Kata Pengantar........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan................................................................................................14
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Allah SWT, membalas
amal kebaikannya. Amin.
Penulis,
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan Masalah
A. Apa yang di maksud dengan filsafat alam ?
B. Bagaimana Filsafat Pra-Socrates?
C. Siapa sajakah sokoh-tokoh filsafat alam?
D. Apa itu kaum sofis?
E. Apa itu relativisme kebenaran?
3. Tujuan Masalah
A. Mengetahui maksud dari Filsafat Alam.
B. Untuk menjelaskan tentang Filsafat Pra-Socrates.
C. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filsafat alam.
D. Mengetahui apa itu kaum sofis.
E. Mengetahui apa itu relativisme.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala
sesuatu baik di dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia
tidak puas dengan keterangan dongeng tersebut, dengan dimulai oleh akal
manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta
yang menakjubkan itu.
Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf
alam karena objek yang mereka jadikan pokok persoalan adalah alam.
Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah kenyataan hidup dan
kenyataan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang
dapat diamati.
A. Thales
Filsuf alam pertama adalah Thales, yang hidup pada abad ke-6 SM.
Dikalangan orang-orang Yunani pada waktu itu, ia dikenal sebagai
salah seorang hoi liepta soplioi, yaitu tujuh orang yang bijaksana, atau
5
The Seven Men atau al-Hukania' as-Sab'ah. Aristotelesmemberikan
gelar kepada Thales sebagai filsuf yang pertama.
6
B. Anaximandros
Anaximandros ( 610 - 547 SM ) adalah salah satu murid Thales.
Usianya lima belas tahun lebih muda daripada Thales, tetapi
meninggal dunia dua tahun lebih dahulu. Sebagai filsuf, ia lebih besar
daripada gurunya . Ia juga ahli astronomi, disamping itu, ia juga ahli
ilmu bumi.
Segala yang tampak dan terasa itu, segala yang dapat ditentukan
rupanya dengan pancaindra kita, semuanya mempunyai akhir. Ia
timbul (jadi), hidup, dan lenyap. Segala yang berakhir berada dalam
kejadian senantiasa, yaitu dalam keadaan berpisah dari yang satu
dengan yang lain. Yang cair menjadi beku, dan sebaliknya. Yang
panas menjadi dingin dan sebaliknya. Semua itu terjadi dari apeiron,
7
dan kembali pula kepada apeiron. Oleh karena itu, apeiron itu bersifat
illahi, abadi tak terubahkan dan meliputi segala-galanya
C. Anaximenes
8
bentuk syair : mengenai alam, penyucian, pemikiran-pemikiran yang
besifat mistis keagamaan.
E. Parmenides
F. Pythagoras
9
meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang
Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian.di dalam kota
kelahirannya. Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang
bersifat religious, mereka menghormati dewa Apollo. Menurut
kepercayaan Pythagoras manusia asalnya Tuhan jiwa itu adalah
penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia
akan kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila
sudah habis dicuci dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan
buat akhirat.
G. Democritos
10
Democritos juga membedakan adanya dua pengetahuan, yaitu
pengetahuan indra yang keliru, dan pengetahuan budi yang benar. Ada
dua jenis pengetahuan, katanya pengetahuan yang sebenarnya dan
yang tidak sebenarnya. Adapun yang tidak sebenarnya ialah
penglihatan, penciuman, dan rasa.
11
Olimpia. Dia adalah seorang sofis murni yang beranggapan bahwa
pengetahuannya harus dikembangkan kepada orang lain.
B. Relativisme kebenaran
Paham ini tentu saja sangat destruktif terhadap akidah dan ajaran-
ajaran islam yang prinsipil. Berdasarkan paham ini, tidak ada lagi
kebenaran yang bisa diterima semua pihak. Ajaran-ajaran yang telah
ma`lum minaddin bidhdharrah, seperti ajaran tauhid, keyakinan bahwa
Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir, shalat lima waktu, zakat,
haji, puasa semuanya wajib; zina, riba, judi, babi hukumnya haram,
dsb, akan dipandang sebagai sekedar pemahaman keberagamaan yang
kebenarannya relatif.
12
Yang perlu kita garis bawahi di sini ialah bahwa "kebenaran" itu
merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, dalam arti tidak terpengaruh
oleh faktor luar, tidak menjadi benar lantaran manusia
menganggapnya benar, atau menjasi salah karena orang lain
menganggapnya salah. Matahari terbit di timur dan tenggelam di barat
adalah fakta dan kebenaran yang tidak terbantahkan. Fakta ini tidak
akan pernah salah meski ada orang orang yang mengingkarinya.
Ketika ada orang yang meyakini fakta tersebut, maka keyakinannya
memang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan fakta. Dan inilah
yang dimaksud dengan keyakinan yang benar. Artinya, "kebenaran"
bersifat mandiri, tidak menjadi relatif berdasarkan pemahaman orang.
Kebenaran absolut itu memang ada, meski sebagaian memahaminya
benar dan sebagian yang lain memahami sebaliknya.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat Pra sokratik adalah filsafat kuno dari yunani sebelum sokrates.
Filsafat Pra socrates bangsa yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha
menggunakan alat untuk berfiir dan filsafat pascrates adalah filsafata yang
dilahirkan kemenangan akal atas dongeng atau mitos-mitos yang di terima dari
agama yang memberi tahukan tentang asal muasal segala sesuatu yang mencakup
terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
A. Thales
B. Anaximandros
C. Anaximenes
D. Empedocles
E. Parmenides
F. Pythagoras
G. Democritos
Dan para filsuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik
dunia maupun manusia. Terutama terjadinya alam semesta dan tujuan filsuf
adalah memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itu.
14
DAFTAR PUSATAKA
Tafsir, Ahmad, 2016. 'Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Chapra'
, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Hakim, Atang Abdul, dan, Saebani, Beni Ahmad, 2008. 'Filsafat Umum Dari
Metologi Sampai Teofilosofi', Bandung: CV. PUSTAKA SETIA.
https://alikhlaskaliaji.wordpress.com/2012/10/10/relativisme-kebenaran
pendidikan-aliefachrilla.blogspot.com/2015/10/kedudukan-filsafat-sebagai-
sifat.html
15