Anda di halaman 1dari 13

[Type here]

MAKALAH TEORI BELAJAR

Teori-Teori Belajar
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Widodo Supriyono, M.A
Disusun oleh:
Hidayati Azizah Ernawati
NIM: 133511050

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka
mengalami kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian
psikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan
proses belajar.1[1][1] Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu
menjadi tahu. Proses belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang
hayatnya. Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang
membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia
1[1][1] Mahmud, psikologi pendidikan (Jakarta: pustaka setia, 2009), hlm. 73.

[Type here]

untuk belajar, terutama tentang bagaimana proses belajar terjadi pada manusia
mempunyai sejarah panjang dan telah menghasilkan beragam teori. Salah satu teori
belajar yang terkernal adalah teori belajar behavioristik (seiring diterjemahkan
secara bebas sebagai teori perilaku atau teori tingkah laku). 2[2][2]
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang
menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan
sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi
tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan
memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah sebagai
berikut:
1.

Pengertian teori belajar?

2.

Macam- macam teori belajar?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa pengertian belajar.
2. Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.

2[2][2] http://tutorialpendidikankewarganegaraan.blogspot.com/2011/09/tutorial-pendidikanppkn.html, diakses tanggal 19 november 2013.

[Type here]

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar
Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-kejadian
tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh Mc. Keachie dalam grendel 1991 : 5
(Hamzah Uno, 2006:4).Sedangkan Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori
merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta
dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat asas
tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan
prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. 3[3][3]
Belajar merupakan kegiatan yang sering dilakukan setiap orang. Belajar
dilakukan hampir setiap waktu, kapan saja, dimana saja, dan sedang melakukan apa
saja. Belajar juga merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman-pengalaman. Belajar dapat membawa perubahan pada si pelaku, baik
perubahan pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan.4[4][4] Pengertian belajar
sendiri adalah suatu perubahan dalam tingkah laku dan penampilan sebagai hasil dari
praktik dan pengalaman.
Jadi teori belajar adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu
peserta didik untuk belajar.
B. Macam-macam Teori Belajar
3
4

[Type here]

Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka bersamaan dengan


itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Di dalam masa perkembangan
psikologi pendidikan ini muncullah beberapa aliran psikologi pendidikan, diantaranya
yaitu :
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Menuru teori behavior, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dianggap belajar
sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Menurut teori ini
yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau
otput yang berupa respon.
Teori behavioristik dengan model dan hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku
tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang
bila dikenai hukuman.5[5][5]

a.

Berikut tokoh-tokoh teori behavioristik:


Edward L. Thordike
Menurut teori ini, belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara
stimulus dan respon. Thorndike menekankan bahwa belajar terdiri atas
pembentukan ikatan atau hubungan-hubungan antara stimulus-respons yang
5[5][5] http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar, diakses tanggal 19 november
2013.

[Type here]

terbentuk melalui pengulangan.6[6][6] Teori ini dimunculkan sebagai hasil


eksperimen yang dilakukan oleh thorndike. Beliau melakukan percobaan pada seekor
kucing muda. Kucing itu dibiarkan kelaparan dalam kurungan yang pintunya berjeruji.
Kurungan kucing itu diberi beberapa tombol. Apabila salah satu tombolnya terpijit,
pintu itu akan terbuka dengan sendirinya. Sementara itu, di luar kurungan
disediakan makanan yang diletakkan dalam sebuah piring. Kucing mulai beraksi. Ia
bergerak kesana kemari dan mencoba untuk keluar dari kurungan. Tidak beberapa
lama tanpa disengaja kucing tersebut menyentuh tombol pembuka pintu. Dengan
girang, ia keluar dari kurungan dan menuju tempat makanan tersebut.
Thorndike mencoba beberapa kali hal yang sama pada kucing tersebut. Pada
awal percobaan kucing tersebut masih mondar-mandir hingga menyentuh tombol.
Namun setelah sekian lama percobaan kucing tersebut tidak mondar-mandir lagi, ia
langsung menyentuh tombol pembuka pintu.7[7][7] Dengan demikian thorndike
menyimpulkan bahwa proses belajar melalui dua bentuk, yaitu:
1) trial and error , mengandung arti bahwa dengan terlatihnya proses belajar dari
kesalahan, dan mencoba terus sampai berhasil.
2) law of effect, mengandung arti bahwa segala tingkah laku yang mengakibatkan
suatu keadaan yang memuaskan akan terus diingat dan dipelajari dengan sebaikbaiknya.
b. Ivan Petrovitch Pavlov
Teori pavlov lebih dikenal dengan pembiasaan klasik (classical conditioning).
Teori ini dimunculkan sebagai hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov,
seorang ilmuwan rusia. Teori classical conditioning adalah sebuah prosedur
penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya
6[6][6] Oemar hamalik, psikologi belajar & mengajar (bandung: sinar baru algensindo, 2012),
hlm. 50.

7[7][7] Mahmud, psikologi pendidikan, hlm. 76.

[Type here]

refleks tersebut. Dalam eksperimennya, Pavlov menggunakan anjing dengan tujuan


mengkaji bagaimana pembelajaran berlaku pada suatu organisme. 8[8][8]
Teori ini dilatarbelakangi oleh percobaan Pavlov dengan keluarnya air liur. Air
liur akan keluar apabila anjing melihat atau mencium bau makanan. Dalam
percobaanya Pavlov membunyikan bel sebelum memperlihatkan makanan pada anjing.
Setelah diulang berkali- kali ternyata air liur tetap keluar bila bel berbunyi
meskipun makananya tidak ada. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku individu
dapat dikondisikan. Belajar merupakan suatu upaya untuk mengondisikan
pembentukan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu. Kebiasaan makan atau
mandi pada jam tertentu, kebiasaan berpakaian, masuk kantor, kebiasaan belajar,
bekerja dll. Terbentuk karena pengkondisian. 9[9][9]
c. Burrhus Frederic Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli
konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara
sederhana, namun lebih komprehensif.
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku,
tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya
respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus
yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan
memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi inilah yang nantinya memengaruhi munculnya
perilaku.

8[8][8] Mahmud, psikologi pendidikan, hlm. 74.


9[9][9] http://lathifatuss.blogspot.com/2013/06/teori-belajar.html, diakses tanggal 19
november 2013.

[Type here]

Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus
memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami
konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul
akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan
perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya
akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu
penjelasan lagi, demikian seterusnya.10[10][10]
2.

Teori Kognitif
Psikologi kognitif lebih menekankan pendidikan sebagai proses internal mental
manusia termasuk bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar. 11
[11][11] Tingkah laku manusia yang tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa
melibatkan proses mentalnya, seperti motivasi, keyakinan, dan sebagainya. Psikolagi
kognitif menyebutkan bahwa belajar adalah peristiwa mental, bukan peristiwa
perilaku fisik meskipun hal-hal yang bersifat behavioral kadang-kadang tampak
kesat mata dalam setiap peristiwa belajar manusia. Seseorang yang sedang belajar
membaca dan menulis, tentu menggunakan perangkat jasmaniah yaitu mulut dan
tangan untuk mengucapkan kata dan menggoreskan pena. Akan tetapi, menggerakkan
mulut dan menggoreskan penayang dilakukan bukan sekedar respons atau stimulus
yang ada, melainkan yang terpenting karena dorongan mental yang diatur oleh
otaknya.
.12[12][12]

10[10][10] http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/teori-belajar-menurut-paraahli_29.html, diakses tanggal 12 desember 2013.

11[11][11] Sudarwan denim, dkk, psikologi pendidikan (bandung: alfabeta, 2011), hlm.38.
12[12][12] Mahmud, psikologi pendidikan, hlm. 82-83.

[Type here]

(insight). Pengertian atau insight ini muncul setelah beberapa saat seseorang
mencoba memahami suatu masalah yang muncul kepadanya. 13[13][13]
.14[14][14]
b. Teori Jean Piaget
Menurut Jean Piaget (1975) salah seorang penganut aliran kognitif yang kuat,
bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu: Proses asimilasi
adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke
dalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuain berkesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi. Implikasi Teori Kognitif Piaget dalam pembelajaran, yaitu
perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif
memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu bagaimana anak
secara aktif mengkontruksi pengetahuannya. Pengetahuan sendiri datang dari
tindakan.
.15[15][15]
c. Teori Burner
Menurut pandangan Brunner (1964) bahwa teori belajar itu bersifat
deskriptif, sedangkan teori pembelajaran itu bersifat preskriptif. Misalnya, teori
penjumlahan, sedangkan teori pembelajaran menguraikan bagaimana cara
mengajarkan penjumlahan.16[16][16]
3.

Teori Humanistik
13[13][13] Mahmud, psikologi pendidikan, hlm. 88.
14[14][14] Oemar hamalik, psikologi belajar & mengajar, hal. 50.
15[15][15] http://kosrah.blogspot.com/2013/06/macam-macam-teori-belajarberdasarkan.html, diaksestanggal 10 desember 2013

16[16][16] http://kosrah.blogspot.com/2013/06/macam-macam-teori-belajarberdasarkan.html, diakses tanggal 10 desember 2013

[Type here]

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses
belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih
tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar
seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori
apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk memanusiakan manusia (mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. 17[17][17]
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaikbaiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik
adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masingmasing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Teori
Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan
potensi dirinya.
Berikut tokoh-tokoh teori humanistik:
a. Carl Rogers
Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar
dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar
17[17][17] http://kosrah.blogspot.com/2013/06/macam-macam-teori-belajarberdasarkan.html. diakses tanggal 10 desember 2013

[Type here]

yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual
maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme
bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2)
belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang
tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran
akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. Bagaimana proses
belajar dapat terjadi menurut teori belajar humanisme?. Orang belajar karena ingin
mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari, mengusahakan
proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah
proses belajarnya berhasil. Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar
siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan
aktif dalam :
(1) membantu menciptakan suasana kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif
terhadap belajar,
(2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan
kepada siswa untuk belajar,
(3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai
kekuatan pendorong belajar,
(4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa,
(5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa
sebagaimana adanya.
b. Arthur Combs
Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua
lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalah
gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin
jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya

[Type here]

terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri,
makin mudah hal itu terlupakan.18[18][18]

18[18][18]http://kosrah.blogspot.com/2013/06/macam-macam-teori-belajarberdasarkan.html, diakses tanggal 10 desember 2013.

[Type here]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Teori belajar merupakan
landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk
belajar. Oleh karena itu dengan adanya teori-teori belajar maka akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan akan membantu peserta didik dalam belajar.
Ada beberapa macam teori belajar yang muncul di dalam masa perkembangan
psikologi pendidikan, diantaranya yaitu:
a. Teori behaviorisme
b. Teori kognitif, dan
c. Teori humanistik
B. Penutup
Demikan makalah yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu
kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar
menjadilebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.

[Type here]

DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, pendidikan & psikologi perkembangan, Jogjakarta: ar-ruzz media, 2010.
Denim, Sudarwan, Khairil, psikologi pendidikan, bandung: alfabeta, 2011.
Hamalik, oemar, psikologi belajar & mengajar, bandung: sinar baru algensindo, 2012.
Mahmud, psikologi pendidikan, bandung: pustaka setia, 2009.
http://biologi-lestari.blogspot.com/2013/03/teori-teori-belajar-dan-pembelajaran.html,
diakses tanggal 19 november 2013.
http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/teori-belajar-menurut-para-ahli_29.html,
diakses tanggal 12 desember 2013.
http://kosrah.blogspot.com/2013/06/macam-macam-teori-belajar-berdasarkan.html.
diakses tanggal 10 desember 2013.
http://lathifatuss.blogspot.com/2013/06/teori-belajar.html, diakses tanggal 19
november 2013.
http://tutorialpendidikankewarganegaraan.blogspot.com/2011/09/tutorial-pendidikanppkn.html, diakses tanggal 19 november 2013.

Anda mungkin juga menyukai