Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA MASA PANDEMI


COVID 19
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 17 KOTA BENGKULU

PRATIK PENGALAMAN LAPANGAN(PPL 2)


DI SD NEGERI 17 KOTA BENGKULU

OLEH:

RIO WIDIANSYAH RIZKI


NPM. 18190089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU
2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL 2)

Nama Mahasiswa Praktik : Rio widiansyah Rizki


NPM : 18190089
Semester : 6 (enam)
Jurusan : Penjaskes
Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Dehasen

Telah selesai melaksanakan PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN mulai dari


tanggal 25 januari s.d 25 Maret 2021 di SD Negeri 17 Kota Bengkulu pada tahun
pelajaran 2020/2021

Menyetujui,

Kepala Sekolah, Dosen Pembimbing,

MASWATI, Spd Juwita,M.pd


NIP.197204111993092001 NIDN.0204058603

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikam Jasmani
Fakultas Keguruan Dan Pendidikan
Univesitas Dehasen Bengkulu

Feby Elra Perdima

ii
NIDN.020128102
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL 2)

Nama Mahasiswa Praktik : Rio Widiansyah Rizki


NPM : 18190089
Semester : 6 (enam)
Jurusan : Penjaskes
Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Dehasen

Telah Disetujui Dan Disahkan Oleh Tim Penguji


Pada Tanggal

Tim Penguji

Penguji I, Penguji II

Mengetahui
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP)
Universitas Dehasen Bengkulu

Dr. Masterjon, M.Kom


NIDN.0210128102

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kehadiran Allah swt. Karena dengan rahmat dan
hidayah-nya,penulis mampu menyelesaikan Laporan PPL ini sebagai salah satu
persyaratan mata kuliah pada Program Studi Pendidikan Guru Penjaskes
UNIVED Bengkulu. Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan PPL ini
masih terdapat kekurangan di dalamnya. Karena itu, segala saran dan kritik yang
sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan PPL ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis
ucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Masterjon, M.Kom selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Dehasen Bengkulu.
2. Bapak Feby Erla Ferdima, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Jasmani
Universitas Dehasen Bengkulu.
3. Ibu Juwita, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran
telah memberikan bimbingan, saran dan dorongan moril sejak penulisan
Laporan PPL hingga penyelesaiannya.
4. Seluruh dosen Program Studi SI PENJASKES FKIP UNIVED Bengkulu
angkatan yang telah memberikan ilmu dan informasi sehingga memberikan
sumbangan pengayaan teori dalam penulisan Laporan PPL ini.
5. Seluruh staf administrasi FKIP UNIVED Bengkulu yamg telah berusaha paya
memberikan pelayanan kepada mahasiswa demi untuk kelancaran dalam
penyusunan laporan PPL ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi SI PENJAS FKIP UNIVED
Bengkulu Angkatan 2018 yang telah membantu, berupa motivasi dan doa
selama proses hingga penyelesaian lapor PPL.
7. Atas segalanya semoga semua amalnya bernilai ibadah di sisi Allah swt. Dan
semoga karya ini bermanfaat bagi parah pembaca. Amiin.

iv
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………....i
HALAMAN PERSETEJUAN.................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.4 Manfaat..........................................................................................................3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
2.1 Pembelajaran Pada Saat Pandemi...............................................................5
2.1.1 Pembelajaran Pada Saat Covid 19...............................................................5
2.1.1 Definisi Sarana dan Prasarana.......................................................................5
2.2.2 Manfaat sarana dan prasarana......................................................................5
2.3 Sarana dan Prasarana Olahraga.....................................................................6
2.4 Pembelajaran Penjas.....................................................................................7
2.4.1 Pengertian Belajar.........................................................................................7
2.4.2 Pengertian Pembelajaran...............................................................................7
2.4.3 Pembelajaran Penjas.....................................................................................7
2.5 Prestasi Olahraga...........................................................................................7
2.5.1 Pengertian Prestasi Olahraga........................................................................7
BAB III
PEMBAHASAN......................................................................................................9
3.1 Gambaran Umum SD Negeri 17 Kota Bengkulu..........................................9
3.1.1 Profil SD negeri 17 Kota Bengkulu.............................................................9

v
3.1.2 Struktur Sekolah...........................................................................................9
3.2.1 Struktur Organisasi Kelas...........................................................................11
3.2.3 Jumlah Siswa..............................................................................................12
3.2.4 Peralatan Yang Ada Di Dalam Kelas.........................................................12
3.3 Kegiatan Yang Dilakukan Selama Magang................................................12
BAB IV
PEMBAHASAN....................................................................................................14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................16
5.1 Kesimpulan.................................................................................................16
5.2 Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
LAMPIRAN...........................................................................................................19

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Peralatan kelas................………………………………………………12

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Denah Sekolah SD Negeri 17 Bengkulu.....………………………… 9
Gambar 2. Struktur Organisasi SD Negeri 17 Bengkulu………....……………..10
Gambar 3. Denah kelas SD Negeri 17 Bengkulu ……………...……………….11
Gambar 4. Struktur Organisasi Kelas SD Negeri 17 Bengkulu.………………..12

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perkenalan Mahasiswa PPL Dengan kepala sekolah di SD
Negeri 17 Bengkulu ……………..……………………………19
Lampiran 2. Foto lapangan di SD Negeri 17 Bengkulu.................…..
………………………………………. 19

Lampiran 3. Kegiatan penyampayan materi oleh guru olahraga di SD


Negeri 17 Bengkulu………...................................................... 20

Lampiran 5. Foto Bersama Kepala sekolah dan Guru di SD Negeri

17 Bengkulu ………............................................................... 2

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai calon guru mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan harus
melaksanakan kurikulum yang secara garis besar terbagi menjadi empat
kelompok. Pertama adalah kelompok mata kuliah dasar umum, kedua kelompok
mata kuliah keahlian yang dimaksudkan sebagai bekal dasar bidang pendidikan,
ketiga adalah kelompok mata kuliah bidang studi sebagai bekal mengajar bidang
studi kepada peserta didik, dan yang ke empat adalah kelompok mata kuliah
proses belajar-mengajar yang dimaksudkan agar mahasiswa belajar-mengajar
bidang studi anak didik.
Di setiap sekolah Negeri maupun Swasta pendidikan jasmani olahraga selalu
tumbuh kembang dalam proses pembelejaran di sekolah. Dimana secara umum
pengertian olahraga itu sendiri adalah sebagai salah satu aktifitas fisik maupun
psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningktakan kualitas
kesehatan seseorang setelah olahraga dan olahraga juga adalah salah satu diantara
cara utama untuk mereduksi stres, dan juga sebagai salah satu tingkah laku aktif
yang menumbuhkan metabolisme sistem dalam kekebalan tubuh, dan usaha
menjaga badan dari penyakit.
Olahraga merupakan kegiatan yang baik dan bermanfaat bagi tubuh. Akan
tetapi, untuk melakukan olahraga harus didukung dengan sarana dan prasarana
yang memadai. Menurut Giri Wiarto Sarana dan Prasarana dalam pendidikan
Olahraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk dimanfaatkan di

1
dalam pembelajaran jasmani dan kesehatan. Termasuk didalamnya peralatan yaitu
segala sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan siswa untuk melakukan
kegiatan jasmani. Olahraga-olahraga yang harus didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai adalah sepak bola, bola voli, bola basket, renang, tolak
peluru, lompat jauh, dan lain-lain . (Wiarto,2015:161)
Sarana dan prasarana olahraga yang ada di Sekolah Dasar 17 kota bengkulu
hampir baik yang belum ada seperti bola takrau,alat renang, hal tersebut harus
memiliki perencanaan yang baik dari pihak sekolah, Perencanaan sangat
diperlukan untuk pencapaian tujuan yang maksimal.
Perencanaan merupakan tindakan yang teratur dengan didasari pemikiran
yang cermat sebelum melakukan usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dalam merencanakan pengadaan sarana dan prasarana harus memperhatikan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ingin dibeli atau dibangun.
Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang diinginkan harus didukung juga
dengan dana yang cukup untuk membangunnya. Untuk menekan besarnya dana
yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana, dapat juga didiskusikan untuk alat-alat
yang harus dibeli dan alat-alat yang dapat dikembangkan sendiri. Sarana dan
Prasarana sangat lah penting dalam pembelajaran dikarnakan akan mendorong
para siswa/siswi mendapatkan prestasi-prestasi yang leih baik lagi didalam bidang
olahraga .
Namun berdasarkan hasil observasi dilapangan prestasi di bidang olahraga
di Sekolah Dasar 17 kota bengkulu belum ada dikarnakan Covid-19 ini yang
menyebabkan segala latihan dan semua perlombaan olahraga tidak ada,jadi
Covid-19 ini menyebabkan banyaknya aktivitas olahraga yang terhambat. Dari
latar belakang diatas,di karenakan tidak adanya aktivitas olahraga maka penulis
bermaksud untuk membahas tentang sarana dan prasarana pembelajaran penjas
terhadap prestasi olahraga siswa di Sekolah menengah atas Negeri 8 kota
Bengkulu.

2
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
tentang bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana olahraga di Sekolah
menengah atas Negeri 17 kota Bengkulu ?

1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan ketersedian sarana dan prasarana
olahraga di Sekolah menengah atas Negeri 17 kota Bengkulu.

1.4 Manfaat
A. Manfaat Bagi Mahasiswa
Menambah pemahaman dan pengayatan tentang peroses pendidikan dan
pembelajaran di sekolah
1. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara
interdisipliner,sehinga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu
dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah.
2. Memperoleh daya pemikiran dalam melakukan pemecahan
perumusan masalah pendidikan yang ada di sekolah.
3. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

B. Manfaat Bagi Sekolah


1. Memperoleh kesempatan untuk ikut dalam meyiapkan pendidik
pemula yang berdedikasi dan Profesional.
2. Mendapatkanbantuan pemikiran,tenaga,ilmu dan teknologi dalam
merencanakan,serta melaksanakan perkembangan sekolah.

C. Manfaat Bagi Program Studi


1. Meningkatkan pemikiran, tenaga, ilmu dalam bidang olahraga bagi
Program Studi.

3
2. Meningkatkan kemampuan Program Studi Penjaskes dalam
mengembangkan Pembelajaran yang berbasis Penelitian Ilmu
keolahragaan .

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Pada Saat Pandemi

2.1.1 Pembelajaran saat covid 19


. Pandemi covid 19 menyebar sejak akhir tahun 2019 hingga kini di beberapa wilayah
dengan masa berbeda, terhitung 193 negara telah berjuang melawan serangan Covid
yang tidak pandang bulu. Wuhan adalah salah satu kota di China sebagai tempat domisili
penderita covid yang pertama kali ditemukan sebelum virus ini berstatus pandemi.
Berita dan informasi pergerakan penyebaran virus tersebut telah mewarnai berbagai
laman media karena jalur sebarannya kian hari semakin massif. Setiap negara yang telah
lebih dulu diserang covid 19 menjadi model bagi negara lain dalam melakukan tindakan
preventif penyebaran covid 19, meskipun terdapat perbedaan tatanan politik, sosial,
budaya, ekonomi dan pendidikan pada setiap negara tersebut. Pemerintah Indonesia
telah banyak mengeluarkan kebijakan terkait pencegahan penyebaran Covid 19 yang
berdampak pada kondisi internal dan eksternal wilayah pemerintahan Indoneisa. Salah
satu keputusan pemerintah yang memberi dampak luas adalah kebijakan pada segmen
pendidikan, baik pada komponen praktisi maupun pada komponen regulative dan
lingkungan. Kebijakan dari hulu ke hilir tersebut bersinergi dengan kebutuhan dan
kepentingan pencegahan penyebaran Covid 19. Dampak ini saling bersinggungan antar
segmen dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara.

Kajian ini secara khusus mendeskripsikan dinamika pembelajaran sebagai bagian dari
segmen pendidikan selama masa pandemi Covid-19 yang berlangsung di Indonesia
dengan mengacuh pada fenomena yang dirangkum melalui pengamatan, wawancara
dan studi dokumen terkait pelaksanaan pembelajaran berbasis daring pada jenjang pra
sekolah hingga pendidikan tinggi. Penyelenggaraan sistem pendidikan mengalami
transformasi dalam berbagai lini kegiatan, termasuk kegiatan pembelajaran yang
seluruhnya terpaksa berlangsung secara online. Kajian ini menegaskan bahwa setiap
unsur yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran mengalami ketidaksiapan terhadap
perubahan spontan di masa pandemi Covid-19. 

Pelaksaan sistem pembelajaran pada satuan pendidikan mengalami perubahan bentuk


operasional yang digeneralisasi melalui kebijakan pembelajaran dan mengikut pada
kebijakan sosial, yaitu instruksi social distancing hingga berujung pada
himbauan lockdown. Respon masyarakat terhadap kebijakan tersebut sangat variatif,
pada awalnya terbatas pada kondisi sensitisasi, menurut Hebb kondisi ini dapat
membuat setiap individu akan lebih responsif terhadap aspek tertentu pada lingkungan.
Aspek tersebut adalah perubahan yang dilahirkan oleh pembatasan sosial tersebut.

5
Menilik teori generalisasi dan diskriminasi maka respon tersebut terpetakan secara
alami.

Gerakan massif pembatasan sosial terjadi pada komunitas terkecil (keluarga) hingga
pada komunitas terbesar (masyarakat). Setiap individu dituntut untuk menyadari
eksistensi peran bagi individu lainnyatetap berjalan dengan rel mandiri yang berpegang
pada jargon “mulai dari diri untuk keselamatan bersama”. Jargon ini dapat ditemukan di
berbagai informasi, baik yang disampaikan melalui lisan maupun tertulis. Penyampaian
lisan biasanya pada komunitas kecil dan penyampaian tertulis lebih akrab dikomsumsi
oleh komunitas besar melalui media sosial, seperti status pada facebook dan Whatsapp,
hastag pada Instagram dan kalimat bijak pada spanduk himbauan. Jargon tersebut
beririsan dengan himbauan bekerja dari rumah yang popular dengan istilah Work from
Home (WFH) dan dimaknai sebagai representasi gaya bekerja yang aman pada masa
pencegahan penyebaran Covid 19.

Social distancing memberi pembatasan ruang dan waktu terhadap segenap kegiatan


rutin dalam sistem pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan, mulai pra sekolah,
sekolah dasar dan menengah hingga pendidikan tinggi. Banyak hal yang terlihat jelas
setelah menyimak perubahan sistem pembelajaran pada setiap jenjang tersebut.
Pembelajaran lasimnya berlangsung di ruang kelas dengan jadwal tertentu berubah
menjadi pembelajaran di ruang masing-masing dengan waktu yang tidak praktis sesuai
jadwal pembelajaran. Inilah yang lahir sebagai dampak dari himbauan pembatasan
sosial, selanjutnya menciptakan pembatasan operasional pendidikan. Kondisi ini lebih
popular dengan istilah pembelajaran “daring” (pembelajaran dalam jaringan) yang
sebelumnya juga sudah sangat familiar dan sering dilakukan, namun sebagai alternatif di
antara beberapa bentuk pembelajaran yang lebih efektif.

Pembelajaran “daring” sebagai pilihan tunggal dalam kondisi pencegahan penyebaran


covid 19memberi warna khusus pada masa perjuangan melawan virus ini. Bahkan
bentuk pembelajaran ini juga dapat dimaknai pembatasan akses pendidikan. Pendidikan
yang lumrah berlangsung dengan interaksi langsung antar unsur (pendidik dan tenaga
kependidikan dan peserta didik) beralih menjadi pembelajaran interaksi tidak langsung.
Pembatasan interaksi langsung dalam pendidikan terkadang terjadi pada situasi tertentu
namun tidak dalam rangka pembatasan sosial seperti yang masyarakat jalani sebagai
upaya pencegahan penyebaran virus. Pembatasan ini membawa dampak potitif dan
negatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pembatasan sosial memberi dampak
pada kebijakan penyelenggaraan pendidikan, pembelajaran harus diupayakan tetap
berlangsung dengan berbagai konsekuensi yang ditimbulkan. Hal ini sangat berpengaruh
pada masa adaptasi akibat perubahan mekanisme dan sistem pembelajaran tersebut.

Pertama; dampak positif dapat dimaknai dari kondisi praktisi pendidikan melaksanakan
kegiatan akademik dengan bekerja dari rumah(work from home). WFH membuat setiap

6
individu yang melakukan aktivitasnya menjadi lebih mandiri dalam memaksimalkan
pemanfaatan teknologi dan informasi. Sebelumnya, tidak semua individu memiliki
kebiasaan bekerja berbasis IT, namun kondisi ini membuat mereka bisa lebih terbiasa
dan terampil menyelesaikan pekerjaan dengan IT. Betapa tidak, praktisi pendidikan
dibenturkan pada kondisi yang memaksa dan mengharuskan mereka menjadi mahir
secara instan. Beberapa pengakuan legah praktisi tersebut menunjukkan moment social
distancing ini membuahkan hasil peningkatan kreativitas dan kompetensi dalam
pelaksanaan tugas masing-masing.

Tenaga pendidik dari semua jenjang usia bisa melebur diri untuk mengenal kemudahan
dalam mengajar berbasis IT. Tenaga kependidikan menuntaskan dan merapikan urusan
administrasi dengan bantuan IT. Para peserta didik yang pada umumnya adalah generasi
milineal semakin bersenyawa dengan kemahiran mereka menyelesaikan kegiatan dan
tugas belajar berbasis IT. Hikmah ini menjadi langkah tidak terencana dan di luar dugaan
sebagai upaya pengembangan keterampilan dan pengetahuan setiap unsur praktisi
pendidikan relevan dengan zaman. Selain dampak positif tersebut, terlihat pula dampak
negatif pada keterbatasan praktisi pendidikan dalam tanggap kondisi, kesiapan personal
membutuhkan pendampingan bahkan pedoman khusus untuk memahami IT sebagai
jalur pilihan dalam bekerja. Celakanya, kemampuan dasar sangat beragam sehingga
melahirkan respon yang tidak seragam dan potensial menciptakan kesenjangan
pencapaian tujuan atau target pembelajaran. 

Respon pro-kontra terhadap bentuk pembelajaran “daring” ditemukan dalam varian


komentar beberapa unsur, yaitu; siswa-mahasiswa, para orang tua dan guru-dosen pada
ruang obrolan di berbagai media sosial (facebook Whatsapp dan Instagram). Komentar
setiap unsur tersebut memiliki pesan kuat yang mewakili pendapat mereka dalam
menyikapi aktivitas belajar berbasis sistem pembelajaran daring selama masa pandemi.
Siswa (jenjang pra sekolah hingga jenjang menengah) berekspresi pada tatanan teknis
pelaksanaan kegiatan belajar dan penyelesaian tugas pembelajaran beralih seluruhnya
terasa menjadi Pekerjaan Rumah (PR) karena seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran
yang berlangsung lebih lama dan bahkan bisa lebih intens berinteraksi dengan
komunitas kecil (keluarga) dalam situasi belajar lebih bermakna.  Selain itu, terungkap
pula ekspresi perasaan kejenuhan dan kebosanan yang ditengarai oleh keinginan untuk
berinteraksi dengan komunitas belajar di sekolah, di antaranya dituangkan dalam
bentuk nyanyian, puisi dan video berdurasi pendek untuk menyampaikan perasaan
kerinduan mereka untuk bersua di sekolah kembali.

Mahasiswa sebagai komunitas belajar yang jauh lebih mandiri mengekspresikan


pendapat, sikap dan perilaku mereka lebih produktif. Mereka menjalani aktivitas
akademik dengan menunjukkan keragaman adaptasi sesuai beberapa faktor yang
mempengaruhi ruang belajar dan pembelajaran yang dijalani. Rangkaian perkuliahan 
dimediasi melalui berbagai aplikasi berbasis digital, kompetensi mahasiswa secara

7
otomatis mengalami peningkatan dalam kompetensi IT yang lebih mapan karena
tuntutan rangkaian aktivitas yang didominasi dengan media digital. Bahkan
keterampilan dalam memproduksi dan mentransfer pengetahuan yang dimiliki dalam
bentuk karya ilmiah berbasis digital. Bentuk karya tersebut sangat beragam, di
antaranya berupa; video pembelajaran berbasis keprodian yang dipublikasikan pada
media sosial dengan akun pribadi maupun akun kolektif (komunitas belajar). Gambaran
lain menunjukkan bahwa mereka dapat tetap produktif dalam karya tertulis (artikel-
sripsi-tesis) meskipun pembimbingan dalam bentuk konsultasi online dengan
memanfaatkan berbagai macam media elektronik dan jalur akses komunikasi yang
representatif pada masa pandemi.

Kolom obrolan orang tua (siswa dan mahasiswa) juga memberi pesan khusus terkait
dinamika dan probelmatika yang dihadapi dalam melakukan pendampingan kegiatan
belajar putra-putri mereka di masa Covid 19 ini, terhitung sejak semester genap lalu,
seluruh aktivitas pembelajaran mengalami transformasi digital yang pada kenyataannya
tidak semua orang tua adalah individu yang familiar dengan IT secara maksimal,
sehingga kerapkali komentar orang tua terkait teknis berbasis digital menjadi
perbincangan yang kesimpulannya menjadi kendala dalam mewujudkan kelancaran
kegiatan belajar dan  pembelajaran untuk mencapai kemahiran tertentu bagi putra-putri
mereka.

Pada masa 4 (empat) bulan pertama (Februari-Mei 2020) menjadi masa adaptasi yang
terkontaminasi dengan kondisi kesiapan mental dan fisik setiap orang tua yang harus
mengisi kegiatan belajar dan pembelajaran dalam keterbatasan. Meskipun kegiatan
belajar dan pembelajaran tersebut telah dibantu dengan adanya kebijakan pemerintah
melalui tayangan pembelajaran di media televisi yang dikemas oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayan agar lebih menarik dan memudahkan proses pendampingan
siswa (Pra sekolah hingga sekolah menengah) oleh orang tua di rumah masing-masing.
Ekspresi lain yang juga ditunjukkan adalah postingan video durasi pendek para orang tua
yang sedang mendampingi anak belajar, baik dalam kesan positif maupun yang negatif.
Para tenaga pendidik (guru-dosen) memiliki ruang komunikasi yang juga dimanfaatkan
untuk mengekspresikan dan mendeskripsikan kesiapan mereka dalam mengawal
program dan sistem penyelenggaraan pendidikan tetap berlangsung pada seluruh
jenjang. Komitmen mengajar ditunjukkan dengan aktivitas berbasis digital, mereka
melakukan pembelajaran dengan tetap melakukan persiapan, melaksanakan
pembelajaran dan menyelesaiakan evaluasi sesuai kondisi pandemi. Komentar terkait
kendala interaksi antara tenaga pengajar dan peserta didik mendominasi kolom obrolan
dan diselesaikan dengan mengakomodir saran dan kritik tanpa banyak membebani
setiap unsur sehingga tetap dapat tercipta kondisi belajar.
Aplikasi pembelajaran digital menjadi ruang belajar baru bagi para tenaga pengajar yang
menjadikan mereka lebih maksimal menguasai gaya komunikasi dan interaksi berbasis
media. Pengakuan mereka juga dipublikasikan melalui media sosial terkait kerinduan

8
ingin bertemu langsung dengan para peserta didik di ruang pembelajaran. Para tenaga
pengajar tetap dalam koridor pencapaian pembelajaran berbasis tiga ranah pendidikan;
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik, kerapkali para peserta didik dibekali dengan
penugasan yang mengasah produktivitas mereka untuk tetap berkarya dimana sayang
berbatas ini.

Respon dan tanggapan beberapa unsur ini mengindikasikan bahwa perubahan itu adalah
keniscayaan, setiap individu harus dapat menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan.
Perubahan sistem pembelajaran di masa pandemi ini adalah wujud transformasi tidak
terduga dan selanjutnya akan mewarnai perkembangan dinamika pembelajaran pada
seluruh jenjang di masa mendatang saat badai Covid 19 telah berlalu. Pada akhirnya,
setiap individu akan terbiasa dengan kondisi ini dan bahkan menjadikan momentum
pandemi ini sebagai titik permulaan untuk membudayakan kebiasaan baru dan bernilai
positif dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.
Bentuk pendidikan di lingkungan keluarga lebih bermakna dari kondisi bermakna
sebelumnya karena setiap anggota inti keluarga dapat memediasi kebutuhan belajar dan
interaksi personal, intrapersonal dan interpersonal lebih terwujud dalam suasana
pendidikan keluarga.

Kondisi pembelajaran pada masa pandemi harus dapat dimanfaatkan dengan perubahan
pola berpikir, pola belajar, pola inteksi ilmiah yang lebih bermakna sehingga kekakuan
dalam menyikapi masa Covid 19 dapat dimaksimalkan dengan produktivitas yang
mencirikan kebermaknaan. Perasaan pobia diminimalisir dengan optimis bahwa seluruh
aktivitas tetap berlangsung dengan protokol kesehatan tatanan baru (new
normal),  khususnya dalam segmen penyelenggaraan pendidikan, baik pada pendidikan
pra sekolah hingga pendidikan tinggi. Setiap individu harus tanggap terhadap
keterbatasan di masa pandemi untuk tetap produktif dalam bidangnya dan memaknai
kondisi pandemi ini sebagai bagian dari perubahan yang tetap harus mengedepankan
sikap dan prilaku representatif pada tatanan baru untuk menciptakan ruang belajar
bervariasi. Pada akhirnya, kajian ini menegaskan bahwa setiap perubahan dalam sistem
pembelajaran dapat mendesain kondisi baru dan memiliki distingsi dengan kondisi
sebelum dan yang akan datang maka setiap unsur terkait harus dapat menyesuaiakan
dengan perubahan tersebut untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran secara
komprehensif.
 

9
2.4 Pembelajaran Penjas

2.5 Pengertian Belajar


Moh. Surya (1981:32),belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinyadengan
lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa
pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang .

2.5.1 Pengertian Pembelajaran


Menurut trianto, Pembelajaran adalah salah satu aspek dari kegiatan
manusia secara kompleks yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan atau dijabarkan.
Secara lebih simpel, pembelajaran merupakan produk dari interaksi yang
berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman. Secara umum, pembelajaran
ialah usaha yang dilakukan secara sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk
membelajarkan peserta didiknya dengan memberikan arahan sesuai dengan
sumber-sumber belajar lainnya untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.
Sedangkan menurut slavin, Pembelajaran merupakan perubahan tingkah
laku seseorang individu yang disebabkan oleh sebuah pengalaman.

2.5.2 Pembelajaran Penjas


Pengertian pembelajaran penjas merupakan dari pendidikan yang
menggunakan media gerak untuk belajar. Namun dalam penyesuainya terdapat
pendidikan jasmani adaptif. Pada dasarnya keduanya adalah sama antara
pendidikan jasmani adaptif dan pendidikan jasmani biasa. Untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan tentunya harus memperhatikan proses pendidikan secara baik
dan benar.

10
BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum SD Negeri 17 Kota Bengkulu

3.1.1 Profil SD Negeri 17 Kota Bengkulu


1. Nama Sekolah : SD Negeri 17 Kota Bengkulu
Alamat : JL.Kalimantan
Kelurahan : Kampung Kelawi
Kecamatan : Sungai Serut
Kota : Bengkulu
2. Nama Kepala Sekolah : MASWATI, Spd
3. Akreditasi / Nomor :B
4. NPSN : 10702566
5. Kode Pos : 38119
6. Status Sekolah : Negeri
3.1.2 Struktur Sekolah
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SD NEGERI 17 KOTA BENGKULU

Ketua Komite KEPALA SEKOLA PENGAWAS PEMBINA

SOPTO DARMAWAN S.Hut.MSI MASWATI, S.pd YURNANINGSIH,S.pd.MM

PERPUSTAKAAN UKS TATA USAHA/OPS PENJAGA SEKOLAH

MARTIN, J.P,S.pd MARYANI,S.pd E.BERKAHSRIMULYANI,S.pd EDI SAPUTRA

BENDAHARA
KESISWAAN PEMBINAAN PRAMUKA KEBERSIHAN
PENGURUS BARANG
BOS: AYU RIKE YULISNTY,S.pd
MARYANI,S.pd RELI LESTARI,S.pd NOV LINDA
E.BERKASRIMULYANI,S.pd
BOPP: MARYANI,S.pd
s TATA GAJI: YUNIAR,S.pd

11
SD Negeri 17 Kota Bengkulu mempunyai pegawai yang bertugas menangani layanan
pendidikan, sebagaimana halnya dengan kependidikan, diatur dalam PP Nomor 20
tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.

Secara umum organisasi diartikan sebagai struktur atau susunan dalam penyusunan
penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud
menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak
dan tanggung jawab masing-masing. Dalam suatu susunan atau struktur organisasi
dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan serta hubungan
vertikal horizontal antara kesatuan-kestuan tersebut.
Menurut Stephen F. Robbins, Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan
untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang
bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang
terstruktur, serta didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Sejalan dengan definisi di atas, David Cherrington
(1989) juga memberikan definisi organisasi yang kurang lebih sama sebagai berikut.
Organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur dan yang
didirikan oleh manusia serta beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka
mencapai satu set tujuan tertentu.
Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan
tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu berinteraksi dengan
lingkungan. Dengan begitu disana kita bisa belajar bagaimana cara menyikapi diri
kita ketika berhadapan dengan suatu masalah sehingga kita bisa menyelesaikannya.
Dengan pendewasaan maka kita dapat menyikapi masalah kita dengan baik dan kita
juga mampu berinteraksi sebagai mana peran kita didalam suatu lingkungan.
Definisi organisasi sekolah dari para ahli:
James D. Oony, Organisasi adalah bentuk dari setiap asosiasi manusia untuk
pencapaian tujuan bersama.
Chester I. Barnard, sebuah organisasi sebagai sistem kegiatan koperasi dua orang
atau lebih.

12
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa organisasi adalah sebuah
bentuk atau sistem yang terdiri dari sekelompok manusia yang berkerjasama untuk
mencapai tujuan bersama. Oleh sebab itu sekolah dikatakan sebagai sebuah
organisasi karena sekolah didirikan untuk mencapai tujuan bersama khususnya di
bidang pendidikan

3.2 Struktur Umum Kelas


3.2.1 Denah Kelas

Gambar 2. Denah kelas SD Negeri 17 Kota Bengkulu

3.2.2 Struktur Organisasi Kelas


Struktur organisasi adalah susunan pembagian unit tugas, berdasarkan
fungsi jabatan yang saling berhubungan antar tiap-tiap unit, sehingga kita dapat
melihat hubungan koordinasi antar unit melalui sebuah gambar yang terstruktur.
Jadi, struktur organisasi kelas adalah gambaran dari sebuah susunan tugas dan
fungsi yang saling terkait untuk menjadikan kelas tertib.

13
Gambar 4. Struktur Organisasi Kelas SD Negri 17 Kota Bengkulu
3.2.3 Jumlah Siswa
Jumlah siswa seluruhnya yang ada di SD Negeri 17 Kota Bengkulu
sebanyak siswa. Dan jumlah siswa per kelas nya ≤ 30 siswa. Memiliki 30 kelas.

3.2.4 Peralatan Yang Ada Di Dalam Kelas


Adapun peralatan yang wajib ada pada setiap kelasnya meliputi :
Tabel 1. Peralatan kelas
Nama Alat Jumlah
Sapu 3
Ember 1
Serokan 1
Tempat sampah 1
Lemari buku 1
Spidol 2
Penghapus 1
Tempat spidol 1
Pel 1

3.2.5

Adapun peralatan olahraga yang ada di SD Negeri 17 kota Bengkulu :

Tabel 2. Peralatan Olahraga

Nama alat Jumlah


Bola volly 4
Bola futsal 5
Bola basket 4
Raket bulutangkis 4
Bola kaki 3

14
3.3 Kegiatan Yang Dilakukan Selama Magang Pada Masa Pandemi
Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses magang berlangsung saat
pandemi ini meliputi :
1. Hari senin pada tanggal 25 Januari 2021 kegiatan yang dilakukan
adalah penyerahan Mahasisiwa magang kepada pihak Sekolah
selanjutnya mahasiswa langsung melakukan observasi pertama melihat
kondisi sekolah.
2. Hari selasa pada tanggal 26 Januari 2021 kegiatan yang Mahasiswa
magang lakukan ialah mengamati lingkungan sekolah,perkenalan
kepada guru,dan staf di SD Negeri 17 Kota Bengkulu.
3. Hari Rabu pada tanggal 27 Januari 2021 kegitan yang mahasiswa
magang lakukan ialah melakukan observasi di lingkungan SD Negeri
17 Kota Bengkulu.
4. Hari kamis pada tanggal 28 Januari 2021 Mahasiswa melakukan
kegiatan dokumentasi dengan mengamati siswa-siswi sd melakukan
kegiatan belajar mengajar secara online tentang Pojk , SD Negeri 17
Kota Bengkulu.
5. Hari Jum’at pada tanggal 29 Januari 2021 kegiatan yang Penulis
lakukan ialah pendataan tentang sarana dan prasarana yang ada di SD
Negeri 17 Kota Bengkulu.
6. Hari sabtu pada tanggal 6 Februari 2021 ialah Penulis dan
mahasiswa lainnya melakukan kegiatan kebersihan sekolah di SD
Negeri 17 Kota Bengkulu
7. Hari Rabu Pada Tanggal 24 Maret Kegiatan Yang Dilakukan
Mahasiswa Magang Lainnya Melakukan Kegiatan Pembersihan
Sekolah Dalam Rangka Pelepasan Mahasiwa Magang Di SD Negeri 17
Kota Bengkulu

15
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan masalah yang penulis angkat PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA

MASA PANDEMI COVID 19 pembelajaran penjas pada saat mas pandemi covid 19
Diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk memutus
rantai penyebaran Covid-19 mengharuskan guru, melaksanakan WFH (work from
home) dalam mengajar. Kegiatan pengajaran yang tiba-tiba berubah drastis ini
menjadi tantangan bagi guru khusunya guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan (PJOK), agar sasaran dan tujuan pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dapat tercapai. Meskipun melalui surat edaran Mendikbud No 4 Tahun
2020 terkait panduan pembelajaran di rumah selama masa pandemi mengharuskan
guru untuk tidak membebani peserta didik melalui tuntutan capaian kurikulum
sebagai syarat kenaikan kelas. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah
mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari siswa di masa sekarang ini.
Karena dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan praktik olahraga siswa dapat
membentengi diri salah satunya dengan meningkatkan daya tahan tubuh
(imunitas) untuk mencegah korona virus. Dengan olahraga teratur menjadi salah
satu cara untuk menjaga kesehatan. Bukan itu saja, guru pendidikan jasmani harus
memastikan proses pengajaran mata pelajaran pendidikan jasmani menggunakan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan dari rumah mampu untuk
meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan sosial. Sehingga materi pelajaran harus disusun ulang
secara seksama agar pengalaman belajar pendidikan jasmani didapatkan oleh
siswa. Namun disesuaikan dengan kemampuan melaksanakan pembelajaran siswa
di rumah. Namun pola pembelajaran di rumah pastinya memiliki tantangan dan
kendala tersendiri terutama untuk guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Kendala umum yang dihadapi guru pendidikan
jasmani dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini, di antaranya fasilitas
media mengajar elektronika (komputer, laptop, HP android) ini tidak semua siswa
memiliki. Keterbatasan ekonomi dalam pembelian kuota/paket data dan fasilitas
16
peralatan yang dimiliki siswa. Tdak dapat dipungkiri bahwa terdapat juga guru
Penjas yang tidak mampu memanfaatkan media mengajar elekronik berbentuk
hardware dan software dengan baik atau gaptek. Kemudian akses internet yang
terbatas di tiap-tiap wilayah guru dan siswa itu berdomisili.
Sejauh ini guru penjas juga masih kebingungan dalam memilih dan memanfaatkan
platform teknologi atau online learning yang dapat memenuhi pengajaran
pendidikan jasmani. Jika guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak
dapat beradaptasi dengan cepat dalam menindaklanjuti rintangan tersebut, prestasi
akademik siswa sudah pasti akan terpengaruh. Bahkan kekhawatiran para ahli
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan akan ancaman ‘kekurangan gerak’
yang dapat menimbulkan masalah kebugaran dan berbagai macam penyakit pun
akan mendera anak-anak kita karena sistim imun yang lemah. Tanggung jawab
dan peran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan benar-benar diuji di
masa pandemi ini. Apakah guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
sebagai tenaga profesional dapat menjawab tantangan ini? Dalam menjawab
tantangan ini, perlu kiranya kita kembali memahami bahwa cakupan pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan itu sangat luas, memungkinkan pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan dapat dilakukan di mana saja. Artinya tidak
terbatas baik tempat maupun sarana prasarana yang memadai. Siapa saja bisa ikut
terlibat berperan serta memberikan pendidikan jasmani. Orang tua di rumah
misalnya, dapat memberikan petunjuk cara menendang bola dengan baik dan
benar. Hal ini harus betul-betul menjadi tugas bagi seluruh pemerhati pendidikan
jasmani dan terutama bagi guru pendidikan jasmani untuk bekerja sama
menyosialisasikan dan mengupayakan jalan keluar dari tantangan di masa
pandemi yang kita hadapi demi keberhasilan program pendidikan jasmani.
(kb4/lis)
Dari pengamatan yang telah dilakukan melihat seluruh sekolah dari sekolah
dasar sampai sekolah perguruan tinggi melakukan proses belajar mengajar dengan
cara online dan termasuk di SD Negeri 17 Kota Bengkulu,pada setiap
perlombaan olahraga siswa sangat semangat untuk berlatih dan bisa meraih
prestasi.tetapi karena adanya Covid-19 ini meyebabkan semua jenis latihan
olaharaga terhenti,dan semua perlombaan olahraga di tingkatan SD dan umum

17
juga terhenti,hal inilah yang menjadi masalah.bahkan sistem pembelajaran di ubah
dari yang biasanya ofline menjadi sistem pembelaaran yang online,seperti
pembelajaran yang menggunakan sistem aplikasi grup whatshap,classroom,dan
zoom.
Dengan adanya permasalahan yang di akiatkan oleh Covid-19 ini penulis
juga kesusahan dalam melakukan observasi bagaimana proses pembelajaran
berlangsung di karenakan proses pembelajaranya melalui sistem online.pada saat
Covid-19 ini berlangsung pembelajaran olahraga di SD Negeri 17 Bengkulu ini
menggunakan sistem online,seperti membuat vidio kebugaran jasmani dengan
sarana yang ada di rumah.siswa mengalami kesusahan dalam membuat vidio
karena sarana dan prasarana yang tidak memadai di rumah,dan susahnya megirim
vidio dan juga kesusahan dalam membeli kuota.
Dengan adanya permasalahan diatas pihak sekolah membantu dengan cara
memberikan paket gratis selama proses pembelajaran berlangsung.walaupun tanpa
dukungan sarana dan prasarana yang tidak memadai di ruma yang membuat siswa
kesusahan dalam melakukan kegiatan pembelajaran olahraga.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjas di SD Negeri 17
Kota Bengkulu berdasarkan hasil yang telah kami amati sendiri sangat baik
seperti halnya pada lapangan futsal, lapangan basket, lapangan voli , dimana hal
ini sangat membuat siswa senang dan fokus dalam berolahraga, dan sarana seperti
ini berpengaruh terhadap Prestasi Olahraga harus sesuai dengan kebutuhan di
lapangan karena sangat menunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai,
pendidikan jasmani maka sulitlah berjalan yang seperti diharapkan.
Dikarenakan adanya Covid-19 ini siswa mengalami kesulitan dalam
melaukan pembelajaran olaharaga,pembelajaran menjadi kurang efektip bila di
lakukan di ruma karena siswa kesulitan dalam sarana dan prasarana yang tidak
memadai di ruma,dan juga siswa kesulitan dalam melakukan praktek olahraga di
lapangan,siswa juga kesulitan dalam mengirim tugas di karenakan jaringan yang
tidak stabil.hal inilah yang membuat siswa jenuh dan dan bosan dalam
berolahraga, dimana seharusnya sarana dan prasarana ini mempunyai peran
penting terhadap Prestasi Olahraga harus sesuai dengan kebutuhan di lapangan
karena sangat menunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai, pendidikan
jasmani maka sulitlah berjalan yang seperti diharapkan.

5.2 Saran
Berdasarkan gambaran yang dilihat Sarana dan Prasarana yang terdapat di
SD Negeri 17 Kota Bengkulu maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu
kedepannya :
1. Kepala sekolah yang ada di SD Negeri 17 Kota Bengkulu dalam rangka
meningkatkan minat dan antusias siswa diharapkan agar memberikan
dukungan baik itu dalam penyedian tempat untuk para siswa sd melakukan

19
proses belajar dengan lancar dengan mengunakan protokol kesehatan yang
ketat agar terhindar dari covid 19, maupun dukungan moral, dan di
harapkan kepala sekolah bisa bekerja sama dengan memberikan pinjaman
pralatan olaharaga secara bergantian kepada siswa .

2. Pada dewan guru terkhusus guru penjas memberikan pembelajaran yang


jelas untuk siswa-siswa sd yang saat ini masih melakukan proses belajar
mengajar dengan cara online.
3. Para siswa khusus nya turut ikut serta dalam melaksanakan zoom atau pun
proses belajar apapun dengan seksama agar semua bisa berjalan sesuai
yang diinginkan pemerintah.
4. Sebagai bahan acuan penulis dan prinsip penulis bila nantinya menjadi
guru olahraga.

20
DAFTAR PUSTAKA

Applications. Edisi kedelapan. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall Inc.


Bafadal, Ibrahim.(2020) tentang proses belajar mengajar pada saat pandemi .
Jakarta : Bumi Aksara
Davis, Keith dan John Newstorm. 1989. Human Behavior at Work. Edisi
kedelapan. New York: McGraw-Hill Inc.
Daryanto .(2008). Administasi Pendidikan pada saat pandemi covid 19. Jakarta:
PT Erlangga
Mmulyasa, M. (1994) Pengertian Sarana . Bandung : Remaja Rosda Karya

Robbins, Stephen P. 2000. Organizational Behavior: Concepts, Controversies and


Slavin . (2010) Pengertian Pembelajaran . Jakarta : IndeksSuharno . (1985)
Sarana dan prasarana . Surabaya : PT. Granmedia
Surya, Moh. (1981) Pengertian Belajar . Jawa Timur : PT. Dharma Pholimetal

Trianto . (2014) . Pengertian Pembelajaran . Jakarta : Prenada Media Group

Wiarto, Giri . (2015) . Pendidikan jasmani . Yogyakarta : Laksitas

21
L
A
M
P
I
R
A
N

22
Lampiran 1. Perkenalan Mahasiswa PPL Dengan Kepala Sekolah

di SD Negeri 17 Bengkulu

Lampiran 2. foto Kegiatan Penyampayan Materi Oleh Guru Olahraga di

SD Negeri 17 Bengkulu

23
di SD Negeri 17 KotaBengkulu

Lampiran 3. Poto dengan Guru Olahraga di

SD Negeri 17 Bengkulu

24
Lampiran 4. Acara pelepasan mahasiswa di ruangan kelas

SD Negeri 17 kota Bengkulu

Lampiran 5. Foto Bersama guru

SD Negeri 17 kota Bengkulu

25

Anda mungkin juga menyukai