Anda di halaman 1dari 17

No. Dok : 02.12.

00/FRM-02/AKD-SPMI

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DAN KEGAWATDARURATAN KRITIS

S1 KEPERAWATAN DAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
PROGRAM STUDI S 1 KEP ERAWATAN DAN NERS

Modul Praktek Keperawatan


Menjelang Ajal dan Paliatif

© UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


Jl Soekarno Hatta 754
Cibiru Bandung
Phone 022 7830768 • Fax 022 783076

OTORISASI:
FK032028 BOBOT : 3 (2,1) SKS SEMESTER GANJIL

KOORDINATOR DEKAN KETUA PRODI

R. Siti Jundiah., M.Kep. R. Siti Jundiah., M.Kep


Lia Nurlianawati., M.Kep.
VISI & MISI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

VISI
“Menjadi Perguruan Tinggi Mandiri, Unggul, dan berdaya saing untuk
meningkatkan kualitas hidupbangsa Indonesia”

MISI
“Mengembangkan kelembagaan dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang
mandiri dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi nasional dan internasional.
Membangun dan mengembangkan mutu pendidikan dalam melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dibidang pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Mengoptimalkan kapasitas sivitas akademika yang kreatif dan inovatif"

FAKULTAS KEPERAWATAN

VISI
“Menjadi Fakultas yang Mandiri, Unggul, dan berdaya saing nasional dalam
menghasilkan perawat kompeten dan memiliki jiwa enterpreneur untuk meningkatkan
kualitas hidup bangsa Indonesia”

MISI
a. Mengembangkan fakultas dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang
mandiri dengan sistem manajemen mutu melebihi standarisasi nasional pada
tahun 2024 .
b. Membangun dan mengembangkan mutu pendidikan dalam melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dibidang pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
c. Membangun dan mengembangkan jiwa entrepreneur

i
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS

VISI
“Menjadi Program Studi mandiri, unggul dan berdaya saing dalam menghasilkan
sarjana keperawatan yang kompeten dan berjiwa entrepreneur dalam penerapan terapi
komplementer di tatanan klinis dan komunitas pada tahun 2024”.

MISI
1. Mengembangkan kelembagaan dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi
yang mandiri dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi nasional pada
tahun 2024.
2. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dibidang pengajaran, penelitian
dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kompetensi sarjana keperawatan.
3. Mewujudkan entrepreneurial prodi yang berperan dalam meningkatkan kualitas
hidup masyarakat,

ii
DAFTAR PENYUSUN

KEPERAWATAN MENJELANG
AJAL DAN PALIATIF
Edited by

R. Siti Jundiah., M.Kep.


Fakultas Keperawatan, Universitas Bhakti Kencana
Kelompok Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat

Rizki Muliani., S.Kep., Ners,MM


Fakultas Keperawatan, Universitas Bhakti Kencana
Kelompok Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat

Nur Intan Hayati Husnul Khotimah., S.Kep., Ners., M.Kep.


Fakultas Keperawatan, Universitas Bhakti Kencana
Kelompok Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat

Sri Wulan Megawati., S.Kep., Ners., M.Kep.


Fakultas Keperawatan, Universitas Bhakti Kencana
Kelompok Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat

iii
LEMBAR REVISI

NO. Keterangan Revisi Tanggal Revisi Paraf


1. Perubahan template modul 7 Oktober 2021

2. Penambahan teori dari masing- 7 Oktober 2021


masing modul

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, penulisan buku Panduan Modul Praktikum ini dapat diselesaikan.
Berkat bantuan dari berbagai pihak, penulisan buku panduan ini dapat diselesaikan. Penulisan
buku Panduan Modul Praktikum ini merupakan bagian dari kegiatan melengkapi pembelajaran
semua mata kuliah yang di Praktikum kan di Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana, Bandung dan perbaikan format konten pembelajaran agar mahasiswa lebih mudah
membaca modul yang terlihat lebih rapi

Bandung,7 Oktober 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI
Halaman
VISI & MISI ............................................................................................... i
DAFTAR PENYUSUN............................................................................... iii
LEMBAR REVISI....................................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
MODUL 1: Komunikasi : Menyampaikan berita buruk………………….. 1
MODUL 2: Pengkajian Fisik........................................................................ 9
MODUL 3: Pengkajian Spiritual………………………………………….. 21
MODUL 4: Konseling Keluarga Klien Dengan Paliatif………………….. 26

vi
MODUL 1
KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN BERITA BURUK

1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mahasiswa mampu melakukan komunikasi pada pasien dan keluarga yang
mendapat perawatan paliatif

1.2 Tujuan Praktikum :


Mahasiswa mampu melakukan teknik menyampaikan berita buruk.

2. Prinsip

Dalam melakukan komunikasi kepada pasien dan keluarga yang mendapat


perawatan paliatif harus memahami prinsip, tahapan dan teknik dalam
berkomunikasi terapeutik.

3. Pendahuluan/ dasar teori


3.1.Pengertian komunikasi adalah proses dua arah antara dua orang
atau lebih di mana ide, perasaan, dan informasi dipadukan,
dengan tujuan akhir untuk mengurangi ketidakpastian dan
mengklarifikasi masalah. Komunikasi hanya selesai dan lengkap
ketika ada umpan balik
1.2 Tipe Komunikasi
a. Komunikasi verbal adalah pertukaran ide melalui lisan
dengan kata-kata. komunikasi dapat menggunakan kata
yang diucapkan atau ditulis. Contoh : talking, transmtting,
repeating, summarising
b. Komunikasi non-verbal melibatkan pengungkapan gagasan,
pemikiran atau perasaan tanpa kata-kata yang diucapkan
atau ditulis. Biasanya dinyatakan dalam bentuk bahasa
tubuh (gerak tubuh, ekspresi wajah dan bila perlu, sentuh)
Poin penting dalam menyampaikan berita buruk
Atur lingkungan fisik (ruangan) yang tenang, nyaman dan bebas
dari gangguan.
1
b. Tentukan siapa yang harus hadir. Tanyakan kepada pasien siapa
yang diinginkan hadir dan klarifikasi hubungannya dengan pasien.
Kemudian putuskan tim yang harus hadir dalam pertemuan (
perawat, konsultan, pekerja social, manajer kasus, pemuka agama)
seizin pasien dan keluarga.
c. Kalrifikasi dan jelaskan tujuan dari pertemuan .
d. Memiliki pengetahuan tentang kondisi medis pasien / penyakit,
prognosis, dan pilihan pengobatan.
e. Jika pasien tidak mampu untuk pengambilan keputusan maka
hadirkan ahli huku yang dipercaya pasien.
f. Jika pasien atau keluarga tidak berbicara bahasa Indonesia,
gunakan penerjemah yang terampil.
g. Tentukan apa yang diketahui pasien dan keluarga tentang kondisi
pasien dan apa yang telah mereka informasikan.
h. Memberikan gambaran singkat tentang perawatan dan kondisi
pasien sebagai dasar untuk memahami seluruh kebutuhan pasien.
i. Menyajikan berita buruk secara ringkas, langsung dan cepat.
Menilai pemahaman. Jawab pertanyaan. Berikan pengulangan
informasi yang lebih umum dan detail sesuai kebutuhan pasien dan
keluarga . Berikan pernyataan yang jujur dan penuh harapan, tetapi
hindari jaminan palsu.
j. Duduklah dengan tenang dan biarkan pasien dan keluarga
menyerap informasi. Tunggu pasien untuk merespon. Setelah diam,
periksa pemahaman pasien seperti dengan mengatakan, "Saya baru
saja memberi tahu Anda beberapa berita yang cukup serius. Apakah
Anda merasa nyaman berbagi pemikiran Anda tentang hal ini? " Ini
dapat membantu pasien mengungkapkan kekhawatiran.

Dengarkan baik-baik dan hargai emosi pasien dan keluarga,


seperti dengan merenungkan makna dan pengaruhnya.
Memastikan dan memvalidasi respons emosional, seperti merasa
mati rasa, marah, sedih, takut dengan menggunakan rumusan kata
NURSE (name,understand,respect,support,and explore)

2
m. Berikan kesempatan klien untuk bertanya dan memberikan
tanggapan.
n. Kaji pikiran yang menyakiti diri.
o. Menyetujui rencana tindak lanjut tertentu, seperti tanggal dan
waktu untuk pertemuan berikutnya, mengumpulkan kontak person
siapa saja yang akan diundang pada pertemuan berikutnya,
perawatan yang dibutuhkan pasien secara mendesak, termasuk
pengobatan gejala yang menyakitkan.

3.4. Protokol SPIKES untuk menyampaikan berita duka


S – etting, listening Skills
P – atient’s Perception
I – nvite patient to share Information
K – nowledge transmission
E - xplore Emotions and Empathize
S – ummarize & Strategize

4. Alat dan bahan


Alat:
Kursi
Sampiran

Bahan :-

5. Prosedur kerja :
1. Persiapan
a. Persiapkan diri dengan mengumpulkan informasi tentang penyakit
atau kondisi klinis yang sesuai dengan berita yang akan
disampaikan. Data rekam medis, data laboratorium, dan data
penunjang pasien.
b. Membuat kontrak waktu dan lokasi yang nyaman dengan
memperhatikan privasi. Ciptakan lingkungan selama percakapan
tidak ada gangguan dari staf medis lain atau pun dering telepon.

3
c. Jika memungkinkan, sebaiknya ada anggota keluarga yang hadir.
Perkenalkan diri pada setiap yang hadir dan tanyakan nama dan
hubungan mereka dengan pasien.

d. Persiapkan mental dan emosi kita untuk menyampaikan berita


buruk. Tulislah kata2 spesifik yang akan disampaikan atau yang
harus dihindari dalam penyampaian (jika perlu).

2. Menanyakan apa yang ingin diketahui pasien


Mulailah diskusi dengan menanyakan apakah pasien tahu bahwa dirinya
sakit parah, atau apakah pasien mempunyai pengetahuan tentang
penyakitnya tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjajagi apakah pasien atau
keluarganya dapat memahami berita buruk yang akan disampaikan. Contoh
pertanyaan yang dapat diajukan:
1) “Apa yang Anda ketahui tentang sakit Anda?”
2) “Bagaimana Anda menggambarkan kondisi kesehatan Anda saat ini?”
3) “Apakah Anda khawatir mengenai sakit atau kondisi Anda?”
4) “Apakah petugas medis Anda sebelumnya mengatakan apa penyakit
Anda? Atau menyarankan Anda melakukan suatu pemeriksaan?”
5) “Dengan tanda dan gejala yang dirasakan, menurut Anda apa penyakit
yang mungkin terjadi pada anda?”

3. Menanyakan seberapa besar keinginan tahu pasien tentang


penyakitnya
Tahap selanjutnya adalah mencari tahu seberapa besar keinginan tahuan
pasien, orang tua (jika pasien anak) atau keluarga. Penerimaan informasi
setiap orang dapat berbeda tergantung suku, agama, ras, sosial dan budaya
masing-masing. Beriku contoh pertanyaan yang dapat diajukan untuk
mengetahui berapa besar keinginan tahu pasien jika pasien ingin
mengetahui penyakitnya.
1) “Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah Anda ingin
mengetahui lebih lanjut?”

4
2) “Apakah Anda ingin saya menerangkan dengan lebih rinci mengenai kondisi
Anda? Jika tidak, apakah Anda ingin saya menyampaikannya pada
seseorang?”
4. Menyampaikan berita buruk
Sampaikan berita buruk dengan kalimat yang jelas, jujur, sensitif dan
penuh empati. Hindari penyampaikan seluruh informasi sekaligus dalam
satu waktu. Gunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Jangan
meminimalkan keparahan penyakit. Sering-sering memberikan jeda
setelah penyampaian suatu kalimat. Evaluasi apakah pasien paham dengan
apa yang kita sampaiakan. Gunakan sikap dan bahasa tubuh yang sesuai.
Hindari kalimat “Saya minta maaf”. Kalimat minta maaf seolah-olah
semua kejadian ini kesalahan perawat. Beberapa kalimat lain yang dapat
dipilih untuk menyampaikan berita buruk:
1) “Saya khawatir berita ini tidak baik, hasil biopsi menunjukkan
Anda terkena ….. (sebutkan penyakit)”
2) Saya merasa tidak enak menyampaikannya, bahwa berdasarkan
hasil pemeriksaan ……”
3) Hasil pemeriksaan laboratorium yang ada tidak sesuai dengan apa
yang kita harapkan. Hasil ini menunjukkan bahwa Anda….”
5. Memberikan respon terhadap perasaan pasien
Setelah berita buruk disampaikan sebaiknya petugas medis diam untuk
memberi jeda. Beri waktu pasien atau keluarga untuk berespon. Ada pasien
yang menangis, marah, sedih, cemas, menolak, menyalahkan, merasa
bersalah, tidak percaya, takut, merasa tidak berharga, malu, mencari alasan
mengapa hal ini terjadi, bahkan bisa jadi pasien pergi meninggalkan
ruangan. Siapkan diri dalam menghadapi berbagai reaksi. Dengarkan
dengan tenang dan perhatian penuh. Pahami emosi pasien dan ajak pasien
untuk menceritakan perasaannya. Contoh kalimat yang dapat
digunakan untuk merespon perasaan pasien:
1) “Anda terlihat sangat marah. Dapatkan Anda ceritakan apa yang
Anda rasakan?”
2) “Apakah berita ini membuat Anda takut?”
3) “Sampaikan saja perasaan Anda tentang apa yang baru saya
sampaikan”.

5
6. Merencanakn rencana tindak lanjut
Buatlah rencana untuk langkah selanjutnya, ini bisa berupa:
1) Pemeriksaan lanjut untuk mengumpulkan tambahan informasi
2) Pengobatan gejala-gejala yang ada
3) Membantu orang tua mengatakan pada anak tentang penyakit dan
pengobatannya
4) Tawarkan harapan yang realistis. Walaupun tidak ada kemungkinan
untuk sembuh, bangun harapan pasien dan sampaikan tentang
pilihan terapi apa saja yang tersedia.
5) Mengatur rujukan yang sesuai
6) Menjelaskan rencana untuk terapi lebih lanjut.

7) Diskusikan tentang sumber-sumber yang dapat memberikan


dukungan secara emosi dan praktis, misal keluarga, teman, tokoh
yang disegani, pekerja sosial, konselor spiritual, peer group, atau
pun terapis profesional
.

Bagan Kerja :
6. Hasil Praktikum

7. Diskusi dan pembahasan


8. Kesimpulan

7
9. Pustaka

1. Baile WF, Buckman R, Lenzi R, Glober G, Beale EA, Kudelka AP.


SPIKES- A six step protocol for Delivering Bad News: Application to the
Patient with Cancer. The Oncologist. 2000; 5:302-311.
2. Farrel BR, Coyle N. Textbook of Palliative Nursing. Oxford University.
2006.

Anda mungkin juga menyukai