Anda di halaman 1dari 60

PERLINDUNGAN

GURU PENDIDIKAN DASAR


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
MATERI PERLINDUNGAN GURU

1. KonseP, Jenis dan Bentuk Perlindungan Guru


2. Harmonisasi berbagai Peraturan Terkait
Perlindungan Guru
3. Pemetaan Permasalahan Perlindungan Guru
KONSEP PERLINDUNGAN

Perlindungan merupakan Hak


Konstitusional (constitutional right)
dan
Hak Hukum (legal right) yang
dimiliki oleh Guru
Hak Konstitusional (Constitutional Right)
Hak yang dimiliki setiap WNI yang
bersumber dari UUD NRI Tahun 1945.
Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 28 D
Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
Pasal 28 D Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945:

“Setiap orang berhak atas pengakuan


jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan
hukum”.
Hak Hukum (Legal Right)
Hak yang dimiliki setiap WNI yang bersumber
dari peraturan-peraturan di bawah UUD NRI
Tahun 1945.

Sebagaimana ditentukan dalam


1. Pasal 14 ayat (1) huruf c UU No 14 Thn 2005
tentang Guru dan Dosen; dan
2. Pasal 40 ayat (1) huruf d UU No 20 Thn 2003
tentang Sisdiknas
Pasal 14 ayat (1) huruf c UU No 14 Thn 2005
tentang Guru dan Dosen:
“Dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berhak:
memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
Pasal 40 ayat (1) huruf d UU No 20 Thn 2003
tentang Sisdiknas

Pendidik dan Tenaga Kependidikan


berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas dan hak  atas
hasil kekayaan intelektual.
APA MAKNA PERLINDUNGAN??
PERLINDUNGAN

Perlindungan merupakan upaya melindungi Pendidik dan


Tenaga kependidikan (PTK) yang menghadapi
permasalahan terkait pelaksanaan tugas
SIAPA SAJA YANG

TERMASUK PTK YANG DILINDUNGI?


PENDIDIK

Dalam konteks perlindungan ini, yang termasuk Pendidik (vide Pasal 171 PP No 17
Tahun 2010) adalah:
1. Guru
2. Pamong Belajar
3. Tutor
4. Instruktur
5. Fasilitator
6. Nara Sumber Teknis
TENAGA KEPENDIDIKAN
Dalam konteks perlindungan ini, yang termasuk Tenaga
Kependidikan (vide Pasal 173 PP No 17 Tahun 2010)
adalah:

1. Pengelola Satuan Pendidikan


2. Penilik
3. Pengawas
4. Peneliti
5. Pengembang
6. Tenaga Perpustakaan
7. Tenaga Laboratorium
8. Teknisi Sumber Belajar
9. Tenaga Administrasi
10.Psikolog
11.Pekerja Sosial
12.Terapis
13.Tenaga Kebersihan dan Keamanan
JENIS PERLINDUNGAN
Pasal 39 ayat (2) UU No 14/2005 jo Pasal 42 PP No
74/2008, terdiri atas:
1. Perlindungan Hukum;
2. Perlindungan Profesi;
3. Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
4. Perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual.
1. TINDAK KEKERASAN

Tindakan kekerasan yang dimaksud dapat berupa


pemukulan atau penganiayaan yang dapat
menyebabkan cacat fisik, sehingga guru tidak dapat maksimal dalam
menjalankan aktivitasnya. (Perbuatan tersebut memenuhi unsur-unsur yang
KUHPidana Buku Kedua, BAB XX,
diatur di dalam ketentuan
Tentang PENGANIAYAAN.)
2. ANCAMAN

ancaman (fisik maupun


Dalam menjalankan tugasnya guru tidak luput dari

psikologis) yang mengakibatkan ketakutan, kecemasan dan

tekanan, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik (Perbuatan


KUHPidana
tersebut memenuhi unsur-unsur yang diatur di dalam ketentuan
Buku kedua, BAB XXIII, Tentang PEMERASAN DAN ANCAMAN).
3. PERLAKUAN DISKRIMINATIF

Perlakuan diskriminatif pada umumnya dialami oleh guru, sebagai


akibat dari adanya suatu kebijakan atasan. Di mana dengan adanya perlakuan
diskriminatif tersebut guru merasa haknya dilanggar. (Sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Dasar 1945, BAB XA, Tentang Hak Asasi Manusia dan
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia).
4. INTIMIDASI

Pada dasarnya intimidasi adalah sama dengan


ancaman, dimana guru mendapatkan tekanan,
baik fisik maupun psikologis. Namun demikian,
biasanya tindakan intimidasi dilakukan guna
mencapai tujuan tertentu (Perbuatan tersebut
memenuhi unsur-unsur Sebagaimana diatur
dalam ketentuan KUHPidana Buku kedua, BAB
XVIII, Tentang KEJAHATAN TERHADAP
KEMERDEKAAN SESEORANG dan BAB
XXIII, Tentang PEMERASAN DAN ANCAMAN)
5. PERLAKUAN TIDAK ADIL

Perlakuan tidak adil merupakan tindakan yang melanggar rasa


keadilan yang berlaku sebagaimana diamanatkan norma hukum dan norma sosial
lainnya. Guru biasanya mendapatkan perlakuan tidak adil mengenai upah, tunjangan,
promosi, dan hak-hak lainnya, yang bersifat materil maupun immateril (Sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Dasar 1945, BAB XA, Tentang Hak Asasi Manusia dan
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia)
PERLINDUNGAN PROFESI
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 39 AYAT (4)
UUGD MENCAKUP PERLINDUNGAN TERHADAP
1. Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
2. Pemberian imbalan yang tidak wajar
3. Pembatasan dalam menyampaikan
pandangan
4. Pelecehan terhadap profesi
5. Pembatasan/pelarangan lain yang dapat
menghambat guru dalam melaksanakan
tugas.
1. PHK YANG TIDAK SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG YANG
BERLAKU
Pemutusan Hubungan Kerja bagi guru pada
dasarnya harus mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Seperti diatur
dalam Undang-undang Tentang Kepegawaian dan
Ketenagakerjaan). Namun demikian pada
kenyataannya PHK bagi guru ada kalanya tidak
didasarkan atas peraturan perundang-undangan
yang ada, melainkan berdasarkan atas kebijakan
atasan semata.
2. PEMBERIAN IMBALAN YANG TIDAK WAJAR
Guru pada umumnya sering mendapatkan imbalan yang tidak wajar berkaitan
dengan profesinya dan haknya sebagaimana telah ditentukan dalam ketentuan
undang-undang atau perjanjian kerja baik di dalam maupun di luar kegiatan
pokoknya sebagai pendidik dan tenaga kependidikan yang memerlukan tenaga
dan pikiran.
3. PEMBATASAN DALAM PENYAMPAIAN PEMANDANGAN

Pemandangan yang berbeda-beda ini berkaitan erat


dengan Hak Asasi Manusia. Namun terkadang,
guru mendapatkan pembatasan dalam
penyampaian pemandangan. Hal ini akan
menghambat daya kreatif dan inovatif guru.
Dengan dibatasinya peyampaian pemandangan
maka sumbangan pemikiran bagi kemajuan
pendidikan akan terhambat (Sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Dasar 1945, BAB XA,
Tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-undang
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia).
4. PELECEHAN PROFESI DAN JABATAN GURU

Pelecehan terhadap pendidik dan tenaga


kependidikan kerap terjadi, sebagai contoh yaitu
pencemaran nama baik dan penghinaan yang
dilakukan oleh atasan, rekan sejawat maupun
orangtua siswa, sehingga penghinaan tersebut
telah melecehkan harkat dan martabatnya sebagai
pendidik dan tenaga kependidikan (Perbuatan
tersebut memenuhi unsur-unsur yang diatur
dalam ketentuan KUHPidana Buku kedua BAB
XVI, Tentang PENGHINAAN)
5. PEMBATASAN/PELARANGAN LAIN YANG DPT
MENGHAMBAT DLM PELAKSANAKAN TUGAS
Pembatasan dan pelarangan lain yang dialami oleh guru sangatlah beragam,
namun dapat disimpulkan bahwa setiap tindakan guru dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya tidak boleh dibatasi atau dihalangi oleh siapapun tanpa alasan yuridis.
PERLINDUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

sebagaimana dimaksud Pasal 39 ayat (5) UUGD mencakup


perlindungan terhadap
Guru berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja dari satuan pendidikan dan penyelenggara satuan
pendidikan terhadap resiko:
gangguan keamanan kerja,
kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja,
bencana alam,
kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain.
PERLINDUNGAN ATAS HKI

Sebagaimana dimaksud Pasal 42 PP No 74


Tahun 2008 tentang Guru:
Guru memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan hak atas kekayaan
intelektual sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Secara garis besar HKI dibagi ke dalam dua bagian yaitu :


1. Hak Cipta (copy right)
2. Hak Kekayaan Industri (industrial property right) yang
mencakup :
 Paten (patent)
 Desain Industri (industrial design)
 Merek (trademark)
 Penanggulangan Praktik Persaingan Curang (repression of unfair
competition)
 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (layout design of integrated circuit)
 Rahasia Dagang (trade secret)
 Siapa yang mempunyai kewajiban dalam
memberikan perlindungan dengan tegas
disebutkan dalam Pasal 39 ayat (1)
UUGD:
1. Pemerintah
2. Pemerintah Daerah
3. Masyarakat
4. Organisasi Profesi

5. Satuan Pendidikan
Konsekuensi logis dari amanat pasal 39 UU No
14/2005 tersebut di atas adalah bahwa kelima
komponen tersebut di atas harus selalu pro aktif
dan bersungguh-sungguh melaksanakan
kewajibannya karena merupakan amanat undang-
undang.
Artinya, karena merupakan amanat undang-undang
maka setiap guru berhak untuk meminta
perlindungan kepada 5 (lima) komponen tersebut
di atas baik berupa advokasi maupun bentuk
bantuan hukum lainnya, pada saat mengalami
permasalahan dalam melaksanakan tugasnya.
Perlindungan yang dilakukan Pemerintah dilakukan oleh Kementerian atau
kementerian lain yang menyelenggarakan pendidikan

Dalam melaksanakan kewajiban perlindungan ,


Pemerintah daerah, Satuan pendidikan,
Organisasi profesi, dan Masyarakat sesuai
kewenangan masing-masing wajib:
menyediakan sumber daya; dan
menyusun mekanisme
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
BENTUK PERLINDUNGAN

perlindungan Guru dapat dilakukan dengan cara


Upaya

Advokasi nonlitigasi
ADVOKASI NONLITIGASI
Advokasi nonlitigasi adalah bantuan hukum
dalam bentuk pembelaan di luar pengadilan
yang diberikan dalam upaya memberikan
perlindungan dan/atau penyelesaian permasalahan
hukum yang dialami guru.
Perlindungan dengan cara advokasi nonlitigasi
terdiri atas konsultasi hukum, mediasi, dan
pemenuhan dan/atau pemulihan hak
KONSULTASI HUKUM

merupakan Bantuan Hukum dalam bentuk


saran atau pendapat, termasuk saran atas
bentuk penyelesaian sengketa atau
perselisihan.
MEDIASI

merupakan proses penyelesaian


sengketa antara Guru dengan pihak
lain berdasarkan perundingan
PEMENUHAN DAN/ATAU
PEMULIHAN HAK
Dapat berupa bantuan kepada Guru untuk
mendapatkan penasihat hukum dalam
penyelesaian perkara melalui proses
pidana, perdata, atau tata usaha negara, atau
pemenuhan ganti rugi bagi Guru
HARMONISASI HUKUM
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
HARMONISASI

Pasal 40 ayat (1) huruf d UU


No20/2003 tentang SisDikNas:
“Pendidik dan tenaga
kependidikan berhak memperoleh:
d. perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas dan hak 
atas hasil kekayaan intelektual;
dan
HARMONISASI

Pasal 14 ayat (1) huruf c UU No 14/2005


tentang Guru dan Dosen:
“Dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berhak:
memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
Pasal 39 ayat(1):
“Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat,
organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan
wajib memberikan perlindungan terhadap
guru dalam pelaksanaan tugas”.
 
HARMONISASI

Pasal 40 ayat (1) PP No 74/2008 tentang Guru:


“Guru berhak mendapat perlindungan dlm
melaksanakan tugas dlm bentuk rasa aman dan
jaminan keselamatan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Satuan pendidikan,
Organisasi profesi guru dan/atau Masyarakat
sesuai dengan kewenangannya”
HARMONISASI
Pasal 39 ayat (1) PP No 74 Tahun 2008:

“Guru memiliki kebebasan memberikan sanksi kepada peserta


didiknya yang melanggar norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan,
peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan Guru, peraturan tingkat
satuan pendidikan, dan peraturan perundang-undangan dalam proses pembelajaran
yang berada di bawah kewenangannya”.
Pasal 39 ayat (2):
“Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran dan/atau
peringatan, baik lisan maupun tulisan, serta hukuman yang bersifat mendidik

sesuai dengan kaedah pendidikan, kode etik Guru, dan peraturan perundang-
undangan”.
Pasal 39 ayat (3):
“Pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang dilakukan oleh peserta
didik yang pemberian sanksinya berada di luar kewenangan Guru,
dilaporkan Guru kepada pemimpin satuan pendidikan”.
Pasal 39 ayat (4):
“Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh peserta
didik, dilaporkan Guru kepada pemimpin satuan pendidikan untuk ditindaklanjuti

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.


HARMONISASI
Pasal 169 ayat (1) PP No 17 Tahun 2010:
“Peserta didik berkewajiban:
a. Mengikuti proses pembelajaran sesuai peraturan satuan pendidikan dgn menjunjung
tinggi norma dan etika akademis;
b. Menjalankan ibadah sesuai dgn agama yg dianutnya dan menghormati pelaksanaan
ibadah peserta didik lain;
c. Menghormati pendidik dan tenaga kependidikan
d. Memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmani sosial;
e. Mencintai keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara, serta menyayangi sesama
peserta didik;
f. Mencintai dan melestarikan lingkungan;
g. Ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, keberisihan, keamanan, dan
ketertiban satuan pendidikan;
h. Ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, keberisihan, keamanan, dan
ketertiban umum;
i. Menanggung biaya pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, kecuali yang
dibebaskan dari kewajiban;
j. Menjaga kewibawaan dan nama baik satuan pendidikan yang bersangkutan; dan
k. Mematuhi semua peraturan yang berlaku.

Pasal 169 ayat (2) PP No 17 Tahun 2010:


“kewajiban sbgmana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di bawah bimbingan dan
keteladanan PTK, serta pembiasaan terhadap peserta didik”
HARMONISASI
Pasal 19 UU No 23 Tahun 2002:

“Setiap anak berkewajiban untuk :


1. menghormati orang tua, wali, dan guru;
2. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
3. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
4. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan

5. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia”.


LARANGAN BAGI PTK BAIK PERSEORANGAN
MAUPUN KOLEKTIF
VIDE PASAL 181 PP NO 17/2010

1. Menjual buku pelajaran, bahan ajar,


perlengkapan bahan ajar, pakaian seragam,
atau bahan pakaian seragam di satuan
pendidikan;
2. Memungut biaya dalam memberikan
bimbingan belajar atau les kepada peserta didik
di satuan pendidikan;
3. Melakukan segala sesuatu baik secara
langsung maupun tidak langsung yang
menciderai integritas evaluasi hasil belajar
peserta didik; dan/atau
4. Melakukan pungutan kepada peserta didik
baik secara langsung maupun tidak langsung
yang bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
LINGKUP PEMETAAN
Lingkup Pemetaan permasalah perlindungan meliputi dan
terkait dengan:

a. Jenis Perlindungan,
b. Prosedur,
c. Pihak yang menangani, dan
d. Bentuk Perlindungan
PEMETAAN BERDASARKAN
JENIS PERLINDUNGAN

Deskripsikan Permasalahan Perlindungan yang


pernah terjadi di daerah Anda yg
meliputi:
a. Perlindungan Hukum,
b. Perlindungan Profesi,
c. Perlindungan K3, dan
d. Perlindungan HKI
PERLINDUNGAN HUKUM
PASAL 39 AYAT (3) UU NO 14 TAHUN 2005:
PERLINDUNGAN HUKUM MENCAKUP:

1. Tindak kekerasan
2. Ancaman
3. Perlakuan diskriminatif
4. Intimidasi atau perlakuan tidak adil
PERLINDUNGAN PROFESI
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 39 AYAT (4) UU
NO 14 TAHUN 2005 MENCAKUP:
1. Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
2. Pemberian imbalan yang tidak wajar
3. Pembatasan dalam menyampaikan
pandangan
4. Pelecehan terhadap profesi
5. Pembatasan/pelarangan lain yang dapat
menghambat guru dalam melaksanakan
tugas.
PERLINDUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pasal 41 ayat (3) PP No 74 Tahun 2008:


PTK berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja dari satuan pendidikan dan penyelenggara
satuan pendidikan terhadap resiko:
gangguan keamanan kerja,
kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja,
bencana alam,
kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain.
PERLINDUNGAN ATAS HKI
Sebagaimana dimaksud Pasal 42 PP No 74 Tahun 2008
tentang Guru:
Guru memperoleh perlindungan dalam melaksanakan hak atas kekayaan
intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMETAAN BERDASARKAN
PROSEDUR PERLINDUNGAN

1. Bagaimana permasalahan tentang


perlindungan tersebut diketahui?
2. Apakah melalui pengaduan, pelaporan
atau hal-hal lain?
3. Siapa yang mengadukan?
4. Kepada pihak mana pertama kali
mengadukan?
PEMETAAN BERDASARKAN
PIHAK YG MENANGANI

Siapakah yang menangani permasalahan


perlindungan yang dihadapi oleh PTK?
Apakah ditangani oleh:
a. Pemerintah Daerah?,
b. Organisasi Profesi?
c. Satuan Pendidikan? Atau
d. Pihak Lain?
PEMETAAN BERDASARKAN
BENTUK PERLINDUNGAN

1. Bagaimana bentuk perlindungan yang


dilakukan? dan
2. Bagaimana alternatif pemecahan yang
dilakukan?.

Anda mungkin juga menyukai