Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..… i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………v
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..1
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1.1 PengertianKomunikasiTerapeutik……………………………………..3
2.1.2 TujuanKomunikasiTerapeutik………………………………………...3
2.1.3 ManfaatKomunikasiTerapeutik……………………………………….3
2.1.4 KeberhasilanKomunikasi………………………………………………3
2.1.6 Teknik-TeknikKomunikasiTerapeutik………………………………...4
2.1.7 PrinsipDasarKomunikasiTerapeutik………………………………….5
2.2.1 SuasanaKomunikasi……………………………………………………7
iii
2.2.3 Teknik Dan Model Konsep ……………………….………………….11
SOP.....................………………………………………………………………...13
BAB 3 PENUTUP……………...………………………………………………..16
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...17
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan makalah komunikasi dalam
keperawatan dengan judul “TEKNIK TERAPEUTIK DENGAN KLIEN USIA
DEWASA”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Penyusun
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk menjelaskan apa yang di maksud dengan komunikasi
terapeutik pada usia dewasa. Supaya pembaca maupun penyusun
mengerti bagaimana komunikasi terapeutik pada usia dewasa.Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
tugas.
1
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan ini sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami komunikasi terapeutik.
2. Mahasiswa dapat memahami komunikasi pada klien dewasa.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.4Keberhasilan Komunikasi
Komunikasi yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu
peristiwa komunikasi tersebut yaitu komunikator, pesan dankomunikan.
Untuk mencapai komunikasi terapeutik dalam hubungan perawat dan
klien, kredibilitas perawat sebagai komunikator akan menentukan
keberhasilan hubungan yang terapeutik.
Karakteristikkeberhasilan komunikasi yaitu :
a. Memiliki kesadaran yang tinggi.
b. Mampu melaksanakan klarifikasi nilai.
3
c. Mampu mengeksplorasikan perasaan.
d. Mampu untuk menjadi model peran.
e. Motivasi altruistik.
f. Rasa tanggung jawab dan etik.
4
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
4. Pertanyaan terbuka.
5. Mengulang ucapan klien.
6. Mengklarifikasikan.
7. Memfokuskan.
8. Menyatakan hasil observasi.
9. Menawarkan informasi.
10. Diam atau memelihara ketenangan.
11. Meringkas.
12. Memberikan penghargaan.
13. Menawarkan diri.
14. Mengajukan untuk meneruskan pembicaraan.
15. Menempatkan kejadian secara berurutan.
16. Memberikan nasehatdan memberikan kesempatan.
17. Refleksi.
5
1. Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang diinginkan olehorang
dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari
tetapidimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih
muktahir.
2. Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektualsekaligus,
manusia punya perasaan dan pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang
salingmemberi dan menerima, akan belajar banyak, karena
pertukaranpengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan
tanggapannyamengenai suatu masalah.
Komunikasi pada dewasa awal mengalami puncaknya pada kematangan
fisik, mental dan kemampuan sosial mencapai optimal.Peran dan tanggung
jawab serta tuntutan sosial telah membentukorang dewasa melakukan
komunikasi dengan orang lain, baik padasetting professional ketika mereka
bekerja atau pada saat merekaberada di lingkungan keluarga dan masyarakat
umum. Teknik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa
telahmencapai tahap optimal, baik dalam bentuk verbal maupunnonverbal.
Kemampuan untuk mengembangkan komunikasi (sebagaimedia transfer
informasi). Dalam menguasai pesan yang diterima,individu dewasa tidak
hanya melihat isi pesan, tetapi jugamempersiapkan pesan tersebut dengan
lebih baik serta menciptakanhubungan antar pesan yang di terima dengan
konteks atau situasipesan tersebut disampaikan.
Pesan yang diterima individu dewasakadang kala dipersepsikan bukan
hanya dari konteks isi pesan, tetapi lebih kompleks lagi disesuaikan dengan
situasi dan keadaan yang menyertai. Contoh: “sayang...” dari sepenggal kata
tersebut ketika diungkapkan dengan nada datar, akan memberi kesan yang
menyesalkan. Kesan ini semakin kuat bila penyampai pesan menunjukkan
rasa penyesalan dari gerakan bibir, raut wajah, kepalamenunduk. Namun, bila
ungkapan tersebut diucapkan dengan menggunakan bahasa yang halus dan
mendesah serta menyampaikan pesan dengan menunjukkan ekspresi mata
bersinar, wajah cerah atau normal, persepsi individu dewasa tersebut adalah
bahwa makna kata“sayang” tersebut adalah perasaan suka atau cinta.
6
Kemampuan untuk menilai respon verbal dan nonverbal yang
disampaikan lingkungan memberi keuntungan karena pesan yang kompleks
dapat disampaikan secara sederhana. Namun, kadang kala kemampuan
kompleks untuk menangkap pesan ini menimbulkan kerugian pada manusia
karena kesalahan dalam menerima pesan menjadi lebih besar, akibat
pengguna persepsi dan lingkungan yang lebih kompleks.
2.2.1Suasana Komunikasi
Agar komunikasi dengan klien dewasa efektif perlu memperhatikan
terciptanya suasana komunikasi yang mendukung tercapainya tujuan
komunikasi seperti saling menghormati, percayadan terbuka.
a. Suasana saling menghormati, untuk dapat berkomunikasi secara
efektif dengan klien dewasa,lawan komunikasi (perawat/tenaga
kesehatan) harus dapatmenghormati pendapat pribadinya. Klien
dewasa akan merasa lebihsenang apabila ia diperbolehkan untuk
menyampaikan pemikiran atau pendapat, ide, dan sistem nilai
yang dianutnya. Apabila hal-haltersebut diabaikan akan menjadi
kendala bagi keberlangsungan komunikasi.
b. Suasana saling percaya. Komunikasi dengan klien dewasa perlu
memperhatikan rasa salingpercaya akan kebenaran informasi
yang dikomunikasikan. Apabilahal ini dapat diwujudkan maka
tujuan komunikasi akan lebihmudah tercapai.
c. Suasana saling terbuka. Keterbukaan untuk menerima hasil
komunikasi dua arah, antara perawat atau tenaga kesehatan dan
klien dewasa akan memudahkan tercapainya tujuan komunikasi.
7
sandi.Diasumsikan bahwa sumber informasi menyampaikan
sinyal yang sesuai dengan saluran informasi yang digunakan.
Gangguan yangtimbul dapat mengganggu kecermatan pesan yang
disampaikan.Model ini dapat diterapkan pada konsep komunikasi
antar pribadi.Faktor yang menguntungkan dari implementasi
model ini ialahpesan yang disampaikan dapat diterima langsung
oleh pihakpenerima. Meskipun demikian, pada model ini pun
terdapat kelemahan yang berupa hubungan antara sumber dan
penerima pesan tidak kasat mata. Karena itu klien dewasa lebih
memilih komunikasi secara langsung karena penerapan
komunikasi melalui perantara dapat mengurangi kejelasan pesan
yang di komunikasikan.
b. Model Komunikasi Leary
Model komunikasi Leary menekankan pengaruh hubungan
interaksi di antara dua pihak yang berkomunikasi. Model
inimengamati perilaku klien yang dipengaruhi oleh lingkungan
disekitarnya. Model komunikasi Leary diterapkan dalam bidang
kesehatan berdasarkan keseimbangan informasi yang terjadi
dalam komunikasi antara profesional dan klien. Dalam pesan
komunikasipada model ini ada dua dimensi yang perlu
diperhatikan dalam penerapannya, yakni dimensi: penentu versus
ditentukan, dan suka atau tidak suka.Dalam jangka waktu tertentu
pasien diposisikan sebagai penerima pesan yang ditentukan dan
harus dipatuhi di bawahdominasi profesional kesehatan. Dalam
komunikasi seharusnya terdapat keseimbangan kepercayaan di
antara pengirim danpenerima pesan.
Apabila model komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa
hanyadapat dilakukan pada kondisi darurat untuk menyelamatkan
hidupklien karena dalam kondisi darurat klien harus mentaati
pesan yangdisampaikan oleh perawat/profesional kesehatan.
Tetapi padaklien/pasien dalam kondisi kronik model komunikasi
ini tidak tepatuntuk diterapkan karena klien dewasa mempunyai
8
komitmen berdasarkan sikap dan pengetahuannya yang tidak
mudah dipengaruhi oleh perawat.Pada kasus ini lebih tepat
apabila diterapkan dimensi suka (hue)dalam kadar tertentu,
sebatas untuk sarana penyampaian pesan profesional. Model ini
ditekankan pada pentingnya hubungan dalam membantu klien
pada pelayanan kesehatan secara langsung.
c. Model Interaksi King
Model interaksi king menekankan arti proses komunikasi
antara perawat dan klien dengan mengutamakan penerapan sistem
perspektif untuk mengilustrasikan profesionalisme perawat dalam
memberikan bantuan kepada klien.Model ini menekankan arti
penting interaksi berkesinambungan diantara perawat dan klien
dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien
berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi.Interaksi merupakan
proses dinamis yang melibatkan hubungan timbal balik antara
persepsi, keputusan, dan tindakan perawat-klien.
Umpan balik pada model ini menunjuknya arti penting
hubungan antara perawat dan klien.Komunikasi berdasarkan
model interaksi King lebih sesuai diterapkan pada klien dewasa
karena model ini mempertimbangkan faktor intrinsik dan
ekstrinsik klien dewasa yang bertujuan untuk menjalin transaksi.
Umpan balik yang terjadi bermanfaat untuk mengetahui hasil
informasi yang disampaikan diterima dengan baik oleh klien.
d. Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antaraprofessional
kesehatan-klien. 3 faktor utama dalam proseskomunikasi
kesehatan yaitu :
1. Relationship,
2. Transaksi, dan
3. Konteks.
Hubungan relationship dikondisikan untuk hubungan
interpersonal, bagaimana seorang professional dapat meyakinkan
9
orang tersebut. Profesional kesehatan adalah seorang yang
memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, training dan
pengalaman dibidang kesehatan. Klien adalah individu yang
diberikan pelayanan. Orang lain penting untuk mendukung
terjadinya interaksi khususnya mendukung klien untuk
mempertahankan kesehatan. Konteks yaitu komunikasi kesehatan
yang memiliki topik utama tentang kesehatan klien dan biasanya
disesuaikan dengan tempat dan situasi.
Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa model
komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien dewasa,karena
professional kesehatan (perawat) memperhatikan karekterisitik
dari klien yang akan mempengaruhi interaksinyadengan orang
lain. Transaski yang dilakukan secara berkesinambungan, tidak
statis dan umpan balik. Komunikasi inijuga tidak melibatkan
orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatan klien. Konteks
komunikasi disesuaikan dengan tujuan,jenis pelayanan yang
diberikan.
Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa memerlukan
suatu aturan tertentu seperti : sopan santun, bahasa
tertentu,melihat tingkat pendidikan, usia, faktor, budaya, nilai
yang dianut,faktor psikologi dll, sehingga perawat harus
memperhatikan hal-haltersebut agar tidak terjadi kesalah
pahaman. Pada komunikasi padaorang dewasa diupayakan agar
perawat menerima sebagaimana manusia seutuhnya dan perawat
harus dapat menerima setiap orang berbeda satu dengan yang lain.
Berdasarkan pada hal tertentu diatas, model konsep komunikasi
yang tepat dan dapat diterapkan pada klien dewasa adalah model
komunikasi ini menunjukan hubungan relationship yang
memperhatikan karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim
dan penerima, serta adanya umpan balik untuk mengevalusi
tujuan komunikasi.
10
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk
mempengaruhi tingkah laku manusia kearah yang lebih baik
sehingga perawat perlu untuk menguasai teknik dan model
konsep komunikasi yang tepat untuk setiap karakteristik klien.
Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
yangmenetap dalam dirinya yang sukar untuk dirubah dalam
waktusingkat sehingga perlu model komunikasi yang tepat agar
tujuan dapat tercapai.
Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa
adalah model interaksi king dan model komunikasi kesehatan
yangmenekankan hubungan relationship yang saling memberi
danmenerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah
informasi yang disampaikan sesuai dengan yang ingin dicapai.
11
2.3 Aplikasi Komunikasi Teraupetik sesuai kasus
Pasien a dengan umur 45 tahun menderita stroke ringan yang membuat
pasien ini mengalami gangguan komunikasi verbal.
a. Pra Interaksi
1. Evaluasi diri
pengalaman interaksi dengan klien yang negatif/buruk/tidak
menyenangkan seperti bagaimana pada komunikasi pasien
2. Interaksi
Tahapan hubungan berikutnya: mengkaji / observasi / pemantauan atau
tindakan keperawatan terminasi seperti mengukur TTV pasien untuk
menentukan gejala penyakit yang dirasakan
3. Rencana Interaksi
Teknik komunikasi apa yang akan diterapkan yaitu terapi wicara untuk
membuat pasien lebih jelas ketika berkomunikasi dengan sesama dan
lebih nyaman ketika berinteraksi
b. Fase Perkenalan atau Orientasi
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri perawat
c. Mengenalkannama klien
d. Menyepakati Pertemuan
e. Menghadapi kontrak
f. Memulai percakapan awal
g. Menyepakati Masalah klien
c. Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan keperawatan klien yang terkait erat
dengan pelaksaan rencana tindakan perawatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.Dalam kasus diatas perawat mulai
melakukan terapi kepada pasien untuk kesembuhan dari pasien itu sendiri
12
d. Fase Terminasi
a. Terminasi awal
Yaitu merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan Klien.Disini
Perawat mencatat terkait bagaimana kondisi pertemuan dengan klien
b. Terminasi Akhir
Terminasi akhir terjadi jika klien akan pulang dari rumah sakit atau
perawat selesai praktek dirumah sakit.Perawat mulai melakukan evaluasi
hasil,tindak lanjut,dan kontrakyang akan datang dengan pasien dengan
menderita stroke ringan
SOP
1. Tujuan
a. membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila pasien percaya pada hal yang diperlukan
b. mengurangi keraguan membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya
c. mempengaruhi orang lain lingkungan fisik dan dirinya sendiri
2. Pra Interaksi
Pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan
berkomunikasi dengan klien. Anda perlu mengevaluasi diri tentang
kemampuan yang anda miliki. Jika saudara telah siap, maka anda perlu
membuat rencana interaksi dengan klien.
a. Evaluasi diri
Adakah pengalaman interaksi dengan klien yang
negatif/buruk/tidak menyenangkan. Jika ada lakukan dengan
koreksi dengan cara membaca cara-cara berhubungan dengan
13
klien. Konsultasi dengan pembimbing klinik,diskusi dengan
teman sekelompok.Bagaimana tingkat kecemasan. Jika cemas
ringan, lakukaninteraksi. Jika cemas sedang, usahakan sampai
anda dapat mengatasi kecemasan.
b. Interaksi
Berikut perlu di tetapkan tahapan hubungan anda
berikutnya: mengkaji / observasi / pemantauan atau tindakan
keperawatan terminasi.
c. Rencana interaksi
Teknik komunikasi apa yang akan diterapkan,kaitkan
dengan tujuan anda melakukan hubungan dengan klien. Hal
iniberhubungan dengan tahapan hubungan yang akan
dilakukan.Teknik observasi apa yang perlulakukan selama
berhubungan dengan klien.
3. Fase perkenalan atau Orientasi
a. Fase perkenalan. Perkenalan merupakan kegiatan yang pertama kita
lakukan pertamakali bertemu dengan klien. Hal yang perlu
dilakukan adalah:
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri perawat
3. Mengenalkannama klien
4. Menyepakati Pertemuan
5. Menghadapi kontrak
6. Memulai percakapan awal
7. Menyepakati Masalah klien
4. Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan keperawatan klien yang terkait
erat dengan pelaksaan rencana tindakan perwatan yang akan
dilaksanakan sesui dengan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tindakan keperawatan yaitu :
a. Meningkatkan pengertian dan pengenalan klien akan
dirinya,perilaku,perasaan, dan pikirannya,
14
b. Mengembangkan,mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
klien secara mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan
ini sering disebut juga tujuan afektif dan psikomotor.
c. Melaksanakan pendidikan kesehatan. Jelaskan tentang merawat tali
pusat bayi baru lahir, jelaskandengan alat bantu (lembar balik atau
leaflet atau booklet).
d. Melaksanakan kolaborasi.
e. Melaksanakan observasi dan monitoring.
5. Fase Terminasi
a. Terminasi sementara
Yaitu merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan
Klien.Terminasi terbagi menjadi:
1) Evaluasi hasil
2) Tindak Lanjut
3) Kontrak yang akan datang
b. Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika klien akan pulang dari rumah sakit
atau perawat selesai praktek dirumah sakit.
1) Evaluasi hasil
2) Tindak lanjut
3) Kontrak yang akan datang
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari
penyembuhan (As Hornby dalam Intan, 2005). Maka di sini dapat diartikan
bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses
penyembuhan. Dan komunikasi terapeutik merupakankomunikasi
professional bagi perawat.Pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi
solasi di mana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan
cinta kasih, minat masalah dengan orang lain.
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan mempertahankan dan
meningkatkan kontak dengan orang lain
16
DAFTAR PUSTAKA
17