SMP Negeri
Asal Sekolah Mapel PPKn
Bergotong royong
7. Ketersediaan mater
a. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep : YA/TIDAK
8. Moda pembelajaran
a. Tatap muka
b. PJJ Daring
c. PJJ Luring
d. Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
9. Asesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya
Jenis asesmen:
a. Performa
b. Tertulis : Berbentuk tes esai
10. Kegiatan Pembelajaran Utama
Pengaturan peserta didik : Metode :
a.Individu a. Diskusi
b.Berpasangan b. Presentasi
c.Berkelompok (>2 orang) c. Demonstrasi
d. Project
e. Eksperimen
f. Eksplorasi
g. Permainan
h. Ceramah
i. Kunjungan lapangan
j. Simulasi
11. Materi Ajar, Alat dan Bahan
a. Materi atau Sumber Pembelajaran yang Utama
Bangsa kita terkenal dengan keaneka ragaman yang dimilikinya, baik
keberagaman suku, agama maupun budaya yang ada. Luasnya wilayah Indonesia
dengan keaneka ragamannya mendatangkan berbagai dampak baik positif
maupun negatif. semua dampak tersebut harus bisa dikelola dengan baik sehingga
menjadikan keuntungan buat kemajuan bangsa dan negara .Untuk itu dibutuhkan
pengorbanan yang dimulai dari sikap pribadi sehingga menimbulkan kepatuhan dan
kesadaran.
Sikap patuh akan muncul pertama kali dalam diri sendiri apabila sudah menjadi
kesadaran. Kesadaran Seseorang itu tergantung dari pengetahuan dan penguasaannya
terhak dan kewajiban diri. Banyak orang yang hanya mengetahui kepentingan dirinya
sendiri dan cenderung untuk membatasi pergerakan orang lain. Hal ini disebabkan
banyaknya salah persepsi tentang pengertian hak dan kewajiban serta bana yang
menjadi pembatas diantara keduanya. Untuk itu marilah kita meninjau dan memahami
kembali tentang :
1. Pengertian hak.
a. Menurut artian secara umum :
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkannya
b. Kamus besar Bahasa Indonesia
Hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, kepunyaan,
kewenangan, kekeuasaan untuk berbuat sesuatu ( karena telah ditentukan oleh
undang-undang atau aturan), Kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu, derajat atau martabat
c. pendapat para ahli
1. Notonegoro :
Hak merupakan kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh
pihak manapun-juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paks olehnya
2. Srijanti
“hak merupakan unsur normatif yang berfungsi pedoman berperilaku, melin
dungi kebebasan, serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menja
ga harkat dan martabatnya.”
Dari berbagai sumber tersebut dapat diambil suatu gamabaran bahwa Hak itu dapat
disebabkan :
1. Bawaan sejak keberadaannya
2. Didapat karena posisi atau kedudukannyadengan demikian berati bahwa hak
tersebut menurt keberadaanya dapat di bagi atas 2 yaitu :
1. Bawaan sejak keberadaannya berarti diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
kita kenal dengan HAK ASASI
2. Didapat karena kedudukan atau posisinya inilah yang disebut dengan Hak /
kewenangan
Dengan demikian dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa pengertian:
Hak adalah segala sesuatu yang diperoleh dan didapat berdasarkan ketentuan-
ketentu an yang berlaku. Hak asasi adalah Hak dasar yang dimiliki oleh manusia
yang dibawa sejak lahir yang merupakan Anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Tidak seorang pun manusia yang tidak mempunyai hak , tetapi konsekuensinya
bahwa orang lain pun memiliki hak yang sama dengannya. Jadi “hak” pada pihak
satu berakibat timbulnya “kewajiban” pada pihak lain untuk menghormati hak
tersebut. Seseorang tidak boleh menggunakan haknya secara bebas, sehingga
menimbulkan kerugian atau rasa tidak enak pada orang lain.
Misalnya, A berhak atas sebuah rumah karena ia pemiliknya, maka orang lain
harus menghormati hak A tersebut. Artinya, orang lain tidak boleh mengganggu
kepemilikan A atas rumahnya, karena hak A atas rumah tersebut dilindungi oleh
hukum. Untuk terjadinya “hak dan kewajiban”, diperlukan suatu “peristiwa” yang
oleh hukum dihubungkan segala sesuatu akibat. Artinya, hak seseorang terhadap
sesuatu benda mengakibatkan timbulnya kewajiban pada orang lain, yaitu
menghormati dan tidak boleh mengganggu hak tersebut. Makanya hak itu harus
diperjuangkan, hak tidak akan kita dapat tanpa perjuangan, karena hak itu
berhubungan dengan kepentingan. Kepentingan itu bisa dari berbagai pihak, sehingga
sering terjadi kepentiingan akan mengalahkan hak seseorang. Maka kita wajib
memperjuangkannya.
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak
pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas
kewajiban
Kalau demikian apakah yang dimaksud dengan kewajjiban ?
2. Pengertian Kewajiban
1. Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan
hak dan nisbi melibatkan hak di lain pihak;
2. Kewajiban publik, dalam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik
ialah wajib mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian
berkorelasi dengan hak perdata;
3. Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif,
tidak melakukan sesuatu;
4. Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara atau
secara umum, ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban khusus,
timbul dari bidang hukum tertentu, perjanjian;
5. Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal
kewajiban untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang bersifat
memberi sanksi, timbul dari perbuatan melawan hukum misal membayar
kerugian dalam hukum perdata
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 26 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal
28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”
- Pasal 29 ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.”
- Pasal 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapat Pendidikan
- Pasal 32 (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya
- Pasal 33 ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
- Pasal 34 ayat (1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Dan
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan
Pendidikan kembali kearah yang benar dimana, keluarga adalah sebagai tempat
dan peran Pendidikan yang utama.Ditemukannya inovasi-inovasi baru dalam
berbagai bidang untuk mensiasati situasipandemi corona
2. Ekonomi
Berkembangnya ekonomi kerakyatan, sesuai dengan jiwa dan Cita-cita pasal 33
ayat satu yang menjadikan Koperasi sebagai soko guru perekonomian. Banyak kita
lihat para ibu rumah tangga membuat produk rumahan yang bisa menghasilkan
pendapatan yang cukup banyak
3. Sosial
Semakin tebalnya rasa social dan saling membantu di masyarakat, walaupun bentuk
nya agak bergeser dari hal-hal yang bersifat kontak fisik kearah yang bersifat lebih
abstrak ( gotong royong secara fisik, bergeser saling membantu dalam pendanaan)
Sumber bacaan: UUD 1945 dan UURI nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi hal 78-82Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi RI
tahun 2005
a.Faktor pribadi, yaitu berkaitan atau sifat dan karakter dalam diri sendiri yang belum
memiliki kesadaran berlaku taat aturan.
b. Faktor lingkungan, yaitu pengaruh lingkungan kehidupan baik keluarga maupun
masyarakat yang belum memberikan daya dukung terhadap pembentukan watak patuh
pada aturan.
Misalnya, karena kurangnya perhatian dari orangtua, pergaulan dengan teman sebaya
yang tingkah lakunya kurang baik, atau tinggal di lingkungan yang kurang teratur dan
kumuh.
Dalam kehidupan di masyarakat, penetapan norma ada yang ditentukan oleh Ketua
Adat
(tokoh yang berpengaruh dalam masyarakat itu),
ada pula yang ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama (konsensus), baik melalui
musyawarah maupun melalui pemungutan suara.
Kenyataan seperti itu banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam
lingkup pergaulan di sekolah, organisasi, atau negara
Kegiatan
❖ Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 Menit)
a. Salam pembuka, dan berdoa.
b. Memeriksa kebersihan kelas, memeriksa kebersihan dan kerapian peserta didik,
memeriksa kehadiran peserta didik.
c. Menyanyikan salah satu lagu wajib nasional.
d. Apersepsi dengan pertanyaan apakah kalian sudah minta do’a pada orang tua ketika
berangkat kesekolah? Bagaimanakah sikap yang demikian ?
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah kegiatan pembelajaran.
f. Pembentukan kelompok
- Peserta didik dipersilahkan mengelompokkan diri menjadi 5 kelompok
( Bisa juga guru membantu untuk membentuknya)
- masing masing kelompok memilih
ketua
Wakil
Sekretaris 1
Sekretaris 2
Notulen 1
Notulen 2/ bendahara
- Menyampaikan tugas – masing petugas dan posisi mereka
1. Ketua : Duduknya di pojok kanan menghadap kedepan
- Bertanggung jawab mengatur kegiatan diskusi dikelompoknya
- Mengarahkan anggota untuk pembagian tugas
- Bertanya kepada guru kalau ada permasalahan dalam kelompok
- Memimpin anggota untuk menjawab pertanyaan di akhir pelaporan
2. Wakil : Duduknya di samping kanan ketua
- Membantu kelancaran tugas ketua atau menggantikan ketua ketika ketua
tidak berada di tempat
- Mencari bahan untuk di bahas dalam tugas
3. Sekretaris 1.: Duduknya disebelah kanan wakil ketua
- Membuka acara diskusi dan pembacaan hasil kerja kelompok
- Mencari bahan untuk dibahas
4. Sekretaris 2 : Duduknya disebelah kanan sekretaris 1
- Membantu sekretaris 1 dan menyiapkan bahan tayang
- Mencari bahan untuk dibahas
5. Notulen 1 : Duduknya disebelah kanan sekretaris 2
- Mencari bahan untuk dibahas
- Mencatat hasil kegiatan diskusi
6. Notulen 2 : Duduknya disebelah kanan notulen 1
- Mencari bahan untuk di bahas
- Mencatat hasil kegiatan diskusi dan pertanyaan dari keompok lain
7. Bendahara : Duduknya di sebelah notulen 2
- Mengumpulkan dan memgang perlengkapan bahan
*( Posisi diskusi dibuat melingkar,
Penempatan tempat duduk akan memudahkan guru untuk melakukan penilaian.
Apa bila ada salah satu diantara peserta didik tidak hadir maka posisinya dibiarkan
kosong, tidak boleh di isi oleh orang lain.
Yang berhak bertanya ke guru adalah ketua, jadi anggota menyampaikannya ke
ketua, ketua menyampaikannya ke guru.
Peserta didik mendapat arahan tambahan dari guru melalui ketua kelompok )
• https://www.idntimes.com/news/indonesia/rahardian-shandy/dampak-ekonomi-
corona- c1c2/6, di unduh 26 April 2021 jam 13.00 WIB.
• https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5106402/dampak-positif-dan-
negatif-
virus- corona-yang-bisa-jadi-pelajaran di unduh 26 April 2021 jam 13.30 WIB.
Sikap patuh akan muncul pertama kali dalam diri sendiri apabila sudah menjadi
kesadaran. Kesadaran diri akan arti penting, tujuan dan fungsi norma dalam kehidupan
akan mendorong seseorang terbiasa untuk mematuhi norma-norma yang berlaku.
Munculnya kesadaran diri untuk patuh pada norma-norma dalam kehidupan
bermasyarakat harus dibiasakan sejak dini. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika
kalian membina sikap dan budaya sebagai berikut. a. Budaya malu, yaitu sikap malu
jika melanggar aturan. Misalnya, malu datang terlambat hadir di sekolah. b. Budaya
tertib, yaitu membiasakan bersikap tertib di mana pun kalian berada. Misalnya,
mengikuti antrian sesuai dengan nomor antrian. c. Budaya bersih, yaitu sikap untuk
berkata dan berperilaku jujur dan bersih dari tindakan-tindakan kotor. Misalnya tidak
menyontek ketika ulangan atau ujian. Buatlah slogan tentang tiga budaya di atas pada
kertas karton dan tempelkan di dinding sekolah kalian. Mintalah teman-teman yang mau
mengikutinya untuk menandatangani di bawah slogan tersebut. Dalam kehidupan
sehari-hari masih banyak ditemukan perilaku tidak patuh terhadap norma. Ada beberapa
penyebab kesadaran terhadap kepatuhan pada norma-norma dalam kehidupan masih
rendah, yaitu
sebagai berikut. a. Faktor pribadi, yaitu berkaitan atau sifat dan karakter dalam diri
sendiri yang belum memiliki kesadaran berlaku taat aturan. b. Faktor lingkungan, yaitu
pengaruh lingkungan kehidupan baik keluarga maupun masyarakat yang belum
memberikan daya dukung terhadap pembentukan watak patuh pada aturan.
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun
juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya..
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak,
tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan
dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para
pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi
seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak
ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan
terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan
masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan
pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena
para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita
karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada
memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan
haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun
dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak
lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat
akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara
dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih
baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang.
Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat
kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
Guru dapat menambah bahan materi untuk disampaikan kepada peserta didik dengan
membaca buku dengan link sebagai berikut ini:
• Saputra, Lukman Surya, dkk. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan,
SMP Kelas VII , buku siswa Balitbang Kemdikbud, Jakarta.
• Saputra, Lukman Surya, dkk. 2017. Pendidikan Pancasil dan Kewarganegaaraan SMP
Kelas VII buku guru, halaman 180- 182, Balitbang Kemdikbud, Jakarta.
• Asshiddiqie, Jimly. 2006 Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sekjen dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta.
• Supandi,dkk.2020. Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Kelas VII. Korlantas Dir. Keamanan dan Keselamatan, Sub
DPM, Jakarta
• https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732 HAK DAN KEWAJIBAN
WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN UUD 45
• https://kumparan.com/berita-update/inilah-pentingnya-norma-kesopanan-dan-
pengertiannya-1vHeIGL95jh/full
• https://swa.co.id/covid19/vaksinasi-dan-disiplin-prokes-kunci-kendalikan-pandemi Di
unduh 25 April 2021 jam 10.17
21. .Materi Pengayaan untuk Peserta didik yang Tuntas Belajar
Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut :
a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran
tutor sebaya.
b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi kunci dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk
laporan tertulis atau wawancara.
Kunci jawaban
Kriteria Penilaian
Setiap soal diberi bobot nilai 20
Nilai = Jumlah benar x bobot nilai
❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai pengetahuan minimal 60
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing)
❖ Tes bisa dilakukan secara tertulis, bisa juga secara lisan ( Tergantung situasi dan
kebutuhan)