Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

MENSTRUASI

Dosen Pembimbing:
Rini Ambarwati S. Kep., N.s., M. Si
Disusun Oleh:
Ahmad Rofiq Wahyu Kurniawan
NIM. P27820720049

PENDIDIKAN PROFESI NERS JENJANG SARJANA TERAPAN

KEPERAWATAN SOETOMO POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Anatomi Fisiologi Menstruasi

Disusun Oleh : Ahmad Rofiq Wahyu Kurniawan


NIM : P27820720049

Jurusan : Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan Keperawatan


Tingkat 1

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan
judul menstruasi telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan
oleh ibu dosen.

Surabaya, 20 Januari 2021

Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan

(Ahmad Rofiq Wahyu K) (Rini Ambarwati S. Kep., N.s., M. Si)

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
BAB Ⅰ.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN....................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan................................................................................................................6
1.4 Manfaat..............................................................................................................6
BAB Ⅱ......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
2.1 Pengertian Menstruasi........................................................................................7
2.2. Sindrom Pra-Haid..............................................................................................8
2.3 Siklus Menstruasi.............................................................................................10
2.4 Daur Menstruasi dan Tanda dan Gejala Menstruasi........................................16
2.6 Hubungan Hipotalamus dan Hipofisis.............................................................20
BAB Ⅲ...................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
3.1 Kesimpulan......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

3
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan tepat waktunya. Tugas ini kami buat untuk melatih kami agar dapat
membuat makalah yang baik dan benar. Karena hasil yang memuaskan
membutuhkan kerja keras dan bersungguh-sungguh. Kami sadar apabila di dalam
maklah ini masih banyak kesalahan penulisan dan tanda baca yang jauh dari
harapan dosen pembimbing. Namun sebagai awal pembelajaran dan penambah
semangat belajar tidak ada salahnya jika kami mengucapkan rasa syukur dan
hamdalah.

     Terima kasih kepada dosen telah mempercayai kami untuk mengerjakan tugas
ini. Kesalahan yang ada di dalam makalah ini bukanlah disengaja namun karena
kekhilafan, kelupaan dan kurang ketelitian kami dalam mengerjakannya. Kami
telah berusaha dan semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini
selengkap-lengkapnya. Kami telah berusaha dan semaksimal mungkin untuk
memberikan makalah ini selengkap-lengkapnya dan sebaik-baiknya. Saya harap
dosen dan teman-teman dapat menerima makalah dari kami ini.

Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran


dan komentarnya. Demikian,  saya harap makalah ini berguna untuk dapat
menambah ilmu dan referensi  teman-teman sekalian.

Penyusun

4
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan


pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Haid atau menstruasi
merupakan suatu tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang
siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya
haid yang baru.

Biasanya, periode pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13. Namun,


beberapa anak perempuan mulai mengalami masa haid pada usia 8 atau 9
tahun, sedangkan yang lain mungkin lebih lama, sekitar umur 15 atau 16
tahun. Jika haid tidak terjadi pada saat seorang gadis sudah mencapai usia 16,
sebaiknya ia segera menghubungi dokter untuk evaluasi. Haid biasanya
dimulai sekitar 2 1/2 tahun setelah payudara gadis mulai berkembang, dan
berkenaan dengan perkembangan pinggang dan rambut di sekitar vagina.

Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus


haid yang normal atau siklus dianggap sebagai siklus yang klasik ialah 28
hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi
juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar,
siklusnya selalu tidak sama. Lebih dari 90% wanita mempunyai siklus
menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh
hormon-hormon reproduksi.

Lama haid biasanya antara 3 – 6 hari, ada yang 1 – 2 hari dan diikuti darah
sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita
biasanya lama haid itu tetap. Kurang lebih 50% darah menstruasi dikeluarkan
dalam 24 jam pertama. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis fungsional,
exudat inflamasi, sel darah merah, dan enzym proteolitik.

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui apakah pengertian menstruasi ?


2. Mengetahui siklus menstruasi ?
3. Mengetahui siklus daur menstruasi ?
4. Mengetahui hubungan hipotalamus dan hopofisis?
1.3 Tujuan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian

menstruasi (haid), gambaran tentang siklus menstruasi, dan hubungan antara

hipotalamus & hipofisis .

1.4 Manfaat

Manfaat dari disusunnya makalah dengan judul “Anatomi Fisiologi Menstruasi”


ini adalah untuk memahami mengenai Anatomi Fisiologi Menstruasi.

6
BAB Ⅱ

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,


disertai pelepasan endometrium.
Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran darah dan sel-sel secara
periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita.
Menstruasi adalah situasi pelepasan endometrium dalam bentuk serpihan
dan perdarahan akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun
dan berhenti sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang segera diikuti
vasodilatasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang terjadi setiap bulan secara terus menerus disebut sebagai siklus
menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung
hingga menopause (sekitar usia 45- 55 tahun). Normalnya menstruasi berlangsung
selama 3-7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita
memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28
hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa
menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi
sampai hari dimana perdarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang
kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum
perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

7
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan
tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa
tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan hipotalamus,
kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur , lapisan sel
rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong
bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi
sinyal pada telur didalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama
kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak
menuju tuba falopii dan menuju ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma
pada saat berhubungan intim, lapisan rahim akan berpisah dari dinding dan mulai
luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal
sebagai periode menstruasi yang berlangsung srkitar 3-7 hari. Bila seorang wanita
mengalami kehamilan maka, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena
itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu)
bahwa seorang wanita sedang hamil. kehamilan dapat di konfirmasi dengan
pemeriksaan darah sederhana.

2.2. Sindrom Pra-Haid

Premenstrual syndrom (PMS) atau sindrom prahaid adalah kondisi yang


terjadi sebelum wanita datang bulan. Gejala-gejala PMS bisa memengaruhi fisik,
mental, dan emosional.

Siklus menstruasi wanita rata-rata adalah 28 hari. Sementara itu, ovulasi,


yaitu periode ketika sel telur dilepaskan dari indung telur, terjadi pada hari ke-14
dari siklus. Menstruasi pada hari ke-28 dari siklus. 

Gejala PMS dapat dimulai sekitar hari ke-14 dan berlangsung hingga tujuh
hari setelah menstruasi dimulai. Gejala sindrom prahaid biasanya ringan sampai
sedang. Tingkat keparahannya pun bervariasi, tergantung individu masing-masing

Gejala PMS yang bisa dilihat secara fisik berupa:

1. Emosi menjadi lebih cepat marah dan kesal

8
2. Pusing atau pingsan

3. Suasana hati yang cepat berubah

4. Sakit kepala

5. Nyeri pada payudara, pembengkakan payudara

6. Rendahnya hasrat berhubungan seksual

7. Konstipasi atau diare

8. Pembengkakan pada pergelangan kaki, tangan,

9. Jerawat.

Gejala-gejala yang merupakan perubahan perilaku di antaranya depresi, stres,


merasa kecemasan, cepat menangis, dan sulit untuk konsentrasi. Gejala fisik
lainnya juga termasuk pembengkakan di sekitar abdomen dan kelelahan. Gejala
PMS terkadang ringan dan tidak terdeteksi, namun terkadang ada juga yang berat
dan sangat jelas terlihat.

Bagi sebagian orang, rasa sakit secara fisik dan stres emosional yang cukup
parah memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Namun, apapun keparahan
gejalanya, tanda dan gejala biasanya menghilang dalam waktu empat hari setelah
periode menstruasi dimulai. 

Namun pada sebagian kecil wanita, gejala prahaid membuat mereka tidak bisa
melakukan apapun. Bentuk PMS ini disebut gangguan dysphoric pramenstruasi
atau premenstrual dysphoric disorder (PMDD). 

Tanda dan gejala PMDD termasuk depresi, perubahan suasana hati,


kemarahan, kegelisahan, perasaan kewalahan, sulit berkonsentrasi, mudah marah,
dan tegang

9
2.3 Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus


ovarium(indug telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal,
sedangkan siklus uterus dibagi menjadi 4 fase, yaitu : fase menstruasi, fase post
menstruasi fase intermenstruum dan fase pramenstruum.
Perubahan didalam rahim merupakan respon terhadap perubahan
hormonal. Rahim terdiri atas 3 lapisan yaitu, perimetrium (lapisan terluar rahim),
miometrium (lapisan otot rahim yang terletak dibagian tengah) dan endometrium
(lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yang berperan di dalam
siklus menstruasi. Siklus menstruasi dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium
sebagai berikut :

1. Siklus uterus

Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus-


endometrium. Pada akhir fase mentruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan
memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti
sesaat dan kelenjar endometrium menjadi lebih aktif-fase sekresi.

10
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi  dalam
uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara
hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan
perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale,
stadium ini berlangsung 4 hari. Potongan-potongan endometrium dan  lendir akan
keluar ketika menstruasi, darah menstruasi tidak membeku karena adanya fermen
yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan - potongan mukosa. 
b) Fase post menstruasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur -
angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel
- sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm,
stadium ini dimulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± selama 4 hari.

c)   Fase intermenstruum atau stadium proliferasi


Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal  ± 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi
dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :

1) Fase proliferasi dini 

Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase


ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel,
terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar ini kebanyakan lurus, pendek dan

11
sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi : sel - sel
kelenjar mengalami mitosis.

Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase  menstruasi dimana


terlihat perubahan - perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk
kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel -
selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan - tonjolan
anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relatif
sedikit.
2)  Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar  yang tidak rata dan dengan banyak
mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma
bertumbuh aktif dan padat.

d)   Fase pramenstruasi atau stadium sekresi


Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28.
Pada fase ini endometrium kira - kira  tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar
berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin
lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang
kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi
dalam 2 tahap, yaitu :

1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
sebelumnya karena kehilangan cairan.
2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang
dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah
yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma
endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di
seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya
nidasi. Disamping itu dalam siklus menstruasi hormone sangat
berpengaruh diantaranya adalah yang dihasilkan gonadotropin hipofisis
yaitu : Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus

12
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan
glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap
asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur,
serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum
selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan
disebut korpus luteum.

Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh


hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH
merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas
terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat
berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan
folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat (solid)
tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.

Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis


untuk mengeluarkan prolaktin. Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin
terdiri dari satu rantai peptida dengan 198 asam amino dan sama sekali
tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu
hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan hormon
pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic hormone, TSH,
Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi
payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus
luteum.

2. Siklus Ovarium

13
Siklus indung telur (ovarium) terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler,
siklus ovulasi dan siklus luteal.

a. Fase Folikuler (hari 1-10)

Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memicu / merangsang
pertumbuhan 10 – 20 folikel namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’ yang menjadi
matang dan sisanya akan mengalami atresia.

Kadar FSH dan LH yang tinggi disebabkan oleh kadar estrogen dan progesteron
yang rendah pasca fase haid sebelumnya.

Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun akan kembali
meningkat setelah masuk fase proliferasi

b. Fase Folikuler (hari 9-14)

1. Folikel membesar dan membentuk ruang penuh cairan (ANTRUM) -


follicle d’graaf.
2. Follicle d’graaf : oosit dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel granulosa
yang disebut cumulus oophorus

14
3. Sejalan dengan maturasi folikel maka produksi estrogen (terutama
estradiol) oleh sel granulosa meningkat dan mencapai puncaknya 18
jam menjelang ovulasi.
4. Peningkatan estradiol menyebabkan penurunan FSH dan LH
( proses umpan balik negatif )

5. Siklus Ovarium : Ovulasi (hari 14)


6. Pembesaran folikel yang cepat dan diikuti dengan protrusi
permukaan cortex ovarium serta keluarnya oosit berikut dengan
cumulus oophorus (ovulasi).

7. Peristiwa ini kadang disertai rasa nyeri : mittelschmerz


8. Kadar estradiol yang meningkat dengan cepat menjelang ovulasi
menyebabkan kenaikan kadar LH secara mendadak dan penurunan
FSH pada pertengahan siklus (mekanisme umpanbalik positif )
9. Sesaat sebelum ovulasi : kadar hormon estrogen menurun dan
progestron naik secara mendadak.

3. SIKLUS OVARIUM : FASE LUTEAL (hari 15-28)

A. Sel-sel granulosa dari sisa folikel yang telah mengalami ovulasi mengalami
luteinisasi dan sisa folikel berubah menjadi CORPUS LUTEUM
B. Pada pasca ovulasi, corpus luteum merupakan sumber estrogen dan
progesteron utama dari ovarium
C. Bila terjadi konsepsi, struktur corpus luteum dipertahankan oleh hCG yang
dihasilkan oleh hasil konsepsi.

15
D. Bila tidak terjadi konsepsi, corpus luteum mengalami regresi dan siklus haid
akan dimulai kembali.
E.

2.4 Daur Menstruasi dan Tanda dan Gejala Menstruasi

Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat
masa menstruasi :

a) Kram perut
b) Nyeri payudara
c) Perubahan suasana hati
d) Timbul jerawat
e) Tekanan pada panggul
f) Sakit punggung
g) Sakit kepala dan Kelelahan
h) Kesulitan Berkonsentrasi

2.5 Gangguan Menstruasi

16
a. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)

Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu


minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang
sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai
haid berhenti.

Salah satu penyebab utama premenstrual tension adalah faktor


kejiwaan, masalah dalam keluarga dan masalah sosial.  Jika ditinjau dari
aspek anatomi penyebab esensial dari gangguan tersebut adalah adanya
defesiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone serta
ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan
dan natrium.

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di


dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi dan khususnya
gangguan mental. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh
ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitaminanti depresi
karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali
bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang
cukup dapat mengakibatkan depresi. Hormon lain yang dikatakan sebagai
penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin, yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan
progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang
terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang

17
mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami
sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic
acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem
reproduksi, sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.

b. Disminore

Disminore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai


membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering
bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas
marah.

Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab


gangguan disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi
sejenis zat yang disebut prostaglandin. Zat inilah yang menyebabkan
peningkatan frekuensi  kontraksi otot rahim sehingga menimbulkan nyeri
haid. Dikenal adanya disminore primer dan sekunder. Nyeri haid atau
disminorea ada dua macam : Nyeri haid primer, timbul sejak haid
pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah
stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika
dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock,
penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan
kondisi tubuh yang menurun. Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul
kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti
infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan
kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

18
c. Pendarahan Uterus Abnormal

a) Hipermenore

Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada


waktu menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang
jumlahnya banyak hingga 6-7 hari. Pada hipermenore perdarahan
menstruasi berlangsung sekitar 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih
dari 80ml. Jika ditinjau dari aspek anatomi, penyebab utama terjadinya
hipermenore adalah terhambatnya fase proliferasi pada dinding
endometrium, dikarenakan produksi hormone estrogen kurang optimal.

b) Amenore

Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore


adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih. Gangguan amenore
disebabkan tidak normalnya produksi FSH serta LH, dalam hal ini masing-
masing bertujuan untuk merangsang pertumbuhan folikel yang terdapat
pada ovarium hingga folikel matang dan mempercepat terjadinya ovulasi.

2.6 Hubungan Hipotalamus dan Hipofisis

Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).


Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland karena banyak menyekresikan
hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di
dalam tubuh. Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar
hipotalamus memerintahkan kelenjar hipofisis bagian depan dan belakang untuk
menghasilkan atau menghambat produksi hormon kelenjar endokrin lain sesuai
dengan kebutuhan. Hipotalamus sangat penting karena menjadi penghubung dan

19
pengatur komunikasi antara sistem hormon dan sistem saraf. Selain itu, berperan
juga dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hipotalamus
dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua cara, yaitu dengan
impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon. Misalnya, jika tekanan darah
turun, hipotalamus mengirimkan implus saraf ke kelenjar hipofisis bagian depan.
Akbatnya, hipofisis menyekresikan ADH (antidiuretic hormone) yang
menyebabkan tekanan darah naik. Hipotalamus juga dapat mengeluarkan hormon
yang disebut releasing hormone dan inhibiting hormone.

Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormon


tertentu. Inhibiting hormone menekan kelenjar hipofisis sehingga tidak
menyekresikan hormon tertentu. Dari 9 jenis hormon yang disekresikan kelenjar
hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan (anterior) hipofisis dan 2 lainnya
oleh bagian belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis posterior tersusun
atas jaringan saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari hipotalamus. Kelenjar
hipofisis anterior tersusun atas sel-sel endokrin yang menyintesis dan
menyekresikan beberapa hormon ke dalam darah.

a. Hipofisis Anterior

Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut :

1) FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan


folikel de Graaf tempat sel telur berada.
2) LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan
sel gonad pada wanita.
3) ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan
merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4) TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid
mengeluarkan hormon tiroksin.
5) Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang
menyusui.
6) GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh
lainnya dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7) Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa
sakit.

b. Hipofisis Posterior
Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai
berikut :
1) ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh
melalui mekanisme pengeluaran urine.

20
2) Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim
pada saat seorang wanita melahirkan. Proses terjadinya haid sangat
tergantung pada Mekanisme Umpan Balik antara Hipotalamus-Pituitary-
Ovarium (HPO Axis). Hipotalamus menghasilkan GnRH yang
merangsang Kelenjar Hipofisis (pituitary) untuk mengeluarkan FSH
(follicle stimulating hormone) yang berfungsi mematangkan folikel dan
LH (luteinizing hormone) yang berperan dalam proses ovulasi. Dalam
setiap siklus, folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah lebih
dari satu, namun dalam perjalanannya, hanya ada satu folikel yang
disiapkan untuk ovulasi, sementara yang lain mengalami atresia. Folikel
yang matang tersebut mengluarkan hormon estrogen, oleh karena itu kadar
hormon estrogen dalam awal siklus relatif meningkat.

Meningkatnya estrogen menyebabkan negative feedback pada FSH.


Sedangkan pada LH, menyebabkan positive feedback. Oleh karena itu, saat
estrogen mencapai puncaknya, akan terjadi LH Surge (lonjakan LH) yang
menstimulasi terjadinya ovulasi pada pertengahan siklus. Pecahnya folikel
terjadi 16-24 jam setelah lonjakan LH. Lonjakan LH tersebut akan bertahan
selama 24 jam dan akan menurun pada fase luteal seiring dengan menurunnya
kadar estrogen. Menurunnya estrogen sendiri kemungkinan disebabkan oleh
berubahnya struktur folikel. Selanjutnya folikel menjadi corpus luteum yang
menghasilkan progesteron dan estrogen untuk menyiapkan endometrium
(menebal) bila terjadi konsepsi.

Bila terjadi konsepsi, selanjutnya corpus luteum akan dipelihara oleh hCG.
Bila tidak terjadi konsepsi, secara perlahan corpus luteum menjadi atresia
menjadi corpus albicans disertai dengan penurunan kadar estrogen dan

21
progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron memberikan negative
feedback pada hipotalamus dan hipofisis hingga memulai siklus baru.

22
BAB Ⅲ

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang


perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat
kandungan sebagai persiapan untuk kehamilan.
Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang
dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.

Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid


yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan
atau gejala-gejala fisik maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan
meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan
vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang
mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.

Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga
dengan siklus haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar
sekalipun. Siklus haid biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus
ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh
beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia.

Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium menstruasi,
stadium post menstruasi, stadium intermenstruasi dan stadium pramenstruasi.
Sekarang para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun diluar
rumah tidak perlu khawatir lagi karena mereka dapat mengatur siklus haid mereka
dengan cara mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormone estrogen
dan progesterone.

23
Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti
hipermenore, polimenorea, oligomenorea, amenorea, premenstrual mention,
mastalgia, disminorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering
dirasakan oleh setiap perempuan.

24
DAFTAR PUSTAKA

http://docshare01.docshare.tips/files/28618/286187088.pdf

https://www.alodokter.com/mengenal-macam-macam-hormon-pada-wanita-
dan-fungsinya

https://hellosehat.com/wanita/menstruasi/pms-sindrom-prahaid/

https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-menstruasi

http://rahmawatifattah.blogspot.com/p/blog-page.html?m=1

http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/08/daur-menstruasi/

25

Anda mungkin juga menyukai