Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Magang 2 merupakan salah satu mata kuliah wajib di

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) yang harus

ditempuh oleh mahasiswa dan juga merupakan suatu kegiatan mandiri

mahasiswa yang dilaksanakan di luar lingkungan kampus untuk

mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan bidang

peminatnya melalui metode obsevasi dan partisipasi.

Program Magang 2 diadakan sesuai dengan pengembangan kurikulum

LPTK berbasis KKNI dan Perguruan Tinggi, dimana para mahasiswa

melakukan pengamatan langsung ke sekolah mitra mengenai kompetensi

dasar kependidikan.

Program Magang 2 dilaksanakan langsung di sekolah mitra, sehingga

mahasiswa dapat langsung merasakan bagaimana dan seperti apa proses

belajar mengajar disekolah, dan bagaimana cara untuk menangani peserta

didik didalam kelas maupun diluar kelas. Selain itu, magang juga

mempunyai tujuan untuk memberi bekal pengalaman dan ketrampilan

kerja praktis. penyesuaian sikap di dunia kerja sebelum mahasiswa di lepas

untuk bekerja sendiri.

Dalam program Magang 2 ini, para mahasiswa didampingi oleh guru

pamong magang dan dosen pembimbing magang, sehingga mahasiwa


2

dapat menjalani program magang 2 dengan baik dan tentunya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Program Magang 2 diadakan dengan tujuan agar para peserta magang

(mahasiswa) dapat memahami bagaimana lingkungan sekolah, sarana dan

prasarana sekolah, cara mengajar yang baik, cara mendidik yang baik dan

lain sebagainya, sehingga nantinya para peserta magang (mahasiswa) bisa

menjadi pendidik yang dapat mengimplementasikan kemampuannya

sesuai dengan aturan-aturan ilmu pendidikan yang telah diampunya selama

belajar di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) ini.

Program Magang 2 diharapkan mampu membangun jati diri peserta

magang (mahasiswa) menjadi calon pendidik yang memiliki kemampuan

sesuai dengan rambu rambu kependidikan yakni, profesionalitas,

pedagogik, kepribadian, dan sosial sehingga nantinya para mahasiswa

mampu untuk menjadi pendidik yang dapat menghasilkan penerus bangsa

dengan kepribadian yang arif dan bijaksana.

B. Tujuan Pengamatan

Adapun tujuan program Magang 2 bertujuan membangun landasan jati diri

pendidik melalui :

1. Pengamatan langsung kultur sekolah

2. Pengamatan untuk membangun kompetensi dasar, pedagogik,

kepribadian, dan sosial

3. Pengamatan untuk memperkuat pemahaman peserta didik

4. Pengamatan langsung proses belajar di kelas


3

5. Refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran

C. Manfaat Pengamatan

1. Bagi Peserta

a. Menambah pemahaman dan penghayatan tentang proses pendidikan

dan pembelajaran disekolah

b. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja, sehingga

dapat memahami ilmu dalam mengatasi permasalahan pendidikan

yang ada di sekolah

c. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaah, perumusan,

dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah

d. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan

pembelajaran dan kegiatan di sekolah

2. Bagi Sekolah

a. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam

merencanakan, serta melaksanakan pengembangan sekolah

b. Memperoleh kesempatan untuk ikut dalam menyiapkan pendidik

pemula yang berdedikasi dan professional

3. Bagi FKIP UHAMKA

a. Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan program Magang di

sekolah, guna pengembangan kurikulum perguruan tinggi yang di

sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

b. Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai

permasalahan untuk pengembangan penelitian dan pendidikan


4

c. Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah, instansi

terkait, dan sekolah untuk pengembangan tridarma perguruan tinggi


5

BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG 2

A. Deskripsi Sekolah Mitra

1. Latar Belakang Sekolah

SDN Pondok Ranggon 03 PAGI didirikan sejak tahun 1980 Jl. TPU

pondok ranggontr 001/02 Kel. Pondok Ranggon Kec. Cipayung, Jakarta

Timur 13860. Dengan luas tanah 6650 m2 dan luas bangunan

seluruhnya 562 m2 gedung tersebut selesai dibangun pada akhir 1983

dan baru ditempati sejak tahun 1984. Gedung SDN 03 Pondok Ranggon

03, awalnya diperuntukan untuk 2 sekolah yaitu SDN Pondok Ranggon

03 Pagi dan SDN Pondok Ranggon 06 Petang. namun seiring

berjalannya waktu dan dengan tujuan untuk merampingkan Sekolah

Dasar Negeri di DKI Jakarta, akhirnya pada bulan Mei 2015, kedua

sekolah tersebut diregrouping dengan nama SDN Pondok Ranggon 03.

Letaknya cukup strategis dekat dengan pemukiman warga sehingga

dapat dengan mudah diakses dengan kendaraan pribadi, angkutan

umum, atau jalan kaki.

2. Profil Sekolah

a. Visi: “Mewujudkan Insan Jakarta Yang Cerdas, Berkarakter dan

Kompetitif”

b. Misi:

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan YME.


6

2) Pengupayakan perluasaan dan pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat

Jakarta.

3) Mewujudkan pendidikan yang kompetitif untuk menghadapi

perubahan.

4) Meningkatkan standar kualitas standar masyarakat.

5) Meningkatkan peran serta masyarakat dan penyelenggaraan dan

pengelolaan pendidikan.

6) Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan.

c. Tujuan sekolah SDN 03 Pagi:

Mengacu pada visi dan misi Dinas Pendidikan, serta tujuan umum

pendidikan dasar.

d. Tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan adalah sebagai

berikut:

1) Warga sekolah dapat menjalankan ibadah sesuai agama dan

kepercayaannya masing-masing, serta memiliki akhlak yang

terpuji

2) Tercipta insan pendidik yang professional dan mampu

meningkatkan potensi diri.

3) Terjalin kerja sama yang baik antara masyarakat dengan sekolah,

sehingga masyarakat dapat memberikan kepercayaan penuh

terhadap sekolah.
7

e. Tata Tertib Sekolah:

1) Waktu masuk dan pulang

1. Hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis, sekolah mulai belajar

pagi pukul 6.30 – 12.05, Siang 12.30 – 17.15.

2. Khusus hari jumat mulai belajar pagi pukul 6.30 – 10.15,

Siang 13.30 – 17.15

3. Siswa kelas III masuk pukul 09.30.

4. Untuk piket kelas harus datang 30 m3nit sebelum bel masuk,

untuk membersihkan kelas dan halaman teras sekolah serta

pulang belakangan untuk membersihkan kelas.

5. Sebelum masuk kelas, siswa berbaris didepan kelasnya

masing-masing dipimpin oleh ketua kelas.

2) Tata Tertib Berpakaian

1. Senin, pakaian putih merah, berdasi, berlokasi, kaos kaki

putih, sepatu hitam, baju dimasukan. Wanita mengenakan rok

dibawah betis (panjang) dan laki-laki celana panjang.

2. Selasa, kaos olahraga dan seragam putih-merah

3. Rabu, kelas I, II, III Pakaian Pramuka Siaga, kelas IV, V, dan

VI Pakaian Pramuka Penggalang lengkap.

4. Kamis, baju batik dan bawahan merah, kaos kaki putih,

sepatu hitam, dan baju dimasukan.

5. Jumat, baju muslim (baju putih-merah dan jilbab bagi siswa

putri), bagi yang non muslim baju putih bawahan merah.


8

6. Rambut harus disisir, wanita diikat rapih, khusus yang putra

rambut tidak boleh melebihi daun telinga.

3. Sarana Dan Prasarana

Bangunan SDN 03 Pagi ini merupakan bangunan permanen

yang terbuat dari tembok terdiri dari 1 lantai yang berbentuk letter U

terdiri dari 1 ruang UKS, 8 ruang belajar, 1 ruang kantor, ruang Lab

IPA, 2 ruang Aula (1 ruang digunakan untuk kegiatan KBM), 2 WC

guru dan 6 WC murid dan 1 mushola.

Dapat dikatakan keadaan fisik SDN 03 Pagi cukup baik. Terlihat

dari lapangan upacara yang luar dan terdapat pohon serta ruang kelas

yang memiliki ventilasi udara yang cukup baik untuk keluar masuk

udara. Keadaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang

cukup baik. Ada 1 buah papan tulis white board, yang sangat

berguna dalam pembelajaran. Selain itu terdapat pula meja dan kursi

untuk siswa yang ada dalam keadaan baik. Serta ada beberapa

pajangan seperti: foto Presiden dan Wakil Presiden, burung garuda,

Teks Pancasila, tokoh-tokoh Pahlawan RI dan jam dinding

B. Laporan Hasil Pengamatan

Sudah tersedia kurikulum dan silabus mata pelajaran yang digunakan

guru sebagai pedoman pembelajaran. Dari acuan silabus tersebut guru bisa

menyusun RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran) untuk setiap

pokok bahasan yang akan diterapkan dikelas sebagai peggangan guru.

Setelah menyusun RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran) guru


9

menyiapkan media pembelajaran yang efektif dan efisien, namun yang

saya temui banyak guru-guru yang belum menggunakan media

pembelajaran dan hanya beberapa guru saja yang sudah menggunakan

media pembelajaran seperti memakai in fokus dan media pembelajaran

yang dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan sebagai bahan ajar

dikelas. Guru yang membuat media pembelajaran biasanya ditengah-

tengah pembelajaran membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk

meberikan tugas kelompok. Seperti kelas IV saat pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan materi Pancasila, guru memberikan lembar kerja siswa

yaitu sebuah karton besar dan 5 gambar foto yang dimana masing-masing

foto tersebut harus ditempelkan sesuai dengan silanya. Dengan seperti ini

suasana kelas menjadi lebih kondusif dan tidak ada siswa yang berlari-

larian. Semua fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah

selesai, tugas dikumpulkan dan dibahas bersama-sama dengan

menjelaskan satu persatu dari soal tersebut. Untuk guru kelas IV yang saya

amati sudah sangat baik menguasai materi ajar bahkan yang saya lihat

hampir tidak ada siswa yang merasa bosan saat pembelajaran

berlangsung.Perangkat evaluasi sudah berdasarkan pada kompetisi dasar.

Namun, dalam perangkat evaluasi yang saya amati guru tidak memberikan

kunci jawaban dalam RPP yang sudah dibuat. Untuk referensi bacaan

masih banyak guru yang hanya mengacu pada buku yang sudah disediakan

sekolah.
10

Pada saat memasuki kelas, guru melakukan apersepsi pada saat

membuka pelajaran seperti berdo’a sebelum memulai pelajaran dengan

kepercayaan masing-masing. Setelah berdo’a guru mengabsen siswa.

Sebelum membuka pelajaran materi apa yang akan dibahas, guru

mencoba mereview kembali pelajaran yang kemarin sudah dipelajari.

Pada saat proses pembelajaran dimulai, guru menjelaskan materi sesuai

RPP yang dibuat. Setiap materi pelajaran yang dijelaskan guru

menerapkan teori belajar bermakna dengan mengaitkan informasi baru

baru pada konsep-konsep kognitif seseorang seperti fakta-fakta. Dalam

pembelajaran ada guru yang memakai metode pembelajaran yang

bervariasi tetapi hanya beberapa saja, selebihnya masih banyak yang

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Guru mampu

mengatasi kesulitan belajar siswa, dengan cara membuat tugas

kelompok, menghapal dan maju. Karena meurut saya dengan seperti itu,

teman yang tidak bisa atau sulit memahami, bisa belajar dari teman

yang mampu memahami materi dengan baik. Dengan seperti itupun

mampu menjalin kerja sama yang baik. Guru mampu memahami materi

dengan baik. Sehabis menjelaskan biasanya guru mempersilahkan siswa

yang ingin bertanya atau memancing siswa supaya berani bertanya,

karena dengan banyak bertanya gurupun akan menjadi hafal dengan

nama-nama siswa yang aktif sambil bisa mengingat nama-nama

siswanya. Hubungan guru dengan siswa dikelas ada yang harmonis ada

juga yang tidak, biasanya guru-guru yang sudah lama dan sudah tua
11

akan bersikap biasa saja seperti, masuk kelas hanya menjelaskan, kasih

tugas lalu sudah. Namun dari beberapa guru yang seperti itu, ada guru

yang sangat bersahaja saat didalam kelas. Guru yang bersahaja tersebut

membuat siswa tidak teggang dalam proses pembelajaran berlangsung.

Siswa justru semakin aktif bertanya dan berani menjawab ketika guru

memancing sebuah pertanyaan. Karena disetiap pelajaran, guru tersebut

selalu mencuri celah untuk bercanda dan membuat siswa tertawa disela-

sela pelajaran berlangsung. Guru sudah menggunakan model

pembelajaran yang tepat pada saat menjelaskan materi. Pembelajaran

sudah melakukan pendekatan dan interaksi langsung dengan siswanya.

Seperti saat mengasih tugas kelompok lalu guru berjalan-jalan kesetiap

kelompok untuk memeriksa dan menanyakan apakah siswa itu

mengalami kesulitan atau tidak. Didalam tugas kelompok tersebut guru

sudah bisa menjadi fasilitator yang baik bagi siswanya seperti sudah

menyediakan bahan-bahan yang diperlukan dalam tugas kelompok atau

individu, atau sekedar meminjamkan alat tulisnya kepada siswa yang

tidak membawa atau lupa membawa alat tulisnya. Disaat pelajaran

berlangsung biasanya ada saja murid kelas rendah yang bertengar atau

menangis dijahili oleh temannya, maka tugas guru disini harus bisa

menjadi mediator dikelas. Menasehati dengan kata-kata yang baik

kepada anak murid tersebut yang sedang bertengkar untuk tidak

mengulanginya lagi. Ketika murid melakukan kesalahan guru harus bisa

menjadi evaluator bagi siswanya, membenarkan yang salah dan


12

memperbaiki yang kurang benar. Setelah pelajaran berakhir, biasanya

guru memberikan motivasi kepada siswa. Motivasinya bisa bermacam-

macam, motivasi untuk semangat belajar, dan motivasi seperti pujian-

pujian yang baik seperti, saat guru memberikan sebuah pertanyaan

untuk siswa dan siswa diharapkan bisa menjawab pertanyaan namun

siswa tersebut salah dalam menjawab pertanyaan. Disinilah guru tidak

boleh langsung menganggap anak tersebut salah tapi berikan dia kata-

kata motivasi atau kata-kata yang membangkitkan semangat anak

tersebut seperti, “terimasikasi cantik sudah mau menjawab pertanyaan,

namun lebih tepatnya jawabannya seperti ini, sebelum menjawab

pertanyaan teksnya dibaca yang teliti lagi yah sayang, yuk kasih tepuk

tangan untuk temannya yang sudah mau menjawab pertanyaannya”.

Setelah mata pelajaran selesai, guru tidak lupa melakukan

evaluasi berupa mengulas dan mengingat kembali materi apa yang

sudah dipelajari tadi kepada siswa. Guru sudah melaksanakan evaluasi

sesuai tuntutan Kompetensi Dasar dan untuk menentukan suatu evaluasi

itu berhasil atau tidak, guru sudah membuat indikator untuk tercapainya

evaluasi tersebut yang sudah ada diRPP. Guru sudah menyiapkan rubik

dan mempunyai pedoman dalam melaksanakan setiap jenis evaluasi

yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan materi dan evaluasi.

Dengan adanya rubik sangat membantu guru jika ada soal yang susah,

dan hampir semua siswa salah menjawabnya. Maka dengan seperti itu,

guru jadi lebih tahu bahwa siswanya belum paham dimateri tersebut.
13

Dalam proses evaluasi berlangsung, guru hanya menggunakan cara

evaluasi dengan lisan seperti tanya jawab dan mengingat kembali.

Jarang guru yang melakukan proses evaluasi dengan menggunakan cara

unjuk kerja. Padahal dengan cara itu menurut saya lebih baik, karena

dapat mengukur penguasaan siswa. Lebih autentik artinya realistis atau

sesuai dengan kehidupan nyata karena apa yang dinilai lebih

mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Semaksimal mungkin guru melaksanakan evaluasi dengan

konsep belajar tuntas yang menginginkan sebagaian besar peserta didik

dapat menguasi tujuan pembelajaran secara tuntas. Hanya ada beberapa

guru yang menggunakan proses evaluasi memakai cara unjuk kerja,

selebihnya guru hanya menggunakan proses evaluasi dengan cara lisan

dan tulis saja. Diakhir evaluasi, guru membahas bersama-sama hasil

evaluasi yang sudah dikerjakan siswa. Supaya siswa tahu mereka

salahnya dimana dan harus diperbaiki. Ketika membahas evaluasi

bersama-sama, guru tidak melarang siswa jika ada siswa yang bertanya

seperti “ko bisa seperti itu pak/buk?”, guru harus memberikan

penjelasan yang mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang

sederhana tapi langsung bisa ditangkap oleh siswa. Jika siswa sudah

mulai bertanya seperti itu maka umpan balik dari hasil proses evaluasi

yang berlangsung sudah diperoleh. Guru nuga harus memanfaat hasil

dari proses evaluasi tersebut sebagai meningkatkan pembelajaran,


14

membuat peringkat dan dapat mengetahui anak yang berprestasi dan

anak yang sulit mengkap pelajaran.


15

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan Program Magang 2 selama sepuluh hari di SDN

Pondok Ranggon 03 Pagi dapat disimpulkan kegiatan proses belajar mengajar

serta suasana kehidupan sosialnya cukup baik. Dan setiap individu

melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik yaitu guru mengajar dan

membimbing peserta didik dengan baik dan seluruh peserta didiknya belajar

dengan baik pula.

Kegiatan ini merupakan pengalaman berharga bagi kami sebagai acuan

untuk melaksanakan tugas kami dimasa yang akan datang dengan lebih baik.

Kami dalam hal ini perlu bersungguh-sungguh memahami muatan-muatan pola

membangun jati diri pendidik sehingga capaian untuk menjadi pendidik

pemula yang berorientasi pada kompetensi profesional, pedagogik,

kepribadian, dan sosial dapat di wujudkan.

B. Saran

Melihat dari runtutan kegiatan Program Magang 2 ini saya berharap

persiapan Program Magang selanjutnya dapat disiapkan lebih rapih dan matang

dan semoga kegiatan ini memberikan manfaat banyak kepada kami selaku

peserta untuk merencanakan program pendidikan di masa depan yang lebih

baik.
16

Terima kasih pula kepada SDN Pondok Ranggon 03 Pagi selaku sekolah

mitra yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk belajar.

Berdasarkan hasil pengamatan kami berharap kepala sekolah dapat memenuhi

fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung program pembelajaran sehingga dapat

dirasakan manfaatnya oleh peserta didik. Dan bagi seluruh guru dapat

meningkatkan keprofesionalannya lebih baik lagi dalam kompetensi

pedagogik, kepribadian, dan sosialnya.


17

DAFTAR PUSTAKA

FKIP UHAMKA. 2014. Buku Panduan Magang 1. FKIP UHAMKA. Jakarta.


18

Anda mungkin juga menyukai