
corak yang khas zaman-zaman yang ditinjau.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Periodisasi atau pembabakan secara pengertian adalah suatu proses strukturisasi waktu
dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Peristiwa-
peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokan menurut
sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi
atau pembagian pembabakan waktu merupakan inti cerita dalam sejarah.
Dalam periodisasi di adakan serialisasi rangkain babakan menurut urutan zaman.
Sejarah dibagi menjadi zaman-zaman dengan ciri-cirinya masing masing. Periodisasi
sangat penting dalam historiografi karena merupakan batang tubuh cerita sejarah,
periodisasi juga mengungkap ikhtisar sejarah dan didalamnya dapat dikenali jiwa atau
semangat setiap zaman. masing-masing pola dan struktur urutan kejadian, atau
peristiwa-peristiwa. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik,
perekonomian, kesenian, agama dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas
menentukan atau memilih periodisasi, yang mencerminkan keyakinannya, pendirinya,
atau visi sejarahnya.Setiap ahli memiliki pandangannya masing-masing mengenai
penjabaran pembabakan sejarah.

3.2 kritik dan saran


Demikianlah makalah yang kelompok 3 buat , semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. kami memohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, karena pada hakikatnya
kesempurnaan hanya milik Allah S.W. T , serta saya dalam proses pembelajaran yang
berharap agar ilmu pengetahuan bisa berkembang setiap harinya Dan saya juga sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar bisa dijadikan
pembelajaran bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Abd Rahman, dan Muhammad saleh. majid. 2011. pengantar ilmu sejarah. Vol. 98 -
108. yogyakarta: penerbit ombak.

Gottschalk, Louis. 1975. MENGERTI SEJARAH. Disunting oleh Nugroho Notosusanto. Vol.
149 - 152. jakarta: universitas indonesia ( UI - press ).

Kuntowijoyo. 2008. penjelasan sejarah. Vols. 19 - 32. yogyakarta: tiara kencana.

Daliman, A. 2016. manusia dan sejarah. Edited by M Nursam. Vols. 46 - 54. Yogyakarta: Ombak.

Listiyani, dwi Ari. 2009. Sejarah 1. Jakarta: pusat perbukuan : departemen pendidikan nasional
.
.

Sanusi, Anwar. 2013. pengantar ilmu sejarah. cirebon: syeckh nurjati press.

Anda mungkin juga menyukai