REPRODUKSI: MENSTRUASI
Disusun Karena :
Edy Riawan (11200016)
Tesi Noviana (1120034)
TINGKAT II REGULER
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat & kehendak-Nyalah
makalah yg berjudul Askep Ibu dgn Gangguan Reproduksi: menstruasi ini bisa diselesaikan
tepat pada waktunya.
Dlm penulisan makalah ini kami berlimpah menemukan kesulitan yg dikarenakan karena
kurangnya ilmu pengetahuan. Tapi, berkat dorongan & bimbingan aneka pihak, akhirnya
makalah ini bisa diselesaikan. Karena karena 1tu, kami mengucapkan berlimpah terima kasih
kepada :
1. Koordinator Mata Ajar Keperawatan Maternitas I, Ibu Titi Astuti, M.Kep., Sp.Mat
2. Teman-temanku & semua pihak yg sudah membantu secara langsung maupun tak langsung yg
tak bisa disebutkan satu per satu.
Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa yg pengetahuannya belum seberapa & masih butuh
berlimpah belajar dlm penulisan makalah ini, bahwa makalah ini masih berlimpah memiliki
kekurangan. Karena karena 1tu, kami mengharapkan adanya kritik & saran yg positif & memiliki
sifat membangun agar makalah ini memiliki daya guna di masa yg mau datang.
Harapan kami, gampang-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca & rekan
mahasiswa.
Bandarlampung, 19 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR
ISI
..
. ii
BAB I PENDUHULUAN
1.1
Latar
Belakang. 1
1.2 Rumusan Kasus..
2
1.3
Tujuan
.. 3
1.4
Manfaat
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
Menstruasi5
2.2
Siklus
Menstruasi5
2.3 Gangguan dlm Menstruasi....4
2.3.1
Pengertian..
. 7
2.3.2 Macam Gangguan Menstruasi.... 7
2.3.2.1 Premenstrual Tension (ketegangan prahaid)....7
2.3.2.2 Disminorea...... 9
2.3.2.3 Perdarahan Uterus Abnormal.. 12
1). Hipermenore (menorraghia).. 12
2). Amenore.. 15
3). Hipermenorhoe (kriptomenorrhea). 21
4). Polimenorea (epimenoragia).. 21
5). Oligomenorrhoe .. 21
6). Metroragia 22
7). Mestodinia / Mastalgia.22
BAB III PEMBAHASAN KASUS
PROSES KEPERAWATAN.23
BAB IV PENUTUP
3.1
Kesimpulan...
29
3.2
Saran.
.30
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menstruasi / haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah & sel-sel tubuh dari vagina
yg berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas & menandai kemampuan
seorang wanita buat mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain bisa
membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 & 16 tahun, tergantung
pada aneka faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, & berat tubuh relatif terhadap cukup
tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan hingga wanita mencapai usia 45
50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan & pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari
kemampuan wanita buat bermenstruasi dijuluki menopause & menandai akhir dari masa-masa
kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi ialah 28 hari, tapi berkisar antara
21 hingga 40 hari. Panjang daur bisa bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yg berbeda dlm
hidupnya, & bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada aneka hal, termasuk kesehatan fisik,
emosi, & nutrisi wanita tersebut.
Menstruasi mewujudkan/adalah bagian dari proses reguler yg mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya buat kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yg dikendalikan karena
interaksi hormon yg dikeluarkan karena hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, & indung
telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim semenjak berkembang & menebal. Lapisan ini
berperan sebagai penyokong bagi janin yg sedang tumbuh kalau/jika wanita tersebut hamil.
Hormon memberi sinyal pada telur di dlm indung telur buat semenjak berkembang. Tak lama
lalu, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita & semenjak bergerak menuju tuba Falopii
terus ke rahim. Kalau/jika telur tak dibuahi karena sperma pada saat berhubungan intim (/ saat
inseminasi buatan), lapisan rahim mau berpisah dari dinding uterus & semenjak luruh serta mau
dikeluarkan lewat vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (/
mens, / haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Kalau/jika seorang wanita menjadi
hamil, menstruasi bulanannya mau berhenti. Karena karena 1tu, menghilangnya menstruasi
bulanan mewujudkan/adalah gejala (walaupun tak kerap kali) bahwa seorang wanita sedang
hamil. Kehamilan bisa di konfirmasi dgn pemeriksaan darah sederhana.
1.2. Rumusan Kasus
1. Ap4k4h pengertian menstruasi ?
2. Bagaimana siklus menstruasi ?
3. Ap4k4h pengertian dari gangguan dlm menstruasi ?
4. Ap4k4h pengertian dari macam macam gangguan dlm menstruasi ?
5. Bagaimana patofisiologi dari macam macam gangguan dlm menstruasi ?
6. Bagaimana manifestasi klinis gangguan dlm mentruasi ?
Tujuan Umum
Tujuan khusus
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi ialah perdarahan vagina secara berkala dampak terlepasnya lapisan endometrium
uterus. Fungsi menstruasi normal mewujudkan/adalah hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, & ovarium dgn perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi
normal, ovarium memainkan peranan penting dlm proses ini, karena tampaknya bertanggung
jawab dlm pengaturan perubahan perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan
et al, 1998).
Menstruasi ialah keluarnya darah lewat vagina, yg berasal dari rahim, berlangsung secara teratur,
sebagai aspek dari kerja hormon-hormon retorik (Yanto Kadarusman,2000).
Menstruasi ialah pelepasan dinding rahim (endometrium) yg diikuti dgn pendarahan & terjadi
setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yg terjadi terus menerus setiap
bulannya dijuluki sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun &
berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Normalnya,
menstruasi berlangsung selama 3 7 hari.
2.2. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita & hampir 90% wanita memiliki
siklus 25 35 hari & hanya 10-15% yg memiliki panjang siklus 28 hari, tapi beberapa wanita
memiliki siklus yg tak teratur & hal ini bisa menjadi indikasi adanya kasus kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan
dimulai dijuluki sebagai hari pertama yg lalu dihitung hingga dgn hari terakhir yaitu 1 hari
sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000 hingga
400.000 telur yg belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu / beberapa sel telur yg
tumbuh setiap periode menstruasi & sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel
telur tersebut sudah matang kian sel telur tersebut mau dilepaskan dari ovarium & lalu berjalan
menuju tuba falopi buat lalu dibuahi. Proses pelepasan ini dijuluki dgn OVULASI.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yg dijuluki Follicle
Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut
tumbuh didalam ovarium. Salah satu / beberapa sel telur lalu tumbuh lebih cepat daripada sel
telur lainnya & menjadi dominant hingga lalu semenjak memproduksi hormon yg dijuluki
estrogen yg dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dgn hormone FSH
membantu sel telur yg dominan tersebut tumbuh & lalu memberi signal kepada rahim agar
mempersiapkan diri buat menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut jg
menghasilkan lendir yg lebih berlimpah di vagina buat membantu kelangsungan hidup sperma
sesudah berhubungan intim.
Ketika sel telur sudah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dlm otak yg dijuluki dgn
Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dlm jumlah berlimpah & memicu terjadinya
pelepasan sel telur yg sudah matang dari dlm ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini,
sperma yg sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, kian sel telur tersebut memiliki kesempatan
yg besar buat dibuahi.
Sel telur yg sudah dibuahi membutuhkan beberapa hari buat berjalan menuju tuba falopi,
mencapai rahim & pada akhirnya menanamkan diri didalam rahim. Lalu, sel telur tersebut mau
membelah diri & memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormone
tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
Jika sel telur yg sudah dilepaskan tersebut tak dibuahi, kian endometrium mau meluruh &
terjadilah proses menstruasi.
2.3. Gangguan dlm menstruasi
2.3.1. Pengertian
Gangguan menstruasi ialah kelainan-kelainan pada keadann menstruasi yg bisa berupa kelainan /
kelainan dari jumlah darah yg dikeluarkan & lamanya perdarahan.
2.3.2. Macam macam gangguan menstruasi
2.3.2.1. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)
a. Pengertian
Keteganagan prahaid ialah keluhan-keluhan yg biasanya semenjak satu minggu hingga beberapa
hari sebelum datangnya haid & menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang
berlangsung terus hingga haid berhenti.
b. Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan
esterogen & progesteron dgn dampak retensi cairan & natrium, penambahan berat badan, &
kadang-kadang edema. Dlm hubungan dgn kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat
defisiensi luteal & pengurangan produksi progesteron.
Faktor kejiwaan, kasus dlm keluarga, kasus sosial, dll.jg memegang peranan penting. Yg lebih
gampang menderita tegangan prahaid ialah wanita yg lebih peka terhadap perubahan hormonal
dlm siklus haid & terhadap faktor-faktor psikologis.
c. Patofisiologi
Naiknya kadar esterogen & menurunnya kadar progesteron di dlm darah, yg mau menyebabkan
gejala-gejala deprese & khususnya gangguan mental. Kadar esterogen mau mengganggu proses
kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yg dikenal sebagai vitamin antidepresi karena
berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak & syaraf, &
kurangnya persediaan zat ini dlm jumlah yg cukup bisa membuat dampak depresi.
Hormon lain yg dikatakan sebagai penyebab gejala-gejala premenstruasi ialah prolaktin.
Prolaktin dihasilkan sebagai karena kelenjar hipofisis & bisa mempengaruhi jumlah esterogen &
progesteron yg dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yg terlalu berlimpah bisa
mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yg mengontrol produksi kedua hormon tersebut.
Wanita yg mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin bisa cukup tinggi /
normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin dampak kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi
prostaglandin ialah buat menata sistem reproduksi (menata efek hormon esterogen,
progesterone), sistem saraf, & sebagai anti peradangan.
d. Manifestasi klinis
Keluhan tersusun dari gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala,
perut kembung, mual, pembesaran & rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yg berat
terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, & peningkatan gejala-gejala-gejal fisik
tersebut diatas.
e. Terapi
Progesteron sintetik dosis kecil bisa diberikan selama 8 jam hingga 10 hari
sebelum haid
Disminorea ialah nyeri haid menjelang / selama haid, hingga membuat wanita tersebut tak bisa
bekerja & wajib tidur. Nyeri kerap kali bersamaan dgn rasa mual, sakit kepala, perasaan mau
pingsan, lekas marah. Dikenal adanya disminore primer & sekunder.
Nyeri haid / disminorea ada dua macam :
Muncul sejak haid pertama & mau pulih sendiri dgn berjalannya waktu, tepatnya sesudah
stabilnya hormon tubuh / perubahan posisi rahim sesudah menikah & melahirkan. Nyeri haid 1tu
normal, tapi bisa berlebihan jika dipengaruhi karena faktor psikis & fisik, & seperti stres, shock,
penyempitan pembuluh darah, penyakit yg menahun, minus darah, & keadann tubuh yg
menurun. Gejala-gejala tersebut tak membahayakan kesehatan.
Biasanya baru muncul lalu, yaitu jika ada penyakit / kelainan yg menetap seperti infeksi rahim,
kista / polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yg mengganggu organ &
jaringan di sekitarnya.
b. Etiologi
Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan terhadap
munculnya nyeri. Disminore primer umumnya diketemukan pada wanita dgn siklus haid
berovulasi. Penyebab tersering disminore sekunder ialah endometriosis & infeksi kronik
genitalia interna.
c. Patofisiologi
Kalau/jika tak terjadi kehamilan, kian korpus luteum mau mengalami regresi & hal ini mau
membuat dampak menurunnya kadar progesteron. Menurunnya ini mau membuat dampak
labilisasi membran lisosom, sehingga gampang pecah & melepaskan enzim fosfolipase A2.
Fosfolipase A2 ini mau menghidrolisis senyawa fosfolipid yg ada di membran sel endometrium
menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat bersama dgn kerusakan endometrium
mau merangsang kaskade asam arakhidonat yg mau menghasilkan prostaglandin, diantaranya
PGE2 & PGF2 alfa. Wanita dgn disminorea primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE &
PGF2 alfa di dlm darahnya, yg mau merangsang miometrium dgn dampak terjadinya
peningkatan kontraksi & distrimi uterus. Hasilnya mau terjadi menurunnya aliran darah ke uterus
& ini mau membuat dampak iskemia. Prostaglandin sendiri & endoperoksid jg menyebabkan
sensitisasi & selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus
pelvicus terhadap rangsang fisik & kimia.
Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi
uterus / adanya IUD bisa menyebabkan kram pada uterus sehingga muncul rasa nyeri
d. Manifestasi klinis
Disminore Primer
Nyeri berkembang/berubah naik pada hari pertama & kedua saat haid
Kerap kali diikuti nausea, muntah, diare, kelelahan, & nyeri kepala
Disminore Sekunder
Neri dimulai saat haid & berkembang/berubah naik bersamaan dgn keluarnya darah
e. Terapi
Butuh dijelaskan kepada penderita bahwa disminore ialah gangguan yg tak berbahaya buat
kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan & diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan,
lingkungan penderita. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yg cukup, & olahraga
mungkin berguna. Kadang-kadang dibutuhkan psikoterapi.
Dewasa ini sudah berlimpah beredar obat-obat analgesik yg bisa diberikan sebagai terapi
simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, dibutuhkan istirahat di tempat tidur & kompres panas pada
perut bawah buat mengurangi penderitaan.
Obat analgesik yg kerap kali diberikan ialah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, & kafein.
Obat-obat paten beredar di pasaran ialah antara novalgin, ponstan, acet-aminophen &
sebagainya.
Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini memiliki sifat sebentar dgn maksud
buat membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminore primer, / buat memungkinkan
penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tiada gangguan. Tujuan ini bisa
dicapai dgn pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
Memegang peranan yg makin penting terhadap disminore primer. Termasuk disini indometasin,
ibuprofen, & naproksen dlm minus lebih 70% penderita bisa disembuhkan / mengalami
berlimpah perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid semenjak 1 hingga 3 hari
sebelum haid & pada hari pertama haid.
2.3.2.3. Perdarahan Uterus Abnormal
1) Hipermenore (Menorraghia)
a. Pengertian
Hipermenore ialah perdarahan berkepanjangan / berlebihan pada waktu menstruasi teratur. Bisa
dijuluki jg dgn perdarahan haid yg jumlahnya berlimpah hingga 6-7 hari, ganti pembalut 5-6
kali/hari tetapi masih memiliki siklus-siklus yg teratur.
Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10 hari dgn kehilangan
darah lebih dari 80ml
b. Etiologi
40-60% wanita yg mengaku mengalami perdarahan hebat saat haid tak ada patologi pada
sistem reproduksinya & hal ini dijuluki perdarahan uterus disfungsional.
Penyebab lokal seperti : myomata, endometril polip, uterus retro versi, first menstrual
period after childbirth or abortion (MPT), tumor sel granulosa di ovarium.
Sealama / sesudah menderita suatu penyakit / karena terlalu lelah, jg karena tonus otot
minus.
Hypertensi.
Decompensatio cordis.
c. Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yg
menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada
gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh & matur pada pertengahan siklus, pelepasan
leteinzing hormon (LH) & FSH menghasilkan ovulasi. Pertumbuhan folikel menghasilkan
esterogen yg berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Sesudah ovum dilepaskan
kadar FSH & LH rendah. Folikel yg sudah kehilangan ovum mau berkembang menjadi korpus
luteum, & korpus luteum mau mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi
endometrium buat berdeferemnsiasi & stabilisasi. 14 hari sesudah ovulasi terjadilah menstruasi.
Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai dampak dari menurunnya kadar
esterogen & progesteron dampak involusi korpus luteum.
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama sesudah menstruasi awal yg dikarenakan
karena HPO axis yg belum matang. Siklus anovulasi jg terjadi pada beberapa keadann patologis.
Pada siklus anovulasi, pertumbuhan folikel terjadi dgn adanya stimulasi dari FSH, tetapi dgn
berkurangnya LH, kian ovulasi tak terjadi. Hasilnya tak ada korpus luteum yg terbentuk & tak
ada progesteron yg disekresi. Endometrium berplroliferasi dgn cepat, ketika folikel tak terbentuk
produksi esterogen menurun & membuat dampak perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi
berlangsung dgn pendarahan yg normal, tapi ketidakstabilan poliferasi endometrium yg
berlangsung tak membuat dampak pendarahan hebat.
d. Manifestasi klinis
Menorrhagia yg berat bisa menyebabkan anemia.
Gejala-gejala lain yg bisa menyertainya diantaranya :
1)
Sakit kepala
2)
Kelemahan
3)
Kelelahan
4)
5)
Meriang
6)
Menurunnya konsentrasi
e. Terapi
Terapi spesifik buat menorrhagia diberikan berlandaskan :
1)
2)
Keadann sebelumnya
3)
Suplemen zat besi (jika keadann menorrhagia diikuti anemia, kelainan darah yg
3)
4)
5)
2) Amenore
a. Pengertian
Amenore bukan suatu penyakit tetapi mewujudkan/adalah gejala-gejala. Amenore ialah tak
adanya haid selama 3 bulan / lebih.
Klasifikasi amenore :
1) Amenore primer, tejadi apabila seseorang wanita belum pernah mendapat menstruasi & tak
boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai usia 18 tahun
2) Amenore sekunder ialah hilangnya haid selama menarche
3) Amenore yg normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama
menyusui & sesudah menapause.
b. Etiologi
1. Tertundanya menarke ( menstruasi pertama )
2. Kelainan bawaan pada pada sistem kelamin ( misalnya tak memiliki rahim / vagina, adanya
sekat pada vagina, serviks yg sempit, lubang pada selaput yg menutupi vagina terlalu sempit /
himen imperforata )
3. Menurunnya berat badan yg drastis ( dampak kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa,
bulimia, & lain lain )
4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin
5. Kelainan kromosom ( misalnya sindroma Turner / sindroma
mengandung 1 kromosom X )
6. Obesitas yg ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
10. Sindroma feminisasi testis
11. Hermafrodit sejati
12. Penyakit menahun
13. Kekurangan gizi
14. Penyakit Cushing
15. Fibrosis kistik
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa ( tumor plasenta ) & sindrom Asherman
( pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim dampak infeksi / pembedahan )
c. Patofisiologi
Tak adanya uterus, baik 1tu sebagai kelainan / sebagai bagian dari sindrom hemaprodit seperti
testicular feminization, ialah penyebab utama dari amenore primer. Testicular feminization
dikarenakan karena kelainan genetik. Pasien dgn aminore primer yg dikarenakan karena
testicular feminization menganggap & menyampaikan dirinya sebagai wanita yg normal,
memiliki tubuh feminin. Vagina kadang kadang tak ada / mengalami kecacatan, tapi biasanya
terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong & tak terdapat uterus. Gonad,
yg secara morfologi ialah testis berada di kanal inguinalis. Keadann seperti ini menyebabkan
pasien mengalami amenore yg permanen.
Amenore primer jg bisa dikarenakan karena kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadann dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH
& SH dlm serum. Hasilnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus
terhadap ovarium buat melepaskan estrogen & progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen &
progesteron mau menyebabkan tak menebalnya endometrium karena tak ada yg merasang.
Terjadilah amenore. Hal ini ialah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus /
hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea mewujudkan/adalah salah satu penyebab amenore primer.
Hypergonadotropic amenorrhoea ialah keadann dimnana terdapat kadar FSH & LH yg cukup
buat menstimulasi ovarium tetapi ovarium tak mampu menghasilkan estrogen & progesteron.
Hal ini menandakan bahwa ovarium / gonad tak berespon terhadap rangsangan FSH & LH dari
hipofisis anterior. Disgenesis gonad / prematur menopause ialah penyebab yg mungkin. Pada tes
kromosom seorang individu yg masih muda bisa menunjukkan adanya hypergonadotropic
amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tak pernah mengalami menstrausi
& tak memiliki gejala seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tak berkembang &
hanya berwujud kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder dikarenakan karena faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium.
Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium bisa bekerja secara fungsional.
Amenore yg terjadi mungkin saja dikarenakan karena adanya obstruksi terhadap aliran darah yg
mau keluar uterus, / bisa jg karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan
androgen yg menyebabkan polycystic ovary syndrome.
PATHWAY AMENORE
c. Manifestasi klinis
Manifestasi klinisnya bervariasi, tergantung penyebabnya. Jika penyebabnya ialah kegagalan
mengalami pubertas, kian tak mau diketemukan gejala gejala pubertas seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut kemaluan & rambut ketiak serta perubahan wujud tubuh. Jika
penyebanya ialah kehamilan, mau diketemukan morning sickness & pembesaran perut.
Jika penyebabnya ialah kadar hoemon tiroid yg cukup tinggi kian gejalanya ialah denyut jantung
yg cepat, kecemasan, kulit yg hangat & lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, & lengan serta tungkai
yg lurus.
Gejala-gejala lainnya yg mungkin diketemukan pada amenore :
Sakit kepala
Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yg tak hamil & tak sedang menyusui )
Vagina yg kering
d. Terapi
Pengobatan buat kasus amenore tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebanya ialah
menurunnya berat badan yg drastis / obesitas, penderita dianjurkan buat menjalani diet yg tepat.
Jika penyebabnya ialah olah raga yg berlebihan, penderita dianjurkan buat menguranginya.
Jika seorang anak perempuan yg belum pernah mengalami menstruasi ( amenore primer ) &
selama hasil pemeriksaan normal, kian dikerjakan pemeriksaan setiap 3 6 bulan buat memantau
pertumbuhan pubertasnya.
Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi )
Manifestasi klinis
6). Metroragia
Pengertian
Ialah perdarahan yg tak teratur & tak ada hubungannya dgn haid.
Klasifikasi
1. Metroragia karena karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan.
Etiologi
1. Metroragia diluar kehamilan bisa dikarenakan karena luka yg tak sembuh; carcinoma
corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; dikarenakan karena psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor / ovarium yg polikistik) & kelainan gizi, metabolik, penyakit
akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; dampak korpus luteum persisten, kelainan
pelepasan endometrium, tekanan darah cukup tinggi, kelainan darah & penyakit akut
ataupun kronis.
Manifestasi klinis
Adanya perdarahan tak teratur & tak ada hubungannya dgn haid tapi keadann ini kerap kali
dianggap karena wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.
Terapi : kuretase & hormonal.
7).Mastodinia / Mastalgia
Pengertian
Ialah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Etiologi
Dikarenakan karena dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air & garam yg diikuti
hiperemia didaerah payudara.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
3.1 Misalnya Kasus
Nn.N berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dgn keluhan kolik abdomen pada hari
pertama, kedua & ketiga menstruasi, gampang merasa lelah, tekanan darah 90/60 mmHg,
merasa gelisah, pada saat melakukan aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat pucat & lemas.
3.2 Pengkajian
3.2.1 Keluhan utama: nyeri abdomen
3.2.2 Riwayat penyakit saat ini:
Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama hingga ketiga, pasien
mengeluh lemas & tak bisa melakukan aktivitas sehari hari.
3.2.3 Riwayat menstruasi:
Menarche usia: 12 th
Siklus: 28 hari
Banyaknya: normal
Lamanya: 7 hari
Keluhan: disminore
Breath
Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tak terdapat sesak nafas.
Blood
Tekanan darah rendah (90/60 mmHg), Akral basah & dingin
Brain
Menurunnya konsentrasi, Pusing, Sklera/ konjungtiva anemia
Bladder
Warna kuning & isi 1,5 L/hari
Bowel
Nafsu makan: baik, Porsi makan habis, Minum (1500cc/hari), Kebersihan mulut: bersih,
Mukosa: lembab, Tenggorokan: normal, Peristaltik (9x/menit), BAB (1x/hari), Konsistensi:
padat, Bau: Khas, Kuning kecoklatan.
Bone
Badan gampang capek, Nyeri pada punggung.
3.3.
Analisis Data
No. DATA
1
DS:
2
3
ETIOLOGI
MASALAH
Menstruasi
KEPERAWATAN
Nyeri akut
Intoleran aktivitas
Nyeri
dirasakan
berkembang/berubah
naik saat aktivitas
progesteron
Miometrium terangsang
Skala
nyeri
menunjukkan
dari
Iskemia
DO:
Wajah
menahan nyeri
tampak Pendarahan
Anemia
DS:
Pasien
Kelemahan
menyatakan
gampang lelah
Intoleran aktivitas
Menstruasi
Ansietas
DO:
Nyeri haid
Sclera/
Ansietas
konjungtiva
anemi
DS:
Px.
menyatakan
merasa gelisah
DO:
Pucat
Memperlihatkan
minus
inisiatif
3.4 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan dampak anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
3.5 Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
Tujuan:
Kriteria hasil:
INTERVENSI
1. Beri
lingkungan
RASIONAL
tenang
&
kurangi
1. Menaikkan
istirahat
&
menaikkan
kemampuan koping
2. Analgesik bisa menurunkan nyeri
3. Memudahkan
relaksasi,
terapi
non
farmakologi tambahan
3. Evaluasi & dukung mekanisme koping
px
5. Kompres hangat
Tujuan:
Kriteria hasil:
INTERVENSI
RASIONAL
1. Beri
lingkungan
tenang
&
perode
sebelum makan
2. Tirah baring lama bisa menurunkan
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
kemampuan
3. Menurunkan
membantu
penggunaan
energi
&
keseimbangan
supply
&
kebutuhan oksigen
Tujuan:
Kriteria hasil:
INTERVENSI
RASIONAL
pasien
membutuhkan
buat
mengidentifikasi/
perilaku
koping
yg
menaikkan
relaksasi;
membantu
menurunkan ansietas
penerimaan
kasus
stress
saat
ini,
1. hypermenore (berlimpah)
2. hypomenore (sedikit)
3. spotting (perdarahan bercak)
4.2 Saran
Saran yg bisa penulis sampaikan lewat makalah ini ialah:
a) Kepada setiap perempuan, agar kerap kali memperhatikan siklus haidnya, buat menghindari
terjadinya gangguan-gangguan yg berhubungan dgn haid.
b) Buat menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan buat melakukan
perubahan-perubahan diet / menata pola makan seperti yg sudah dijelaskan pada bab
pembahasan.
c) Kepada setiap manusia tua, terutama manusia tua perempuan, agar bisa menjelaskan tentang
haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, buat mengurangi rasa takut yg kerap kali dialami
karena anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yg pertama kali datang).
d) Kepada tenaga kesehatan, agar bisa menjelaskan mengenai segala hal yg berhubungan dgn
haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja & Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.
Burns, August,dkk. 2000. Pemberdayaan Wanita dlm Bidang Kesehatan. Yayasan Essentia
Medica: Yogyakarta.
Masland, Robert, dkk. 2004. Apa yg Ingin Diketahui Remaja tentang Seks. Bumi Aksara: Jakarta.
Shreeve, Caroline. 1993. Sindrom Pramenstruasi. Arcan Penerbit Umum: Jakarta.
Tan, Anthony. 2002. Wanita & Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Werner, David, dkk. 1999. Apa Yg Anda Kerjakan Kalau/jika Tak Ada Dokter. Yayasan Essentia
Medica & Andi Offset: Yogyakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:
Jakarta.
Winiastri, Virnye, dkk. 2002. Pengalaman Materi Membantu Remaja Menangani Dirinya.
Deputi Bidang KB & Kespro BKKBN: Jakarta.
Zein, Asmar Yetty, dkk. 2005. Psikologi Ibu & Anak. Fitramaya: Yogyakarta
http://elfriana.wordpress.com/2012/12/05/asuhan-keperawatan-pada-pasien-menstruasi/
Daftar pencarian:
askep gangguan menstruasi, pathway ganguan menstruasi menorrhagia, materi ajar patofisiologi
haid PPT, makalah sirkus mestruasi beserta etiologi diagnosa dan askep, LP gangguan
reproduksi pdf, diagnosa khas polimenore, asuha keperawatan mestruasi, askep perdarahan
uterus abnormal, askep pada lamanya menstruasi dan lamanya perdarahan, pathway tumor tiroid
Tagged Analisis Data, Asmar Yetty, BAB, Bumi Aksara Jakarta, Disminore Primer, Edy Riawan,
Fitramaya Yogyakarta, Fosfolipase A2, FSH, HPO, Hypopalsia Uteri, Ibu Titi Astuti,
INTERVENSI, LH, Penyakit Cushing, Perdarahan Anovulatoar, RASIONAL, Sindroma Praderwilli, Yanto Kadarusman, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Jakarta