OLEH
NPM: 177100022
Ta 2018/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah – Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Kompetensi Guru” dapat berjalan
dengan lancar.
Makalah yang berjudul “Kompetensi Guru” ini membahas mengenai kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru ketika berkecimpung di dunia pendidikan.
Penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika Profesi
Guru. Dalam penyusunan makalah ini penulis tidaklah sendiri, namun mendapat bimbingan dari
berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, sehingga penulis menerima kritik dan
saran yang membangun sebagai evaluasi penulisan yang selanjutnya. saya berharap makalah ini
bermanfaat bagi pembacanya.
Pematangsiantar,18Desember2018
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap orang yang telah lahir
akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah bagian
dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh
pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
memanusiakan manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar
namun juga menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan mampu melaksanakan
fungsi pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik adalah seorang manusia yang
dengan kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan transfer pengetahuan dan
karakter. Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan yang tinggi tanpa dibarengi dengan
karakter yang baik, maka akan menjadikan ilmu yang diperoleh kurang bermanfaat. Begitu juga
sebaliknya, orang berkarakter tetapi tidak berilmu, maka sama saja kebermanfaatanya kurang
maksimal. Sehingga perlu adanya keseimbangan antara keduanya.
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan berkarakter sangat
penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi terciptanya peserta didik yang
diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa dikatakan pendidik. Noeng Muhadjir
menyebutkan sebagaimana dikutip oleh Siswoyo (2013: 117), bahwa prasyarat seseorang bisa
sebagai pendidik apabila seseorang tersebut: (1) memiliki pengetahuan lebih, (2)
mengimplisitkan nilai dalam pengetahuan itu dan (3) bersedia menularkan pengetahuan beserta
nilainya kepada orang lain.
Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan berbagai media yang ada,
membuat guru sebagai pendidik harus bisa memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta
didik sesuai kebutuhan dan jamannya. Dengan begitu guru harus memiliki kemampuan
mengelola pembelajaran, kemampuan memberikan teladan yang baik, kemampuan menjadi guru
yang profesioanl, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan kemampuan –
kemampuan yang telah disebutkan tersebut, termuat dalam empat kompetensi guru yaitu,
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Setiap kompetensi tersebut akan dibahas dalam
makalah ini dengan terperinci.
BAB II
KOMPETENSI GURU
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang membedakan
guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7 aspek kemampuan, yaitu:
a. Mengenal karakteristik anak didik
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
c. Mampu mengembangkan kurikulum
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
e. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik
f. Komunikasi dengan peserta didik
g. Penilaian dan evaluasi pembelajaran
2. Kompetensi Profesional
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu
terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi profesional yang harus terus
dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi profesional merupakan
kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
meliputi:
- konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/ seni yang menaungi/koheren dengan materi
ajar.
- Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
- Hubungan konsep antar pelajaran terkait
- Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
- Kompetensi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja sama
dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang harus dikuasai guru
meliputi:
a. Berkomunikasi lisan dan tulisan
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
e. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
f. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
g. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
4. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa dapat menjadi teladan
bagi peserta didik dan masyarakat, berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, dan
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Keempat potensi tersebut sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar agar
terciptanya kondisi belajar dan mengajar yang baik. Pendapat lain juga mengatakan istilah
kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup semua
kompetensi lainnya
D. Jenis Kompetensi
Pengklasifikasian jenis kompetensi biasanya dilihat dari dimensi manusia secara personal
dan hubungan antara personal karena manusia adalah makhluk sosial. Para pakar seperti willy
susilo (2002:17), Zohar dan Marshall (2000:3) dan ary ginanjar agustian (2001:62) mengatakan
bahwa manusia memiliki tiga dimensi, yaitu (1) fisik, (2) emosi dan (3) spiritual, dan atas dasar
dimensi ini lalu mereka mengelompokkan kompetensi menjadi 3 : a. kompetensi intelektual, b.
kompetensi emosional, dan c. kompetensi spiritual.
Menurut spencer dan spencer (1993:34)dimensi atau komponen kompetensi individual
terdiri dari 3 : a. kompetensi intelektual, b. kompetensi emosional, dan c. kompetensi spiritual.
Pendapat ini menggambarkan bahwa manusia mendapat dimensi personal/individual (intelektual
dan emosional) dan dimensi sosial (kompetensi sosial). Berikut penjelasan masing – masing
dimensi kompetensi :
1. Kompetensi Intelektual
Kompetensi intelektual adalah karakter bersikap dan berperilaku atau kemauan dan
kemampuan intelektual individu yang bersifat relatif stabil ketika menghadapi permasalahan di
tempat kerja, yang dibentuk dari sinergi antara watak, konsep diri, motivasi internal, serta
kapasitas kontekstual. Danah Zohar dan ian marshall (2000:3) mengungkapkan bahwa
kompetensi intelektual adalah kemampuan dan kemauan yang berkaitan dengan pemecahan
masalah – masalah yang bersifat rasional.
Sementara menurut spencer dan spencer (1993:35-36) kompetensi intelektual ini
terinternalisasi dalam bentuk sembilan kompetensi :
a. Berprestasi
b. Kepastian kerja
c. Inisiatif
d. Penguasaan kerja
e. Berfikir analitik
f. Berfikir konseptual
g. Keahlian praktikal
h. Kemampuan linguistic
i. Kemampuan naratif
2. Kompetensi emosional
Kompetensi emosional adalah karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan kemampuan
untuk menguasai diri dan memahami lingkungan secara objektif dan moralis sehingga pola
emosinya relatif stabil ketika menghadapi berbagai permasalahan ditempat kerja yang terbentuk
melalui sinergi antara watak, konsep diri, motivasi intelektual serta kapasitas pengetahuan
mental/emosional. Kompetensi emosional individu ini terinternalisasi dalam bentuk enam tingkat
kemauan dan kemampuan spencer dan spencer (1993:37):
a. Sensitifitas atau saling pengertian
b. Kepedulian
c. Pengendalian diri
d. Percaya diri
e. Kemampuan beadaptasi
f. Komitmen pada organisasi
E. Peranan dan Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar
4. Kompetensi Spiritual
Kompetensi spiritual adalah karakter dan sikap yang merupakan bagian kesadaran yang
paling dalam pada seseorangyang berhubungan dengan yang tidak hanya mengakui
kesadarannilai tetap ijuga kreatif untuk menemukan nilai – nilai baru. Ada sembilan ciri
pengembangan kompetensi spiritual yang tinggi, yaitu :
- Kemampuan bersikap fleksibel atau adaptif
- Tingkat kesadaran diri yang tinggi
- Kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi penderitaan
- Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
- Kualias hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
Menurut Ary Ginanjar (2003: 12) internalisasi karakter spiritual, yaitu:
Berbakti dan member
Jujur dan terpecaya
Adil
Kerjasama dan bersatu
Berjuang dan bersikap teguh
Ramah dan penyayang
Yang nantinya akan menghasilkan paham spiritual, seperti integritas atau kejujuran,
energi atau semangat inspirasi dan inisiatif, bijaksana dan keberanian dalam mengambil
keputusan.
Komponen kompetensi dilihat dari aspek dimensi personal dan hubungan antar
personal manusia Amstrong (2003: 104) yaitu ;
- Kompetensi inti
- Kompetensi generic
- Kompetensi peran khusus
Berdasrakan studi literatur terhadap pandangan Adams and Dickey dalam bukunyaBasic
Principles of Student Teaching, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 13 peranan seorang
guru dalam proses mengajar yang menuntut berbagai kompetensi dan keterempilan dalam
mengajar yaitu:
a) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, yang perlu memiliki keterampilan
dalam memberikan informasi kepada kelas.
b) Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-
kelompok murid.
c) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong
kegiatan belajar siswa.
d) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan
menyediakanalat dan bahan pelajaran.
e) Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarankan
pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.
f) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat
yang akan digunakan.
g) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan meramu bahan
pelajaran secara profesional.
h) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan ketertiban
kelas.
i) Guru sebagai motivator, perlu mimiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa.
j) Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas
berpikir dan cara memecahkan masalah.
k) Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan terhadap
anak-anak yang berprestasi.
l) Guru sebagai evaluator, perlu memilki koterampilan cara menilai anak-anak secara objektif,
kontinu, dan komprehensif.
m) Guru sebagai konselor, perlu memilki keterampilan cara membantu anak-anak yang mengalami
kesulitan tertentu.
F. Pengembangan Kompetensi Guru
Berikut ada beberapa hal yang telah dilakukan oleh pemeirntah untuk mengembangkan
kompetensi guru adalah sebagai berikut.
1. Kompetensi guru berdasarkan kurikulum sekolah pendidikan guru (1976)
Sekolah pendidikan guru (SPG) berfungsi menyiapkan calon guru yang mampu mengajar pada
sekolah dasar (SD). Jadi, SPG menyelenggarakan program pendidikan pada tingkat pre-service.
Dalam kurikulum SPG tahun 1976 BAB III pasal 4, dikemukakan tujuan umum pendidikan
SPG, sebagai berikut.
Sehat jasmani dan rohani
Warga negara yang bermoral pancasila serta menerima dan percaya kepada kaidah dan cara-cara
pengamalan agama masing-masing, baik dalam peribadatan ndan kehidupan sehari-hari, dan
dalam hubungan antara agama dan bidang-bidang kehidupan lainnya.
Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai serta sikap yang diperluka untuk melaksanakan
tugas secara efektif, mengembangkan dan mengamalkan ilmu dan profesinya, menggunakan
prinsip pendidikan seumur hidup, mengembangkan dan membina sifat kepemimpinan pada
murid, menggunakan sifat kemanuasiaan demokratis dan keadilan sosial dalam kehidupan,
pergaulan, keluarga, dan di sekolah secara bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan umum dan khusus, kurikulum SPG disusun atas progaram pendidikan
yang meliputi:
- Program pendidikan umu
- Program pendidikan keguruan, dan
- Program pengajaan ditingkat SD/program spesialisasi/program peningkatan ditingkat TK.
Dalam rangka memperrsiapkan calon guru agar kompetensi mengajar, yang berfungsi membina
kemampuan profesional sebagai seorang guru, kurikulum SPG mengembangkan program
pendidikan program keguruan tersebut.
4. Kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa
Proses belajar dan belajar siswa tidak hanyaditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi
kurikulum, akan tetapi juga ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga kegiatan belajar
dan mengajar siswa dalam tingkat yang optimal.
H. Strategi Meningkatkan Kompetensi Guru
Upaya untuk meningkatkan kompetensi yaitu, kompetensi harus selaras dengan bisnis, dan
kompetensi harus dikembangkan melalui lebih dari satu mekanisme. Secara garis besar terdapat
lima alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi suatu unit organisasi.
1. Buy (membeli)
Pimpinan organisasi dapat mencari menyewa bakat SDM yang lebih berkualitas dari sumber
eksternal untuk mengganti SDM saat ini. Strategi ini dilakukan dengan mengadakan seleksi dan
penyusunan staf.
2. Build (membangun)
Dalam cara ini pimpinan melakukan investasi pada semua karyawan yang ada saat ini untuk
membuat mereka lebih kuat dan berkualitas, serta kompetensinya meningkat.
3. Borrow (meminjam)
Strategi yang dilakukan oleh pimpinan organisasi untuk meningkatkan kompetensi karyawan
dengan melakukan investasi pada pihak luar organisasi yang mampu membei gagasan, kerangka
bepikir, dan alat untuk memperkuat organisasi.
4. Bounce (memecat)
Pimpinan organisasi dapat mengganti setiap individu yang gagal berprestasi untuk memenuhi
standarkualifikasi, gagal mengembangkan keterampilan baru dan tidak berkualitas untuk
melakukan praktik pekerjaan.
5. Bind (mengikat)
Strategi ini dilakukan dengan cara mengikat / mempertahankan karyawan yang memiliki visi,
arah, dan kompetensi pada level semua manajemen, sudah tentu berdasarkan suatu penilaian dan
kriteria objektif.
I. Pengukuran Kompetensi
Kompetensi setiap orang berbeda – beda, perbedaan itu merefleksikan berbagai faktor
yang mempengaruhi dari mulai pendidikan serta trait yang dimiliki oleh masing – masing.
Perbedaan tersebut jelas memerlukan suatu ukuran tertentu sebagai dasar penilaian apakah
kompetensi itu mencapai kondisi tertentu serta berbeda dengan yang lain.
Menurut Michael Zwell (2000: 222) “No matter what method of competency modelling
is uztilized, the effectivenes of the model depends on how well the competencies are measured”,
pendapat tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya melakukan pengukuran kompetensi,
karena dengan pengukuran tersebut akan dapat diperoleh manfaat pemahaman kompetensi bagi
keefektifan kinerja individe dan kinerja organisasi.
Dari penjelasan diatas tampak bahwa masalah pengukuran kompetensi memerlukan
kehati – hatian, untuk itu berkaitan dengan kompetensi guru, tampaknya diperlukan kajian
mendalam dari para pakar tentang bagaimana mengukur kompetensi guru secara tepat dan
objektif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompetensi itu pada dasarnya menunjukan kepada :
1. Kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan.
2. Merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten) ialah yang memiliki kecakapan,
daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran (keterampilan), pengetahuan, dsb. Untuk
mengerjakan apa yang diperlukan.
3. Menunjukan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara
memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.
Macam-macam kompetensi guru
Saran
Untuk pembaca makalah ini, terutama seorang guru diharapkan mampu menjadi guru yang
memiliki kompetensi yang tinggi, sehingga dalam pembelajaran guru dapat menjadi seorang
tokoh yang profesional yang mampu diterima oleh peserta didik. Selain di sekolah, guru
diharapkan mampu menjadi tokoh masyarakat yang menjadi teladan bagi warga masyarakat
sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jahiriansyah, Wahyudi dan M. Syukri. 2013. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pendidik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 2, No 10.
Diakses dari id.portalgaruda.org pada 4 Oktober 2017.
Malik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Muhson, Ali. 2004. Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan. Yogyakarta. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan. Volume 2, Nomor 1.
Mulyasa, Enco. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Musfah, Jejen. 2015. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group.