Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Manajemen Penjas

Disusun Oleh :

Nama : Sri Tuti Astuti

NIM : 020160020

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP MUTIARA BANTEN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penjas merupakan wahana pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk

mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu pelajaran pnjas tidak kalah penting

dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya. Namun demikian tidak semua guru meenyadari hal

tersebut, sehingga banyak anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal

ini tercermin daari berbagai gambaran negative tentang pelajaran penjas, mulai dari kelemahan

proses yang menetap, misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil

pembelajaran seperti kebugaran jasmani yang rendah. Oleh karena itu diperlukan manajemen

dalam pelaksanaan pembelajaran penjaskes sehingga lebih terarah.

Melalui penjas yang diarahkan dengan baik anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang

berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk

mengembangkan hidup sehat, berkembang secara social yang menyumbang pada kesehatan fisik

dan mentalnya. Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat

untuk mengatakan penjas diselenggarakan semata-mata agar anak gembira dan bersenang-

senang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam makalah ini adalah :

1. Masalah manajemen dalam pendidikan jasmani


2. Masalah manajemen dalam olahraga

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk memecahkan masalah manajemen dalam penjas

2. Untuk memecahkan masalah manajemen dalam olahraga

D. Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan

bermasyarakat

2. Sebagai bahan pembelajaran


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi Istilah

1.    Arti Manajemen

Kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata  manus yang

berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata

kerja managere yang artinya menangani.  Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa

Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata

benda management, dan manager untuk orang y a n g m e l a k u k a n k e g i a t a n m a n a j e m e n .

A k h i r n y a ,  m a n a g e m e n t   diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi

manajemen atau pengelolaan.

Panggabean (2004) mengemukakan bahwa: “manajemen merupakan suatu proses yang

terdiri dari atas fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian

kegiatan sumber daya manusia Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Selatan dan sumber daya

lainnya untuk mencapai tujuan secara efesien”. Selanjutnya  Hasibuan (2006) mengemukakan

bahwa: “manajemen sebagai suatu usaha memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia yang

berpotensi dalam pencapaian tujuan”. Sumber-sumber tersebut berupa orang (man), uang

(money), material (material), peralatan (machine), metode (method), waktu (time) dan prasarana

lainnya.

Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda,

misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketata

pengurusan, administrasi dan sebagainya. Jadi manajemen dalam hal ini diartikan sebagai suatu

kegiatan pengadministrasian, ketatalaksanaan, kepemimpinan, dan pengurusan (Siswanto, 2006:1).


Perkembangan ilmu manajemen yang pesat sesuai dengan akumulasi dan perkembangan

jaman, memunculkan pendapat yang beragam tentang fungsi manajemen. Salah satu pendapat

adalah yang dikemukakan oleh Terry (2003:8) bahwa fungsi manajemen tersebut dikenal dengan

singkatan POAC yaitu: (1) perencanaan (Planning), (2) pengorganisasian (Organizing), (3)

penggerakan (Actuating), (4) pengawasan (Controlling).

Perencanaan merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan lainnya dalam suatu

organisasi, sehingga perencanaan ditempatkan sebagai fungsi pertama. Perencanaan dapat

disusun dengan mempertimbangkan hasil penelitian, observasi atau dengan argumentasi.

Perencanaan merupakan penjabaran dari strategi awal organisasi. Untuk melaksanakan

perencanaan dengan baik diperlukan adanya suatu organisasi yang cocok. Sehingga kemudian

muncul fungsi yang kedua yaitu fungsi pengorganisasian. Dalam fungsi pengorganisasian perlu

ditelaah tentang kegiatan yang dilakukan, hakekat organisasi, proses interaksi, prinsip organisasi

dan tipe organisasi yang akan dijalankan.

Dengan terbentuknya suatu organisasi, dibutuhkan adanya usaha untuk menggerakkan

organisasi tersebut. Dalam proses penggerakkan tersebut perlu dicermati pula proses intraksi

antar manusia. Sehingga perlu adanya tatanan menyangkut manusia, pendekatan, potensi,

perilaku serta segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas organisasi.

Setelah ketiga fungsi tersebut berjalan, yang terakhir muncul adalah perlu adanya suatu

pengawasan terhadap jalannya proses-proses sebelumnya. Pada hakekatnya pengawasan

mencakup penilaian  adanya kemajuan atau tidak, perlunya penyegaran atau tidak. Sehingga

pengawasan harus mampu menjadi suatu upaya dalam meluruskan roda organisasi agar tidak

terjadi penyimpangan dalam organisasi tersebut. Pengawasan juga dapat dijadikan sebagai
langkah  pengawasan dan evaluasi aktivitas organisasi menyangkut proses perencanaan,

pengorganisasian maupun tahapan pelurusan sesuai dengan visi dan misi yang diemban.

Manajemen menurut Parker Follet (1997), adalah seni dalam  menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain (management is the art of getting things done through

people). Menurut Hasibuan (2001) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Meskipun banyak

definisi manajemen yang telah diungkapkan para ahli sesuai pandangan

dan pendekatannya masing-masing, namun tidak satu pun yang mernuaskan.  Walaupun

demikian, esensi manajemen dapat dipandang, baik sebagai  proses (fungsi) maupun

sebagai tugas (task). Olehnya manajemen sebagaimana dikemukakan Nickels and

McHugh dalam Sule dan Saefullah (2005), bahwa manajemen adalah sebuah proses yang

dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan

berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang orang serta

sumber daya organisasi lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa  manajemen pada

dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan

pencapaian tujuan. Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut terdapat tiga faktor yang terl i

bat; (1) Adanya penggunaan sumberdaya organisasi, baik sumberdaya manusia, maupun

faktor-faktor produksi lainnya. Atau menurut Griffin (2002), sumber daya

tersebut meliputi sumberdaya manusia, sumberdayaalam, sumberdaya keuangan,  serta

informasi, (2) Adanya proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan dan pengimplementasian, hingga  pengendalian dan pengawasan, (3)

Adanya seni dalam menyelesaian  pekerjan.

2.    Arti Pendidikan

Seperti halnya manajemen, pengertian pendidikan pun sejauh ini  belum ada

keseragaman formulasi yang dapat dipakai sebagai pegangan  karena masing-masingahli

mengemukakan pengertian yangagak berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari

konsepsi pendekatannya masing-masing.

Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk generasi penerus bangsa,

pendidikan dilakukan saat hayat masih dikandung badan dan pendidikan sangat penting bagi

kehidupan kita sebagai makhluk sosial yang diberi kemampuan oleh Allah SWT berupa akal

pikiran untuk berpikir dan menerima pelajaran.

Pendidikan pada masa “Sophistic” di Yunani dilakukan oleh para guru yang selalu

berkeliling mengajar ditempat-tempat umum yang dipanggil dengan nama Sofis”. Dalam bahasa

Yunani ada kata “sophisma” yang berarti “akal cerdik”, ketrampilan berargumen” dengan

konotasi “licik” yang dipakai di dalam perdebatan atau pengajaran dengan satu tujuan yaitu agar

keluar sebagai seorang pemenang. Kaum Sofis ini berpendapat bahwa pendidikan yang

diperlukan adalah retorika, tata bahasa, logika, hukum, matematika, sastra, dan politik yang di

dalam prakteknya kaum Sofis ini “terjebak” ke dalam permainan lambang dan simbol semata

dalam bentuk permainan kata, ber-”silat-lidah”, menyusun argumentasi yang bersifat manipulatif

melalui pemutar-balikan fakta, memanipulasi lambang dan makna yang disampaikan pada para

pendengarnya, yang menurut Yasraf A. Piliang mereka terjebak di dalam dunia citra (image),

dunia lambang yang berbeda dari realitas yang ada, berbeda dari kebenaran itu sendiri. Sehingga

kebebasan yang diharapkan ada di dalam proses pendidikan secara tidak langsung sudah
mengalami apa yang disebut oleh Pierre Bourdieu sebagai “kekerasan simbolik” yaitu kekerasan

yang halus dan tak tampak, baik dari sisi struktrur bahasa maupun ditingkat semantik yang

mengakibatkan di dalam proses pendidikan kaum Sofis yang ada sebenarnya adalah kebebasan

semu.

Socrates menganggap bahwa pendidikan yang tidak mengajarkan pada murid untuk

mencari kebenaran atau mengajarkan kebenaran tidaklah termasuk pendidikan dalam arti yang

sebenarnya. Untuk mencapai kebenaran melalui  pendidikan itulah, Socrates menggunakan

metoda dialektika yang membebaskan murid untuk berpikir sendiri tanpa terpengaruh oleh

gagasan gurunya.

Ilmu pendidikan disebut pedagogik yang merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris

yaitu "pedagogics". Pedagogics sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu "pais"yangartinya

anak dan "again" yang artinya membimbing. Dari arti tersebutdapat dipahami bahwa pendidikan

mengandung pengertian "bimbingan yang diberikan kepada anak". Orang yang

memberikan bimbingan kepada anak disebut pembimbing

atau "pedagog". Dalam perkembangannya, istilah pendidikan (pedagogy) berarti bimbingan

atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar  dan

bertanggung jawab, baik mengenai aspek jasmaniahnya maupun aspek rohaniahnya menuju

ketingkat kedewasaan anak.

Ditinjau dari sudut hukum, definisi pendidikan berdasarkan Undang Undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu "Pendidikan adalah

usaha sadardan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan


spiritual keagamaan, pengendalian dir kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,  serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan  negara".

3.    Arti Manajemen Pendidikan

Pendidikan nasional haruslah dikelolah secara tepat agar tujuan dapat tercapai secara

efisien dan efektif. Karena itu, untuk pengelolaan pendidikan diperlukan administrator yang

dapat berkinerja secara maksimal guna meningkatkan kualitas IUlUsan

yangdiharapkan oleh masyarakat.

Manajemen pendidikan oleh Knezevich (1984) diartikan sebagai  sekumpulan

fungsi untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan  pendidikan, melalui

perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepimimpinan, penyiapan alokasi sumber

daya, koordinasi personil, penciptaan ikI im organisasi yang kondusif, serta penentuan

pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakatdi

masa depan. Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Mulyasa (2004) mengartikan manajemen

pendidikan merupakan suatu sistem pengelolaan dan penataan sumberdaya pendidikan; tenaga

kependidikan, peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana

pendidikan, tata laksana dan I ingkungan pendidikan untuk mencapai tujuan Yang

ditetapkan.

Demikian pula Engkoswara (2001) berpendapat bahwa manajemen pendidikan dalam

arti luas adalah suatu ilmu yang mempelajari  bagaimana menata sumberdaya

untuk mencapai tujuan yang telah  ditetapkan secara produktif dan bagaimana

menciptakan suasana yang kondusif bagi manusia yang terlibat di dalam mencapai

tujuan yang telah disepakati. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penataan

mengandung makna mengatur, memimp in, mengelola s uberdaya.


S edangkan  sumberdaya terdiri dari sumberdaya manusia (peserta didik, pendidik,  dan

pemakai jasa kependidikan), sumber belajar dan kurikulum (segala  sesuatu yang

disediakan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan),  serta fasilitas (peralatan,

barang, dan keuangan yang menunjang  kemungkinan terjadinya pendidikan). Tujuan

pendidikan dapat tercapai dilihat dari indikator efektivitas dan efisiensi.

4.    Arti Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan olahraga? Secara umum pendidikan

jasmani dan olahraga dapat didefinisikan sebagai berikut.  Pendidikan jasmani dan

olahraga (Penjasor) adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang

terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian im, mengukuhkan bahwa

Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan

umum.

Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang  secara

wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi  manusia Indonesia

seutuhnya. Menurut Husdarta (2009), bahwa pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada

perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.

Secara umum pendidikan jasmani dan olahraga dapat didefinisikan  sebagai berikut;

pendidikan jasmani dan olahraga adalah proses pendidikan  melalui aktivitas jasmani,

permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan (Agus

Mahendra, 2004). Definisi tersebut, sekali lagi mengukuhkan bahwa pendidikan

jasmani dan olahraga  merupakan bagian yang tak dapatdipisahkan dari tujuan pendidikan

umum.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan

aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal

fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah

kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah

kualitas fisik dan mentalnya.

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas.

Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan

dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari

perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan

fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang

menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang

berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

5.    Arti Manajemen Pendidikan Jasmani dan olahraga

Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu  mengelola

sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara  efektif dan efesien. Atau

dengan kata lain manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola

sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak  mulia,

serta keterampilan Yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa  dan negara.

Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses  perencanaan,

pengorganisasian, pengaraha6, dan pengendalian sumber  daya pendidikan untuk


mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, mandiri, dan akuntabel (Husaini Usman,

2008).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa  manajemen

pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan  seni atau proses dalam

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber daya

pendidikan melalui aktivitas  jasmani dan olahragayangterpilih untuk mencapai tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien.

B.     Makna Pendidikan Jasmani dan olahraga

1.    Kedudukan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Kondisi bangsa kita sekarang sedang dihadapkan pada kondisi krisis ekonomi, ditandai

dengan mahalnya kebutuhan bahan pokok, tetapi tidak dibarengi dengan pendapatan yang

seimbang, hingga kini masih  membekaskan Iuka yang dalam bagi sebagian besar

masyarakat kita. Hal tersebut lebih terasa dan pedih bagi bangsa kita, ditengah kondisi

dunia Yang sedang dihadapkan pada krisis perebutan kekuasaan politik dunia, dengan nuansa

kental perebutan kekuasaan ekonomi dan teknologi di sebagian besardunia maju dan

imbasnya kena bangsa kita.

Menurut Husdarta (2009) kemampuan ekonomi bangsa Indoensia telah terlempar

pada keadaan tak terkendali, menghasilkan persoalan p e r s o a l a n seperti

pemangkasan anggaran, harga barang y a n g  m em bu bu ng , ke s u li ta n da n

k on fl ik p en du du k ko ta , ra ng ka ia n  pengangguran, hingga deficit pemernitah yang

semakin menggunung. jika negara maju lainnya sudah mengambil langkah-

langkah pasti  terhadap persoalan global yang menantang tersebut, Indonesia

tetap berada dalam kondisi lesu.


Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah mencapai tahap sangat maju

telah Pula menghadapkan bangsa kita, terutama Para anak-anak dan remaja, pada gaga

hidup yang semakin menjauh dari semangat perkembangan total, karena lebih

mengutamakan keunggulan kecerdasan intelektual, sambil mengorbankan kepentingan

keunggulan fisik (physical conditioning) dan moral individu. Budaya hidUp

mudah/gampang, sedenter (kurang gerak) karennya semakin kuat mengejala di kalangan

anakanak dan remaja, berkomunikasi dengan semakin hilangnya ruang-ruang  publik dan

tugas kehidupan yang memerlukan upaya fisik yang keras,  segalanya menjadi mudah,

sehingga lambat lawn kemampuan fisik manusia sudah tidak diperlukan lagi.

Dikhawatirkan secara evolutif manusia akan berubah bentuk fisiknya, mengarah pada

bentuk yang tidak bisa kita  bayangkan karena banyak anggota tubuh kita dari mulai

kaki dan lengan sudah dipandang tidak berfungsi (Husdarta, 2009).

Dalam kondisi demikian patutlah kita pertanyakan kembali  peranan dan

fungsi pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan  olahraga, apakah peranan

yang bisa dimainkan oleh program Penjasor dalam kondisi dunia dan bangsa yang

semakin dihadapkan pada kuatnya potensi konflik tersebut? Apakah peranan

pendidikan jasmani dan olahraga dalam mempersiapkan Para pewaris bangsa ini untuk

mampu bersaing secara sehat dalam persaingan global sekarang ini dan yang  akan

datang? Apa Pula peranan pendidikan jasmani dan olahraga dalam mengantisipasi

kemungkinan terjadinya evolusi kehidupan manusia yang  cenderung tidak lagi

memerlukan perangkat fisik yang utuh untuk  menjalankan tugasnya sehari-hari?

Pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut, serta penawaran satu alternatif dalam

memandang peranan d a n f u n gs i pendidikan jasmani dan olahraga yang


s e h a r u s n y a  dilaksanakan di sekolah-sekolah dasardan menengah di Indoensia

lebih diseriusi dan ditingkatkan.

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses  pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik

dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Penjasor

memperlakukan anak sebagai sebuall kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya

menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mental nya.

F okus perhatian pendidikan jas mani dan olahraga adalah  peningkatan

gerak manusia, lebih khusus lagi pendidikan jasmani dan olahraga berkaitan dengan

hubungan antara gerak manusia dan wilayah  pendidikan lainnya, misalnya hubungan

dan perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Pengaruh perkembangan

fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia

itulah yangmenjadikannya unik.

Menurut Husdarta (2009) bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alai fisik untuk

mengembangkan keutuhan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, diartikan bahwa

melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan

penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, mis alnya pendidikan

moral, yang  penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek

fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun tidak langsung. Karena hasil-hasil

kependidikan dari pendidikan jasmani dan olahraga tidak.hanya terbatas pada manfaat

penyempurnaan fisik atau tubuh semata. Pengertian pendidikan jasmani tidak hanya

menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah
pendidikan jasmani dan olahraga pada bidangyang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu

proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.

Pendidikan jasmani dan olahraga karena harus menyebabkan  Perbaikan

dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek  kehidupan seharian

seseorang. Pendekatan holistiktubuh-jiwa ini termasuk Pula penekanan pada ketiga domain

kependidikan, yakni; psikor-notor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan

Robert Gensemer, pendidikan jasmani dilstilahkan sebagai proses menciptakan "tubuh

yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa". Artinya dalam tubuh yang baik  diharapkan

Pula terdapatjiwa yang what, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno, "men sang in

corporesano".

Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percaya dan apa yang kita

praktekkan atau kesenjangan antara teori dan praktek, adalah sebuah duri dalam

bidang pendidikan jasmani dan olahraga.

1. Pemecahan masalah

Seorang pemimpin harus mempunyai tindakan dalam pemecahan terhadap suatu masalah. Ada

beberapa langkah dalam mengambil kputusan pemecahan masalah :

a. Pemahaman pada masalah ( Identifikasi dari tujuan )

Langkah pertama adalah membaca soalnya dan meyakinkan diri bahwa anda memahaminya

secara benar. Tanyalah diri anda dengan pertanayan :

1) Apa yang tidak diketahui?


2) Kuantitas apa yang diberikan pada soal?

3) Kondisinya bagaimana?

4) Apakah ada kekecualian?

Untuk beberapa masalah akan sangat berguna untuk

1) Membuat diagranmnya dan mengidentifikasi kuantitas-kuantitas yang diketahui dan

dibutuhkan pada diagram tersebut. Biasanya dibutuhkan

2) membuat beberapa notasi ( x, a, b, c, V=volume, m=massa dsb ).

b. Membuat Rencana Pemecahan Masalah

Carilah hubungan antara informasi yang diberikan dengan yang tidak diketahui yang

memungkinkan anda untuk memhghitung variabel yang tidak diketahui. Akan sangat berguna

untuk membuat pertanyaan : “Bagaimana saya akan menghubungkan hal yang diketahui untuk

mencari hal yang tidak diketahui? “. Jika anda tak melihat hubungan secara langsung, gagasan

berikut ini mungkin akan menolong dalam membagi masalah ke sub masalah

1) Membuat sub masalah

2) Cobalah untuk mengenali sesuatu yang sudah dikenali

3) Cobalah untuk mengenali sesuatu yang sudah dikenali.


Hubungkan masalah tersebut dengan hal yang sebelumnya sudah dikenali. Lihatlah pada hal

yang tidak diketahui dan cobalah untuk mengingat masalah yang mirip atau memiliki prinsip

yang sama.

1) Gunakan analogi

2) Masukan sesuatu yang baru

3) Mulailah dari akhir ( Asumsikan Jawabannya )

Sangat berguna jika kita membuat pemisalan solusi masalah, tahap demi tahap mulai dari

jawaban masalah sampai ke data yang diberikan.

B. Manajemen Dalam Olahraga dan Pemecahannya

Manajemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yang berhubungan dengan

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam

kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan dengan olahraga.(Janet

Park,1998:4). Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam organisasi, bersatu

dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan

Manajer adalah orang salah satu orang yang utama dalam organisasi olahraga karena harus

mampu merencanakan, mengambil keputusan, melakukan koordinasi serta memotivasi

produktivitas karyawan dan hubungan antar pengurus, memahami dan mengerti fungsi-fungsi

manajemen.
1. Fungsi – fungsi manajemen olahraga

a. Perencanaan

b. Pengorganisasian

c. Penentuan keputusan

d. Pembimbingan /directing

e. Pengendalian

f. Evaluasi

2. Manajemen Organisasi Olahraga

Organisasi olahraga merupakan bentuk yg menjadi wadah usaha kerjasama sekelompok manusia,

utk mencapai tujuan bersama. Salah satu bentuk organisasi olahraga adalah klub olahraga

a. Manajemen Sebuah Klub Olahraga

Manajemen sebuah klub olahraga memerlukan beberapa komponen-komponen yg berperan

penting dalam pengelolan klub yaitu :

1) Manajer

2) Pelatih dan Program latihan

3) Atlet/ pemain

4) Sarana dan prasarana

5) Pendanaan
6) Dukungan lingkungan

1. Pemecahannya Masalah

Masalah pembinaan dalam olahraga jauh lebih komplek. Kecendrungan di Indonesia

akhir-akhir ini tetap menunjukkan orientasi pada pembinaan olahraga kompetitif untuk

berprestasi, Namun sayang, tidak didukung oleh pondasi yang kuat. Penjas merupakan sub

system pembinaan keolahragaan nasional, dan kekuatan keolahragaan nasional akan terjamin

jika dapat diciptakam pembinaan bersinambung, berawal dari pembinaan sikap, kecintaan, dan

partisipasi aktif secara meluas. Keadaan demikian dapat dicapai dalam penjas. Namun, isu

sentral adalah antara penjas dan pembinaan olahraga dan olahraga kompetitif tidak terjalin

kerjasama yang erat.

Keadaan demikian sebagai akibat, kecendrungan selama ini yang lebih memprioritaskan

olahraga kompetitif, seperti tercermin dalam penyaluran dana yang lebih besar kepada kegiatan

itu.

Sangat mudah dibaca dalam kondisi lapangan, pembinaan olahraga pada umumnya

memerlukan kemampuan menejerial dalam pengertian sempit dan luas. Dalam pengertian

sempit, pembinaannya harus terlaksana berdasarkan pperencanaan yang terbagi-bagi menjadi

perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek. Tidak ada jalan pintas untuk berprestasi,

demikian bunyi salah satu prinsip pembinaan. Dalam pengertian luas, manajemen dibutuhkan

untuk mengintgrasi berbagai aspek, tidak saja kepentingan teknis dan taktik tetapi juga aspek

ekonomi ( komersialisasi ), komunikasi ( media TV, media cetak ). Menjadi bagian penting

dalam manajemen ini adalah promosi olahraga, sebab olahraga dianggap serupa dengan jenis
komoditif lainya. Yang menjadi persamaan adalah soal membangkitkan kesadaran dan sikap

positif.

Tentu saja, persoalan tersebut jauh lebih rumit dam memerluakan keahlian sebagai

professional. Kelemahan di Indonesia adalah bahwa pengelolaan olahraga masih belum ditangani

secara professional, seperti tampak dalam beberapa indikator-indikator, yakni ditangani secara

sambilan oleh orang-orang yang bukan ahlinya.

Akhir-akhir ini manajemen berkembang pesat dalam pengertian kegiatan olahraga yang

dimaksud bukan hanya olahraga kompetitif, tetapi kegiatan olahraga secara menyeluruh,

mencakup aspek olahraga rekreatif, olahraga rehabilitasi, olahraga untuk orang cacat, olahraga

untuk kelompokj khusus ( misalnya, untuk manula ).

Dikatakan bahwa suatu masalah (problem) atau krisis adalah sustu kesempatan yang berbahaya,

ini adalah sesuatu yang mempunyai ketegangan sendiri, tetapi ini juga mempunyai kesempatan

bagi pemecahan yang relatif berfaedah.

Terdapat enam langkah dalam pemecahan nasalah :

1. Mengenali dan mendefinisikan masalah

2. Menganalisis dan menjelaskan masalah

3. Mencari alternatif pemecahan

4. Memilih suatu pemecahan

5. Mengetrapkan pemecahan.

6. Mengevaluasi keputusan.
Prosesnya adalah sebagai berikut :

1. Mengenali dan mendefinisikan masalah.

a. Apa symptoms-nya (tanda-tandanya) ?

b. Kapan pemunculan yang pertama ?

c. Apa yang terjadi sebelum itu ?

d. Kejadian apa yang menggambarkan masalah ?

e. Apa sebenarnya yang menjadi masalah ? Berikan pertanyaan yang jelas

f. Dengan data yang khusus.

g. Bagaimana masalah tersebut mempengaruhi saya atau

h. Bagaimana saya memberikan kontribusi pada keberadaan yang terus menerus pada

masalah ?

i. Apa yang tidak saya kerjakan untuk menolong menghilangkan masalah itu ?

2. Menganalisis dan menjelaskan masalah.

a. Siapa yang melihat bahwa ini adalah suatu masalah ?

b. Mengapa ia melihat bahwa ini adalah masalah ?

c. Siapa yang dipengaruhi oleh masalah itu ?

d. Bagaimana ia mempengaruhinya ?

e. Faktor-faktor lain apa saja yang mempengaruhi masalah ? (Anggaran, sikap, dll.)
f. Bagaimana anda terlibat pada masalah itu.?

g. Perubahan apa yang ingin anda lihat ?

h. Siapa yang memiliki power untuk membuat perubahan ?

i. Kekuatan positif apa yang ada yang akan menolong anda memecahkan masalah ?

j. Kekuatan negatif apa yang ada yang akan menghambat anda memecahkan masalah ?

3. Mencari alternatif pemecahan.

a. Blue skying.

Kita membayangkan bahwa sudah tahu dari sekarang. Anda masih menyenangi faedah dari

perubahan yang positif yang telah anda buat sebagai suatu hasil proses pemecahan masalah hari

ini. Anda hanya mengalami sedikit kesulitan didalam pemecahan masalah sebelumnya.

b. Brainstorming (curah pendapat) , aturan dalam brainstorming adalah sbb:

1) Catat setiap ide yang keluar dari pikiran.

2) Jangan memberi komentar atau evaluasi pada ide yang disajikan.

3) Boleh juga mengulangi ide.

4) Pikirkan pemecahan baru atau ide untuk 3 atau 4 menit.

5) Hentikan jika ada yang melanggar aturan.

4. Memilih suatu pemecahan.

a. Identifikasikan sebanyak mungkin alternatif pemecahan masalah.


b. Identifikasikan ciri-ciri yang penting untuk evaluasi setiap alternatif.

c. Adakan tes setiap pemecahan alternatif dengan ciri-ciri. Tentukan bilasatu alternative

muncul lebih beralasan dari yang lain.

d. Bila perlu, adakan tes pada alasan anda dan memilih pemecahan pada yang lain.

5. Menerapkan pemecahan.

a. Buatlah daftar langkah-langkah kegiatan utama yang akan anda ambil.

b. Terangkan langkah-langkah ini dalam urutan yang engkau harapkan akan terjadi.

1) Instansi mana yang anda perlukan untuk memproses pemecahan masalah anda.

2) Kelompok kuci mana atau perorangan mana yang anda inginkan untuk terlibat guna

menyediakan sumber-sumber daya.

3) Kendala utama apa yang perlu diatasi ?

4) Langkah pertama mana yang perlu diambil pada minggu-minggu yang akan datang?

5) Siapa yang akan mengambil inisiatif ?

6) -Siapa yang perlu untuk selalu dilapori ?

6. Evaluasi.

a. Perubahan apa ?

b. Sistem feedback apa yang anda gunakan ?

c. Data kuantitatif apa yang dapat anda ukur guna menunjukkan perubahan?
d. Area yang bagaimana yang untuk perbaikan yang anda akan lihat ?
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari isi makalah yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang

dihadapi dalam manajemen penjas dapat dipecahkam melalui kepemimpinan guru penjas karena

sangat dibutuhkan untuk mampu membangkkitkan hubungan dari warga masyarakat sekolah

(termasuk kepala sekolah dan guru lainnya) serta warga masyarakat pada umumnya.

Kepemimpinan itu jualah yang ikut menciptakan atmosfir baru yang mengangkat citra penjas

sebagai bidang studi yang dapat diandalkan untuk mendidik.

B. Saran

Sangat diharapkan pembinaan penjas dan olahraga bisa dijalankan sesuai dengan prinsip

manajemen yang benar, sehingga yang harus diperhatikan adalah yang terlibat dalam

kepengurusan olahraga diharapkan benar-benar yang berkompeten di dalamnya sehingga apa

yang akan dicapai akan terlaksana sesuai dengan harapan.


DAFTAR PUSTAKA

Husdarta. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta, 2009

http://ulya07.wordpress.com/2009/11/13/manajemen-pendidikan-jasmani/

http://www.indopos.co.id/index.php/politika/45-politika/11162-organisasi-olahraga-harus-

dikelola-dengan-benar.html

http://akatsukipain02.blogspot.com/2017/04/manajemen-penjas-dan-olahraga.html

Anda mungkin juga menyukai