MAKALAH
Kelompok 3
BIOMEDIK
2017
I. PENDAHULUAN
Untuk mempelajari dan mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh manusia kita
harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia
yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh
manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan fungsi profesi kesehatan.
Dengan mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang professional dapat makin
jelas manafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut.
Anatomi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya.
Struktur regional mempelajari letak geografis bagian tubuh dan setiap region atau daerahnya
misalnya lengan, tungkai, kepala, dan seterusnya.
Setelah memahami sistem normal dan struktur tubuh manusia, khususnya muskulo
dan skeletal, pembahasan akan berlanjut mengenai penyakit serta kelainan yang dapat
menyerang kedua sistem tersebut.
II. PEMBAHASAN
Sendi secara umum berfungsi untuk menggerakkan anggota tubuh. Sendi juga
berfungsi untuk menghubungkan antara dua tulang sehingga membentuk rangka,
memungkinkan rangka tubuh bergerak bebas dan leluasa sesuai batas, dan
menanggung berat badan.
F. Tulang pendek
Tulang
pendek memiliki bentuk mirip kubus, pendek tak beraturan, atau bulat. Tulang pendek
diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan
tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Tulang pendek mampu
mendukung bagian tubuh seperti yang terdapat pada tulang pergelangan tangan.
Adanya tulang ini dimungkinkan goncangan yang keras dapat diredam dan gerakan
tulang yang bebas dapat dilakukan. Sebagai contoh, tulang telapak kaki dan telapak
tangan. contohnya ruas-ruas tulang belakang, pangkal lengan, dan pangkal kaki.
Tulang ini memiliki inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang kompakta.
Sprain adalah bentuk cidera yang berupa penguluran atau kerobekan pada ligamen
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi
dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi.Gejalanya dapat berupa nyeri,
inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidak mampuan mengerakkan
tungkai.
Menurut para ahli, pengertian dari sprain itu sendiri adalah cidera pada bagian
ligamen yang disebabkan oleh peregangan otot yang melebihi kapasitas normal. Jadi
apabila melakukan aktifitas terlalu over maka akan sangat rentan sekali terkena
keseleo, karena otot-otot kita selalu berada dalam keadaan tegang.Sprain adalah jenis
cidera yang paling sering dialami oleh para pemain sepak bola, untuk menghindari
keseleo, diperlukan pemanasan yang cukup dan strectching yang tepat bisa mencegah
terjadinya cidera tersebut (Hardianto Wibowo 1995 : 22).
Strain terjadi akibat dari peregangan atau kontraksi otot melebihi batas normal
(abnormal stress) dan umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot
tertentu.Jenis cidera ini juga terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, atau
ketika terjadi kontraksi, otot belum siap.
1. Strain ringan di tandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba
pada bagian otot yang mengaku.
2. Strain total didiagnosa sebagai otot yang tidak bisa berkontraksi dan berbentuk
benjolan.
3. Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu. Dan pada cidera
strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cidera, terlebih jika otot
berkontraksi.
5. Cidera strain membuat daerah sekitar cidera memar dan membengkak. Setelah
24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda pendarahan
pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan.
Arthritis Degenerative
Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, retak atau patahnya tulang yang
utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan jenid dan
luasnya trauma. (Lukman, Nurma Ningsih. 2012).
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan.
Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di serap tulang,
maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan
terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang.
Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami
nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang di tandai dengan vasodilatasi,
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang
merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.
Tulang bisa bergenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh
untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara
ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang.
Gouty Artritis
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis konsentrasi
asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya penumpukan asam
urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin.
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout primer
adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan ekskresi
tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi
asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari
tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan
kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar
trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya
serangan akut.
Osteosarkoma
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. ( Price,
1962:1213 ).
Penyebab osteosarkoma belum jelas diketahui, adanya hubungan kekeluargaan
menjadi suatu predisposisi. Begitu pula adanya hereditery. Dikatakan beberapa virus
onkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan. Radiasi ion
dikatakan menjadi 3% penyebab langsung osteosarkoma. Akhir-akhir ini dikatakan ada 2
tumor suppressor gene yang berperan secara signifikan terhadap tumorigenesis pada
osteosarkoma yaitu protein P53 ( kromosom 17) dan Rb (kromosom 13).
Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang memunculkan
perkiraan adanya pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma. Mulai tumbuh bisa didalam
tulang atau pada permukaan tulang dan berlanjut sampai pada jaringan lunak sekitar
tulang epifisis dan tulang rawan sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan tumor
kedalam sendi. Osteosarkoma mengadakan metastase secara hematogen paling sering
keparu atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15%-20% telah mengalami
metastase pada saat diagnosis ditegakkan. (Salter, robert : 2006).
Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik
(destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak
menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam
jiwa.
Intoeing
Adalah kelainan dimana kaki terlipat ke dalam saat jalan. Biasa terjadi pada
anak-anak. Saat mengalami kelainan ini, anak-anak cenderung tersandung saat
berjalan atau terlihat aneh saat berjalan dan berlari. Ada 3 penyebab umum yang
menyebabkan kelainan ini. Metatarsus adductus, yaitu kaki terpelintir ke dalam,
internal tibial torsial, yaitu tulang kaki bagian bawah berubah ke dalam di antara lutut
dan pergelangan kaki, dan internal femoral torsion, yaitu tulang paha berubah ke
dalam antara pinggul dan lutut.
Intoeing biasanya normal pada anak, namun perlu dikonsultasikan ke dokter
apabila intoeing hanya mempengaruhi satu kaki, semakin parah seiring berjalannya
waktu dan membuat kaki menjadi kaku.
Achondroplasia
Adalah gangguan pertumbuhan tulang yang menyebabkan jenis dwarfisme
yang paling umum. Achondroplasia adalah salah satu kelompok kelainan
chondrodystrophies atau osteochonddrodysplasias. Penyakit ini diwarisi sebagai sifat
autosomal dominan, yang berarti bahwa jika seorang anak mendapatkan gen yang
cacat dari 1 orang tua, anak tersebut akan mengalami kelainan tersebut pula.
Sebagian besar bayi dengan achondroplasia lahir dari orang tua yang tidak
memiliki kondisi ini. Hal ini terjadi bila ada perubahan gen acak baik pada telur atau
sperma yang bergabung bersama dan menciptakan seorang bayi.
Orang dengan achondroplasia jarang yang tingginya mencapai 1.5 meter.
Diagnosis bisa dilakukan dengan x-rays pada bayi yang baru lahir atau ultrasound
untuk bayi yang ada di dalam kandungan.
1. Osteogenesis imperfecta
2. Marfan’s syndrom
Sindrom marfan adalah kelainan yang mempengaruhi jaringan ikat. Kelainan
ini disebabkan mutasi pada gen FBN1 yang berfungsi dalam pembuatan fibrilin-1.
Kelainan ini biasanya diturunkan dengan pola autosomal dominan. Kelainan ini dapat
memengaruhi 6 bagian tubuh yaitu rangka, jantung dan pembuluh darah, mata, kulit,
sistem syaraf, dan paru-paru.
Gejala dan tanda kelainan ini terjadi pada 6 bagian tubuh tersebut. Pada bagian
rangka, biasanya orang yang mempunyai kelainan ini tubuhnya sangat tinggi, kurus,
dan sendinya longgar. Penderita kelainan ini mempunyai tulang yang lebih panjang
daripada orang normal, muka yang panjang dan kecil, gigi yang tidak teratur, tulang
dada yang turun, tulang belakang yang melengkung, dan kaki datar.
Penderita sindrom ini mempunyai masalah pada jantung dan pembuluh darah.
Masalah tersebut seperti ada bagian pembuluh jantung yang lemah sehingga mudah
robek, katup jantung mengalami kebocoran. Kebocoran ini dapat menyebabkan nafas
menjadi pendek, kelelahan, dan denyut jantung menjadi sangat cepat dan tidak teratur.
Penderita sindrom ini juga mempunyai masalah pada mata seperti miopi, glukoma,
katarak, pergeseran lensa, dan lepasnya retina.
Pada kulit juga terdapat masalah seperti stretch marks dan hernia. Pada sistem
saraf terdapat masalah seperti jaringan pada otak dan tulang belakang melemah serta
meregang. Selain itu, penderita merasakan nyeri di bagian perut dan kaki menjadi
sakit, mati rasa serta melemah. Pada paru-paru masalah yang dihadapi adalah kantung
udara menjadi kaku, paru-paru roboh jika kantung udara meregang dan membengkak,
mendengkur atau tidak bernafas dalam waktu singkat ketika tidur.
Sindrom ini dapat diketahui melalui catatan medis, silsilah keluarga,
pemeriksaan fisik, mata, dan jantung. Sindrom ini belum ada obatnya sehingga hal
yang dapat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan rutin tahunan untuk masalah
tulang, jantung, pembuluh darah, dan mata. Selain itu, penderita kelainan ini
disarankan untuk tidak merokok. Pemasangan penopang dan operasi dapat dilakukan
untuk masalah tulang yang serius. Untuk masalah jantung dan pembuluh darah,
penderita dapat minum obat untuk masalah katup jantung dan operasi penggantian
katup jantung serta pembuluh darah. Untuk masalah syaraf, penderita dapat minum
obat untuk sakit punggung
Penyakit inflamatori/degeneratif
Nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang muncul pada punggung
bagian bawah. Rasa nyeri bisa terasa ringan dan konstan sampai nyeri yang tiba-tiba
dan tajam sehingga membuat sulit bergerak. Sakit punggung ini dapat dialami semua
orang tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko penyakit ini seperti
usia, kebugaran fisik yang buruk, obesitas, keturunan, penyakit lain, pekerjaan,
merokok, dan ras.
Terdapat 2 jenis sakit punggung yaitu akut dan kronis. Sakit punggung akut
adalah sakit yang dirasakan tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan, jatuh, atau
mengangkat sesuatu yang terlalu berat. Sakit punggung jenis ini adalah jenis yang
paling umum terjadi dan biasanya terjadi selama 6 minggu. Sakit punggung kronis
adalah sakit punggung terjadi mendadak atau pelan-pelan namun terjadi dalam waktu
yang lama yaitu lebih dari 3 bulan.
Sakit punggung disebabkan oleh masalah mekanis, penyakit, dan stress.
Masalah mekanis yang dapat menyebabkan sakit punggung adalah otot tegang dan
cedera. Penyakit yang dapat menyebabkan sakit punggung adalah skoliosis, radang
sendi, batu ginjal, endometriosis, dan tumor. Penyakit ini dapat dideteksi dengan x-
ray, MRI, CT, dan tes darah.
Pengobatan dapat dilakukan untuk sakit punggung akut dan kronis. Untuk
sakit yang akut dapat diobati dengan meminum obat pereda sakit, melakukan gerakan
yang mengurangi nyeri, dan tidak disarankan untuk berolahraga serta operasi. Untuk
sakit yang kronis dapat diobati dengan mengompres bagian yang sakit, olahraga,
minum obat, latih bagian punggung, mengubah gaya hidup, dan operasi
4. Fraktur
Fraktur merupakan nama lain dari patah tulang. Ada 5 jenis patah yaitu patah
tulang tertutup, terbuka, transversal, miring, dan kominuta. Patah tulang tertutup
adalah patah tulang yang tidak menembus kulit sedangkan patah tulang terbuka
adalah patah tulang yang menembus kulit atau ada luka. Patah tulang transversal
adalah patah tulang yang patahan membentuk garis lurus. Patah tulang miring adalah
patah tulang yang membentuk sudut tertentu. Patah tulang kominuta adalah patah
tulang dengan tulang hancur menjadi potongan-potongan kecil
Patah tulang disebabkan karena trauma, osteoporosis, atau dipakai berlebihan.
Patah tulang dapat terjadi pada semua orang. Gejala dan tanda dari patah tulang
adalah bengkak dan nyeri di sekitar luka, memar, dan ada perubahan bentuk. Patah
tulang akan diperiksa oleh dokter menggunakan x-ray. Patah tulang dapat diobati
dengan pemasangan gips, pemasangan cetakan, penarikan, fiksasi eksternal, dan
fiksasi internal.
5. Artritis akut
Artritis akut adalah inflamasi pada sendi. Gejala dan tanda dari penyakit ini
adalah rasa nyeri, muncul warna kemerahan, rasa panas, bengkak di sendi, susah
bergerak, demam, berat badan turun, muncul masalah pernafasan, ruam, dan gatal.
Penyebab dari penyakit ini adalah gen dan lingkungan berupa cedera dan infeksi
akibat virus. Tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit ini adalah tes di
labotarium dan x-ray. Untuk mengobati penyakit ini dapat dilakukan operasi atau
meminum obat-obatan.
6. Osteomielitis
Osteomielis adalah infeksi tulang yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus. Ada dua jenis osteomielitis yaitu akut dan kronis. Pada
osteomielis akut terjadi tanda dan gejala seperti nyeri tulang, demam, pembengkakan,
kemerahan pada area yang terinfeksi, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Sedangkan untuk osteomielis kronis terjadi nyeri tulang, pembengkakan, lelah tanpa
alasan, menggigil, mengeluarkan keringat berlebihan, perubahan kulit, serta
mengalirnya nanah dari saluran sinus ke tulang. Penyakit ini dapat diketahui melalui
CT scan, MRI, USG, biopsi tulang, dan rontgen. Osteomielis dapat diobati dengan
antibiotik dan pembedahan.
7. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kepadatan tulang. Kondisi ini didukung
oleh 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan dapat diubah. Faktor yang tidak
dapat diubah adalah umur, ras, gender, dan riwayat keluarga. Faktor yang dapat
diubah adalah minum minuman beralkohol, diet, hormon, obat-obatan, aktivitas fisik,
merokok, dan berat badan.
Osteoporosis disebut sebagai “silent disease” karena tidak mempunyai gejala
sampai terjadi patah tulang. Tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit ini
adalah dengan tes kepadatan tulang. Osteoporosis dapat dicegah dan diperlambat
dengan makan makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D, olahraga, pola hidup
sehat, dan minum obat-obatan untuk mencegah osteoporosis.
Muscle Fibers
Muscle fibers
adalah sel multinuklear
yang diselimuti oleh lamina
basal dan membran sel otot
khusus yang disebut
sarcolemma. Sarcolemma
bertindak sebagai
penghalang fisik terhadap
lingkungan luar dan
memudahkan pemberian
sinyal pada serat. Di dalam
sarcolemma, masing-
masing serat terdiri dari
myofibril sejajar paralel
dan sarcoplasma di
sekitarnya, yang merupakan
sitoplasma sel otot.
Myofibril dirakit dari
struktur berulang yang
disebut sarcomeres - unit fungsional terkecil dari serat otot. Setiap sarkomer
terbentuk dari filamen aktin (tipis) dan myosin (tebal) disusun dalam urutan yang
tepat dan kompleks protein yang mendukung struktur filamen. Tampilan lurik
myofibril dicapai dengan kombinasi filamen aktin yang membentuk pita terang (I
band) dan filamen miosin yang membentuk pita gelap (A band). Perbatasan antara
dua sarkomer tetangga disebut Z-line (juga dikenal sebagai Z-disc atau Z-band).
Innervation
Sebagian besar serat otot rangka dalam tubuh disebut serat cepat, karena
mereka dapat mencapai tekanan berkedut puncak dalam 0,01 detik atau kurang setelah
stimulasi. Serat cepat berdiameter besar dan mengandung miofibril padat, cadangan
glikogen besar, dan mitokondria yang relatif sedikit. Otot yang didominasi oleh serat
cepat menghasilkan kontraksi yang kuat karena ketegangan yang dihasilkan oleh serat
otot berbanding lurus dengan jumlah myofibril. Namun, serat cepat kelelahan dengan
cepat karena kontraksi mereka menggunakan ATP dalam jumlah besar, dan mereka
memiliki sedikit mitokondria untuk menghasilkan ATP. Akibatnya, aktivitas yang
berkepanjangan didukung terutama oleh metabolisme anaerobik.
Slow Fiber (type I)
Serat lambat hanya memiliki setengah diameter serat cepat dan memakan
waktu tiga kali lebih lama untuk mencapai tegangan puncak setelah stimulasi. Serat
ini mengkhususkan diri pada cara yang memungkinkannya terus berkontraksi lama
setelah serat yang cepat menjadi lelah. Spesialisasi yang paling penting mendukung
metabolisme aerobik di banyak mitokondria. Salah satu karakteristik utama dari serat
otot yang lambat adalah bahwa mereka dikelilingi oleh jaringan kapiler yang lebih
luas daripada tipikal jaringan otot yang cepat. Untuk alasan ini, mereka memiliki
suplai oksigen yang lebih tinggi secara dramatis untuk mendukung aktivitas
mitokondria. Serat lambat juga mengandung pigmen merah mioglobin.
Protein globular ini mirip dengan hemoglobin, pigmen pembawa oksigen
merah dalam darah. Baik mioglobin dan hemoglobin secara reversibel mengikat
molekul oksigen. Jenis serat otot lainnya mengandung sejumlah kecil mioglobin,
namun sangat melimpah pada serat yang lambat. Akibatnya, sisa serat lambat
menyimpan cadangan oksigen substansial yang dapat dimobilisasi selama kontraksi.
Otot rangka yang didominasi oleh serat lambat berwarna merah gelap karena serat
yang lambat memiliki pasokan kapiler yang luas dan konsentrasi myoglobin yang
tinggi.
Dengan cadangan oksigen dan suplai darah yang lebih efisien, mitokondria
serat lambat dapat berkontribusi lebih banyak ATP selama kontraksi. Selain itu,
jembatan silang dalam siklus serat lambat lebih lambat daripada serat cepat,
mengurangi permintaan ATP. Dengan demikian, serat lambat kurang bergantung pada
metabolisme anaerobik daripada serat cepat. Selain itu, cadangan glikogen serat
lambat lebih kecil dari pada serat cepat, karena beberapa produksi energi mitokondria
melibatkan pemecahan lipida yang disimpan daripada glikogen.
Intermediate Fiber (type II-A)
Sebagian besar sifat intermediate fiber adalah perpaduan di antara serat cepat
dan serat lambat. Dalam penampilan, serat intermediate sangat mirip serat cepat,
karena mengandung sedikit mioglobin dan relatif pucat. Mereka memiliki jaringan
kapiler intermediate dan suplai mitokondria di sekitar mereka dan lebih tahan
terhadap kelelahan daripada serat cepat.
1) Duchenne/Becker (DMD/BMD)
Biasanya diderita oleh laki-laki. Diawali dengan kelemahan pada otot lengan
atas dan kaki bagian atas. Otak, tenggorokan, jantung, otot diafragma / dada,
perut, usus, tulang belakang juga berpotensi untuk terpengaruh oleh penyakit ini.
2) Myotonic (MMD)
3) Limb-Girdle (LGMD)
4) Facioscapulohumeral (FSH)
6) Distal (DD)
7) Oculopharyngeal (OPMD)
8) Emery-Dreifuss (EDMD)
Pain
Nyeri adalah perasaan yang bisa dirasakan oleh seseorang namun tidak dapat
dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu, kadar dari nyeri tergantung pada individu
yang merasakan. Nyeri nociceptive terjadi karena adanya aktivasi dari nociceptors.
Nociceptors ditemukan pada semua jaringan kecuali sistem saraf pusat. Rasa sakit
yang dirasakan sebanding dengan tingkat aktivasi serabut nyeri aferen. Nyeri ini bisa
dan bisa akut atau kronis.
Nyeri neuropatik disebabkan oleh luka atau penyakit saraf atau aktivitas saraf
dalam proses penyakit lain. Nyeri neuropatik dapat terjadi pada daerah tepi dan sistem
saraf pusat. Nyeri simpatik menengah disertai dengan edema, perubahan aliran darah
di kulit, aktivitas pseudomotor yang abnormal di daerah nyeri, allodynia, hiperalgesia,
atau hiperpatia. Nyeri deafferenasi adalah nyeri yang kronis dan disebabkan oleh
hilangnya impuls masuk pada aferen ke sistem saraf pusat. Nyeri dapat timbul di
sistem saraf tepi dan pusat. Nyeri neuralgia adalah nyeri yang berhubungan dengan
kerusakan saraf atau iritasi di sepanjang saraf tunggal.
Serum enzymes
Enzim serum adalah pengukuran kadar suatu enzim dalam jaringan. Pengukuran
enzim serum dan elektromiografi harus dilakukan sebelum biopsi. Enzim seperti
glutamic oxaloacetic dan glutamic pyruvic transaminases (GOT dan GPT), lactic
dehydrogenase (LDH), aldolase, dan creatine phosphokinase (CPK) biasanya
terdapat pada otot dan jaringan lainnya. Perubahan kadar enzim menandakan
peningkatan kecepatan pelepasan suatu enzim dari jaringan yang rusak. Kadar enzim
serum tergantung pada kerja organ lain karena ada beberapa enzim yang tidak spesifik
hanya bekerja di otot dan dapat meningkat apabila ada penyakit lain. CPK adalah
indikator kimia yang paling sensitif dan akurat bila terjadi pemecahan serabut otot.
Electromyography
Elektromiografi adalah prosedur untuk melihat kondisi otot dan sistem saraf
yang mengatur otot yaitu neuron motor. Neuron motor menghantarkan impuls yang
menyebabkan otot dapat berkontraksi dan relaksasi. EMG menterjemahkan implus ini
ke dalam bentuk grafik atau angka yang akan didiagnosis oleh dokter. EMG
dilakukan bila muncul gejala dan tanda seperti rasa kesemutan, mati rasa, kelemahan
otot, nyeri otot, kelumpuhan, dan kedutan pada otot tak sadar
Ada 2 komponen dalam tes EMG yaitu studi konduksi saraf dan jarum EMG.
Pada studi konduksi saraf, pasien akan dipasangkan sensor kecil yang dinamakan
elektroda pada kulit untuk menilai kemampuan neuron motor untuk mengirimkan
impuls. Jarum EMG digunakan mengevaluasi sinyal listrik. Jarum dimasukkan ke
dalam jaringan otot untuk melihat aktivitas otot saat istirahat dan kontraksi
Muscle biopsy
Myasthenia Gravis
Istilah miastenia gravis berarti kelemahan otot yang parah. Miastenia gravis
merupakan satu-satunya penyakit neuromuskular yang merupakan gabungan antara
cepatnya terjadi kelemahan otot-otot voluntar dan lambatnya pemulihan (dapat
memakan waktu 10 hingga 20 kali lebih lama dari normal).
Pada orang normal, bila ada impuls saraf mencapai hubungan neuromuskular, maka
membran akson terminal presinaps mengalami depolarisasi sehingga asetilkolin akan
dilepaskan dalam celah sinaps. Asetilkolin berdifusi melalui celah sinaps dan
bergabung dengan reseptor asetilkolin pada membran postsinaps. Penggabungan ini
menimbulkan perubahan permeabilitas terhadap natrium dan kalium secara tiba-tiba
menyebabkan depolarisasi lempeng akhir dikenal sebagai potensial lempeng akhir
(EPP). Jika EPP ini mencapai ambang akan terbentuk potensial aksi dalam membran
otot yang tidak berhubungan dengan saraf, yang akan disalurkan sepanjang
sarkolema. Potensial aksi ini memicu serangkaian reaksi yang mengakibatkan
kontraksi serabut otot. Sesudah transmisi melewati hubungan neuromuscular terjadi,
astilkolin akan dihancurkan oleh enzim asetilkolinesterase.
Pada miastenia gravis, konduksi neuromuskular terganggu. Abnormalitas dalam
penyakit miastenia gravis terjadi pada endplate motorik dan bukan pada membran
presinaps. Membran postsinaptiknya rusak akibat reaksi imunologi. Karena kerusakan
itu maka jarak antara membran presinaps dan postsinaps menjadi besar sehingga lebih
banyak asetilkolin dalam perjalanannya ke arah motor endplate dapat dipecahkan oleh
kolinesterase. Selain itu jumlah asetilkolin yang dapat ditampung oleh lipatan-lipatan
membran postsinaps motor end plate menjadi lebih kecil. Karena dua faktor tersebut
maka kontraksi otot tidak dapat berlangsung lama.
III. KESIMPULAN
Referensi :
1. https://emedicine.medscape.com
2. https://ghr.nlm.nih.gov
3. http://www.oif.org/site
4. https://www.niams.nih.gov
5. https://orthoinfo.aaos.org
6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov
7. https://www.hopkinsmedicine.org
8. https://www.cdc.gov/ncbddd/musculardystrophy/facts.html
9. https://www.livestrong.com/article/173404-diseases-that-causes-muscle-wasting/
10. http://www.easternhealingcenter.com/En/joint_is_key.htm
11. https://medlineplus.gov/ency/article/003188.htm
12. https://medlineplus.gov/neurologicdiseases.html#summary
13. Tortora, G. &. (2009). Principles of Anatomy and Physiology--- the 12th edition.
United States of America: John Wiley and Sons.