MATA KULIAH
PRAKTEK LAPANGAN
telah dapat dirampungkan. Bahan ajar ini adalah naskah yang disusun
salah satu rujukan dan dapat memberikan tuntunan bagi karya siswa di
diharapkan. Terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA................................................................................................... i
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1. Latar Belakang............................................................................. 1
2. Tujuan.......................................................................................... 1
3. Petunjuk Pelaksanaan Tes Pengukuran....................................... 2
4. Jenis Pengukuran......................................................................... 2
PENGUKURAN KEKUATAN OTOT........................................................ 4
1. Pembahasan................................................................................. 4
2. Tujuan.......................................................................................... 5
3. Alat dan Bahan............................................................................ 5
A. Pengukuran Kekuatan Otot Tangan...................................... 5
B. Pengukuran Kekuatan Ekstensor Otot Punggung................. 10
C. Pengukuran Kekuatan Ekstensor Otot Tungkai.................... 13
D. Pengukuran Kekuatan Menarik Otot Bahu............................ 16
E. Pengukuran Kekuatan Mendorong Otot Bahu....................... 19
PENGUKURAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR......................... 21
1. Pembahasan.................................................................................. 21
2. Tujuan........................................................................................... 23
3. Alat dan Bahan............................................................................. 23
A. Pengukuran Daya Tahan Kardiovaskular dengan Tes Lari
2,4 km.................................................................................... 24
B. Pengukuran Daya Tahan Kardiovaskular dengan Test Naik
Turun Bangku Harvard.......................................................... 25
C. Pengukuran Daya Tahan Kardiovaskular dengan Tes Lari/
Jalan 12 Menit........................................................................ 29
D. Tes Jalan Cepat 4,8 km.......................................................... 30
E. Tes Naik Turun Bangku Metode Sharkey............................. 31
F. Tes Naik Turun Bangku Tiga Menit (Metode Kash)............. 32
PENGUKURAN KELINCAHAN, KELENTURAN, DAN
KESEIMBANGAN TUBUH........................................................................ 34
1. Tes Lari Bolak-Balik.................................................................... 34
2. Quick Trainer Senoh.................................................................... 36
3. Hexagonal Obstacle Test............................................................. 38
4. Zig-Zag Test................................................................................. 41
5. 505 Agility Test............................................................................ 42
6. Illinois Agility Run Test............................................................... 43
ii
7. Tes Kelenturan Tubuh (Methoda Sit and Reach).......................... 45
8. Tes Keseimbangan Tubuh............................................................. 48
PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH....................................................... 51
TATA LAKSANA PENGUKURAN KEBUGARAN
JASMANI...................................................................................................... 57
PENUTUP..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 62
iii
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Mata kuliah Praktikum Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang
harus diikuti oleh karya siswa di Program Magister Fisiologi Olahraga Universitas
Udayana. Oleh karena itu diperlukan berbagai sumber sebagai rujukan dalam
memahami mata kuliah ini. Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar dan
Bahan ajar merupakan komponen yang harus dimiliki oleh staf pendidik
terkecuali dalam perkuliahan Praktikum Lapangan. Berkenaan dengan hal itu, kami
selaku pengajar berkewajiban menyusun sebuah bahan ajar yang efektif dan efesien
sehingga lebih mudah dipahami oleh mahasiswa demi terselenggaranya sebuah proses
Lapangan, akan diberikan materi yang berkaitan dengan komponen biomotorik dalam
sangat penting dan vital perannya dalam dunia praktikum olahraga. Maka dari itu
hendaknya kita sebagai pengajar memberikan hal-hal yang berkaitan dengan hal
praktikum lapangan.
1
2. TUJUAN
awal di laboratorium.
3. PETUNJUK PELAKSANAAN TES PENGUKURAN
sepanjang sesuai dengan kriteria dan standar pengukuran yang ditetapkan. Oleh
persyaratan.
Subjek yang akan diukur harus memenuhi kriteria seperti berikut ini.
menjalani perkuliahan.
sungguh.
dipergunakan.
4. JENIS PENGUKURAN
prosedur pelaksaan tes kondisi fisik/tes fisiologi mahasiswa terdiri atas pengukuran:
4.3 Kelincahan
kekuatan otot (tangan, punggung dan tungkai, dan kekuatan otot bahu tarik dan
1.dorong).
1. RINGKASAN TEORI
melakukan aktivitas. Pada umumnya unsur kekuatan ini diukur dengan alat
dynamometer, yang dinyatakan dalam satuan kilogram. Tetapi sering sekali unsur
kekuatan ini diukur dengan jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet
bersangkutan, bila berat badan dipergunakan sebagai beban dengan kesulitan tertentu.
pada setiap gerakan. Yang dihitung sebagai ukuran kekuatan otot perutnya adalah
banyaknya gerakan ulangan maksimum baring duduk yang dapat dilaksanakan oleh
atlet bersangkutan. Cara ini sebenarnya kurang tepat, sebab ini hasilnya dapat
dikelirukan dengan ukuran kemampuan komponen daya tahan otot. Yang paling tepat
tidak meiliki alat ini, barulah cara gerakan berulang tersebut dipergunakan sebagai
2. TUJUAN
kelompok :
a. Otot Tangan.
b. Otot Bahu.
c. Otot Punggung, dan
d. Otot Tungkai.
Adapun alat dan bahan yang dipersiapkan untuk mengukur kekuatan otot
3) Expanding Dynamometer.
perasan oleh tangan terhadap alat yang digunakan untuk mengukur. Ini dikarenakan
dengan teknik perasan akan membuat otot tangan dapat bekerja dengan maksimal.
Adapun prosedur dalam pelaksanaan tes kekuatan peras otot tangan diantaranya :
badan,
menghadap luar,
f. Tes tersebut dilakukan tiga kali kemudian dipilih hasil yang terbaik,
dan
LAKI-LAKI.
LAKI-LAKI.
PEREMPUAN.
PEREMPUAN.
1 BAIK SEKALI ≥ 37
Kedua siku lurus punggung dibongkokkan membentuk sudut 30o terhadap garis
tegak,
punggung,
LAKI-LAKI.
5 KURANG SEKALI ≤ 52
PEREMPUAN.
2 BAIK 32.5 – 41
3 SEDANG 24.5 – 32
4 KURANG 18.50 – 24
5 KURANG SEKALI ≤ 18
Punggung dan kedua lengan lurus, sedangkan lutut ditekuk dengan membuat
Tongkat dipegang dengan kedua tangan (lebih baik menggunakan sabuk atau ikat
LAKI-LAKI.
2 BAIK 44.5 – 54
3 SEDANG 33.5 – 44
4 KURANG 24.5 – 33
5 KURANG SEKALI ≤ 24
PEREMPUAN.
1 BAIK SEKALI ≥ 37
2 BAIK 27 – 36.5
3 SEDANG 19 – 26,5
4 KURANG 14 – 18,5
sebagai berikut:
Mahasiswa berdiri tegak menghadap depan dan kedua tungkai selebar bahu,
LAKI-LAKI.
2 BAIK 35 – 43.5
3 SEDANG 26.34 – 5
4 KURANG 18 – 25.5
PEREMPUAN.
2 BAIK 35 – 43.5
3 SEDANG 26.34 – 5
4 KURANG 18 – 25.5
seperti barikut:
Mahasiswa berdiri tegak menghadap depan dan kedua tungkai terbuka selebar
bahu,
LAKI-LAKI.
2 BAIK 35 – 43.5
3 SEDANG 26.34 – 5
4 KURANG 18 – 25.5
PEREMPUAN.
2 BAIK 35 – 43.5
3 SEDANG 26.34 – 5
4 KURANG 18 – 25.5
Tangan Tangan
Pengukuran Back Legs Pull Push
Kanan Kiri
I
II
III
PERTANYAAN / TUGAS :
tungkai, dan kekuatan otot bahu (tarik dan dorong) pada diri masing-
1. RINGKASAN TEORI
yang lama (lebih dari 10 menit) dan dalam keadaan aerobik (metabolisme sel ototnya
memerlukan pasokan oksigen dari udara luar untuk mendapatkan tenaga bergerak
atau berkontraksi).
Daya tahan kardivaskular ini sering disebut sebagai daya tahan Respiratio-
Kardiovascular, karena sistem pernapasan, jantung, dan pembuluh darah inilah yang
metabolisme ke luar tubuh (misalnya: gas karbondioksida dari otot ke luar tubuh
melalui paru).
daya tahan aerobik, kebugaran jasmani atau kebugaran fisik (Physical Fitness). Pada
21
Kebugaran fisik didefinisikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan
suatu tugas rutin dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan
yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas yang
kemampuan paru, jantung, dan pembuluh darah dalam menyediakan oksigen bagi
kelangsungan kerja otot. Daya tahan umum ini merupakan salah satu unsur yang
kebugaran fisik ini dibagi atas kebugaran fisik kesehatan (Healty-Related Physical
Fitness), dan kebugaran fisik non-kesehatan terutama yang erat kaitannya dengan
olahraga prestasi, keterampilan atau atletik (Skill Related Physical Fitness atau
sebab itu cara mengukur kebugaran fisik yang paling tepat adalah dengan cara
International atau Asian Commitee For The Standardization Of The Physical Fitness
Test (ICSPFT atau ACSPFT). Tes ini di Indonesia telah dimodifikasi menjadi tes
kebugaran jasmani Indonesia. Dalam tes ini yang dinilai adalah kemampuan lari
(daya aerobik), kelentukan, daya tahan otot, kekuatan otot, dan kelincahan
(Depdikbud, 1978). Atau yang dinilai daya tahan kardiovaskular, daya tahan otot,
kekuatan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh (Depkes 1994). Sedangkan daya
kemampuan komsumsi oksigennya (VO2 Max) saja, dengan mempergunakan tes lari
2,4 km, lari 12 menit, naik turun bangku Harvard, jantera berjalan (treadmill), sepeda
ergometer, dan sebagainya, sebab daya tahan umum hanyalah merupakan salah satu
kebugaran fisik atau kebugaran jasmani seseorang, agar mudah dan murah
menyimpang dari keadaan yang sebenarnya, dilakukan dengan cara tes lari 2,4 km
atau tes naik turun bangku Harvard (modifikasi Harjadi). Tes ini dianggap telah
2. TUJUAN
mengukur:
Adapun alat dan bahan yang dipersiapkan untuk mengukur daya tahan
Nomor dada,
Bendera start,
Stop Watch,
Metronum, dan
Puls Oxymeter.
LARI 2,4 KM
diantaranya:
jumlah peserta.
berikut:
Mahasiswa berlari secepat mungkin sepanjang lintasan jarak tempuh yang sudah
ditentukan (2,4 km). Apabila tidak kuat berlari terus menerus, dapat diselingi
Hasil yang ditempuh dari saat start sampai finis sepanjang 2,4 km, dan
Hasil yang dicapai dilihat dari tabel 1, sesuaikan umur dan jenis kelaminnya.
yang mampu memberi contoh dengan benar dan dapat menghitung denyut nadi.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tes naik turun bangku harvard adalah sebagai
berikut:
Peserta diharuskan naik dan turun bangku dengan irama 120 x/ menit yang diatur
Peserta menaikkan kaki kanan pada bangku setelah diberi aba-aba “mulai” (stop
watch dihidupkan), kemudian naikkan kaki kiri di samping kaki kanan, lalu
turunkan kaki kanan dan diikuti kaki kiri. Demikian seterusnya naik dan turun
Setelah 1 menit istirahat, hitung nadi pada menit pertama, kedua, dan ketiga
Berkenaan dengan hasil yang dihitung mengunakan cara cepat, nadi dihitung
Posisi 1 Posisi 2
Posisi 3 Posisi 4
Posisi 5
Kurang 2 50 – 64
Cukup 3 65 – 79
Baik 4 80 – 89
Sedang 3 50 – 80
Kurang 1 <50
LARI/JALAN 12 MENIT
Di dalam pelaksanaan tes lari selama 12 menit terdapat hal yang harus
Lintasan/jalan lebar,
Stop watch,
Bendera start,
b. Petugas:
c. Cara:
Peserta berlari/jalan yang dimulai dari saat aba-aba “Ya” selama 12 menit.
d. Hasil:
e. Penilaian:
Hasil yang dicapai dilihat pada tabel, sesuaikan dengan umur dan jenis
kelamin.
a. Sarana/alat serta petugas yang diperlukan sama seperti tes 2,4 km.
b. Cara:
c. Hasil dalam pengukuran ini adalah waktu yang ditempuh dari saat start sampai
d. Penilaiannya adalah hasil yang dicapai yang dilihat dari tabel, disesuaikan
Di dalam pelaksanaan tes naik turun bangku metode sharkey terdapat hal
a. Peralatan:
Stop watch,
Metronom,
c. Cara:
Peserta diharuskan naik turun bangku dengan irama 90 x per menit selama 5
menit,
Cara melakukan gerakan naik dan turun bangku, sama dengan naik turun
e. Penilaiannya adalah hasil yang dicapai dilihat pada tabel atau disesuaikan antara
berat badan peserta dengan nadi yang dihasilkan. Untuk kriteria penilaian
digunakan tabel.
terdapat hal yang harus diperhatikan demi kelancaran pelaksanaan tes ini,
diantaranya:
a. Peralatan:
Metronom,
Puls oxymeter.
b. Petugas yang bertugas mampu memberi contoh dan menghitung denyut nadi.
c. Cara:
Peserta diharuskan naik turun bangku dengan irama 96 x per menit selama 3
menit,
Setelah tes selesai, peserta duduk, 5 detik kemudian hitung nadi selama 60
detik.
e. Penilaiannya adalah hasil yang dicapai dan disesuaikan dengan kriteria penilaian
tabel.
Denyut Nadi/menit
Kategori Skore
Pria Wanita
Baik Sekali 5 71 96
*
Skore : digunakan untuk menentukan indeks kebugaran jasmani
PERTANYAAN / TUGAS :
2. Hasil yang didapatkan pada pengukuran sesuai dengan soal nomor 1 maka,
c. Dengan aba-aba “ya” atlet segera berlari menuju garis kedua dan setelah kedua
kaki melewati garis kedua segera berbalik dan menuju ke garis pertama,
d. Atlet berlari dari garis pertama menuju garis kedua dan kembali ke garis pertama
jarak 40 meter,
f. Setelah melewati garis finis di garis kedua, pencatat waktu dihentikan, dan
Lintasan lari pada bidang yang datar, panjang 10 meter, dan garis batas 5 cm di
34
tengah lintasan
10 meter
5 cm
LAKI-LAKI
NO NORMA PRESTASI
PEREMPUAN
NO NORMA PRESTASI
Di dalam pelaksanaan tes quick trainer senoh terdapat hal yang harus
Kertas pencatat.
pemanasan/warming up,
Gunakan pakaian olahraga yang sesuai dan sopan, alas kaki dilepas,
Hidupkan alat,
Berdiri tegak pada undakan step board yang berada di tengah (warna abu-
dengan kedua kaki secepat mungkin sesuai dengan gambar (Step Order).
1 2
6 7
5 8
4 3
Step Order
NORMA AGILITY (QUICK TRAINER)
KLASIFIKASI
BAIK >80
SEDANG 70 – 79
KURANG <70
Pendamping.
Pada aba-aba “Ya” mahasiswa melompat dengan kedua kaki melewati garis
pengulangan,
c. Analisis :
Diharapkan, dengan pelatihan yang tepat antara setiap tes, analisis akan
d. Penilaian kinerja :
Untuk evaluasi kinerja atlet menentukan waktu rata-rata dari dua tes dan
E
C
B
F
Abort Below
Gender Exellent Avarage Poor
Average Average
5 cones,
Asisten.
Menandai setiap sudut dengan empat cones. Tempatkan cones pada sudut
Mahasiswa mengikuti rute garis seperti yang sudah tertera pada gambar,
start dan berlari mengikuti garis yang sudah tertera pada gambar, dan
Asisten mencatat waktu yang didapatkan oleh mahasiswa dihitung dari start
sampai finis.
16 m
10 m
Start/Finish
Di dalam pelaksanaan 505 agility test terdapat hal yang harus diperhatikan
6 cones,
Plaster pengukur,
Asisten.
Tandai tempat sesuai gambar. Jarak dari A ke B adalah 10 meter dan jarak
Aisten menghentikan stop watch pada saat mahasiswa melewati garis B saat
10 meter 5 meter
start
F. ILLINOIS AGILITY RUN TEST
Di dalam pelaksanaan illinois agility run test terdapat hal yang harus
8 cones,
Asisten.
bawah,
Pada saat aba-aba start diberikan, mahasiswa langsung berlari sesuai dengan
gambar, dan
Asisten mencatat waktu yang diperoleh oleh mahasiswa dari start sampai
finis.
NORMA ILLINOIS AGILITY RUN TEST
Below
Gender Exellent Abort Average Avarage Poor
Average
Table reference: Davis B. et al; Physical Education and the Study of Sport; 2000
Di dalam pelaksanaan tes kelenturan tubuh (methoda sit and reach) terdapat
hal yang harus diperhatikan demi kelancaran pelaksanaan tes ini, diantaranya :
a. Peralatan :
Sebuah kotak berpapan skala berukuran (60 x 20) cm dengan skala berjarak 1 cm
dan titik nol sesuai dengan tumpuan kaki. Dari titik nol ke arah proximal berjarak
b. Petugas :
c. Cara :
Peserta duduk dengan kaki lurus ke depan telapak kaki melekat pada
bangku,
Lutut bagian belakang harus menyentuh lantai (lutut tak boleh ditekuk),
menyentuh mistar skala. Usahakan agar ujung tangan mencapai skala sejauh
d. Hasil :
Yang diukur adalah tanda bekas jari yang tampak pada mistar skala, dan
Hasil yang dicatat adalah angka skala yang dapat dicapai oleh kedua ujung
e. Penilaian :
Lihat tabel.
Kelenturan
Kategori Skore
(cm)
Baik 4 115 – 19
stand, yaitu tes berdiri diujung satu kaki (jinjit), pada kaki yang dominan. Di dalam
pelaksanaan tes keseimbangan tubuh terdapat hal yang harus diperhatikan demi
b. Kaki yang lain diletakkan di lutut bagian dalam dari tungkai tumpu,
d. Dengan aba-aba “ya”, atlet mengangkat tumit kaki tumpu, sehingga hanya
e. Pertahankan posisi selama mungkin, tanpa menggeser posisi kaki tumpu, dan
f. Pencatat waktu mulai dihidupkan pada saat mahasiswa mulai mengangkat tumit
g. Setiap mahasiswa diberi kesempatan sebanyak 3 kali tes, dan waktu terlama yang
dicatat.
2. 37 – 50 BAIK 23 – 27
3. 15 – 36 SEDANG 8 – 22
4. 5 – 13 KURANG 3–6
PERTANYAAN / TUGAS :
dan keseimbangan tubuh (Blind Stork Balance Test) pada diri masing-
2. Hasil yang didapatkan pada pengukuran sesuai dengan soal nomor 1 maka,
komposisi tubuh.
a. Peralatan :
b. Pengukuran :
Lipatan kulit lengan kiri atas bagian belakang, pada titik 1 cm di atas
b.1.2 Cara:
Kulit diangkat dengan ibu jari dan tulunjuk tangan kiri pemeriksa,
51
Foto 11. Skin Fold Caliper
b.1.4 Cara :
tricep,
Hasil tebal lipatan kulit dibaca pada skala (dalam satuan cm).
b.1.5 Penilaian :
PERTANYAAN / TUGAS :
2. Hasil yang didapatkan pada pengukuran sesuai dengan soal nomor 1 maka,
jasmani adalah dalam kondisi sehat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter. Tahap
pemeriksaan awal yang dilakukan oleh dokter tersebut merupakan skrining kesehatan.
Tujuan skrining kesehatan adalah manjaring atau memisahkan antara yang sehat dan
yang sakit atau berisiko apabila dilakukan pengukuran kebugaran jasmani, karena
pericarditis.
2. Kontra indikasi Relative adalah : tekanan darah dyastolik diatas 100 mm Hg,
desorder.
57
pengukuran kebugaran jasmani, maka rangkaian kegiatan pengukuran jasmani dapat
3. Komponen kelenturan.
memungkinkan. Dari berbagai macam cara yang dapat dilaksanakan sesuai kondisi
yang dimiliki. Hasil akhir dari pengukuran kebugaran jasmani adalah indeks
1. Pilih salah satu cara dari pengukuran kebugaran jasmani pada komponen daya
2. Hasil penilaian dari tiap komponen yang diukur diberi skor seperti daftar yang
≤2 Kurang
2,1 – 3,9 Cukup
>3,9 Baik
Contoh :
Amin telah lolos dari skrining kesehatan dan dinyatakan dapat mengikuti tes
kebugaran jasmani. Tes kebugaran jasmani yang dilaksanakan sesuai kondisi yang
3. Tes kelenturan.
2 + 3 +5 + 4
= 3,5
4 (empat) Komponen yang di ukur
PERTANYAAN / TUGAS :
2. Buatlah satu laporan kelas dari hasil pengukuran semua komponen yang di
jenis pengukuran disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada, serta situasi dan
kondisi setempat.
untuk pemetaan tingkat kebugaran jasmani dan sebagai salah satu parameter kualitas
buku pedoman ini, diharapkan para pembaca, para pengguna bahan ajar ini dapat
Semoga bermanfaat.
62
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Panduan Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah
Khusus Olahragawan. Jakarta : Asisten Deputi Pengembangan Sumber
Daya Manusia Keolahragaan Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK
Olahraga Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Anonim. 2014. Prosedur Pelaksanaan Tes Kondisi Fisik/Tes Fisiologi Atlet. Bandung
: Perhimpunan Ahli Ilmu Faal Olahraga Indonesia (PAIFORI)
Mackenzie. 2005. 101 Performance Evaluation Test. London : Electric World plc 67
– 71 Goswell Road