Anda di halaman 1dari 5

a.

Pengertian NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya,
meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik
dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2009). NAPZA (Narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia
akan mempengaruhi system saraf pusat (SPP) sehingga menimbulkan perubahan aktivitas
mental, emosional, dan perilaku penggunanya dan sering menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan terhadap zat tersebut (Hidayat, 2005).
NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian tubuh orang
yang mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko penggunaan NAPZA bergantung pada
seberapa banyak, seberapa sering, cara menggunakannya, dan bersamaan dengan obat
atau NAPZA lain yang dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).
b. Etiologi Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakain obat-obatan atau zat-zat
berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta digunakan tanpa
mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam kondisi yang cukup wajar/sesuai dosis
yang dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka penggunaan narkoba secara terus-
menerus akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan.
Penyalahgunaan narkoba juga berpengaruh pada tubuh dan mentalemosional para
pemakaianya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam jumlah berlebih maka akan
merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di dalam masyarakat. Pengaruh
narkoba pada remaja bahkan dapat berakibat lebih fatal, karena menghambat
perkembangan kepribadianya. Narkoba dapat merusak potensi diri, sebab dianggap
sebagai cara yang “wajar” bagi seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan
permasalahan hidup sehari-hari.
Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat patologik dan
harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah terdapat banyak informasi yang
menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan dalam
mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum memberi angka yang cukup signifikan dalam
mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba.
Terdapat beberapa faktor (alasan) yang dapat dikatakan sebagai “pemicu” seseorang
dalam penyalahgunakan narkoba :
1. Faktor individu
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab
remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat
merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja
dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna
NAPZA.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik di sekitar
rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor lingkungan yang ikut menjadi
penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahgunaan NAPZA antara lain adalah :
Lingkungan Keluarga
a. Komunikasi orang tua-anak kurang baik
b. Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam
c. keluarga
d. Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi
e. Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
f. Orang tua otoriter atau serba melarang
g. Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
h. Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
i. Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
j. Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (tidak
k. konsisten)
l. Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam
m. keluarga
n. Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna
o. NAPZA.
Lingkungan Sekolah
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
d. mengembangkan diri secara kreatif dan positif
e. Adanya murid pengguna NAPZA

Lingkungan Pergaulan
a. Berteman dengan pengguna narkoba
b. Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar narkoba
c. Lingkungan Masyarakat / Sosial
d. Lemahnya penegakan hukum
e. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung
3. Faktor NAPZA
a. Mudahnya NAPZA didapat di mana-mana dengan harga terjangkau
b. Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik
c. untuk dicoba
d. Khasiat farmakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan
e. nyeri, menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.
f. Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan
g. tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang
h. menyalahgunakan NAPZA. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak
i. yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi
j. penyalahguna NAPZA.
4. Terapi dan Rehabilitasi
a. Abstinensia atau menghentikan sama sekali penggunaan NAPZA
Tujuan ini tergolong sangat ideal, namun banyak orang tidak mampu atau mempunyai
motivasi untuk mencapai tujuan ini, terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada
fase-fase awal. Pasien tersebut dapat ditolong dengan meminimasi efek-efek yang
langsung atau tidak langsung dari NAPZA. Sebagian pasien memang telah abstinesia
terhadap salah satu NAPZA tetapi kemudian beralih untuk menggunakan jenis NAPZA
yang lain.
b. Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps
Sasaran utamanya adalah pencegahan relaps. Bila pasien pernah menggunakan satu kali
saja setelah “clean” maka ia disebut “slip”. Bila ia menyadari kekeliruannya, dan ia
memang telah dibekali ketrampilan untuk mencegah pengulangan penggunaan kembali,
pasien akan tetap mencoba bertahan untuk selalu abstinensia. Pelatihan relapse
prevention programe, program terapi kognitif, opiate antagonist maintenance therapy
dengan naltreson merupakan beberapa alternatif untuk mencegah relaps.
c. Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi social Dalam kelompok ini,
abstinensia bukan merupakan sasaran utama. Terapi rumatan (maintenance) metadon
merupakan pilihan untuk mencapai sasaran terapi golongan ini.

d. Penyalahgunaan NAPZA
adalah penggunaan NAPZA yang bersifat patologis, paling sedikit telah berlangsung satu
bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan dan fungsi sosial.
Sebetulnya NAPZA banyak dipakai untuk kepentingan pengobatan, misalnya
menenangkan klien atau mengurangi rasa sakit. Tetapi karena efeknya “enak” bagi
pemakai, maka NAPZA kemudian dipakai secara salah, yaitu bukan untuk pengobatan
tetapi untuk mendapatkan rasa nikmat. Penyalahgunaan NAPZA secara tetap ini
menyebabkan pengguna merasa ketergantungan pada obat tersebut sehingga
menyebabkan kerusakan fisik (Sumiati, 2009).
Menurut Pasal 1 UU RI No.35 Tahun 2009 Ketergantungan adalah kondisi yang ditandai
oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang
meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi
dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
Ketergantungan terhadap NAPZA dibagi menjadi 2, yaitu (Sumiati, 2009):
1). Ketergantungan fisik adalah keadaan bila seseorang mengurangi atau menghentikan
penggunaan NAPZA tertentu yang biasa ia gunakan, ia akan mengalami gejala putus zat.
Selain ditandai dengan gejala putus zat, ketergantungan fisik juga dapat ditandai dengan
adanya toleransi.
2). Ketergantungan psikologis adalah suatu keadaan bila berhenti menggunakan NAPZA
tertentu, seseorang akan mengalami kerinduan yang sangat kuat untuk menggunakan
NAPZA tersebut walaupun ia tidak mengalami gejala fisiK.

Anda mungkin juga menyukai