Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENGELOMPOKAN KELAS (UNGGULAN DAN NON


UNGGULAN) TERHADAP PRESTASI SISWA DI
MTs MUHAMMADIYAH 3 YANGGONG PONOROGO

ADITYA PUTRA PERDANA


NIM 14111898

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Rido Kurnianto, M.Ag

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2017
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENGELOMPOKAN KELAS (UNGGULAN DAN NON


UNGGULAN) TERHADAP PRESTASI SISWA DI
MTs MUHAMMADIYAH 3 YANGGONG PONOROGO

ADITYA PUTRA PERDANA


NIM 14111898

Ponorogo, 12 Januari 2017


Menyetujui,

Pembimbing Proposal

Drs. Rido Kurnianto, M.Ag


NIDN. 0721046802

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Sigit Dwi Laksana, M.Pd


NIDN. 0710018901

Nama : Aditya Putra Perdana

2
NIM :14111898

PENGARUH PENGELOMPOKAN KELAS (UNGGULAN DAN NON


UNGGULAN) TERHADAP PRESTASI SISWA DI
MTs MUHAMMADIYAH 3 YANGGONG PONOROGO

Ringkasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui strategi pengelompokan
kelas di MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo, untuk mengetahui prestasi
siswa berdasarkan pengelompokan kelas dan ada tidaknya pengaruh antara
pengelompokan kelas terhadap prestasi siswa di MTs Muhammadiyah 3
Yanggong Ponorogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
pendekatan kuantitatif. Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan untuk
mengetahui pengaruh dari pengelompokan kelas terhadap prestasi siswa dan
keefektivitasannya saat dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 3 Yanggong
Ponorogo.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap sekolah pasti memiliki tujuan untuk selalu meningkatkan mutu
dan kualitas sekolah tersebut. Ada banyak aspek yang mempengaruhi mutu
dan kualitas dari sekolah tersebut. Salah satu yang dapat dijadikan acuan baik
atau tidak nya kualitas adalah dengan melihat prestasi siswa sekolah tersebut,
baik secara akademik maupun non akademik. Banyak sekali sekolah-sekolah
menjadi favorit karena memiliki banyak sekali prestasi yang membanggakan
mulai dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi. Dan ini menjadi nilai
plus bagi sekolah untuk mencapai mutu dan kualitas sekolah yang bagus.
Kelas merupakan salah satu faktor penting di dalam peningkatan
prestasi belajar siswa. Mengapa? Karena pembelajaran di mulai dari dalam
kelas. Di dalam kelas siswa mampu untuk belajar dan menerima semua
pelajaran yang diberikan oleh guru pendidik dengan baik. Jika siswa tersebut
rajin masuk, aktif di kelas dan selalu memperhatikan gurunya, bukan tidak

3
mungkin dia akan memiliki prestasi yang baik. Namun tidak dapat dipungkiri
di setiap kelas terkadang ada beberapa siswa yang tidak pernah
memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pemilihan kelas juga berpengaruh besar dalam lancarnya proses
pembelajaran dan hasil yang ingin diperoleh yakni prestasi siswa yang baik.
Banyak kita temui di beberapa sekolahan bahkan ada salah satu kelas di cap
sebagai “sarangnya anak nakal” dan di lain sisi ada kelas yang paling unggul
dalam bidang prestasi. Jika dalam satu kelas tersebut mayoritas berisi anak-
anak yang rajin masuk maka hampir bisa dipastikan prestasi dari kelas
tersebut baik dam jarak prestasi antara siswa satu dengan yang lain tidak
begitu jauh. Artinya terjadi persaingan yang baik di dalam kelas tersebut
dalam memperoleh ranking pertama. Ini menjadi suatu hal yang positif dan
memudahkan guru dalam memberikan pelajaran.
Lain halnya jika dalam satu kelas berisi mayoritas siswa yang aktif
membolos, maka sudah hampir bisa ditebak prestasi belajarnya kurang.
Tetapi hampir semua kelas pasti ada sisi positif dan negatif nya berdasarkan
pengelompokan kelas oleh sekolah. Maka pemilihan kelas ini menjadi aspek
penting dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Terkadang ada siswa yang
mulanya rajin masuk, aktif dalam pembelajaran tetapi ketika berada di kelas
yang tidak tepat juga akan berpengaruh pada prestasi belajarnya.
Teman sekelas merupakan pengaruh yang paling besar. Apabila teman
sekelas memilki motivasi belajar yang baik, maka kemungkinan semua siswa
akan emiliki motivasi yang sama dalam peningkatan prestasi belajar masing-
masing individu. Tapi sebaliknya jika dalam satu kelas di dominasi oleh anak
yang motivasi belajarnya kurang maka kemungkinan anak yang semula rajin
lama kelamaan akan uga mengikuti pengaruh buruk dari temannya. Hal ini
tentu akan menjadi kerugian bagi para siswa yang berada dalam kelas
tersebut.
Memang masing-masing siswa memiliki latar belakang dan
kepribadian yang berbeda-beda. Tetapi jika terus bersama bukan tidak
mungkin akan terjadi asimilasi kepribadian antara siswa satu dengan siswa
yang lain. Di dalam kelas banyak hal-hal yang diluar rencana bisa terjadi.

4
Misal anak yang semula pendiam bisa jadi lebih pendiam ketika tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungan kelas yang ada, namun ada juga yang mampu
beradaptasi dan berubah kepribadian menjadi siswa yang aktif.
Di dalam kelas juga pendidik juga berharap bahwa siswa mampu
menjadi aktif dan ada persaingan serta motivasi tinggi siswa untuk
meningkatkan prestasinya. Jangan sampai akibat salah dalam penempatan
kelas akan berdampak yang kurang baik terhadap beberapa siswa sehingga
prestasi belajarnya akan menurun dan nilai yang di dapat tidak sesuai harapan
dan keinginan. Kelas merupakan salah satu faktor utama terhadap
keberhasilan dan peningkatan prestasi belajar dari siswa-siswinya.
Seperti halnya di MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo ini,
siswa dan siswi dibagi dalam beberapa kelas yang berbeda-beda.
Pengelompokan ini berdasarkan atas nilai siswa dan juga minat dari siswa
tersebut. Di MTs ini membedakan kelas dengan kelas A dan B. Dengan
pembedaan tersebut tentu juga memiliki perbedaan di dalam jalannya
pembelajaran di kelas. Dengan pengelompokan seperti ini, guru memiliki
harapan untuk siswa supaya dapat semakin meningkatkan mutu pendidikan,
meningkatkan persaingan di dalam kelas, dan meningkatkan prestasi belajar
dari masing-masing siswa tersebut.
Selain itu siswa juga tidak menjadi minder/kurang percaya diri ketika
dia merasa kalah saing di dalam kelas jika dia berada di kelas yang sesuai
dengan kemampuannya. Terkadang anak yang prestasinya bagus, karena di
masukkan dalam kelas yang tidak sesuai maka dia bisa saja menurun
prestasinya ataupun justru malah meningkat. Begitu juga sebaliknya jika ada
siswa yang prestasinya kurang tapi dimasukkan ke kelas unggulan maka dia
akan tertinggal dan sulit untuk menerima pelajaran.
Menurut Bapak Muhadi S.Pd.I, pengelompokan kelas ini lebih
didasarkan pada nilai dari siswa tersebut.1 Yang membedakan lagi dengan
sekolah yang lain, jika di sekolah-sekolah lain kelas A lebih diunggulkan dari
kelas B sedangkan di MTs Yanggong ini kelas B lebih diunggulkan daripada
kelas A. Tetapi tidak secara langsung dikatakan jika kelas B unggulan dan
1
Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Muhadi, S.Pd.I pada tanggal 11 Desember
2017 di ruang kelas VII A MTs Muhammadiyah 3 Yanggong pukul 09.00 WIB

5
kelas A non unggulan. Hanya saja memang jika mengajar antara 2 kelas
tersebut terdapat perbedaan yang dapat dirasakan secara langsung.
Dampak dari pengelompokan kelas ini sangat terasa ketika sudah
masuk dan mengajar di dalam kelas, mulai dari sikap siswa di kelas, respon
siswa, hingga ketika ada tugas yang diberikan. Seperti di kelas 9 dibagi
menjadi 2 kelas yaitu kelas 9A dan kelas 9B. Pengelompokan itu menjadi
unik karena kelas B memiliki keunggulan dibanding kelas A dari berbagai
aspek tersebut. Prestasi juga dikatakan lebih merata pada kelas B dimana saat
ada tugas/ulangan hasil yang didapatkan rata-rata tidak ada yang menonjol
jauh dan tidak ada yang terlalu bawah. Selain itu sikap siswa saat pelajaran
juga membedakan kualitas kelas yang ada. Di kelas B sikap siswa lebih aktif
dan responsif saat guru memberikan pelajaran dan lebih cepat menerima
pelajaran. Namun bukan berarti kelas A adalah kelas yang jelek, hanya saja
mereka sedikit kalah unggul dari kelas B.
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengambil judul “Pengaruh Pengelompokan Kelas terhadap Prestasi
Belajar Siswa di MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo”.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas,
maka peneliti menemukan 3 rumusan masalah yang akan menjadi bahan
penelitian yaitu sebagai berikut :
a. Bagaimana pengelompokan kelas di MTs Muhammadiyah 3 Yanggong
Ponorogo?
b. Bagaimana prestasi siswa berdasarkan pengelompokan kelas di MTs
Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo?
c. Adakah pengaruh pengelompokan kelas terhadap prestasi belajar siswa di
MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo?

3. Tujuan Penelitian

6
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penilitian ini
adalah :
a. Untuk mendeskripsikan tentang pengelompokan kelas di MTs
Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo.
b. Untuk mendeskripsikan tentang prestasi siswa berdasarkan
pengelompokan kelas di MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo.
c. Untuk mendeskripsikan tentang apakah ada pengaruh pengelompokan
kelas terhadap prestasi belajar siswa di MTs Muhammadiyah 3
Yanggong Ponorogo.

4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan konsep-konsep baru dan menambah khasanah untuk
memperluas wawasan keilmuan.
b. Manfaat praktis
1. Bagi sekolah : sebagai perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa yang akhirnya berpengaruh pada
lulusan sekolah yang bermutu.
2. Bagi guru : sebagai bahan acuan untuk menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dan manajemen kelas dengan baik.
3. Bagi siswa : dapat menerima pembelajaran di kelas dengan senang,
nyaman, aman dan belajar dengan baik sehingga mampu
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam peningkatan prestasi
siswa dan mencapai tujuan sekolah yang utama.
4. Bagi peneliti : menjadi pegangan dan menjadi bahan kajian untuk
mengetahui pengaruh pemilihan kelas terhadap siswa MTs
Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo.

5. Hipotesis Penelitian

7
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, penulis mengajukan
hipotesa yang nantinya akan diuji kebenarannya. Hipotesa tersebut adalah
adanya pengaruh yang nyata antara pengelompokan kelas terhadap prestasi
siswa di MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo

6. Tinjauan Pustaka
a. Skripsi saudari Yuliani Setiyawati, Progam Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
Surakarta dengan judul “Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas
Unggulan Ditinjau dari Aspek Pemilihan, Motivasi Belajar dan Sarana
Penunjang Pembelajaran”. Hasil dari penelitian di atas adalah adanya
pengaruh dari pemilihan kelas unggulan dan non unggulan, motivasi
belajar dan pemanfaatan sarana penunjang pembelajaran terhadap prestasi
belajar siswa.
b. Skripsi saudari Ni Kadek Sukiati Arini, Universitas Gunadarma Depok
dengan judul “Pengaruh Tingkat Intelegnsi dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas II SMA Negeri 99 Jakarta”.
Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh secara signifikan dari
tingkat intelegensi dan motivasi belajar baik secara parsial maupun
bersama terhadap prestasi akademik.
c. Skripsi saudara Ardi Apriliadi, Universitas Pendidikan Indonesia dengan
judul “Pengaruh Manajemen Kelas terhadap Prestasi Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di
SMK N 3 Bandung”. Hasil dari penelitian tersebut adalah manajemen
kelas di kelas X SMK N 3 Bandung berjalan secara efektif, prestasi
belajar siswa di kelas X masih rendah, dan manajemen kelas memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Artinya
manajemen kelas memberikan pengaruh aktif terhadap prestasi belajar
siswa di kelas X SMKN 3 Bandung.
d. Tesis saudara Agus Supriyono Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2009
dengan judul “Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SMA Negeri 2

8
Ngawi”. Hasil dari penelitian tersebut adalah pelaksanaan kelas unggulan
mendapat respon positif dari guru, siswa dan orang tua sehingga sangat
membantu dalam penyelenggaraan program kelas unggulan. Selain itu
pelaksanaan kelas unggulan berdampak positif dalam meningkatkan mutu
pendidikan terutama masalah nilai Ujian Nasional dan banyak mengantar
siswa-siswinya masuk dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri favorit.
Namun ada beberapa kendala terutama masalah sarana dan prasarana
yang kurang mendukung, perlunya melakukan perekrutan guru baru yang
unggul dan perawatan sarana dan prasarana yang sudah ada. Tetapi semua
masalah itu dapat diatasi dengan manajemen yang baik dari pihak sekolah
dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan dengan dukungan
swadaya dari wali murid.
Dari keempat penelitian ini, penelitian (a) meneliti tentang adanya
pengaruh dari motivasi belajar dan pemanfaatan sarana penunjang
pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa, (b) adanya pengaruh secara
signifikan dari tingkat intelegensi dan motivasi belajar baik secara parsial
maupun bersama terhadap prestasi akademik, (c) manajemen kelas
memberikan pengaruh aktif terhadap prestasi belajar siswa, (d)
penyelenggaraan kelas unggulan memiliki dampak positif bagi siswa di
sekolah.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama
sama menggunakan variabel tentang prestasi belajar siswa tetapi yang
membedakan adalah variabel yang lain dimana penelitian (a) tentang motivasi
dan sarana belajar, penelitian (b) tingkat intelegensi dan motivasi, penelitian
(c) tentang manajemen kelas dan penelitian (d) penyelenggaraan kelas
unggulan. Sedangkan pada penelitian ini memilih judul pengaruh
pengelompokan kelas terhadap prestasi belajar siswa dan yang membedakan
adalah pada penelitian ini fokus tertuju pada pengelompokan kelas yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa dengan subjek seluruh siswa MTs (kelas
VII, VIII, IX). Oleh karena itu penelitian ini belum ada yang meneliti
sebelumnya.
B. LANDASAN TEORI

9
1. Pengelompokan Siswa
Pengelompokan lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas
pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan,
juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta
didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama,
sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan
pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda.
Pengelompokan bukan dimaksudkan untuk mengkotak-kotakkan peserta
didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang
seoptimal mungkin.2
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas
bahwa peserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda.
Agar perkembangan peserta didik yang cepat tidak mengganggu peserta didik
yang lambat dan sebaliknya maka dilakukanlah pengelompokan kelas.
Dengan seperti itu maka kelas bisa berjalan efektif dan normal tanpa ada
hambatan atau ada salah satu yang sangat unggul dibanding yang lain.3
Menurut Hendayat Soetopo setidaknya ada lima dasar pengelompokan
peserta didik yaitu4 :
a. Friendship grouping adalah pengelompokan peserta didik yang
didasarkan atas kesukaan memilih teman.
b. Achievement grouping adalah pengelompokan peserta didik yang
didasarkan atas prestasi didik.
c. Aptitude grouping adalah pengelompokan peserta didik yang didasarkan
atas kemampuan dan bakat mereka.
d. Attention or interest grouping adalah pengelompokan peserta didik yang
didasarkan atas minat mereka.
e. Intelegent grouping adalah pengelompokan yang didasarkan atas tes
kecerdasan atau intelegensi.
2. Kelas Unggulan dan Non Unggulan

2
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik (Bandung: 2014, Alfabeta) hlm 69
3
Ibid…, hlm 70
4
Ibid…, hlm 74

10
Kelas unggulan adalah sejumlah siswa yang karena prestasinya yang
menonjol, dikelompokkan dalam kelas tertentu kemudian diberi program
pengajaran dengan kurikulum yang berlaku ditambah pendalaman materi
mata pelajaran dengan standar prestasi melalui system evaluasi tertentu,
kegiatan tersebut juga didukung oleh ruang kelas yang representatif, alat
pembelajaran yang lengkap, dan sarana yang memadai.5
Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas
unggulan merupakan cara untuk mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat
morivasi belajar, kemampuan akademik, atau siswa yang memiliki prestasi di
bidang non akademik agar diperoleh prestasi yang optimal. Kelas unggulan
sering dijadikan bahan acuan untuk pengelolaan kelas non unggulan, hal ini
akan sangat membantu guru dalam operasional sekolah, misalkan sebagai
kelas uji coba metode pembelajaran yang baru atau kurikulum baru apabila di
kelas unggulan dapat diterima dengan baik maka pada kelas non unggulan hal
itu juga dapat diterapkan dengan baik.6
Tujuan Pengelompokan kelas unggulan yaitu meningkatkan kualitas
akademik dan non akademik, menyiapkan siswa untuk mengikuti perlombaan
dalam bidang akademik non akademik,menyiapkan kualitas output dan
outcome siswa sehingga dapat kompetitif untuk melanjutkan ke jenjang
berikutnya, dan mewujudkan jati diri sekolah sebagai lembaga pendidikan
yang berkualitas.
Para siswa yang dapat masuk pada kelas unggulan biasanya
mempunyai kualifikasi tertentu diantaranya adalah memiliki kemampuan
akademik yang di persyaratkan berdasarkan tes potensial, memiliki minat dan
motivasi yang tinggi, mempunyai keterampilan lain di bidang non akademik,
dan didukung oleh orang tua secara finansial.7 Adapun beberapa jenis-jenis
kelas seperti kelas yang gaduh, kelas yang kondusif, kelas yang tenang dan
disiplin dan kelas yang berlangsung secara alamiah (interaksi aktif).8
5
Yuliani Setiawati, Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Unggulan Ditinjau
Dari Aspek Pemilihan, Motivasi Belajar dan Sarana Penunjang Pembelajaran, (Surakarta:
2014), hlm 61
6
Ibid..,hlm 61
7
Ibid..,hlm 61
8
Ani Setiani, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran: Cerdas, Kreatif,
dan Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2015) hlm 75

11
Prinsip dalam manajemen kelas adalah hangat dan antusias, tantangan,
bervariasi, keluwesan, penekanan hal yang positif, serta penanaman
kedisiplinan. Tiga komponen manajerial guru di ruang kelas adalah
keterampilan konseptual, keterampilan kemanusiaan, serta keterampilan
teknis. Dua keterampilan dasar lainnya yang perlu dimiliki oleh guru sebagai
manajer adalah keterampilan manajemen waktu dan keterampilan membuat
keputusan. Keberhasilan manajemen kelas dalam memberikan dukungan
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, dipengaruhi oleh lingkungan fisik,
kondisi sosio-emosional, dan kondisi organisasional.9 Jadi kelas unggulan
adalah suatu kelas yang terdiri dari beberapa siswa yang memiliki prestasi
belajar baik akademik maupun non akademik yang memiliki kriteria tertentu
serta memiliki sikap dan motivasi yang tinggi untuk dapat masuk ke kelas
tersebut, dan di dalam kelas tersebut memiliki persaingan untuk dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah perubahan perilaku individu. Individu akan
memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan
sebagainya. Menurut Surya perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran
atau prestasi belajar ialah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek
kognitif, afektif, konatif dan motorik. Menurut R. M. Gagne prestasi belajar
adalah kecakapan manusiawi yang meliputi informasi verbal, kecakapan
intelektual (diskriminasi, konsep konkrit, sikap, dan kecakapan motorik.10
Menurut Surya Brata prestasi akademik adalah hasil belajar terakhir
yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolah
prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau
symbol tertentu.11 Kemudian dengan angka atau symbol tersebut, orang lain
atau siswa sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik
yang telah dicapai. Dengan demikian, prestasi akademik di sekolah
merupakan bentuk lain dari besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah

9
Ibid…, hlm 66
10
Ibid…,hlm 66
11
Tria Novianti, Pengaruh Prestasi Akademik Mata Pelajaran PAI terhadap Minat
Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi Agama Islam bagi Siswa MAN Pemalang Tahun Pelajaran
2015-2016, Skripsi (Pemalang, 2016), hlm 23

12
dicapai siswa, dan rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan
pelajaran tersebut. Selain itu masih ada prestasi akademik yang berarti
prestasi yang dimiliki siswa di bidang yang lain, missal pada bidang olahraga,
KIR atau musik.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (yang telah dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya).12 Menurut Zaenal Arifin, prestasi adalah
kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu
hal. Prestasi akademik adalah seluruh hasil yang telah dicapai atau diperoleh
melalui proses belajar akademik yang dapat dipakai sebagai ukuran untuk
mengetahui sejauh mana para peserta didik menguasai bahan pelajaran yang
diajarkan dan dipelajari. Menurut Bloom, prestasi akademik adalah
mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar.13
Jadi prestasi akademik adalah nilai hasil belajar terakhir siswa dalam
bentuk nilai dan dari nilai itu nantinya siswa bisa mengetahui seberapa besar
penguasaan materi belajarnya. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa prestasi akademik adalah hasil dari kegiatan belajar untuk mengetahui
sejauh mana seseorang menguasai bahan pelajaran yang diajarkan serta
mengungkapkan keberhasilan yang dicapai oleh orang tersebut. Adapun
beberapa tes yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi peserta didik
adalah tes kecerdasan (IQ), tes bakat, dan tes prestasi belajar.14
Pada dasarnya indikator prestasi belajar ditunjukkan dengan adanya
perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.15 Syaodih mengklasifikasikan ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor internal (aspek jasmani yang
meliputi kondisi dan kesehatan fisik, aspek rohaniah meliputi kondisi psikis,
kemampuan intelektual, sosial, psikomotorik serta kondisi afektif dan kognitif
dari individu, kondisi intelektual menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-

12
Dekdibud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 700
13
Tria Novianti, Pengaruh Prestasi Akademik Mata Pelajaran PAI terhadap Minat
Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi Agama Islam bagi Siswa MAN Pemalang Tahun Pelajaran
2015-2016, Skripsi (Pemalang, 2016), hlm 23
14
Ani Setiani, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran: Cerdas, Kreatif,
dan Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 67
15
Ibid…,hlm 66

13
bakat, hubungan sosial dengan guru, teman, orang tua) dan faktor eksternal
(lingkungan yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat).16

C. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di kancah
atau tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.17 Penelitian yang
digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
analisisnya menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah
melalui metode statistika.18 Menurut sumber lain penelitian kuantitatif juga
dapat diartikan sebagai jenis penelitian yang mengandalkan pada
penginderaan empiris atau pengolahan data melalui hitungan angka dalam
matematika.19
2. Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2018 di MTs
Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo.
3. Subjek penelitian
Pada penelitian ini subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII,
VIII, dan kelas IX MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo sejumlah 50
anak. Penelitian ini dipilih peneliti karena terinspirasi dari salah satu guru
mata pelajaran yang ada yang memiliki ide untuk mengelompokkan kelas
seperti itu.
4. Sumber data
a. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu kepala sekolah, guru, staf TU, peserta didik,
dokumentasi dan angket.

16
Yuliani Setiawati, Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Unggulan
Ditinjau Dari Aspek Pemilihan, Motivasi Belajar dan Sarana Penunjang Pembelajaran,
Skripsi (Surakarta: 2014), hlm 56
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm 42
18
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm 85
19
Jasa Ungguh Muliawan, Metodologi Penelitian Pendidikan dengan Studi Kasus,
cetakan pertama (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hlm 3

14
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu buku-buku dan sumber lain yang terkait dan
relevan dengan penelitian.
5. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi.
a. Angket
Teknik pengumpulan data model angket atau kuisioner adalah
teknik pengumpulan data dan informasi yang paling umum dan banyak
digunakan dalam dunia pendidikan. Di samping sifatnya yang sederhana,
teknik ini juga mempermudah peneliti untuk menganalisa pokok
permasalahan yang dihadapi. Data-data yang diperoleh bersifat tekstual
dan cenderung objektif.20 Angket merupakan alat pengumpul data
melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan, dimana
responden menjawab sesuai dengan persepsi atau apa yang
dirasakannya.21 Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
pengelompokan kelas terhadap prestasi siswa.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik untuk mengumpulkan informasi
melalui komunikasi langsung dengan responden.22 Metode ini digunakan
wawancara langsung dengan wali kelas untuk menanyakan nilai siswa.

c. Observasi
Tahap pertama yang dilalui penelitian adalah observasi, yang
sesungguhnya bermula dari suatu rasa (sense) bahwa telah terjadi suatu
perubahan di dalam lingkungan, seperti tempat kerja, daerah, kota,
Negara, dan sebagainya.23 Yaitu memiliki ciri-ciri: direncanakan secara
20
Jasa Ungguh Muliawan, Metodologi Penelitian Pendidikan dengan Studi Kasus,
cetakan pertama (Yogyakarta: Gava Media, 2014),
21
Ani Setiani, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran: Cerdas, Kreatif,
dan Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 70
22
Ibid.., hlm 70
23
Mustofa Edwin, Proses Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI,
2007), hlm 22

15
sistematis, hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan, dan perlu
diperiksa ketelitiannya.24 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai keadaan pendidikan, situasi kelas, dan lain-lain.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik untuk memperoleh informasi-
informasi yang bersifat dokumen, dari dokumen-dokumen yang ada. 25
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang prestasi siswa
melalui buku raport.

6. Populasi dan sampling


a. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.
Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi di sebut unit analisis
atau elemen populasi. Unit analisis dapat berupa orang, perusahaan,
media dan sebagainya. Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi
perhatian penelitian dalam satu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan.26 Tujuan diadakannya populasi adalah agar kita dapat
menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota
populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII, VIII. IX MTs
Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo tahun 2017/2018 dengan
populasi keseluruhannya 100 siswa yang terdiri dari 6 kelas.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang di ambil melalui cara-
cara tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.
Objek atau nilai yang diteliti dalam sampel disebut unit sampel. Sampel
didefinisikan sebagai bagian dari populasi.27 Dalam mengambil sampel
24
Ani Setiani, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran: Cerdas, Kreatif,
dan Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 70
25
Ibid..,hlm 70
26
Tria Novianti, Pengaruh Prestasi Akademik Mata Pelajaran PAI terhadap Minat
Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi Agama Islam bagi Siswa MAN Pemalang Tahun Pelajaran
2015-2016, Skripsi (Pemalang, 2016), hlm 17
27
Ibid.., hlm 17

16
apabila subjek kurang dari seratus, lebih baik diambil semua saja.
Sehingga merupakan penelitian populasi, dan jika subjek besar bisa
diambil antara 10%-25% atau lebih. Teknik sampling adalah penelitian
yang tidak memiliki seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan
hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang
disebut sampel.28 Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simple random sampling, karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam
populasi itu. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
50% dari 100 siswa yaitu 50 siswa.

7. Analisis data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
deskriptif kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-
masing variabel agar lebih mudah memahaminya. Dalam penelitian ini
analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan computer dengan
program SPSS 17.0 for windows 10. Untuk menjawab rumusah masalah
dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis deskriptif dan analisis
inferensial. Teknik analisa ini didasarkan pada model analisa statistic yang
dipergunakan oleh Tim Phillips dalam metode penelitian sosial.
Dan analisa regresi dengan menggunakan dummy variable,
penggunaan dummy dalam penelitian ini dikarenakan kedua variabel
independen yang digunakan bersifat kategorik. Mengenai analisis regresi
yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan fungsi regresi
sederhana untuk menentukan besarnya koefisien regresi untuk masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen, fungsi regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut :

β ° + β x 10
βᵒ adalah konstan dan βx adalah variabel independen

28
Ibid.., hlm 18

17
Kemudian untuk menguji kedua hipotesa yang telah dipaparkan di
atas, apakah Ha diterima atau ditolak akan dilihat berdasarkan besarnya angka
signifikan yang terdapat dalam output tabel hasil perhitungan regresi dengan
dasar ketentuan berikut:
a. Jika besarnya nilai angka siginifikan lebih kecil dari 0,05 pada angka
kepercayaan 95% (p<0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Jika besarnya nilai angka siginifikan lebih besar dari 0,05 pada angka
kepercayaan 95% (p<0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Selanjutnya uji ANNOVA (Analysis Of Variance) akan dilakukan
untuk melihat apakah secara bersama-sama pengelompokan kelas
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dengan dasar ketentuan jika
besarnya angka siginifikan pada output tabel ANNOVA. Sedangkan untuk
mengetahui besarnya pengaruh pengelompokan belajar terhadap prestasi
siswa dapat diketahui dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi (R
Square) pada output tabel “model summary” dengan menggunakan SPSS
dilanjutkan dengan dummy variable.

8. Teknik Keabsahan Data


Untuk memperoleh data yang valid maka peneliti menggunakan uji
validitas angket dengan program SPSS di computer. Validitas adalah
ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam pengukuran. 29 Dalam
pengujian instrumen pengumpulan data, validitas dibedakan menjadi validitas
faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan
antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total
faktor, sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan
antara skor item dengan skor total item.30
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para
peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivarite Pearson

29
Joko Suliyono, 6 Hari Jago SPSS, cetakan pertama (Yogyakarta: 2010, Cakrawala),
hlm 40
30
Ibid…,hlm 40

18
dan Corrected Item Total Correlation. Teknik Bivarite Pearson adalah
melakukan analisis dengan mengkorelasikan masing-masing skor item
dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-
item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan
item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa
yang ingin diungkap.31 Sedangkan Corrected Item Total Correlation
melakukan analisis dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item
dengan skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi
yang overestimasi. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total
yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya).32
Setelah diuji menggunakan uji validitas maka jika ada pertanyaan di
angket yang tidak valid akan diganti dan dirubah hingga menjadi valid.
Setelah angket dinyatakan valid maka peneliti akan menyebarkan angket
kepada 5 anak untuk menguji kevalidan dari angket tersebut.

9. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis membagi menjadi
lima bab dengan berbagai sub babnya, dengan penjelasan dari tiap-tiap bab
sebagai berikut :
Bab I adalah pendahuluan yang berfungsi menjelaskan tentang
kerangka dasar penelitian yang berisi tentang latar belakang masalah,
permasalahan yang di dalamnya terdapat pembatasan serta perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penyusunan
penelitian.
Bab II : Tinjauan tentang pengelompokan kelas, pengertian kelas,
faktor yang mempengaruhi pengelompokan kelas, pengertian prestasi,
macam-macam prestasi, dan pengaruh pengelompokan kelas terhadap prestasi
siswa. Pada Bab II ini memiliki fungsi untuk menjelaskan tentang
pengelompokan kelas, prestasi belajar dan pengaruh dari pengelompokan
kelas terhadap prestasi belajar siswa.

31
Ibid…,hlm 40
32
Ibid…,hlm 44

19
Bab III : Merupakan metodologi penelitian yang meliputi tempat dan
waktu penelitian, teknik pengambilan populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan skoring. Pada Bab III ini
memiliki fungsi untuk menjelaskan tentang pendekatan apa yang dilakukan
peneliti, dimana dan kapan tempat penelitian, siapa yang menjadi subjek
penelitian, bagaimana data itu diperoleh dan bagaimana mengolah hasil data
yang sudah diperoleh.
Bab IV : Adalah hasil penelitian yang di dalamnya terdapat gambaran
umum MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo yang meliputi latar
belakang Madrasah, keadaan bapak/ibu guru, keadaan murid, keadaan kelas
dan prestasi siswa. Selain itu juga menjelaskan tentang hasil penelitian
tentang pengaruh pengelompokan kelas terhadap prestasi siswa.
Bab V : Adalah kesimpulan secara umum mengenai permasalahan
yang dibahas pada bab-bab sebelumnya dan pada bab ini penulis berusaha
memberikan saran-saran yang diperoleh dari hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:


Rineka Cipta, 2006)
Dekdibud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001)
Edwin Mustofa, Proses Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI,
2007)
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011)

20
Muliawan Jasa Ungguh, Metodologi Penelitian Pendidikan dengan Studi Kasus,
cetakan pertama (Yogyakarta: Gava Media, 2014)
Novianti Tria, Pengaruh Prestasi Akademik Mata Pelajaran PAI terhadap Minat
Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi Agama Islam bagi Siswa MAN
Pemalang Tahun Pelajaran 2015-2016, (Pemalang, Skripsi, 2016)
Prihatin Eka, Manajemen Peserta Didik (Bandung: 2014, Alfabeta)
Setiani Ani, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran: Cerdas,
Kreatif, dan Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2015)
Setiawati Yuliani, Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Unggulan
Ditinjau Dari Aspek Pemilihan, Motivasi Belajar dan Sarana Penunjang
Pembelajaran, (Surakarta: Skripsi, 2014)
Suliyono Joko, 6 Hari Jago SPSS, cetakan pertama (Yogyakarta: 2010,
Cakrawala)

21

Anda mungkin juga menyukai