Disusun oleh :
Evi sopiatul luluah ( 1225010047 )
Fiona defiana ( 1225010057 )
Fuja Mutiara saputri ( 1225010058 )
Haidar alvi munajat ( 1225010062 )
Ibra zoen asikin ( 1225010069 )
Ibrohim salman R ( 1225010070)
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN..........................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................................5
2.1 PEMBABAKAN SEJARAH MENURUT ABD RAHMAN HAMID DAN MUHAMMAD
SALEH MAJID..................................................................................................................................5
2.2 Pembabakan sejarah menurut A Daliman.................................................................................7
2.3 pembabakan sejarah menurut Anwar Sanusi............................................................................7
2.4 pembabakan sejarah menurut Dwi Ari Listiyani.......................................................................8
2.5 pembabakan sejarah menurut Kuntowijoyo..............................................................................9
2.6 Pembabakan sejarah menurut Luis Gottschalk.......................................................................10
2.7 Tujuan pembabakan sejarah.....................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................13
3.2 kritik dan saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Awal zaman sejarah sesunggunya bermula ketika adanya tulisan, karena dari tulisan itu
kisah masa lalu dapat diketahui. Tulisan menjadi hal utama bagi perkembangan ilmu sejarah.
Pada abad ke-19, Sejarawan Jerman, Leopold von Ranke, dengan tegas memproklamirkan
kaidah sejarah kritis dalam untaian kalimat no document, no history (tidak ada dokumen,
tidak ada sejarah). Paradigma ini menjadi pedoman dan bahkan semacam ideologi yang
mengakar kukuh di kalangan sejarawan. Mereka menganggap bahwa apa yang dihasilkan
tanpa menggunakan sumber tertulis hanyalah imposible action serta tidak memiliki landasan
metodologi yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Bagi mereka, hanyalah konstruksi
sejarah yang menggunakan sumber tulisan dikatakan sejarah ilmiah yang kritis. Itulah
sebabnya, meskipun sejarah Mesir lebih tua (4.000 SM), namun karena mereka tidak menulis
sejarah, sehingga tidak dapat memperkuat argumen bahwa Mesir adalah tempat awal lahirnya
ilmu sejarah.
Pembabakan sejarah adalah pengelompokan atau periodesasi peristiwa-peristiwa
sejarah yang menonjol dalam satu kesatuan tema atau kronologi dan diurutkan berdasarkan
waktu.
Awal zaman sejarah sesunggunya bermula ketika adanya tulisan, karena dari tulisan itu
kisah masa lalu dapat diketahui. Tulisan menjadi hal utama bagi perkembangan ilmu
sejarah. Pada abad ke-19, Sejarawan Jerman, Leopold von Ranke, dengan tegas
memproklamirkan kaidah sejarah kritis dalam untaian kalimat no document, no history
(tidak ada dokumen, tidak ada sejarah). Paradigma ini menjadi pedoman dan bahkan
semacam ideologi yang mengakar kukuh di kalangan sejarawan. Mereka menganggap
bahwa apa yang dihasilkan tanpa menggunakan sumber tertulis hanyalah imposible action
serta tidak memiliki landasan metodologi yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Bagi
mereka, hanyalah konstruksi sejarah yang menggunakan sumber tulisan dikatakan sejarah
ilmiah yang kritis. Itulah sebabnya, meskipun sejarah Mesir lebih tua (4.000 SM), namun
karena mereka tidak menulis sejarah, sehingga tidak dapat memperkuat argumen bahwa
Mesir adalah tempat awal lahirnya ilmu sejarah.
Pada abad ke-17 dan 18, secara formal sejarah diajarkan pada universitas-universitas Eropa,
mulai dari Oxford University hingga Gottingen. Namun perkembangannya tampak baru
terasa pada abad ke-19, bersamaan dengan perkembangan ilmu-ilmu sosial, terutama ketika
Ranke mengadakan revolusi paradigma dan memperkenalkan studi sejarah kritis yang
berlandaskan pada dokumen.
Perkembangan – perkembangan pembabakan sejarah , antara lain sebagai berikut :
1. Perkembangan awal
Pertama kali tulisan-tulisan sejarah di Eropa dalam bentuk puisi, seperti karya Homerus
Iliad dan Odyses. Karya pertama menceritakan perang antara Yunani dengan Troya
(1200 SM). Puisi kedua berisi petualangan Odysseaus pasca jatuhnya kota Troya. Sifat
penuturan sejarahnya lebih mengarah pada legenda dan mitos. Berbeda dengan karya
tersebut, tulisan-tulisan Herodotus (198-117 SM), Thucydides (456-396 SM), dan
Polybius (198-117 SM) tampak lebih ilmiah. Meskipun juga mengkisahkan tentang
peperangan, namun penuturannya empiris dan rasional alur cerita sejarahnya (Bury
1908).
2. Perkembangan pertengahan
Pada zaman Kristen awal, penulisan sejarah tidak dapat dipisahkan dengan teologi.
Kebudayaan Yunani yang paganisme (paham tidak beragama) dan bertumpu pada
rasionalisme tidak diterima dan digantikan dengan Kristiani yang sangat mengagungkan
agama dan supranatural. Fokus penjelasannya pada persoalan gereja dan agama. Pendeta
dan raja adalah pelaku utamanya. Dalam tulisannya, The City of God, Augustine
memandang bahwa dalam sejarah terdapat Tuhan dan setan. Setiap orang yang terlibat
dalam sejarah suci yang akan dimenangkan oleh Tuhan. Karya sejarah zaman ini, biasa
disebut sejarah providensial.
3. Renaissance dan Pencerahan
Bila rasionalisme terpasung oleh gereja pada Abad Pertengahan, maka pada masa
Renaissance jiwa kebudayaan Yunani-Romawi yang pagan (mengandalkan rasio)
dominan dalam karya sejarah. Fase sejarah ini kembali menghantar bangsa Eropa pada
titik kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam konteks itu berbeda antara kebudayaan
Renaissance dengan modern. Jika kebudayaan pertama menengok ke belakang, maka
kebudayaan yang terakhir menatap ke depan (Kuntowijoyo 2005:45).
4. Zaman Penemuan "Daerah Baru"
Zaman penemuan daerah-daerah baru (abad ke-15, 16, dan 17) mempunyai pengaruh
penting dalam perkembangan historiografi Eropa. Tema utama penulisannya pada
sejarah sosial masyarakat daerah-daerah baru. Karya Marco Polo (1254-1324), Travels,
telah membangkitkan minat ke arah itu. Cristopher Colombus (1466-1506) yang
menemukan Amerika pada 1492 banyak melaporkan temuan-temuannya. Demikian pula
Hernando Cortes (1485-1547) sebagai saksi mata penaklukan Meksiko juga melaporkan
tentang apa yang terjadi dan ada di sana. Karya in lebih pada upaya pembelaan atas
petualangannya.
2.6 Zaman Modern: Menuju Sejarah Kritis
Pada abad ke-19, perkembangan ilmu sejarah ditandai dengan ciri-ciri:
(1) penghargaan kembali pada Zaman Pertengahan,
(2) munculnya filsafat sejarah,
(3) munculnya teori "orang besar",
(4) timbulnya nasionalisme, dan
(5) munculnya liberalisme (Kuntowijoyo 2005:53).
2.2 Pembabakan sejarah menurut A Daliman
Kesejarahan (historisitas) senantiasa merupakan ciri khas eksistensi manusiawi. Namun
kesadaran sejarah tidak selalu dialami dan disadari dengan cara yang sama dalam setiap
periode sejarah. Kapan dan bagaimana timbulnya kesadaran sejarah ini di antara banyak ahli
masih berbeda pendapat. Tidak dapat disangkal bahwa pada zaman kita sekarang ini manusia.
memiliki kesadaran sejarah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan masa-masa silam.
Malahan dapat dikatakan bahwa belum pernah manusia begitu peka akan dimensi historis
dalam eksistensinya seperti sekarang ini. Hal ini dapat menjadi jelas, apabila kita menyoroti
beberapa periode sejarah, sekalipun selintas.
Kesadaran pembabakan sejrah dibagi menjadi beberapa periode , yaitu :
1. Masa Yunani kuno
2. Masa abad pertengahan
3. Masa abad modern
4. Masa abad ke – 19
Masa sejarah dan kebudayaan berkembang mengikuti hukum yang fundamental.
Perkembangan itu melalui tiga tahap:
(1) tahap teologis, dengan pemikirannya masih bersifat fiktif;
(2) tahap metafisis, dengan pemikirannya bersifat abstrak; dan
(3) tahap positif, dengan pemikirannya yang bersifat ilmiah.
5. Masa abad ke-20
Gottschalk, Louis. 1975. MENGERTI SEJARAH. Disunting oleh Nugroho Notosusanto. Vol.
149 - 152. jakarta: universitas indonesia ( UI - press ).
Daliman, A. 2016. manusia dan sejarah. Edited by M Nursam. Vols. 46 - 54. Yogyakarta: Ombak.
Listiyani, dwi Ari. 2009. Sejarah 1. Jakarta: pusat perbukuan : departemen pendidikan nasional
.
.
Sanusi, Anwar. 2013. pengantar ilmu sejarah. cirebon: syeckh nurjati press.