1 Maret 2009
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmad dan
karunia-Nya Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun telah terbit
untuk edisi yang pertama. Berbagai penelitian yang mengkaji secara
mendalam tentang pembelajaran MIPA telah banyak di kaji oleh
berbagai peneliti pendidikan. Namun, implementasinya masih terasa
belum sampai pada praktisi pendidikan. Untuk menyebarluaskan
hasil-hasil penelitian agar dapat digunakan sebagai bahan acuan
pembelajaran terutama bagi dunia pendidikan, Jurnal Pendidikan
MIPA pada edisi yang pertama ini memuat hasil-hasil penelitian
tentang : Perbandingan Metode Kooperatif Learning Tipe Jigsaw
Dengan Tipe STAD Terhadap Prestasi Belajar Biologi Kelas VIII
MTsN Kembang Sawit, Penerapan Pendekatan Kontekstual Dengan
Pemodelan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada
Siswa Kelas VII SMP I Jiwan Kabupaten Madiun, Implementasi
Model Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Kemampuan
Sintesis Pada Mata Pelajaran Biologi, Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TPS dan NHT Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Ditinjau Dari Aspek Self Concept, Penerapan Model Pembelajaran
Picture and Picture Untuk Mempercepat Penyelesaian Soal-Soal
Matematis Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika,
Efektivitas Model Pembelajaran Explicit Instruction dan STAD
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar
Siswa, Penerapan Pendekatan Konstruktivsme Melalui Pendekatan
Problem Base Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pembiasan Cahaya
Sumbang saran berbagai pihak sangat diharapkan dalam upaya
meningkatkan kualitas Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun,
dan akhirnya redaksi berharap semoga tulisan dalam edisi ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca sehingga mampu menmbah
wawasan di bidang pendidikan
Redaksi
ABSTRAK
Tujuaan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan penggunaan metode cooperatif learning tipe jigsaw dan metode
cooperatif learning tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen, dengan populasi adalah siswa kelas VIII MTsN Kembangsawit
dengan jumlah 180 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas VIII A
berjumlah 36 siswa yang belajar menggunakan metode cooperatif learning
tipe jigsaw dan kelas VIII C berjumlah 36 siswa yang belajar menggunakan
metode cooperatif learning tipe STAD. Pemilihan sample dengan teknik
cluster random sampling.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes yang diberikan
pada akhir KBM. Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa t hitung 4,83 dan t tabel 1,67, dengan taraf signifikasi
5% derajat kebebasan 70. Hal ini bererti ada perbedaan penggunaan metode
cooperatif learning tipe jigsaw dengan metode cooperatif learning tipe
STAD
Kata Kunci : Cooperatif Learning Tipe Jigsaw, Cooperatif Learning Tipe
STAD, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Mata pelajaran biologi merupakan sarana berfikir ilmiah
yang diperlukan untuk mengembangkan cara berfikir siswa, sehingga
guru harus mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan bagi
untuk
menyelesaikan
soal-soal
sesuai
dengan
dapat
meningkatkan
keberhasilan
dalam
prestasi
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Kembangsawit
Kebonsari Madiun Penelitian ini berupa penelitian eksperimen,
Variabel bebas adalah model pembelajaran Jigsaw dan model
pembelajaran STAD. Sedangkan variabel terikat adalah prestasi
belajar. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII sebanyak 180
siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas VIII A berjumlah 36 siswa
yang belajar menggunakan metode cooperatif learning tipe jigsaw dan
kelas VIII C berjumlah 36 siswa yang belajar menggunakan metode
cooperatif learning tipe STAD. Pemilihan sample dengan teknik
cluster random sampling.
Teknik pengambilan data menggunakan tes yang diberikan
pada akhir KBM. Teknik analisis data secara kuantitatif dengan
menggunakan analisis statistik parametrik uji t.
Untuk keperluan
Metode Jigsaw
Metode STAD
N (jumlah siswa)
36
36
Skor Maks
90
85
Skor Min
67
62
X (Mean)
77,94
71,16
S (simpangan baku)
6,13
6,07
belajar adalah 71,16 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 62.
Hal tersebut sesuai dengan hasil perhitungan uji t, dengan t hitung
sebesar 4,83 dan t tabel sebesar 1,67. Karena t hitung > t tabel, artinya
prestasi belajar yang diajar menggunakan metode cooperatif learning
tipe jigsaw berbeda dengan prestasi belajar siswa yang diajar
menggunakan metode cooperatif learning tipe STAD. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan dalam keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar, sehingga pemahaman konsep pun berbeda. Dalam
penelitian ini, pembelajaran dengan metode jigsaw memberikan hasil
yang lebih baik dibandingkan dengan metode STAD. Hal ini terjadi
karena metode jigsaw lebih melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. Dalam arti siswa lebih aktif. Dalam metode jigsaw,
siswa mempelajari materi yang telah diberikan sesuai kelompok ahli,
kemudian hasil belajar disampaikan kepada teman yang lain. Dalam
hal ini siswa telah belajar beebrapa kali, sehingga secara tidak
langsung siswa lebih memahami materi. Sedangkan metode STAD
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengembangkan sifat
tolong menolong. Dalam metode STAD, siswa mampu menjelaskan
konsep dengan menggunakan bahasa sendiri. Akan tetapi kemampuan
tiap siswa berbeda (heterogen) maka siswa yang aktif saja yang
mampu
mengembangkan
kemampuannya.
Selain
itu
proses
10
11
DAFTAR RUJUKAN
Anita Lie. 2004. Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif
Learning Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Arr-Ruzz-Media.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta:
Gramedia Widia sarana Indonesia.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Syaiful Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wina Sanjaya. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi KBK.
Jakarta: Kencana Prenoda Media Group.
12
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan
pendekatan kontekstual dengan pemodelan dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika pada siswa kelas VIII SMPN 1 Jiwan Kabupaten
Madiun. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIC SMPN 1 Jiwan
Kabupaten Madiun dengan jumlah 41 siswa. Pengumpulan data berupa data
prestasi belajar yang diambil dengan teknik tes dan data minat belajar yang
diambil dengan angket. Hasil penelitian ketuntasan prestasi belajar
menunjukkan terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 60,98%, siklus II
sebesar 65,85% dan siklus III sebesar 80,49%.
Kata Kunci
PENDAHULUAN
Salah satu mata pelajaran yang penting dan selalu
dibutuhkan dalam berbagai segi kehidupan adalah matematika. Materi
yang terkandung dalam matematika sangat berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, oleh karena itu matematika sudah diajarkan
sejak anak duduk di bangku sekolah dasar bahkan sudah
diperkenalkan sejak anak duduk di bangku taman kanak-kanak.
13
pembelajaran
yang
menekankan
kepada
proses
14
(constructivism),
inkuiri
(inquiry),
bertanya
mendemonstrasikan
bagaimana
guru
menginginkan
15
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Jiwan Kabupaten
Madiun Tahun Pelajaran 2008/2009. Subyek penelitian adalah siswa
kelas VII C dengan jumlah 41 siswa. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tiga siklus,
tiap siklus terdiri dilakukan dengan tiga kali pertemuan. Masingmasing siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting),
observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
Teknik pengambilan data dengan menggunakan tes.
Instrumen yang digunakan adalah soal tes yang digunakan untuk
mengetahui prestasi belajar.
interaktif.
Guru melakukan
16
Siklus I
Nilai
Ratarata
65
Jumlah
siswa
tuntas
25
Jumlah
siswa tidak
tuntas
19
Siklus II
Siklus III
69,02
77,8
27
33
14
8
Keterangan
Prosentase
Ketuntasan
60,98%
65,85%
80,49%
17
18
19
DAFTAR RUJUKAN
Aulia Arie Fridayanti. 2008. Upaya Meningkatkan prestasi Belajar
siswa pada pokok bahasan geometri dengan menggunakan
alat peraga melalui pendekatan kooperatif di kelas VIII SMP
Negeri Jiwan Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi tidak
diterbitkan. Madiun: Fakultas MIPA IKIP PGRI Madiun
Erman Suherman. 2009. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran
Matematika, (Online),http://educare.e-fkipunla.com Diakses 4
Maret 2009
Herawati Susilo, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas sebagai sarana
pengembangan keprofesionalan
Guru dan Calon Guru.
Malang: Bayumedia Publishing
Herman Hudojo. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang:
IKIP Malang
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
UM Press
Retno Wulandari. 2008. Upaya Menciptakan Suasana Belajar
Matematika yang Menyenangkan dengan Media Karikatur
pada Sub Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V MI
Islamiyah 02 Madiun Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi tidak
diterbitkan. Madiun: Fakultas MIPA IKIP PGRI Madiun
Sudaryani. 2008. Penerapan pembelajaran kontekstual untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika di kelas VIII E SMP Negeri 10 Madiun Tahun
Pelajaran 2008/2009. Skripsi tidak diterbitkan. Madiun:
Fakultas MIPA IKIP PGRI Madiun
Wina Sanjaya. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
20
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari
dua siklus melalui tahap perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D SMP N 10 Madiun, sejumlah 42
siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama penerapan model pembelajaran
scramble kemampuan kognitif siswa pada tingkat sintesis meliputi aspek
menyusun, merumuskan dan menghubungkan suatu masalah, meningkat dari
siklus I sebesar 64% dan siklus II sebesar 81%. Aktivitas siswa pada siklus I
sebesar 68% meningkat pada siklus II menjadi 87,5%.
Kata kunci : model scramble, kemampuan sintesis.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara
pelajar dan guru sebagai pengajar, yang dalam kegiatan ini
berlangsung interaksi reciprocal yaitu hubungan antara guru dengan
peserta didik dalam situasi dalam pembelajaran. Keberhasilan
kegiatan pembelajaran ditentukan oleh kerja sama antara guru dan
peserta didik tersebut. Proses pembelajaran di SMP Negeri 10
21
sintesis
merupakan
kemampuan
untuk
membentuk
satu
keseluruhan
secara
utuh.
Untuk
membentuk suatu pola atau struktur yang sama. Aspek sintesis dalam
pembelajaran ditunjukkan dalam suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga membentuk
menjadi struktur yang baru.
Menurut
22
model
pembelajaran
yang
menyerupai
permainan
sintesis
merupakan
kemampuan
untuk
membentuk
satu
keseluruhan
secara
utuh.
Untuk
23
24
reduksi
Siklus I
Rata-rata
Keterangan
Tatap
Tatap Muka
Muka I
II
65
59,52
69,04
64,28
Tuntas
< 65
40,48
30,95
35,72
Tidak tuntas
Indikator ketercapaian 80 %
25
Siklus I
Rata-rata
Keterangan
TM I
TM II
65
69,05
92,85
80,95
Tuntas
< 65
16,67
7,14
11,91
Tidak tuntas
Indikator ketercapaian 80 %
26
27
Skor
TM I
TM
II
2
2
2
4
4
4
2
2
10
12
62,5
75
68,75
22
28
Aktivitas
siswa
Skor
TM I
TM II
3
4
3
4
4
4
2
4
Jumlah
12
16
Prosentase nilai rata-rata
75
100
Rata-rata
87,5
Jumlah skor maksimal
16
Indikator ketercapaian 81 kategori sangat baik
peserta
didik
bahwa
dengan
diskusi
mereka
29
30
31
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dan NHT terhadap prestasi belajar matematika ditinjau
dari aspek self concept. Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Ngariboyo yang berjumlah 5 kelas atau 186
siswa. Sampel yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling
yaitu kelas VII A dan VII E atau berjumlah 76 siswa. Metode pengumpulan
data menggunakan tes untuk memperoleh data prestasi belajar matematika
dan angket untuk memperoleh data self concept siswa. Analisis data yang
digunakan adalah anava dua jalan dengan sel tak sama. Hasil uji hipotesis
dengan uji anava ( = 0,05) menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan efek
antar baris terhadap variabel terikat (Fobs = 8,1990 dan F = 4,00), (2)
terdapat perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat (Fobs =29,5828
dan F = 3,15), (3) tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel
terikat (Fobs = 0,1504 dan F = 3,15). Kesimpulan dari hasil penelitian adalah
prestasi belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe
TPS lebih baik dari pada siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Siswa yang mempunyai self concept tinggi lebih baik dari pada siswa
yang memiliki self concept sedang maupun rendah, tetapi bagi siswa yang
mempunyai self concept sedang dan rendah tidak mempunyai perbedaan
prestasi belajar yang berarti.
Kata Kunci: TPS, NHT, self concept, prestasi belajar
32
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui bahwa tidaklah sedikit dari siswa
yang menganggap bahwa matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang sulit. Pandangan ini tentunya akan sangat berpengaruh
terhadap siswa untuk dapat menerima pelajaran yang disampaikan
guru.
Dengan adanya
pandangan tersebut,
tidak
seharusnya
kepada
proses
belajar
agar
siswa
mendapatkan
dirinya
serta
menentukan
lingkungan
belajar
yang
33
memungkinkan
siswa
untuk
belajar
sehingga
mampu
memecahkan permasalahan.
Selain faktor guru, keberhasilan proses belajar mengajar
juga dipengaruhi oleh faktor kepribadian siswa. Faktor kepribadian ini
merupakan bagian dari psikologi siswa. Tingkat perkembangan
kepribadian siswa sebagai dampak dari proses belajar mengajar sangat
bervariasi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Menurut
Yusuf dan Nurihsan (2007), salah satu aspek dari kepribadian anak
tersebut adalah konsep diri (self concept) siswa. Aspek ini kurang
mendapat perhatian dari
dalam
kehidupannya.
Bagi
siswa-siswa
Sekolah
34
kooperatif.
Teknik
belajar
mengajar
TPS
(berpikir
35
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
berupa
penelitian
eksperimen
yang
pengumpulan
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode tes dan angket. Metode tes digunakan
untuk mengambil data prestasi
analisis
data
secara
kuantitatif
dengan
36
menggunakan
uji
Lilliefors
dan
Uji
Homogenitas
dengan
Kelompok
eksperimen
Sampel
Kelompok
kontrol
Metode
TPS
PRESTASI
Metode
NHT
37
Rata-rata prestasi
belajar
Eksperimen
Kontrol
Tinggi
11,8
12,5
11,1539
Sedang
9,5455
10
9,1667
Rendah
8,3889
8,8182
7,7143
mampu
menyelesaikan
soal
dengan
benar
58,68%.
38
39
JK
dk
Fobs
RK
Kesimpulan
H0
Metode (A)
20,8787
20,8787
8,1990
4,00
H0
Self Concept
(B)
Ditolak
150,6654
75,3327
29,5828
3,15
Ditolak
H0
Interaksi (AB)
0,7658
0,3829
0,1504
3,15
Diterima
Galat
178,2573
70
2,3768
Total
350,5672
75
40
Self Concept
(B)
H0
Fobs
DK
Kesimpulan
1 2
28,3955
6,3
H 0 Ditolak
1 3
47,8044
6,3
H 0 Ditolak
2 3
6,1166
6,3
H 0 Diterima
41
42
43
DAFTAR RUJUKAN
Reni Akbar Hawadi (Eds.). 2004. Akselerasi: A-Z Informasi Program
Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta:
Grasindo.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan
Praktik. Bandung: Nusa Media.
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. 2007. Teori Kepribadian.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
T. Safaria. 2004. Tes Kepribadian untuk Seleksi Pekerjaan.
Yogyakarta: Amara Books.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
_______, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
44
ketepatan
jawaban,
kecepatan
PENDAHULUAN
Berdasarkan
hasil
pengamatan
terbatas
yang
telah
45
mengumpulkan
data,
menganalisis
dan
akhimya
46
bisa
belajar
dengan
rasa
senang.
Metode
ini
47
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Barat Kabupaten
Magetan. Subyek penelitian adalah siswa kelas X 2 dengan jumlah 31
siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan dua siklus, tiap siklus terdiri dilakukan dengan
tiga kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting).
Teknik pengambilan data dengan menggunakan tes prestasi
belajar dan observasi aktivitas belajar siswa.
Instrumen yang
48
Indikator
ini
adalah
Keterangan
Siklus I
Siklus II
1.
62,76
84,19
2.
36,2 %
65%
3.
18,04 menit/soal
9.9
menit/soal
49
pengantar
50
bahwa
siswa
telah
memahami
tata
cara
model
Saran
Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran menggunakan
model picture and picture sehingga siswa dapat lebih cepat dan tepat
dalam menelesaikan soal matematis pada mata pelajaran fisika.
51
DAFTAR RUJUKAN
Slameto. 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Bina Aksara
Sudjana Nana.2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama
Aunmansda.2004:Penyelesaian
soal.http://journal.www.mediapembelajaran.go.id. Diakses
3 Februari 2009.
Arikunto suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,
Taktik, dan Model Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pendidikan
(Online), (http://smacepiring.wordpress.com, diakses 11
April 2009
Sutopo. 2006. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
52
PENDAHULUAN
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran
yang selama ini banyak ditakuti dan dianggap sulit oleh siswa.
53
54
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berupa penelitian eksperimen, Variabel
bebas adalah motivasi, model pembelajaran Explicit Instruction dan
model pembelajaran STAD. Sedangkan variabel terikat adalah prestasi
belajar. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII sebanyak 175
siswa SMP N 3 Kawedanan Kab. Magetan.
Sedangkan sampel
sebanyak 71 siswa yang terdiri darai kelas VIIA dan VII B yang
ditentukan secara cluster random sampling. Teknik pengambilan data
menggunakan tes dan angket. Teknik analisis data secara kuantitatif
dengan menggunakan analisis statistik analisis varian dua jalan
dengan frekuensi sel tak sama. Untuk keperluan analisis tersebut,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu: Uji Normalitas
dengan menggunakan uji Lilliefors dan Uji Homogenitas dengan
55
STAD
Prestasi
Sampel
Kelas Kontrol
(motivasi tinggi,
rendah)
Explicit Instruction
56
kurang dari 0,30. Ini berarti soal tersebut terlalu sulit. Soal nomor
20, 30, tingkat kesukarannya lebih besar dari 0,70. Ini berarti soal
tersebut terlalu mudah. Oleh karena itu soal-soal tersebut tidak
digunakan untuk mengambil data prestasi belajar matematika
siswa. Nilai rata-rata prestasi belajar seperti terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen
Kelas
Jumlah
siswa
Jumlah soal
Rata-rata
prestasi belajar
VII A
35
20
70,00
VII B
36
20
59,17
Kelas
VIIA
(eksperime
n)
Kelas VIIB
(kontrol)
Tinggi
17
Rendah
18
Kelas VII
B
21
75
58,3333
15
65,2778
60,3333
57
JK
dk
RK
Fobs
(A)
260,381
260,381
0,947
4,00
>
0,05
Kolom ( B )
2041,683
2041,683
7,429
4,00
<
0,05
Interaksi (
AB)
598,734
598734
2,179
4,00
>
0,05
Galat
18413,6107
67
274,830
Total
21314,409
70
Baris
58
59
60
61
Heri Pratiwi
Purwandari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa pada materi pembiasan cahaya. Pengumpulan
data menggunakan metode observasi dan tes. Metode observasi digunakan
untuk mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran, data kemampuan
afektif dan psikomotorik siswa. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan
data kemampuan kognitif siswa.
Kualitas pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 72,5%, prosentase
kualitas pelaksanaan pembelajaran meningkat pada siklus II menjadi 85%.
Kemampuan kognitif siswa pada siklus I sebesar 64, nilai rata-rata
meningkat pada siklus II menjadi 66,75. Kemampuan afektif siswa pada
siklus I sebesar 70,8, nilai rata-rata meningkat pada siklus II menjadi 75.
Kemampuan psikomotorik siswa pada siklus I sebesar 68,75, nilai rata-rata
meningkat pada siklus II menjadi 73.
Kata kunci: konstruktivisme, problem-based instruction, kognitf, afektif,
psikomotor
PENDAHULUAN
Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran
yang cukup sulit bagi siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
62
63
Base
Instruction
(PBI)
digunakan
untuk
yang
lebih
sedikit
pengetahuannya
(siswa)
untuk
pembelajaran
langsung
adalah
salah
satu
64
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 11 Madiun. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VII A dengan jumlah 40 siswa. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan dua siklus, tiap siklus terdiri dilakukan dengan tiga kali
pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning),
tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
Teknik pengambilan data dengan menggunakan tes dan
observasi. Instrumen yang digunakan adalah soal tes digunakan untuk
mengetahui prestasi belajar, lembar observasi untuk mengetahui ranah
afektif dan psikomotorik siswa. Analisis data yang digunakan adalah
kualitatif dengan model analisis interaktif.
65
Keterangan
Siklus I
Siklus II
64
66,75
1.
2.
70,8
75
3.
68,7
73
Seperti tabel 1 nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada silkus I adalah
64 sedangkan pada siklus II adalah 66,75. Hal ini disebabkan model
pembelajaran PBI yang digunakan oleh guru mampu melatih
keterampilan kognitif dan membiasakan penyelesian masalah. Hal ini
sesuai yang dikatakan Arends dalam Trianto, 2007 bahwa model
pembelajaran PBI (langsung) adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Kemampuan afektif siswa pada siklus I sebesar 70,8
sedangkan pada siklus II menjadi 75. Hal ini disebabkan keterampilan
guru mengorganisasi siswa dalam belajar yaitu dengan membagi
kelompok secara heterogen dan memberi kesempatan kepada seluruh
siswa untuk berpendapat. Penggunaan berbagai metode belajar yang
66
sesuai
prosedur.
Guru
mendorong
siswa
untuk
hal
67
Saran
Guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan konstruktivisme
melalui
metode
Problem-Based
Instruction
danlebih
sering
68